Anda di halaman 1dari 3

Tokoh Ulama Nusantara

SYAIKH ABDUS SAMAD AL-PALIMBANI

A.Latar belakang syaikh abdus samad al- palimbani

 Syaikh Abdus Samad Al-Palimbani (1704-1789 M) Filsuf dan Ulama Tassawuf


dari Palembang Oleh Syamsul Noor Al-Sajidi yaikh Abdus Samad Al-Palimbani
dilahirkan pada 1116 Hijriyah (1704 Masehi) di Palembang. Al-Palimbani lahir dari
pasangan Syeikh Abdul Jalil bin Syaikh Abdul Wahab bin Syaikh Ahmad Al-Mahdani
dengan Radin Ranti. Ayahnya (Syaikh Abdul Jalil) adalah mubaligh asal Yaman yang
pada abad ke-18 menjabat sebagai Mufti di Kesultanan Kedah. Sedangkan ibunya
(Radin Ranti) adalah perempuan asal Palembang.memiliki ibu tiri bernama Wan
Zainab putri Sultan Kedah dan dua saudara tiri bernama Wan Abdullah dan Wan
Abdul Qadir dari pernikahan pertama sang ayah.

Syaikh Abdus Samad Al-Palimbani merupakan ulama ulama yang memiliki


peran penting dalam perkembangan islam di wilayah nusantara. Dalam data sejarah
di Masjid Al-Haram, Mekkah tercatat nama Al-Palimbani sebagai satu-satunya ulama
dari Nusantara yang mendapatkan kehormatan sebagai imam besar Masjid Al-
Haram. Beberapa kitab karangan Al-Palimbani sampai sekarang masih menjadi salah
satu kitab pokok tentang tassawuf yang dipelajari di berbagai pesantren di Thailand
bagian selatan dan Malaysia. 

Beliau meninggal tidak lama setelah tahun 1203 H/1788 M. Syaikh Al-
Palimbani meninggal dalam suatu peperangan antara Kesultanan Keddah dengan
kerajaan Siam, tetapi bukan yang dikatakan pada tahun 1244 H/1828 M.

B. Pendidikan syaikh abdus samad al- palimbani


Syaikh Abdus Samad mendapat pendidikan dasar dari ayahnya sendiri,
Syaikh Abdul Jalil, di Keddah. Kemudian Syaikh Abdul Jalil mengantar semua anaknya
ke pondok di Negeri Patani. Pada zaman itu memang Patani lah tempat menempa
ilmu-ilmu keislaman sistem pondok yang lebih mendalam lagi. Sistem pengajian
pondok di Patani pada zaman itu sangat terikat dengan hafalan matan ilmu-ilmu
Arabiyah yang terkenal dengan “Ilmu Alat Dua Belas”. Dalam bidang syariat Islam
dimulai dengan matan-matan fiqh menurut Mazhab Imam Syafi’i.
Kemudian ayah Syaikh Al-Palimbani mengantar anaknya ke Arab yaitu Mekkah dan
Madinah. Ia dikatakan menginjak dewasa ketika ‘berhijrah’ ke tanah Arab. Sejak
perpindahannya ke tanah Arab itu, Syaikh Al-Palimbani mengalami perubahan besar
berkaitan dengan intelektualitas dan spiritual. Dan tidak sia-sia, perjuangannya
menuntut ilmu di Masjidil Haram dan tempat-tempat lainnya, ‘mengangkat’ dirinya
menjadi salah seorang ulama Nusantara yang disegani dan dihormati di kalangan
ulama Arab, juga Nusantara.

C. Beberapa kitab karangan Sheikh Abdush Shamad al-Falimbani

1. Zahratul Murid fi Bayani Kalimatit Tauhid, 1178 H/1764 M.


2. Risalah Pada Menyatakan Sebab Yang Diharamkan Bagi Nikah, 1179 H/1765 M.
3. Hidayatus Salikin fi Suluki MaslakilMuttaqin, 1192 H/1778 M.
4. Siyarus Salikin ila ‘Ibadati Rabbil ‘Alamin, 1194 H/1780 M-1203 H/1788 M.
5. Al-‘Urwatul Wutsqa wa Silsiltu Waliyil Atqa.
6. Ratib Sheikh ‘Abdus Shamad al-Falimbani.
7. Nashihatul Muslimina wa Tazkiratul Mu’minina fi Fadhailil Jihadi wa Karaamatil
Mujtahidina fi Sabilillah.
8. Ar-Risalatu fi Kaifiyatir Ratib Lailatil Jum’ah
9. Mulhiqun fi Bayani Fawaidin Nafi’ah fi Jihadi fi Sabilillah
10. Zatul Muttaqin fi Tauhidi Rabbil ‘Alamin

D. Pemikiran Dakwah Syaikh ‘Abd Al-Samad Al-Palimbani

Pemikiran dakwah Syaikh al-Palimbani terdiri dari :


1. Ajakan untuk memiliki akhlak terpuji yaitu ikhlas beribadah hanya untuk Allah
SWT. Dan berkata benar dan mensucikan hati;
2. Ajakan memperbanyak zikir;
3. Ajakan untuk hormat kepada guru;
4. Ajakan untuk menjadi pribadi yang mengamalkan tarekat;
5. Ajakan untuk melakukan wirid-wirid;
6. Ajakan untuk memanfaatkan dunia untuk akhirat;
7. Ajakan untuk mempelajari ilmu tasawuf;
8. Ajakan untuk menerima kebenaran yang dapat mendekatkan diri kepada
Allah;
9. Ajakan untuk memperhatikan adab-adab

E. Murid-murid Syaikh ‘Abd Al-Samad Al-Palimbani

1. Kgs. H. Muhammad Zen


2. Kgs. H. Muhammad Akib bin Hasanuddin
3. Kgs. H. Muhammad Saleh bin Hasanuddin
4. Kgs. H. Makruf bin Hasanuddin
5. Kgs. H. Mahmud bin Kanan
6. Syaikh Dhiauddin al-Palimbani
7. Syaikh Abdul Jalil al-Jawi
8. Abdul Manan Termas
9. Syaikh Amrullah bin Abdul Khalik Mizjaji
10. Syaikh Yusuf bin Muhammad Aluddin Mizjaji

Anda mungkin juga menyukai