Anda di halaman 1dari 62

1

TEKNIK PEMBUATAN AKTA

Alwesius, SH, SpN, MKn


(Notaris, PPAT, Kabupaten Tangerang, Dosen)

Pembekalan Ujian Pengangkatan Notaris Bagi Anggota Luar Biasa


PENGURUS PUSAT IKATAN NOTARIS INDONESIA
Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta
Senin, 9 April 2018

BEBERAPA ISTILAH
2

1. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik
mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang
berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, sedangkan pejabat lain
hanya merupakan kekecualian.

2. Notaris Pengganti adalah seorang yang untuk sementara diangkat sebagai


Notaris untuk menggantikan Notaris yang sedfang cuti, sakit, atau untuk
sementara berhalanganb menjalan jabatannya sebagai Notaris.

3. Pejabat Sementara Notaris adalah seorang yang untuk sementara menjabat


sebagai Notaris untuk menjalankan jabatan dari Notaris yang meninggal dunia.

4. Akta Notaris yang selanjutnya disebut Akta adalah akta autentik yang dibuat
oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan
dalam UUJN

5. Akta Autentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh
undang-undang dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang
berkuasa untuk itu di tempat akta dibuatnya.

6. Minuta Akta adalah asli Akta yang mencantumkan tanda tangan para
penghadap, saksi, dan Notaris, yang disimpan sebagai bagian dari Protokol
Notaris.

7. Salinan Akta adalah salinan kata demi kata dari seluruh Akta dan pada bagian
bawah salinan Akta tercantum frasa "diberikan sebagai SALINAN yang sama
bunyinya".

8. Kutipan Akta adalah kutipan kata demi kata dari satu atau beberapa bagian
dari Akta dan pada bagian bawah kutipan Akta tercantum frasa "diberikan
sebagai KUTIPAN".

9. Grosse Akta adalah salah satu salinan Akta untuk pengakuan utang dengan
kepala Akta "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA", yang mempunyai kekuatan eksekutorial.
3

10. Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara
yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Protokol Notaris terdiri dari:


a. Minuta akta;
b. Buku daftar akta atau repertorium;
c. Buku daftar akta di bawah tangan yang penandatanganannya Dilakukan
di hadapan Notaris atau akta di bawah tangan yang didaftar;
d. Buku daftar nama penghadap atau klapper;
e. Buku daftar protes;
f. Buku daftar wasiat;
g. Buku daftar lain yang harus disimpan oleh Notaris berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4

NOTARIS DAN KEWENANGAN NOTARIS

Pasal 1 angka 1 jo Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun


2014 tentang Jabatan Notaris, sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 2 tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (UUJN) menentukan
bahwa notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat
akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta
otentik, sedangkan pejabat lain hanya merupakan kekecualian.
Jadi jelas bahwa Notaris adalah merupakan pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta otentik.
Disamping kewenangan untuk membuat akta otentik, Notaris juga
mempunyai kewenangan lainnya yang diatur di dalam Pasal 15 ayat 2
dan ayat 3 UUJN, antara lain:
1) Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal
surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
2) Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar
dalam buku khusus;
3) Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan
yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam
surat yang bersangkutan;
4) Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;
5) Memeberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan
akta;
6) Membuat akta yang berkaiatn dengan pertanahan; atau
7) Membuat akta risalah lelang.
5

RUANG LINGKUP KEWENANGAN NOTARIS

Wewenang Notaris meliputi :


1) Wewenang berkaitan dengan “Tempat”
Ini berarti Notaris harus mempunyai kewenangan di tempat
dimana akta itu dibuat.
Pasal 18 UUJN menentukan:
“(1) Notarismempunyai tempat kedudukan di daerah kabupaten
atau kota.
(2)Notaris
mempunyaiwilayahjabatanmeliputiseluruhwilayahprovinsi
dari tempat kedudukannya.”1
Berdasarkan ketentuan pasal 18 UUJN tersebut maka harus kita
bedakan antara “tempat kedudukan notaris” serta “wilayah
jabatan notaris”. Tempat kedudukan notaris adalah satu wilayah
kabupaten/kota dimaan ia berkantor, sedangkan wilayah jabatn
notaris meliputi satu wilayah provinsi yang meiputi tempat
kedudukan notaris.
Seorang notaris hanya mempunyai kewenangan untuk
menjalankan jabatannya di dalam wilayah jabatannya yaitu
dalam satu propinsi yang meliputi tempat kedudukan notaris
tersebut.
Notaris dilarang untuk menjalankan jabatannya diluar wilayah
jabatannya (Pasal 17 ayat 1 huruf a UUJN).
Pelanggaran akan hal tersebut mengakibatkan akta yang
bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti
akta yang dibuat di bawah tangan apabila ditandatangani oleh
1
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, UU No. 30 tahun 2004, LN No. 117 Tahun 2004, TLN No. 4432
diubah dengan Undang-Undang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, UU
No. 2 Tahun 2014, LN No. 3 Tahun 2014, TLN No. 5491, Ps. 18
6

para pihak.
Pasal 19 UUJN menentukan :2
“(1)Notaris wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu di
tempat kedudukannya.
(2)Tempat kedudukan Notaris sebagai Pejabat Pembuat
Akta Tanah wajib mengikuti tempat kedudukan Notaris.
(3)Notaris tidak berwenang secara berturut-turut dengan
tetap menjalankan jabatan di luar tempat
kedudukannya.
(4)Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat dikenai sanksi berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau
d. pemberhentian dengan tidak hormat. “

Berdasarkan ketentuan pasal 19 UUJN kita harus paham bahwa


sekalipun notaris mempunyai kewenangan yang meliputi satu
wilayah provinsi, namun demikian berdasarkan ketentuan pasal
19 ayat 3 UUJN, notaris tidak berwenang secara berturut-turut
dengan tetap menjalankan jabatan di luar tempat kedudukannya.
Misalnya seorang notaris yang berkedudukan di Bekasi di dalam
waktu yang ditentukan secara tetap setiap hari Senin dan hari
Kamis telah dijadwalkan untuk hadir di Kantor cabang bank
“XXX” di Bogor untuk menandatangani akta-akta berkaitan
dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

2) Wewenang berkaitan dengan “Waktu”


Ini berarti bahwa pada saat akta tersebut dibuat Notaris
2
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 19
7

mempunyai kewenangan untuk membuat akta tersebut. Misalnya


tidak sedang menjalankan cuti atau tidak sedang diberhentikan
dengna hormat.
3) Wewenang berkaitan dengan “Orang”
Wewenang berkaitan dengan “orang” berarti bahwaNotaris
mempunyai kewenangan untuk membuat akta berkaitan dengan
orang yang untuk kepentingan siapa akta itu dibuat.
Pada prinsipnya Notaris mempunyai kewenangan untuk
membuat akta untuk kepentingan setiap atau semua orang
tertentu yang dikecualikan dimana tertentu dilarang untuk
menjadi pihak di dalam akta yang dibuat oleh Notaris.
Pasal 52 UUJN menentukan:3
“(1)Notaristidakdiperkenankan
membuataktauntukdirisendiri, istri/suami,atau orang
lain yang mempunyai hubungan kekeluargaan
denganNotaris baik karena perkawinan maupun
hubungandarah dalam garis keturunan lurus ke bawah
dan/atau ke atas tanpa pembatasan derajat, serta
dalam garis ke samping sampai dengan derajat ketiga,
serta menjadi pihak untuk diri sendiri, maupun dalam
suatukedudukanataupundengan perantaraan kuasa.
(2)Ketentuan
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakberlaku,
apabilaorangtersebut padaayat
(1)kecualiNotarissendiri,
menjadipenghadapdalampenjualandimuka
umum,sepanjang penjualanitudapatdilakukandi
hadapan Notaris,persewaan umum, atau pemborongan
umum, atau menjadi anggota rapat yang risalahnya

3
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 52
8

dibuat oleh Notaris.


(3)Pelanggaranterhadapketentuansebagaimanadimaksudp
ada ayat (1) berakibat akta hanya mempunyai kekuatan
pembuktian sebagai akta di bawah tangan apabila akta
itu ditandatangani oleh penghadap, tanpa mengurangi
kewajiban Notaris yang membuat akta itu untuk
membayar biaya, ganti rugi, dan bunga kepada yang
bersangkutan.”

4) Wewenang berkaitan dengan “Akta”


Ini berarti wewenang yang dikaitkan dengan akta yang dibuat
oleh Notaris.
Pada prinsipnya Notaris mempunyai kewenangan untuk
membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan
penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta otentik. Namun ada akta yang
kewenangan pembuatannya oleh UU diberikan kepada pejabat
lain dimana Notaris tidak berwenang untuk membuat akta ybs.
Misalnya akta-akta Catatan Sipil (Akta perkawinan, akta
kelahiran atau akta kematian) dimana yang berwenanag
membuatnya adalah Pejabat Kantor Catatn Sipil (Dinas
Dukcapil) atau akta risalah lelang dimana yang berwenang
membuatnya adalah pejabat lelang.
Tidak dipenuhinya salah satu syarat mengenai kewenangan Notaris
tersebut dapat mengakibatkan akta yang bersangkutan tidak otentik
dan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat
dibawah tangan, apabila akta itu ditandatangani oleh para
penghadap.4 Misalnya pelanggaran terhadap ketentuan pasal 52 ayat

4
G.H.S Lumban Tobing, Op.Cit., hal. 50
9

1 (mengenai larangan orang tertentu untuk menjadi pihak) dan pasal


40 (menegani akta harus dibuat dengan dihadiri oleh 2 orang saksi
dan syarat untuk menjadi saksi).
Apabila dalam suatu ketentuan UU ditentukan bahwa suatu
perbuatan atau perjanjian harus dibuktikan dengan suatu akta otentik
maka apabila salah satu dari persyaratan tersebut tidak dipenuhi
mengakibatkan akta yang bersangkutan tidak sah.
10

AKTA OTENTIK

Pasal 1868 KUHPerdata menentukan:


“Suatu akta otentik adalah suatu akta yang didalam bentuk
yang ditentukan oleh undang-undang dibuat oleh atau
dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di
tempat akta dibuatnya.” 5

SYARAT AGAR SUATU AKTA DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI


AKTA OTENTIK
Suatu akta dapat dikatakan sebagai Akta Otentik harus memenuhi
persyaratan sebagaimana ditentukan dalam pasal 1868 KUHPerdata,
sebagai berikut :
1) akta harus dibuat ”oleh” (door) atau ”di hadapan” (ten
overstaan) seorang pejabat umum;
2) akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-
undang;
3) Pejabat Umum oleh – atau di hadapan siapa akta itu dibuat,
harus mempunyai wewenang untuk membuat akta itu.6
Tidak dipenuhi salah satu syarat tersebut dapat mengakibatkan akta
yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti
akta yang dibuat di bawah tangan apabila ditandatangani oelh para
pihak, sebagaimana ditentukan di dalam pasal 1869 KUHPerdata,
yang menentukan :
“Suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya
pegawai termaksud di atas atau karena suatu cacad dalam
bentuknya , tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik
5
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijke Wetboek, diterjemahkan oleh Prof. R. Subekti, SH dan H.
Tjitrodibio, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1985, Cet. 19, Psl 1868.
6
G.H.S Lumban Tobing, Op.Cit, hal. 48
11

namun demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah


tangan jika ia ditandatangani oleh para pihak.” 7

AKTA PIHAK (AKTA PARTIJ) DAN AKTA PEJABAT (AKTA


7
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijke Wetboek, Op.Cit, pasal 1869.
12

RELAAS
Akta Notaris sebagai Akta Otentik ada 2 golongan, yaitu terdiri dari :
1) Akta Partij atau Akta Pihak (partij akten) yaitu akta yang dibuat ”di
hadapan” (ten overstaan) Notaris;

Menurut G.H.S Lumban Tobing, akta Notaris dapat juga berisi


”cerita” dari apa yang terjadi karena perbuatan yang dilakukan oleh
pihak lain di hadapan Notaris, artinya yang diterangkan atau
diceritakan oleh pihak lain kepada Notaris dalam menjalankan
jabatannya dan untuk keperluan mana pihak lain itu sengaja datang
di hadapan Notaris dan memberikan keterangan itu atau melakukan
perbuatan itu di hadapan Notaris, agar keterangan atau perbuatan itu
dikonstatir oleh Notaris di dalam suatu Akta Otentik. 8
Menurut Herlien Budiono, pada Akta Pihak, membuat akta
(”verlijden”) terdiri atas penyusunan. pembacaan, dan
penandatanganan akta oleh para penghadap, saksi-saksi dan notaris.
Akta pihak merupakan akta yang berisikan mengenai apa yang
terjadi berdasarkan keterangan yang diberikan oleh para penghadap
kepada notaris dalam artian mereka menerangkan dan menceritakan
kepada notaris agar keterangan atau perbuatan tersebut dinyatakan
oleh notaris di dalam suatu akta notaris dan yang (para) penghadap
menandatangani akta itu. Oleh karena itu, dikatakan akta tersebut
dibuat “dihadapan” (ten overstaan) notaris.9
Akta Partij (Akta partai) ini misalnya akta Perjanjian Sewa
Menyewa, Akta Pendirian PT, Akta Hibah.
CONTOH AKTA PARTAI.

8
Ibid., hal. 51
9
Herlien Budiono,Dasar Teknil Pembuatan Akta Notari, Cet. Ke 1. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2013), hal. 7
13

PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI


Nomor :
- Pada hari ini,
.
- Pukul
.
- Berhadapan dengan saya, ALWESIUS, Sarjana Hukum,
Notaris di Kabupaten Tangerang, yang dihadiri oleh saksi-saksi
yang saya, Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir
akta ini :
I. Tuan AGUS, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988
(delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh
delapan), mahasiswa, Warga Negara Indonesia, bertempat
tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Raya nomor 50, Rukun
Tetangga 003, Rukun Warga 002, Kelurahan Gunung Sahari
Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda
Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031808880006;
-menurut keterangannya untuk melakukan perbuatan hukum
dalam akta ini tidak memerlukan persetujuan dari isterinya
karena Tanah dan Bangunan yang disebutkan dalam akta ini
merupakan harta pribadinya yang berasal dari hibah;
- selaku Penjual, untuk selanjutnya disebut “Pihak
Pertama”;
II. Tuan HASAN, lahir di Banjarmasin, pada tanggal 21-03-
1965 (dua puluh satu Maret seribu sembilan ratus enam
puluh lima), Warga Negara Indonesia, pengusaha, bertempat
tinggal di Jakarta, Jalan Nanas Nomor 12, Rukun Tetangga
009, Rukun Warga 004, Kelurahan Petogogan, Kecamatan
Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3174072204550004;
14

- selaku Pembeli, untuk  selanjutnya disebut “Pihak Kedua”


- Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama
selanjutnya disebut “Para Pihak”;
- Para Penghadap menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:
- bahwa Pihak Pertama  adalah pemilik atas :
- Sebidang tanah HAK MILIK nomor 100/Gunung Sahari
Selatan, seluas 106 m2 (seratus enam meter persegi),
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 21-04-1986
(dua puluh satu April seribu sembilan ratus delapan puluh enam)
nomor 305/1986, sertipikat tanggal 19-08-1986 (sembilan belas
Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh enam), terdaftara
atas nama AGUS;
- terletak diPropinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Kemayoran,
KelurahanGunung Sahari Selatan
- Demikian berikut segala sesuatu yang dibangun dan atau
ditanam di atas tanah tersebut, yang menurut sifat, peruntukan
atau menurut Undang-Undang dapat dianggap sebagai barang
tetap/tidak bergerak tidak ada yang dikecualikan, terutama
sebuah bangunan rumah tinggal beserta turutan-turutannya,
setempat dikenal sebagai Jalan Bungur Raya nomor 75;
- untuk selanjutnya disebut “Tanah dan Bangunan”;
- bahwa Tanah dan Bangunan tersebut saat ini sedang dibebani
Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) atas nama PT BANK
NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk, berkedududkan dan
berkantor pusat di Jakarta, sebagaimana ternyata dalam
Sertipikat Hak Tanggungan nomor 695/2010, tanggal 25-03-
2010 (dua puluh lima Maret dua ribu sepuluh);
15

- bahwa Pihak Pertama bermaksud untuk menjual Tanah dan


Bangunan tersebut kepada Pihak Kedua, sebagaimana Pihak
Kedua hendak membeli Tanah dan Bangunan tersebut dari
Pihak Pertama, akan tetapi oleh karena tanah tersebut belum
diubah haknya menjadi Hak Guna Bangunan maka jual beli
tersebut belum dapat dilaksanakan;
- Berhubung dengan apa yang diuraikan diatas selanjutnya para
penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan
bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua  dengan ini telah saling
sepakat untuk membuat perjanjian pengikatan jual beli atas
Tanah dan Bangunan tersebut dengan memakai syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
1. Pihak Pertama dengan ini mengikatkan diri sekarang ini
untuk pada waktunya nanti di kemudian hari, menjual dan
menyerahkan Tanah dan Bangunan tersebut kepada Pihak
Kedua, yang menerangkan dengan ini, mengikatkan diri
sekarang ini untuk pada waktunya di kemudian hari,
membeli dan menerima penyerahan atas Tanah dan
Bangunan tersebut dari Pihak Pertama.
2. Jual beli Tanah dan Bangunan tersebut akan dilangsungkan
setelah Pihak Kedua melunasi harga jual beli sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dan telah dilakukannya roya atas
Hak Tanggungan yang membebaninya serta Hak Milik atas
tanah tersebut telah diubah menjadi Hak Guna Bangunan.

Pasal 2
Harga jual beli Tanah dan Bangunan tersebut adalah sebesar Rp
1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta Rupiah), yang
dibayar oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan cara
sebagai berikut:
-
-
.Pasal 3
16

Jual Beli Tanah dan Banagunan tersebut akan dilakukan dengan


memakai syarat-syarat dan perjanjian-perjanjian yang lazim
digunakan dalam jual beli, diantaranya tetapi tidak terbatas pada
ketentuan-ketentuan bahwa Pihak Pertama menjamin bahwa
Tanah dan Bangunan tersebut :
a) tidak dikenakan suatu sitaan;
b) tidak menjadi jaminan suatu utang;
c) adalah miliknya/hak Pihak Pertama dan hanya dapat
dijual/dipindahtangankan oleh Pihak Pertama, dan Pihak
Pembeli tidak akan mendapatkan sesuatu tuntutan dari pihak lain
yang menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu atau turut
mempunyai hak atas Tanah dan Banagunan tersebut.
Pasal 4
Dengan dibuatnya Perjanjian ini, maka tanpa bantuan dari Pihak
Kedua, Pihak Pertama tidak berhak lagi untuk memberikan
jaminan, menyewakan, menjual atau dengan cara apapun
memberikan hak apapun atas Tanh dan Bangunan kepada pihak
lain, sedang segala tindakan semacam itu yang dilakukan oleh
Pihak Pertama adalah tidak sah.
Pasal 5
Bilamana ternyata Pihak Pertama tidak berhak melakukan
penjualan Tanah dan Bangunan tersebut, maka Pihak Pertama
diwajibkan membayar kembali jumlah uang yang telah diterima
oleh Pihak Pertama dari Pihak Kedua seperti diuraikan diatas,
ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Pihak
Kedua berkenaan dengan Tanh dan Bangunan tersebut, jumlah
uang mana mesti dibayar dengan seketika dan sekaligus.
Pasal 6
1. Pihak Pertama wajib untuk mengurus roya atas Hak
Tanggungan yang membebani Tanah dan Bangunan tersebut,
dengan biaya-biaya yang seluruhnya ditanggung dan dibayar
oleh Pihak Pertama.
17

2. Pengurusan perubahan Hak Milik atas tanah tersebut


menjadi Hak Guna Bangunan menjadi tanggungan dan wajib
dilakukan oleh
.
Pasal 7
Guna lebih menjamin kedudukan Pihak Kedua atas pelaksanaan
jual beli Tanah dan Bangunan tersebut pada waktunya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang dimaksudkan, maka Pihak
Pertama dengan ini, sekarang untuk nanti pada waktunya,
apabila pihak Kedua telah me;lunasi seluruh harga jual beli
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, khusus untuk :
1. apabila Pihak Pertama belum melakukannya, mewakili
serta bertindak untuk dan atas nama Pihak Pertama mengajukan
permohonan Roya atas Hak Tanggungan yang membebani
Tanah dan Banagunan tersebut;
2. mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pihak
Pertama mengajukan permohonan perubahan Hak Milik atas
tanah tersebut menjadi Hak Guna Bangunan;
3. mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pihak
Pertama menjual Tanah dan Bangunan tersebut kepada Pihaki
Kedua sendiri dihadapan pejabat yang berwenang, menurut
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang lazim dibuat untuk
itu;
- dan untuk keperluan tersebut, menghadap dimana perlu,
mengajukan permohonan, memberikan keterangan, membuat
dan/atau suruh membuat serta menandatangani surat/akta yang
diperlukan, menerima uang dan memberikan kwitansinya serta
melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai
maksud tersebut di atas tanpa ada yang dikecualikan.
Pasal 8
18

Pihak Pertama wajib menanggung dan membayar seluruh biaya


dan atau beban-beban yang ada sehubungan dengan Tanah dan
Bangunan, yang ada atau terjadi atau terutang sebelum
dilaksanakannya serah terima Tanah dan Bangunan (serah
terima kunci) dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, antara
lain akan tetapi tidak terbatas pada biaya listrik, air, telepon,
keamanana dan kebersihan lingkungan dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
Pasal 9
Pihak Pertama wajib menyerahkan Tanah dan Bangunan
tersebut kepada Pihak Kedua dalam waktu dan dengan syarat-
syarat sebagaimana dimaksud dalam akta Perjanjian
Pengosongan yang diobuat di dalam akta tersendiri, yang
merupakan satu kesatuan dengan akta ini..
Pasal 10
Kuasa-kuasa yang tercantum dalam akta tidak akan berakhir
karena sebab atau alasan apapun juga, termasuk sebab-sebab
tentang berakhirnya kuasa sebagaimana disebutkan dalam pasal
1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 11
Perjanjian ini tetap berlangsung dan tidak dapat dibatalkan
karena sebab apapun juga dan tidak akan berakhir karena salah
satu pihak meninggal dunia atau dibubarkan , akan tetapi
menurun dan harus ditaati oleh para ahli waris atau pengganti
hak dari pihak yang meninggal dunia atau dibubarkan.
Pasal 12
Pihak Pertama wajib menanggung dan membayar Pajak
Penghasilan (PPh) karena jual beli Tanah dan Bangunan
tersebut, sedangkan Pihak Kedua wajib menanggung dan
membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan karena
jual beli Tanah dan Banagunan tersebut.
Pasal 13
19

Biaya-biaya yang ada berkaitan dengan perjanjian ini, akan


ditanggung dan dibayar dengan ketentuan sebagai berikut:
- Biaya pengurusan perubahan Hak Milik atas tanah tersebut
menjadi Hak Guna Bangunan ditanggung dan dibayar oleh
.
- Biaya pembuatan akta ini berikut dengan akta jual beli
ditanggung dan dibayar oleh
.
- Biaya pendaftaran peralihan hak (balik nama) ditanggung dan
dibayar oleh
.
Pasal 14
Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam akta ini akan
diselesaikan lebih lanjut secara musyawarah dan mufakat
diantara Para Pihak.
Pasal 15
Mengenai akta ini dan segala akibatnya serta pelaksanaannya
Para Pihak memilih tempat tinggal yang tetap dan seumumnya
pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
- Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin akan
kebenaran identitas mereka sesuai tanda pengenal yang
diberikan kepada saya, Notaris dan bertanggung jawab
sepenuhnya atas hal tersebut dan selanjutnya para penghadap
juga menyatakan telah mengerti dan memahami isi akta ini.
- Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
- Dibuat sebagai minuta dan dibacakan serta ditandatangani di
Jakarta pada hari dan tanggal seperti tersebut pada bagian awal
akta ini dengan dihadiri oleh:
20

1. Nyonya HARDINI, lahir di Jakarta, pada tanggal 25-09-


1978 (dua puluh lima September seribu sembilan ratus tujuh
puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Bekasi, Jalan Jambu nomor 26,
Rukun Tetangga 001, Rukun Warga 010, Kelurahan
Jatibening, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi,
pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor
3275086509780013; dan
2. Nona PERMATA , lahir di Jakarta, pada tanggal 11-8-1987
(sebelas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh),
Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor Notaris,
bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Mawar nomor 256,
Rukun Tetangga 06, Rukun Warga 07, Kelurahan Karang
Tengah, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang,
pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor
3671125108870008.
- keduanya adalah pegawai saya, Notaris, sebagai saksi-saksi.
- Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada
para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.
- Dilangsungkan dengan

2) Akta Relaas atau Akta Pejabat (ambttelijke akten)yaitu akta yang di


buat ”oleh” Notaris;

Pada akta “relaas” , “membuat” akta diartikan sebagai pengamatan


notaris pada suatu peristiwa atau fakta (hukum), menyusun berita
acara, membacakan dan menandatangani akta tersebut bersama para
saksi, termasuk keterangan alasan mengapa para penghadap tidak
menandatangani aktanya.10
Akta relaas adalah bentuk akta yang dibuat untuk bukti oleh (para)
penghadap, di mana di dalam akta tersebut diuraikan secara otentik
10
Ibid.
21

tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau


disaksikan sendiri oleh notaris di dalam menjalankan jabatannya
sebagai notaris. Akta yang dibuat atas dasar apa yang dilihat dan
disaksikan oleh notaris dikenal sebagai akta yang dibuat
“oleh”(door) notaris. 11
Akta relaas tidak memberikan bukti menegani keterangan yang
diberikan oleh (para) penghadap dengan menandatangani akta
tersebut, tetapi untuk bukti mengenai perbuatan dan kenyataan yang
disaksikan oleh notaris di dalam menjalankjan jabatannya. 12
Yang termasuk di dalam akta pejabat (akta rellaas) ini misalnya akta
Berita Acara Undian, Akta Rapat Umum Para Pemegang Saham PT
Terdapat satu perbedaan mendasar di antara akta Partai dan Akta
Pejabat ini yaitu perihal “adanya tandatangan” para penghadap
dalam akta tersebut. Di dalam akta Partai adanya tandatangan para
pengahdap bersifat mutlak.Jika ada penghadap yang tidak
menandatangani akta tersebut maka tidak tercipta adanya akta
tersebut (aktanya tidak ada).
Di dalam akta partai jika ada penghadap yang tidak dapat
membubuhkan tandatangannya sementara sebenarnya ia ingin
menandatangani akta tersebut maka akan dilakukan “surrogaat”
tandatangan yaitu berupa keterangan yang dicantumkan oleh notaris
pada bagian akhir akta yang berasal dari penghadap, dimana
penghadap menerangkan bahwa ia ingin menandatangani akta
tersebut akan tetapi karena alasan tertentu ia tidak dapat
membubuhkan tandatangannya. 13Keterangan tersebut merupakan
pengganti dari tandatangan penghadap yang bersangkutan.
Di dalam akta Pejabat adanya tandatangan para penghadap bukan
merupakan syarat mutlak. Jika ada penghadap yang tidak
menandatangani akta yang bersangkutan baik karena ia tidak dapat
11
G.H.S Lumban Tobing, Op.Cit, hal. 51
12
Herlien Boediono, Op.Cit, hal. 8
13
Lihat G.H.S Lumban Tobing, Ibid., hal. 212
22

membubuhkan tandatangannya maupun oleh karena ia menolak


untuk menandatangani akta tersebut maka hal tersebut cukup
diterangkan oleh notaris pada bagian akhir akta dengan menyebutkan
alasannya.14

CONTOH AKTA PEJABAT (AKTA RELAAS)

14
Ibid., hal. 53
23

RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA


PT. ……………..
Nomor :
- Pada hari ini,
.
- Pukul WIB ( Waktu Indonesia Bagian Barat);
- Saya, ……………………, Sarjana hukum, Notaris di
………………….., dengan dihadiri oleh saksi-saksi, yang saya,
Notaris kenal, yang akan disebutkan pada bagian akhir akta ini;
- Atas permintaan Direksi Perseroan Terbatas PT. …………..,
berkedudukan di Jakarta, yang anggaran dasarnya dimuat dalam akta
tanggal ……………..nomor………… , dibuat dihadapan ……….,
Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, dengan Surat Keputusannya tertanggal …………….
nomor ……………………..;
- untuk selanjutnya disebut juga “Perseroan”.
-Berada di ................
- membuat Risalah Rapat dari apa yang dibicarakan dan diputuskan
dalam Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa, yang
diadakan pada hari tersebut diatas di kantor saya, Notaris, di ........
- Telah hadir dalam rapat dan oleh karena itu berhadapan dengan
saya, Notaris dan saksi-saksi;
1. Nyonya …………….., lahir di Pematang Siantar, pada tanggal 4-
9-1973 (empat September seribu sembilan ratus tujuhpuluh tiga),
Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta,
Jalan ……………………..nomor………, Rukun Tetangga 011,
Rukun Warga 005, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah
Abang, Kota Jakarta Pusat, pemegang Kartu Tanda Penduduk
nomor 09.5007.440973.2012;
- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak:
a.dalam jabatannya selaku Direktur Perseroan;
b. selaku Pemilik dan Pemegang dari 450 (empat ratus
limapuluh) saham dalam Perseroan.
2. Tuan

- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak:


a.dalam jabatannya selaku Komisaris Perseroan;
24

b. selaku Pemilik dan Pemegang dari 2.550 (duaribu limaratus


limapuluh) saham dalam Perseroan.
- Penghadap nyonya ………………… tersebut, dalam
kedudukannya sebagai Direktur Perseroan dan berdasarkan ketentuan
Pasal …………………………1 Anggaran Dasar Perseroan
membuka Rapat ini dan selaku Ketua Rapat menyatakan bahwa
dalam rapat ini telah hadir dan/atau diwakili sejumlah 3.000 (tiga
ribu) saham yang merupakan seluruh saham yang dikeluarkan oleh
Perseroan sampai dengan hari ini, sehingga dengan demikian Rapat
ini adalah sah susunannya dan berhak untuk mengambil keputusan
yang sah dan mengikat mengenai segala hal yang dibicarakan dalam
Rapat, walaupun tidak diadakan panggilan terlebih dahulu sesuai
dengan ketentuan Pasal ………………………. Anggaran Dasar
Perseroan.
- Bahwa saham-saham tersebut tidak diperlihatkan kepada saya,
Notaris oleh karena itu tidak dibawa dalam Rapat akan tetapi Ketua
Rapat menjamin bahwa keadaan pemilikan saham tersebut adalah
benar adanya.
- Bahwa acara Rapat dari Rapat ini adalah Perubahan susunan
anggota Direksi dan Komisaris Perseroan;
- Bahwa oleh karena acara Rapat dan segala sesuatu yang
dibicarakan dalam Rapat ini telah diketahui sepenuhnya oleh yang
hadir, maka setelah itu Ketua Rapat terus saja mengusulkan kepada
Rapat dan Rapat dengan suara bulat memutuskan:
- Menyetujui perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris,
dengan memberhentikan dengan hormat tuan ………………………
selaku Direktur dengan mengucapkan terima kasih atas jasa-jasanya
selama memangku jabatannya tersebut, dengan memberikan
kepadanya pelunasannya dan pembebasan sepenuhnya sepanjang
tercermin dalam buku-buku Perseroan dan seketika itu juga
mengangkat tuan…………….. sebagai penggantinya, pemberhentian
dan pengangkatan mana mulai brerlaku terhitung sejak saat
ditutupnya Rapat ini, sehingga untuk selanjutnya anggota Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
DIREKSI:
- Direktur Utama :…………
- Direktur : ……….
DEWAN KOMISARIS:
25

- Komisaris Utama:
- Komisaris :
Selanjutnya rapat dengan ini memberi kuasa kepada Direksi
Perseroan dan
.
- baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dengan hak untuk
memindahkan kuasa ini kepada orang lain, untuk
memberitahukan/melaporkan perubahan susunan pemegang saham
dan susunan anggota Direksi dan Komisaris Perseroan tersebut
kepada instansi/pejabat yang berwenang dan membuat segala
perubahan dan/atau tambahan yang diperlukan dalam perubahan
anggaran dasar tersebut yang mungkin diubah atau ditambah yang
diminta atau dipertimbangkan oleh yang berwajib dan berhubung
dengan itu, wakil-wakil atau salah seorangnya dikuasakan untuk
menerangkan dan menyatakan segala perubahan dan tambahan yang
perlu didalam akta notaris, membuat, minta dibuatkan dan
menandatangani segala surat-surat dan akta-akta, umumnya
menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk mencapai
maksud tersebut, tidak ada tindakan yang dikecualikan.
- Karena tidak ada hal-hal lain yang akan dibicarakan lagi, maka
Ketua Rapat menutup Rapat ini pada pukul ……………………..
- Satu dan lain terhitung mulai saat rapat ini ditutup.
- Maka, saya, Notaris, membuat Risalah Rapat ini dari segala apa
yang dibicarakan dan diputuskan, untuk dapat dipergunakan sebagai
bukti dimana perlu.
- Para penghadap saya, Notaris kenal;
DEMIKIANLAH AKTA INI
- Dibuat sebagai minuta, dibacakan serta ditandatangani di Jakarta
pada hari dan tanggal tersebut pada awal akta ini dengan dihadiri
oleh:

- sebagai saksi-saksi.
- Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris, kepada
penghadap dan saksi saksi, maka seketika ditandatanganilah akta ini
oleh penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.
- Dilangsungkan dengan
26

BENTUK DAN SIFAT AKTA NOTARIS

Mengenai bentuk dan sifat akta Notaris, pasal 38 UUJN 15 menetapkan


sebagai berikut :
(1) Setiap akta Notaris terdiri atas :

a. awal akta atau kepala akta;


b. badan akta; dan
c. akhir atau penutup akta

(2) Awal akta atau kepala akta memuat :

a. judul akta;
b. nomor akta;
c. jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan
d. nama lengkap dan tempat kedudukan notaris.

(3) Badan akta memuat :

a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan,


pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap
dan/atau orang yang mereka wakili;
b. keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;
c. isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak
yang berkepentingan; dan
d. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan,
kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

(4) Akhir atau penutup akta memuat :

a. uraian tentang pembacaan akta sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf m16atau pasal 16 ayat
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 38
15

Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN menentukan bahwa “Di dalam menjalankann jabatannya Notaris wajib
16

membacakan aktad ihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi atau 4 (empat) orang
27

(7)UUJN17;
b. uraian tentang penandatanganan dan tempat
penandatanganan atau penerjemahan akta jika ada;
c. nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan,
jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta;
dan
d. uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi
dalam pembuatan akta atau uraian tentang adanya perubahan
yang dapat berupa penambahan, pencoretan, atau penggantian
serta jumlah perubahannya.
(5) Akta Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat
Sementara Notaris, selain memuat ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), juga memuat nomor dan tanggal
penetapan pengangkatan, serta pejabat yang mengangkatnya.

Dengan adanya ketentuan tersebut maka dalam setiap pembuatan akta,


Notaris harus memenuhi ketentuan mengenai bentuk akta yang telah
ditetapkan dalam pasal 38 UUJN tersebut. Pelanggaran terhadap
ketentuan tersebut mengakibatkan akta tersebut hanya mempunyai
kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat dibawah tangan.(Pasal 41
UUJN)

saksi khusus untuk pembuatan akta wasiat di bawah tangan ...”.


17
Pasal 16 ayat 7 UUJN menentukan “ Pembacaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m tidak wajib
dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca sendiri,
mengetahui, dan memahami isinya, dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup akta serta setiap
halaman minuta akta diparaf oleh penghadap, saksi dan notaris.”
28

AWAL AKTA ATAU KEPALA AKTA

Pasal 38 UUJN mementukan bahwa, awal akta atau kepala akta memuat:
1. Judul akta;
2. Nomor akta;
3. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; serta
4. Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris.

CONTOH AWAL/KEPALA AKTA PARTIJ (AKTA PIHAK)


PERJANJIAN SEWA MENYEWA
Nomor:10
- Pada hari ini, Rabu, tanggal 11-09-2013 (sebelas September dua
ribu tiga belas);----
- Pukul 17.30 WIB (tujuh belas lewat tigapuluh menit Waktu Indonesia
Barat);
- Berhadapan dengan saya, SENDHI THIAS, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Notaris di Kota Jakarta Pusat, dengan wilayah jabatan
seluruh wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan dihadiri saksi-
saksi, yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada
bagian akhir akta ini:
29

CONTOH AWAL/KEPALAAKTA PEJABAT (AKTA


RELAAS)

RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA


PT. XXXXXXXX
Nomor :
- Pada hari ini, Sabtu, tanggal 31-03-2018 (tiga puluh satu Maret dua ribu delapan
belas);
- Pukul 10.30 WIB (sepuluh lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia
Barat);
- Saya, Shendi Thias, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota
Jakarta Pusat,dengan dihadiri oleh saksi-saksi, yang saya, Notaris kenal, yang akan
disebutkan pada bagian akhir akta ini;
- Atas permintaan Direksi Perseroan Terbatas PT XXXXXX , berkedudukan di
Jakarta Pusat, yang anggaran dasarnya dimuat dalam akta tanggal 10-08-2016 (dua
ribu enam belas) nomor 10, dibuat dihadapan saya, Notaris, yang telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan
Surat Keputusannya tertanggal 20-08-2016 (dua puluh Agustus dua ribu enam belas)
nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2016 dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia, tanggal 10-09-2016 (sepuluh September dua ribu enam belas)
Nomor 234, Tambahan 1245;
- untuk selanjutnya disebut juga “Perseroan”;
- berada didi kantor Perseroan, di Jakarta Pusat, Jalan Kramat Raya Nomor 99;

- untuk membuat Risalah Rapat dari apa yang dibicarakan dan diputuskan dalam
Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa, yang diadakan pada hari, tanggal
dan pukul dan tempat sebagaimana tersebut diatas
30

CUTI NOTARIS,NOTARIS PENGGANTI DAN PEJABAT


SEMENTARA NOTARIS.

Hak Cuti Notaris


Notaris mempunyai hak cuti, yang dapat diambil setelah notaris
menjalankan jabatannya selama 2 (dua) tahun.(Pasal 25 ayat 1 dan ayat 2
UUJN)
Selama menjalankan cuti, Notaris wajib menunjuk seorang Notaris
Pengganti.(pasal 25 ayat 3 UUJN)
Hak cuti Notaris dapat diambil setiap tahun atau sekaligus untuk
beberapa tahun. (Pasal 26 ayat 1 UUJN).
Setiap pengambilan cuti paling lama 5 (lima) tahun sudah termasuk
perpanjangannya dan selama masa jabatan Notaris jumlah waktu cuti
keseluruhan paling lama12 (dua belas) tahun. (Pasal 26 ayat 2 dan ayat 3
UUJN)
Notaris mengajukan permohonan cuti secara tertulis disertai usulan
penunjukan Notaris Pengganti.(Pasal 27 ayat 1 UUJN)
Pejabat yang Berwenang Memberi Cuti
Permohonan cuti diajukan kepada pejabat yang berwenang, yaitu:
a. Majelis Pengawas Daerah, dalam hal jangka waktu cuti tidak lebih
dari 6 (enam)bulan;
b. Majelis Pengawas Wilayah, dalam hal jangka waktu cuti lebih dari 6
(enam) bulan sampa idengan 1 (satu) tahun; atau
c. Majelis Pengawas Pusat, dalam jangka waktu cuti lebihd ari 1 (satu)
tahun.
(Pasal 27 ayat 2 UUJN)
Dalam keadaan mendesak, suami/istri atau keluarga sedarah dalam garis
lurus dari Notaris dapat mengajukan permohonan cuti kepada Majelis
Pengawas (pasal 28 UUJN)
Notaris yang menjalankan cuti wajib menyerahkan Protokol Notaris
31

kepada Notaris Pengganti. NotarisPengganti menyerahkan kembali


Protokol Notaris kepada Notaris setelah cuti berakhir. Serah terima
tersebut dibuatkan berita acara dan disampaikan kepada Majelis
Pengawas Wilayah.(Pasal 32 UUJN)

Syarat untuk diangkat sebagai Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara


Notaris
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris Pengganti, dan
Pejabat Sementara Notaris adalah :
1. warga negara Indonesia;
2. berijazah sarjana hukum; dan
3. telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris paling sedikit 2
(dua) tahun berturut-turut.
(Pasal 33 ayat 1 UUJN)

Contoh Awal Akta Notaris Pengganti tidak lebih dari 6 bulan :

-Berhadapan dengan saya, Rezhi Gifhari, Magister Kenotariatan,


berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Daerah Kabupaten
Tangerang nomor 02/MPDN-JP/X/2012, tanggal 1 (satu) Oktober
2012 (duaribu duabelas),Notaris Pengganti dariSendhi Thias, Sarjana
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kabupaten Tangerang,
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang
nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:------

ATAU

-Berhadapan dengan saya, Rezhi Gifhari, Magister


Kenotariatan,Notaris Pengganti dariSendhi Thias, Sarjana Hukum,
Magister Kenotariatan, Notaris di Kabupaten Tangerang, demikian
berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Daerah Kabupaten
Tangerang nomor 02/MPDN-JP/X/2012, tanggal 1 (satu) Oktober
2012 (duaribu duabelas),dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya,
Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir
akta ini:
32

PEJABAT SEMENTARA NOTARIS


Pejabat Sementara Notaris adalah seorang yang untuk sementara
menjabat sebagai Notaris, untuk menjalankan jabatan Notaris yang
meninggal dunia.18.
Pejabat Sementara Notaris menjalankan jabatannya paling lama 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak tanggal Notaris yang digantikannya meninggal
dunia. (Pasal 35 ayat 3 UUJN)
PejabatSementaraNotarismenyerahkanProtokolNotarisdariNotaris yang
meninggal dunia kepada Majelis Pengawas Daerah paling lama 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tanggal Notaris meninggal dunia.(Pasal 35 ayat
4 UUJN)
PejabatSementaraNotarisdapat membuataktaatasnamanyasendiridan
mempunyaiProtokol Notaris.(Pasal 35 ayat 5 UUJN)
Contoh Kalimatnya :

- Berhadapan dengan saya, Rezhi Gifhari, Sarjana


Hukum, Magister Kenotariatan selaku Pejabat
Sementara Notaris, sebelumnya berdasarkanSurat
Keputusan Majelis Pengawas Daerah Kabupaten
Tangerang nomor 02/MPD-SKA/X/2012, tanggal 1
(satu) Oktober 2012 (duaribu duabelas), Notaris
Pengganti dari Sendhi Thias, Magister Kenotariatan,
Notaris di Kabupaten Tangerang, yang telah
meninggal dunia di Jakarta, pada tangga; 05-02-2013
(lima Pebruari dua ribu tiga belas), sebagaimana
ternyata dalam akta kematian nomor 100/CS/II/2013,
yang salinan resminya tertanggal 10-02-2013 (sepuluh
Pebruari dua ribu tiga belas), dengan dihadiri oleh
saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang nama-
namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:

18
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 1 angka 1.
33

BADAN AKTA

Pasal 38 ayat 3 UUJN 19menentukan Badan Akta memuat:


a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan,
pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap
dan/atau orang yang mereka wakili;
b. keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;
c. isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan; dan
d. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan serta jabatan,
kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa pada prinsipnya


Badan Akta berisikan:

1. Komparisi Akta
2. Premise Akta
3. Isi Akta
4. Uraian Mengenai pengenalan penghadap

Ad. 1. Komparisi (Comparitie)

Komparisi berisikan uraian lengkap mengenai identitas dari


penghadap serta memuat keterangan bertindak dari penghadap yang
menunjukan bahwa penghadap mempunyai kewenangan untuk
bertindak atau cakap untuk melakukan perbuatan hukum dihadapan

Tindakan menghadap dihadapan seorang Notaris dapat berupa:

a. Dengan kehadiran sendiri (in persoon);


b. Melalui atau dengan perantaraan kuasa (door gemachtige);
c. dalam jabatan/kedudukan tertentu (in hoedanigheid).20.

19
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris,Ps. 38 ayat 3.
20
G.H.S.L. Tobing, Op.Cit. hal. 146
34

Komparisi harus ditulis dengan cermat karena dapat menentukan sah


atau tidak sahnya/batalnya suatu akta.

Komparisi berisikan uraian lengkap mengenai identitas dari


penghadap serta memuat keterangan bertindak dari penghadap yang
menunjukan bahwa penghadap mempunyai kewenangan untuk
bertindak atau cakap untuk melakukan perbuatan hukum dihadapan
notaris.

a. Identitas Penghadap
Untuk komparisi berkaitan dengan perorangan harus menyebutkan
hal-hal sebagai berikut:
(1) Nama lengkap (sebutkan nama lengkap penghadap
ditambah gelarnya (jika ada);
(2) Tempat dan tanggal lahir;
(3) Kewarganegaraan;
(4) Pekerjaan/jabatan/kedudukannya;
(5) Tempat tinggal;
(6) Identitas diri (KTP dengan menyebutkan NIKnya ).

b. Contoh Komparisi

a) CONTOH KOMPARISI BERTINDAK UNTUK DIRI


SENDIRI
Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan
belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan),
Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta,
Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003,
Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan,
35

Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk


dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

b) CONTOH KOMPARIS SESEORANG BERTINDAK UNTUK


TINDAKAN MENJAMINKAN/MENJUAL HARTANYA

1) HADIR UNTUK DIRI SENDIRI --- UNTUK TINDAKAN


PEMILIKAN MISALNYA SEBAGAI PENJUAL ATAU
PEMBERI JAMINAN --- PENGHADAP BELUM
MENIKAH
Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988
(delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh
delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat
tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50,
Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;
- Menurut keterangannya belum menikah;

2) HADIR UNTUK DIRI SENDIRI --- UNTUK TINDAKAN


PEMILIKAN MISALNYA SEBAGAI PENJUAL ATAU
PEMBERI JAMINAN --- PENGHADAP TELAH
MENIKAH DENGAN OBYEK HARTA BERSAMA
ATAS NAMA SUAMI --- ISTERI TURUT HADIR

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus
seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta,
bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun
36

Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan,


Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;
-menurut keterangannya untuk melakukan tindakan dalam akta ini telah
memperoleh persetujuan dari isterinya, yaitu nyonya ANA, lahir di Jakarta, pada
tanggal 01-03-1990 (satu Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh),
Warganegara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jakarta
bersama suaminya tersebut, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor
Induk Kependudukan 09.3503.410360.1600, yang turut hadir dihadapan saya,
Notaris dan saksi-saksi yang sama dan turut menandatangani akta ini sebagai
tanda persetujuannya;

c) CONTOH KOMPARISI DALAM AKTA PENGALIHAN


HAK

1. Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988


(delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh
delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat
tinggal di Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya nomor
50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;
-menurut keterangannya untuk melakukan tindakan dalam
akta ini telah memperoleh persetujuan dari isterinya, yaitu
nyonya ANA, lahir di Jakarta, pada tanggal 01-03-1990
(satu Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh),
Warganegara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat
tinggal di Jakarta bersama suaminya tersebut, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 09.3503.010360.1600, yang turut hadir
dihadapan saya, Notaris dan saksi-saksi yang sama dan turut
menandatangani akta ini sebagai tanda persetujuannya;
- selaku Penjual untuk selanjutnya disebut “Pihak Pertama”;

2. Tuan BADU, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1990


(delapan belas Agustus seribu sembilan ratus sembilan
37

puluh, Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal


di Jakarta Pusat, Jalan Mawar nomor 45, Rukun Tetangga
003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan,
Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk
dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808900013;

- selaku Penjual untuk selanjutnya disebut “Pihak Kedua”;

Ad. 2. Premisse Akta

Premisse berisikan keterangan pendahuluan berkaitan dengan akta


yang akan dibuat.

Premisse biasanya diawali dengan kalimat:

- Para pengadap menerangkan ... atau


- Para penghadap terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut:
atau
- Para penghadap bertindak sebagaimana tersebut di atas
menerangkan ...

CONTOH PREMISSE DALAM AKTA PPJB


38

- Para Penghadap menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:


- bahwa Pihak Pertama  adalah pemilik atas :
- Sebidang tanah HAK MILIK nomor 100/Gunung Sahari
Selatan, seluas 106 m2 (seratus enam meter persegi),
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 21-04-1986
(dua puluh satu April seribu sembilan ratus delapan puluh enam)
nomor 305/1986, sertipikat tanggal 19-08-1986 (sembilan belas
Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh enam), terdaftara
atas nama AGUS;
- terletak diPropinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Kemayoran,
KelurahanGunung Sahari Selatan
- Demikian berikut segala sesuatu yang dibangun dan atau
ditanam di atas tanah tersebut, yang menurut sifat, peruntukan
atau menurut Undang-Undang dapat dianggap sebagai barang
tetap/tidak bergerak tidak ada yang dikecualikan, terutama
sebuah bangunan rumah tinggal beserta turutan-turutannya,
setempat dikenal sebagai Jalan Bungur Raya nomor 75;
- untuk selanjutnya disebut “Obyek Jual Beli”;
- bahwa Pihak Pertama bermaksud untuk menjual Obyek Jual
Beli tersebut kepada Pihak Kedua, sebagaimana Pihak Kedua
hendak membeli Obyek Jual Beli tersebut dari Pihak Pertama,
akan tetapi oleh karena tanah tersebut belum diubah haknya
menjadi Hak Guna Bangunan maka jual beli tersebut belum
dapat dilaksanakan;
- Berhubung dengan apa yang diuraikan diatas selanjutnya para
penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan
bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua  dengan ini telah saling
sepakat untuk membuat perjanjian pengikatan jual beli atas
Tanah dan Bangunan tersebut dengan memakai syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Ad. 3. Isi Akta


39

Isi akta merupakan bagian dari akta yang berisi keinginan atau
kehendak dari para pihak.

Dalam akta berkaitan dengan hukum perjanjian isi akta berisikan


janji-janji yang dikehendaki atau disepakati oleh para pihak
berkaitan dengan perbuatan hukum atau perjanjian yang telsh
mereka sepakati.

Ad. 4. Uraian mengenai pengenalan penghadap

Pada bagian ini notaris menerangkan apakah penghadap/para


penghadap telah dikenal oleh notaris atau diperkenalkan kepada
notaris oleh 2 (dua) orang saksi pengenal (saksi attesterend).

Pengenalan dapat dilakukan oleh sesama kawan penghadap atau


oleh dua orang lain yang bertindak sebagai saksi pengenal.

Jika digunakan saksi pengenal yang bukan merupakan penghadap


maka identitas saksi pengenal tersebut harus disebutkan secara
lengkap, yang meliputi:

- nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan serta


jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi
pengenal
21
Perihal pengenalan penghadap diatur di dalam pasal 39 UUJN, yang
menentukan:.

Pasal 39
(1) Penghadapharus memenuhisyarat sebagai berikut:

a. paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah


menikah; dan
b.cakap melakukan perbuatan hukum.

(2) Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan


21
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris,Ps. 39.
40

kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang berumur paling


rendah 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah dan cakap
melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua)
penghadap lainnya.
(3) Pengenalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan secara
tegas dalam akta.

• CONTOH PENGHADAP DIKENAL

Penghadap saya, Notaris kenal;


Penghadap dikenal oleh saya, Notaris;
Para penghadap saya, Notaris kenal;
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris;

• DIPERKENALKAN OLEH 2 (DUA) ORANG SAKSI


PENGENAL

Penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris oleh 2 (dua) orang saksi


pengenal yaitu :
1. tuan Karto, lahir di Jakarta Pusat, pada tanggal 15-01-1990 (lima
belas Januari seri bu sembilan ratus sembilanpuluh), Warga
Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Bungur
Besar Raya nomor 15, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 005,
Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031501900234;
2. tuan Liman, lahir di Jakarta, pada tanggal 20-03-1990 (dua puluh
Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh, Warga Negara Indonesia,
swasta, bertempat tinggal di Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya
nomor 25, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung
Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda
Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171032003900020;
41

AKHIR AKTA

Pasal 38 ayat 4 UUJN22 menentukan akhir atau penutup akta memuat:


a. uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) huruf l atau Pasal 16 ayat (7);
b. uraian tentang penandatanganan dan tempat
penandatanganan atau penerjemahan akta apabila ada;
c. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
jabatan,kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan
d. uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalampembuatan
akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa
penambahan, pencoretan, atau penggantian serta jumlah
perubahannya.

CONTOH AKHIR AKTA

DEMIKIANLAH AKTA INI


- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya Mantili , lahir di Jakarta, pada tanggal 15-07-1978 (lima belas Juli seribu sembilan ratus
tujuh puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor Notaris, bertempat tinggal di Jakarta
Selatan , jalan MesjidNomor 69, Rukun Tetangga 07, Rukun Warga 01, Kelurahan Cidodol, Kecamatan
Kebayoran Baru, Beji, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
09.5304.550778.0080;
2. Tuan Andika, lahir di Jakarta, pada tanggal 12-05-1987 (dua belas Mei seribu sembilan ratus
22
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris,Ps. 38 ayat 4
42

delapan puluh tujuh), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor Notaris, bertempat tinggal di Tangerang,
Jalan Mawar nomor 10, Rukun Tetangga 006, Rukun Warga 007, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan
Karang Tengah, Kota Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3671125205870008;
- yang saya, notaris kenal. sebagai saksi-saksi.
- Setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini
ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;.
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

Pada bagian akhir akta harus disebutkan tempat akta dibuat, dibacakan
dan ditandatangani.

SAKSI AKTA (SAKSI INSTRUMENTEIR)

Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN menentukan bahwa “Di dalam


menjalankann jabatannya Notaris wajib membacakan aktad ihadapan
penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi atau 4
(empat) orang saksi khusus untuk pembuatan akta wasiat di bawah
tangan ...”.

Pasal 40 UUJN23menentukan:

(1) Setiap akta yang dibacakan oleh Notaris dihadiri paling sedikit2
(dua) orang saksi, kecuali peraturan perundang-undangan
menentukan lain.
(2) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah
menikah;
b. cakap melakukan perbuatan hukum;
c. mengerti bahasa yang digunakan dalam akta;
d. dapat membubuhkan tanda tangan dan paraf; dan
e. tidak mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan darah
dalam garis lurus ke atas atau ke bawah tanpa pembatasan
derajat dan garis ke samping sampai dengan derajat ketiga
dengan Notaris atau para pihak.

(3) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikenal oleh
23
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps.40
43

Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau diterangkan tentang


identitas dan kewenangannya kepada Notaris oleh penghadap.
(4) Pengenalan atau pernyataan tentang identitas dan kewenangan saksi
dinyatakan secara tegas dalam akta.

Pasal 41 UUJN24menentukan “Pelanggaran terhadap ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40
mengakibatkan Akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai
akta di bawah tangan.”
PEMBACAAN AKTA

Sebagaimana telah diuraikan di dalam uraian terdahulu, sesuai ketentuan


Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN, di dalam menjalankann jabatannya
Notaris wajib membacakan akta dihadapan penghadap dengan dihadiri
oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi.

Pembacaan akta adalah salah satu bagian terpenting di dalam pembuatan


suatu akta otentik. Pembacaan merupakan bagian dari “verlijden”
(pembacaan dan penandatanganan) dari akta. Oleh karena akta itu dibuat
oleh notaris, maka pembacaannya juga harus ilakukan oleh notaris
sendiri. Dengan dibacakannya akta itu o;leh notaris sendiri maka para
penghadap disatu pihak mempunyai jaminan, bahwa mereka
menandatangani apa yang mereka dengar sebelumnya yang dibacakan
oleh notaris dan di lain pihak para penghadap dan juga notaris
memperoleh keyakinan, bahwa akta itu benar-benar berisikan apa yang
dikehendaki oleh para penghadap. 25

CONTOH KALIMAT AKHIR AKTA BERKAITAN DENGAN


PEMBACAAN AKTA :

DEMIKIANLAH AKTA INI

24
Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 41
25
G.H.S.L. Tobing, Op.Cit., hal. 201
44

- ...
- sebagai saksi-saksi.
- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh para
penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;.
- Dilangsungkan dengan ....

AKTA TIDAK DIBACA OLEH NOTARIS

Berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat 7 UUJN, kewajiban pembacaab akta


sebagai ditentuankan di dalam pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN tidak wajib
dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan.

Nsmun demikian pasal 16 ayat 7 UUJN juga menentukan bahwa


kewajiban untuk tidak dilakukannya pembacaan akta tersebut hanya
dapat dilakukan dengan syarat:
1. Adanya permintaan dari penghadap agar akta tidak dibacakan;
2. Penghadap telah membaca sendiri akta yang bersangkutan;
3. Penghadap telah mengetahui dan memahami isi akta yang
bersangkutan;
4. Apa yang disebutkan didalam angka 1 sampai dengan 3 tersebut
diatas dinyatakan dalam penutup akta; dan
5. Setiap halaman minuta akta diparaf oleh penghadap, saksi dan
notaris.”

Pasal 16 ayat 9 menentukan bahwa apabila salah satu syarat sebagaimana


dimaksud dalam pasal 16 ayat 7 UUJN tersebut tidak dipenuhi maka akta
yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta
dibawah tangan.
45

Seseia ketentuan Pasal 16 ayat 8 UUJN, ketentuan pasal 17 ayat 7 UUJN


tidak berlaku terjadap pembacaan Kepala Akta, Komparisi dan
penjelasan pokok akta secara singkat dan jelas serta penutup Akta.

CONTOH AKHIR AKTA DALAM HAL AKTA TIDAK DIBACAKAN


- DEMIKIANLAH AKTA INI
- - Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
- 1.Nyonya Mantili , ....... dstnya
- 2.Tuan Andika ....... dstnya ;
- - sebagai saksi-saksi;
- - Segera setelah saya, Notaris membacakan kepala, komparisi dan akhir akta ini, serta
menjelaskan pokok-pokok isi akta ini kepada para penghadap dengan dihadiri saksi-saksi,
oleh karena atas permintaan para penghadap, para penghadap menginginkan akta ini
tidak dibacakan dan dijelaskan kepada para penghadap, karena menurut keterangan para
penghadap, para penghadap sebelumnya telah menerima draft akta ini dan telah
membaca, mengetahui dan memahami serta sepakat dan menyetujui segala hal yang
termaktub dalam akta ini makaseketika itu akta ini ditandatangani oleh para penghadap,
saksi-saksi dan saya, Notaris;.
- - Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.
46

 BAHASA YANG DIGUNAKAN DI DALAM AKTA


DAN PENERJEMAHAN AKTA

Pasal 43 ayat 1 UUJN menentukan bahwa akta wajib di buat dalam bahsa
Indonesia. Pasal 43 ayat 3 UUJN menentukan dalam hal para pihak
menghendaki maka akta dapat dibuat di dalam bahasa asing.
Berkaitan dengan ketentuan pasal 43 ayat 1 dan ayat 3 UUJN tersebut,
yang menjadi pertanyaan adalah apakah akta notaris dapat dibuat dalam
bahasa asing?
Diatas telah dikatakan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat 3
UUJN bahwa dalam hal para pihak menghendaki maka akta dapat
dibuat di dalam bahasa asing. Dan sehubungan dengan hal tersebut Pasal
43 ayat 4 UUJN menentukan bahwa dalam hal akta dibuat dalam bahasa
asing maka notaris wajib menerjermahkannya ke dalam bahasa Indonesia
dan selanjutnya Pasal 43 ayat 5 UUJN menentukan apabila notaris tidak
dapat menerjemahkan atau menjelaskan maka akta tersebut
diterjemahkan atau dijelaskan oleh seorang penerjemah resmi.
Jika kita melihat pada rumusan Pasal 43 ayat 3, ayat 4 dan ayat 5 tersebut
maka jelas bahwa akta notaris dapat dibuat di dalam bahasa asing yang
dikehendaki oleh para pihak dan kemudian akta itu diterjemahkan oleh
47

notaris atau penterjemah resmi ke dalam bahasa Indonesia. Jadi minuta


akta tersebut dibuat dalam bahasa asing dan kemudian dilengkapi dengan
terjemahannya. (oleh notaris atau penterjemah resmi). Jadi bukan dibuat
dalam bentuk dua bahasa (bilingual)
Namun demikian kita juga harus melihat ketentuan yang diatur di dalam
Pasal 31 Undang-Undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa
dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, 26 yang menentukan :
“(1) BahasaIndonesia wajib digunakandalamnota kesepahaman
atauperjanjianyangmelibatkanlembaga
negara,instansipemerintahRepublikIndonesia,lembaga swasta
Indonesiaatauperseoranganwarga negara Indonesia.
(2) Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana
dimaksudpadaayat(1) yangmelibatkan pihakasing
ditulisjugadalambahasa nasionalpihakasingtersebut
dan/ataubahasaInggris.
Dengan berpegang pada ketentuan pasal 31 ayat 1 UU No. 24 tahun
2009 jo Pasal 43 ayat 1 UUJN penulis berpendapat bahwa pada
prinsipnya akta notaris wajib dibuat di dalam bahasa Indonesia dan
berdasarkan ketentuan Paqsal 43 ayat 3 UUJN disamping dapat dibuat
dalam bahasa Indonesia, akta notaris dapat juga dibuat dalam bahasa
asing yang dikehendaki oleh para penghadap, namun demikian khusus
untuk akta-akta yang berkaitan dengan perjanjian yang melibatkan
lembaga negara, instansi pemerintah RI, lembaga swasta Indonesia atau
perseoranga WNI akta tersebut wajib dibuat dalam bahsa Indonesia dan
jika melibatkan pihak asing amka akta tersebut dibuat juga dalam bahsa
nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa Inggeris. Apakah Notaris
yang membuat akta wajib mengerti bahasa asing yang digunakan di
dalam akta yang bersangkutan?
Syarat bahwa notaris harus mengerti bahasa yang digunakan di dalam

Indonesia, Undang-Undang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, UU No. 24 Tahun
26

2009, LN No. 109 Tahun 2009, TLN No. 5035, Ps. 31.
48

akta tidak lagi ditentukan secara tegas di dalam UUJN, karena sejak
dilakukannya perubahan atas UU No. 30 tahun 2004 dengan UU No. 2
tahun 2014 ketentuan tersebut telah ditiadakan. Namun demikian penulis
berpendapat walaupun tidak ditentukan secara tegas di dalam UUJN,
syarat tersebut tetaplah berlaku karena sebagai pejabat kepercayaan
notaris wajib memahami dan mengerti akta yang dibuat oleh atau
dihadapannya, agar ia dapat memahami apa yang dikehendaki oleh para
pihak untuk dituangkan di dalam akta tersebut dan agar notaris dapat
menjelaskan isi akta tersebut kepada para pihak sesuai dengan apa yang
tertuang didalam akta. Tanpa memahami bahasa yang digunakan di
dalam akta tentunya hal tersebut tidak dapat tercapai
Jadi didalam pembuatan akta dengan menggunakan bahasa asing sudah
tentuharus menggunakan bahasa asing yang dimengerti oleh
notaris.Seandainya notaris tidak mengerti bahasa asing tersebut tentunya
notaris wajib membuat akta tersebut dalam bahasa Indonesia saja dan
kemudian menterjemahkan akta tersebut ke dalam bahasa yang
dimengerti penghadap dengan bantuan penterjemah resmi.
CONTOH DITERJEMAHKAN OLEH NOTARIS

DEMIKIANLAH AKTA INI


- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di JakartaPusat,
pada hari, tanggal, serta pada jam seperti disebutkan pada bagian
awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya Mantili ,.............
2. Tuan Andika,...........
- sebagai saksi-saksi.
- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para
penghadap dan saksi-saksi, dan dijelaskan dalam bahasa Inggeris
oleh saya, Notaris,kepada penghadap tuan CHARLIE oleh karena
49

menurut keterangannya tidak mengerti bahasa Indonesiamaka akta


ini ditandatangani oleh para penghadap, penterjemah, saksi-saksi
dan saya, Notaris;.
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

PENANDATANGANAN AKTA
Pasal 44 UUJN
(1) Segera setelah akta dibacakan, akta tersebut ditandatangani
oleh setiap penghadap, saksi, dan Notaris, kecuali apabila ada
penghadap yang tidak dapat membubuhkan tanda tangan
dengan menyebutkan alasannya.
(2) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara
tegas dalam akta.
(3) Akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3)
ditandatangani oleh penghadap, Notaris, saksi, dan penerjemah
resmi.
(4) Pembacaan, penerjemahan atau penjelasan, dan
penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (3) dan Pasal 43 ayat (3), dan ayat (4) dinyatakan secara tegas
pada akhir akta.
(5) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) mengakibatkan suatu akta hanya
mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan dan
dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk
menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga kepada Notaris.
50

CONTOH ADA PENGHADAP YANG TIDAK DAPAT


MENANDATANGANI AKTA
DEMIKIANLAH AKTA INI
- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat,
pada hari, tanggal, serta pada jam seperti disebutkan pada bagian
awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya Mantili ,.............
2. Tuan Andika,...........
- Keduanya pegawai saya, Notaris, sebagai saksi-saksi.
- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh
penghadap tuan ALI, saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan
penghadap tuan HASAN menurut keterangannya ingin turut
menandatangani akta ini akan tetapi tidak dapat menandatangani
akta ini karena tangan kanannya keseleo;
-Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.
CONTOH ADA PENGHADAP YANG TIDAK DAPAT
MENANDATANGANI AKTA --- dan membubuhkan cap ibu jari
kirinya pada minuta akta
DEMIKIANLAH AKTA INI
- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat,
pada hari, tanggal, serta pada jam seperti disebutkan pada bagian
awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya Mantili ,.............
2. Tuan Andika,...........
- Keduanya pegawai saya, Notaris, sebagai saksi-saksi.
51

- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para


penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh
penghadap tuan ALI, saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan
penghadap tuan HASAN menurut keterangannya ingin turut
menandatangani akta ini akan tetapi tidak dapat menandatangani
akta ini karena tangan kanannya keseleo;dan untuk itu penghadap
tuan HASAN membubuhkan cap ibu jari kirinya pada minuta akta ini
dihadapan saya, Notaris dan saksi-saksi;.
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

DALAM AKTA PEJABAT (AKTA RELAAS)

DEMIKIANLAH AKTA INI


- Dibuat sebagai minuta ........
- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh
penghadap tuan ALI, saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan
penghadap tuan HASAN tidak turut menandatangani akta ini karena
tangan kanannya keseleo;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.
52

KOMPARISI

A. KOMPARISI PERORANGAN
1. PENGHADAP TELAH MENIKAH ---- OBYEK PERJANJIAN
MERUPAKAN HARTA PRIBADI
-Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu
sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat
tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun
Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

- Menurut keterangannya tanah dan bangunan yang menjadi obyek perjanjian yang
termuat dalam akta ini merupakan harta pribadi/harta bawaan yang diperolehnya
sebelum perkawinan dengan isterinya nyonya ANA, sehingga untuk melakukan
perbuatan hukum dalam akta ini tidak memerlukan persetujuan dari siapapun juga;

2. PENGHADAP TELAH MENIKAH DENGAN MEMBUAT PERJANJIAN KAWIN


HARTA TERPISAH BERUPA APAPUN JUGA

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu
sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat
tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun
Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;
53

- Menurut keterangannya perkawinannya dengan isterinya nyonya ANA,


dilangsungkan dengan membuat perjanjian kawin diluar persekutuan harta
benda/harta terpisah berupa apapun juga, sebagaimana ternyata dalam akta
Perjanjian Kawin tanggal 13-12-2005 (tiga belas Desember dua ribu lima) nomor
14, yang dibuat dihadapan SANTOSO, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Jakarta
Pusat, yang salinannya bermeterai cukup diperlihatkan kepada saya, Notaris;

B. KOMPARISI SELAKU KUASA

Pasal 47 UUJN menentukan:

(1) Surat kuasa otentik atau surat lainnya yang menjadi dasar
kewenanganpembuatanakta yangdikeluarkandalam bentuk
originaliatausuratkuasadibawahtanganwajibdilekatkan pada
Minuta Akta.
(2) SuratkuasaotentikyangdibuatdalambentukMinutaAkta diuraikan
dalamakta.
(3) Ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakwajib
dilakukan apabila surat kuasa telahdilekatkanpadaaktayang
dibuat di hadapan Notaris yang sama dan hal tersebut
dinyatakandalamakta.

Contoh Komparisi selaku kusa:


1) Berdasarkan kuasa dengan akta otentik

Tuan HASAN, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-05-1980 (lima belas


Mei seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia,
54

swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya


nomor 48, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031505800010;

- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan Akta


Kuasa tanggal
12-08-2013 (dua belas Agustus dua ribu tiga belas) nomor 10, yang
dibuat dihadapan Santoso, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Jakarta
Pusat, yang salinannya bermeterai cukup diperlihatkan kepada saya,
Notaris, selaku kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas
Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga
Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan
Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga
005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran,
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;

2) Berdasarkan surat kuasa di bawah tangan


Tuan HASAN, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-05-1980 (lima belas
Mei seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia,
swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya
nomor 48, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031505800010;

- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat


kuasa yang dibuat dibawah tangan tanggal 12-08-2013 (dua belas
Agustus dua ribu tiga belas), bermeterai cukup yang asli dijahitkan
pada minuta akta ini, selaku kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan
atas nama tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988
(delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh
delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di
Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003,
55

Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan


Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;

3) Berdasarkan surat kuasa di bawah tangan yang dilegalisasi

Tuan HASAN, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-05-1980 (lima belas


Mei seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia,
swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya
nomor 48, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031505800010;
- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat
kuasa yang dibuat dibawah tangan tanggal 12-08-2013 (dua belas
Agustus dua ribu tiga belas), yang dilegalisasi oleh saya, Notaris
dibawah nomor 100/Leg/VIII/2013, bermeterai cukup, yang aslinya
dijahitkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari dan oleh karena itu
untuk dan atas nama tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-
1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh
delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di
Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003,
Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan
Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;
56

KOMPARISI BERKAITAN DENGAN ORANG TUA YANG


MENJALANLAN KEKUASAAN ORANG TUA
1) Ayah menjalankan Kekuasaan Orang Tua
Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas
Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga
Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan
Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga
005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran,
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku ayah yang
menjalankan kekuasaan orang tua dari dan oleh karena itu untuk dan
atas nama anaknya yang masih dibawah umur bernama Budiman,
lahir di Jakarta, pada tanggal 13-08-2000 (tiga belas Agustus dua
ribu), bertempat tinggal bersama orang tuanya tersebut;

2) Orangtua mewakili anak untuk menjual tanah milik anak

Pasal 309 jo 393 KUHPerdata : Orang tua untuk meminjam uang,


menjual atau mejaminkan harta tidak bergerak harus memperoleh
izin dari Pengadilan Negeri.

KOMPARISNYA :
57

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas


Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga
Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan
Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga
005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran,
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;

-Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku ayah yang


menjalankan kekuasaan orang tua dari dan oleh karena itu untuk dan
atas nama anaknya yang masih dibawah umur bernama Budiman,
lahir di Jakarta, pada tanggal 13-08-2000 (tiga belas Agustus dua
ribu);
-dan untuk melakukan perbuatan hukum adalam akta ini telah
memperoleh izin dari Hakim pengadilan ndegeri Jakarta Pusat,
sebagimana ternyata dalam Surat Penetapan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat Nomor 167/PDT/IXI/2013/pn-Jkt.Pst, tanggal 02-09-
2013(dua Septemebr dua ribu tiga belas, yang salinannya
diperlihatkan kepada saya, Notaris dan fotocopy sesuai aslinya,
bermetarai cukup, dijahitkan pada minuta akta ini;
58

KOMPARISI BERKAITAN DENGAN PT


CONTOH BUNYI KOMPARISI BERKAITAN DENGAN PT

1) PT DIWAKILI OLEH DIREKTUR UTAMA

Bunyi Pasal 12 ayat 1 dan ayat 2 huruf a Anggaran Dasar PT:

1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar


Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian,
mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan
Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang
mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk :
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan
(tidak termasuk mengambil uang Perseroan di Bank);
b. mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan
lain baik di dalam maupun di luar negeri;
- harus dengan persetujuan Dewan Komisaris.
2. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan
atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
59

Bunyi Komparisinya :

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan


belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan, Warga
Negara Indonesia, Direktur Utama perseroan terbatas yang akan
disebut, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya
nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031808880006;

- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam


jabatannya tersebut dan karenanya sah mewakili Direksi dari dan
oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas PT
NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota Jakarta Pusat,
berkantor di Jalan Salemba Raya Nomor 100, yang Anggaran
Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT NUSANTARA
BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari dua ribu
delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris dan
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam
Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu
delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;

2) DIREKTUR UTAMA TIDAK DAPAT HADIR DAN MEMBERI


KUASA KEPADA PIHAK LAIN

Sesuai ketentuan Pasal 103 UUPT, anggota Direksi dapat memberi


kuasa kepada karyawan perseroan atau kepada orang lain untuk
mewakili perseroan dalam melakukan tindakan tertentu yang
disebut dalam surat kuasa.
Bunyi Komparisinya :
60

Tuan AKBAR, lahir di Jakarta, pada tanggal 24-09-1990 (dua


puluh empat September seribu sembilan ratus sembilan puluh),
Warga Negara Indonesia, karyawan, bertempat tinggal di Jakarta ,
Jalan Mawar Berduri nomor 20, Rukun Tetangga 010, Rukun
Warga 009, Kelurahan Jati, Kecamatan Rawamangun, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
317103240900034;
- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan
surat kuasa tertanggal 1-10-2013 (satu Oktober dua ribu tiga belas)
nomor 10/SK-Dir/X/2013, bermeterai cukup, yang aslinya
dilekatkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari Tuan ALI, lahir
di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu
sembilan ratus delapan puluh delapan, Warga Negara Indonesia,
Direktur Utama perseroan terbatas yang akan disebut, bertempat
tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun
Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari
Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda
Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031808880006, berlaku sampai dengan tanggal 18-08-2016
(delapan belas Agustus dua ribu enam belas), yang memberi kuasa
tersebut dalam jabatanya tersebut dan karenanya sah mewakili
Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan
terbatas PT NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota
Jakarta Pusat, berkantor di Jalan Salemba Raya Nomor 100, yang
Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT
NUSANTARA BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari
dua ribu delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris
dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam
Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu
delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;

3) PT DIWAKILI OLEH DIREKTUR UTAMA DENGAN


PERSETUJUAN DEWAN KOMISARIS.
61

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan


belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan, Warga
Negara Indonesia, Direktur Utama perseroan terbatas yang akan
disebut, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya
nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031808880006;
- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut dan karenanya sah mewakili Direksi dari dan
oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas PT
NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota Jakarta Pusat,
berkantor di Jalan Salemba Raya Nomor 100, yang Anggaran
Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT NUSANTARA
BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari dua ribu
delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris dan
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam
Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu
delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;
-dan untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini telah
memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan,
sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Dewan Komisaris ,
yang dibuat dibawah tangan, tanggal 03-07-2011 (tiga Juli dua ribu
sebelas) nomor 09/SP-DEKOM/VII/2011, bermetarai cukup, yang
aslinya dilekatkan pada minuta akta ini, demikian guna memenuhi
ketentuan pasal 12 ayat 1 anggaran dasar Perseroan;

4) PT DIWAKILI OLEH DIREKTUR UTAMA DENGAN


PERSETUJUAN DARI RUPS.

Tuan ALI …. dstnya

- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam


62

jabatannya tersebut dan karenanya sah mewakili Direksi dari dan


oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas PT
NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota Jakarta Pusat,
yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT
NUSANTARA BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari
dua ribu delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris
dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam
Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu
delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;

-dan untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini telah


memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Para Pemegang Paham
Saham Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Akta Risalah Rapat
tertanggal hari ini nomor 18, yang dibuat oleh saya, Notaris,
demikian guna memenuhi ketentuan pasal 102 Undang-undang
nomor 40 tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan Terbatas;

Anda mungkin juga menyukai