Anda di halaman 1dari 12

JILMATEKS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil 1

e-ISSN: 2655-7266
Vol. …, No…. Bulan 20XX

Penggunaan Material Local Quarry Sungai Saddang Sebagai Bahan


Campuran Aspal Beton Wearing Course ( AC-WC )
Adelina Damayanti Lode1, Fidya Iryanti Nurdhana2, Lambang Basri Said3
1,2)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
Email: adelinalode20@gmail.com , viviirdam@gmail.com
3)
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
Email: elbasri_umi@yahoo.com

ABSTRAK

Kabupaten Enrekang merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki
sumber material yang dapat digunakan sebagai bahan campuran. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh letak geografis Kabupaten Enrekang yang dilalui langsung oleh sungai terpanjang
di Sulawesi Selatan yaitu Sungai Saddang. Material tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan infrastruktur terutama pekerjaan jalan raya. Penelitian ini menggunakan Agregat
Sungai Saddang sebagai agregat halus dan kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode eksperimen. Pengujian yang dilakukan meliputi Uji Karakteristik Marshall
dan Uji Kuat Tarik Tidak Langsung ( ITS ). Benda uji marshall menggunakan tiga jenis
variasi gradasi, yaitu Gradasi Batas Atas, Gradasi Ideal, dan Gradasi Batas Bawah dengan
nilai KAO 5,8%; 5,9%; dan 6%. Kemudian, dilanjutkan dengan pembutaan benda uji
berdasarkan ketiga nilai KAO yang didapatkan. Nilai ITS untuk 5,8% sebesar 18117,41
KPa; 5,9% sebesar 20498,03 KPa; dan 6% sebesar 21920,21 KPa. Nilai regangan yang
didapatkan untuk 5,8% sebesar 0,00549; 5,9% sebesar 0,02614; dan 6% sebesar 0,05292.
Nilai Modulus Elastis adalah 5,8% sebesar 3302697,70; 5,9% sebesar 784239,37; dan 6%
sebesar 414211,85. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agregat Sungai Saddang
memenuhi Spesifikasi Bina Marga 2018.

Kata Kunci: Material Sungai Saddang, Karakteristik Marshall, ITS.

ABSTRACT

Enrekang regency is one of the areas in South Sulawesi that has a source of material that
can be used as a mixed material. This is due to the influence of the geographical location
of Enrekang Regency which is passed directly by the longest river in South Sulawesi
namely Saddang River. The material is utilized to meet infrastructure needs, especially road
works. The study used Saddang River Aggregate as a fine and rough aggregate. The
method used in the study is the experimental method. Tests performed include Marshall
Characteristic Test and Indirect Tensile Strength Test (ITS). Marshall test objects use three
types of gradation variations, namely Upper Limit Gradation, Ideal Gradation, and Lower
Limit Gradation with a KAO value of 5.8%; 5,9%; and 6%. Then, followed by blinding the
test object based on the three KAO values obtained. ITS value for 5.8% of 18117.41 KPa;
5.9% of 20498.03 KPa; and 6% of 21920.21 KPa. The value of the strain obtained for
5.8% is 0.00549; 5.9% by 0.02614; and 6% by 0.05292. Elastic Modulus Value is 5.8% at
3302697.70; 5.9% of 784239.37; and 6% by 414211.85. The results showed that saddang
river aggregate meets Bina Marga Specification 2018.

Keywords: Saddang River Material, Marshall Characteristics, ITS.

Volume X Nomor X Bulan Tahun


2 Penggunaan Material Local Quarry Sungai Saddang Sebagai Bahan Campuran
Aspal Beton Wearing Course (AC-WC)

1. Pendahuluan campuran Aspal Beton Wearing


Latar Belakang Course (AC-WC) dengan
menggunakan Indirect Tensile Strenght
Perkerasan jalan merupakan hal yang utama Test ?
untuk menunjang dalam bertransportasi,
maka dari itu dibutuhkan perkerasan jalan Tujuan Penelitian
yang memadai dan layak untuk 1. Menganalisis karakteristik agregat dari
dipergunakan. Perkembangan kontruksi Sungai Saddang pada campuran Aspal
jalan raya sangat berkembang pesat, dimana Beton Wearing Course (AC-WC).
semua aktivitas manusia banyak 2. Menganalisis nilai Indirect Tensile
menggunakan transportasi darat, sehingga Strength Test pada campuran Aspal
pembangunan maupun pemeliharaan jalan Beton Wearing Course (AC-WC)
raya sangat menjadi perhatian utama dengan menggunakan agregat dari
pemerintah,untuk mendapatkan rasa aman, Sungai Saddang.
nyaman bagi para pengguna jalan raya
(Tyan Indhasari, 2013). Suatu perkerasan 2. Metode Penelitian
jalan sangat dipengaruhi oleh bahan yang 2.1 Lokasi Penelitian
digunakan dalam campuran khususnya
perkerasan jalan lentur. Dalam campuran Penelitian yang dilakukan di Laboratorium
aspal terdiri dari campuran material agregat Bahan Perkerasan Jalan Program Studi
kasar dan agregat halus, tak jarang juga Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
ditambahkan bahan pengisi (filler) yang Muslim Indonesia Makassar.
memenuhi syarat spesifikasi yang berlaku.
Quarry adalah tambang yang menerapkan 2.2 Bahan dan Alat Penelitian
proses penambangan bahan galian yang 2.2.1 Bahan Penelitian
bersifat nonlogam atau batuan
(Barton,1968). Local Quarry merupakan Aspal yang digunakan yaitu Aspal Minyak
tambang yang berada disuatu daerah penetrasi 60/70 (AC 60/70) produksi
wilayah tertentu, memiliki sumber material Pertamina yang diperoleh dari PU Bina
yang cukup banyak dengan proses Marga Baddoka. Agregat yang digunakan
penambangan dan pengolahan dengan alat yaitu agregat kasar dan agregat halus yang
dan metode tertentu. di ambil secara acak di stone crusher Sungai
Kabupaten Enrekang merupakan salah satu Saddang Enrekang.
daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang
bahan campuran. Material yang ada di 2.2.2 Alat Penelitian
sungai tersebut bayak dimanfaatkan sebagai
bahan campuran untuk memenuhi Penelitian ini menggunakan alat-alat yang
kebutuhan dalam membangun infrastruktur tersedia di Laboratorium Bahan Perkerasan
salah satunya jalan raya. Peningkatan Jalan Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
ketersediaan material setiap tahunnya Teknik, Universitas Muslim Indonesia.
disebabkan karena pada saat musim hujan,
derasnya air yang menyebabkan aliran 2.3 Tahapan Penelitian
sungai membawa material dari arah hulu ke
hilir. 1. Pengambilan Bahan Benda Uji
Persiapan dan pemeriksaan bahan
Rumusan Masalah dilaksanakan di Laboratorium Bahan
1. Bagaimana karakterisik campuran Perkerasan Jalan Program Studi Teknik
Aspal Beton Wearing Course (AC- Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
WC) dengan menggunakan agregat dari Muslim Indonesia. Dimana agregat
Sungai Saddang ? kasar, dan agregat halus diambil di
2. Bagaimana pengaruh penggunaan stone crusher Sungai Saddang,
agregat dari Sungai Saddang pada Enrekang Sulawesi Selatan.

Volume X Nomor X Bulan Tahun


JILMATEKS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil 3
e-ISSN: 2655-7266
Vol. …, No…. Bulan 20XX

Tidak Langsung dalam keadaan normal


2. Pembuatan benda uji ( 9 briket untuk keseluruhan variasi ).
Sebelum proses pembuatan benda uji,
maka semua bahan penyusun aspal 2.4 Metode Analisis Data
harus di uji di Laboratorium, sehingga
bahan-bahan yang akan digunakan Metode yang digunakan dalam rangka
memenuhi syarat sebagia bahan mengelola data untuk menghasilkan desain
penyusun campuran aspal. Perencanaan yang baik adalah Marshall Test.
benda uji yang akan dibuat dengan Pengelolaan data di dapat setelah pengujian
memvariasikan komposisi campuran sampel. Setelah pengelolaan dapat
agregat yaitu batas bawah, batas ideal, ditentukan KAO berdasarkan karakteristik
dan batas atas. campuran. Kemudian dibuatkan lagi benda
Penentuan Kadar Aspal Optimum uji berdasarkan dengan nilai KAO untuk
(KAO) dilakukan dengan cara dilakukan tahap pengujian Kuat Tarik Tidak
memvariasikan kadar aspal yaitu 4,5%, Langsung. Kemudian pada tahap ini semua
5%, 5,5%, 6%, 6,5% sebanyak 3 (tiga) data yang diperoleh dari hasil pengujian di
buah briket untuk masig-masing kadar analisis untuk menilai pengaruh dari
aspal (45 briket untuk keseluruhan masing-masing pengujian.
kadar aspal 3 variasi). Parameter
campuran yang dianjurkan oleh Bina 3. Hasil dan Pembahasan
Marga untuk dipenuhi dalam penentuan
3.1 Pemeriksaan Aspal
KAO adalah stabilitas, kelelehan (flow),
Marshall Quotient (MQ), rongga udara Dalam penelitian ini digunakan Aspal
dalam campuran (VIM), dan rongga Pen 60/70. Pengujian aspal yang
terisi aspal (VFB). Setelah didapatkan digunakan dalam campuran memenuhi
KAO dari masing-masing ketiga variasi persyaratan Spesifikasi Umum Bina
maka ditentukan perencanaan Marga 2018. Untuk data hasil
campuran untuk benda uji Kuat Tarik pemeriksaan aspal dapat diliat pada
tabel 4.1(Lampiran 13)

NO. Jenis Pemeriksaan Aspal Spesifikasi


1 Kelekatan Agregat Terhadap Aspal (%) 97 ≥ 95 %
2 Penetrasi 25oC;100 gr; 5 detik; 0,1 mm 60.6 60 – 79
3 Berat Jenis Aspal  1.15 1.0 – 1.16
4 Titik Lembek Aspal (°C) 51.5 ≥ 48
5 Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal (°C) 307° dan 309° ≥ 220
6 Daktalitas, 25 oC; cm 165 ≥ 100
Tabel 1 Rekapitulasi pemeriksaan aspal pen 60/70
Sumber: Hasil Penelitian

3.2 Pemeriksaan Agregat

Agregat yang digunakan pada penelitian Pemeriksaan ini dilakukan untuk


ini adalah split ukuran 0,5-1, 1-2 dan menentukan pembagian butir (gradasi)
abu batu yang telah melalui pengujian di agregat dengan menggunakan saringan
Laboratorium Bahan Perkerasan Jalan sesuai dengan Standar Spesifikasi
Fakultas Teknik Program Studi Sipil.  Umum Bina Marga 2018.

Volume X Nomor X Bulan Tahun


4 Penggunaan Material Local Quarry Sungai Saddang Sebagai Bahan Campuran
Aspal Beton Wearing Course (AC-WC)

Tabel 2 Rekapitulasi Pemeriksaan Agregat

Split
No Jenis Pemeriksaam Abu batu Spesifikasi
1-2 0,5 – 1

1 Ayakan (%lolos)

34'' 100 100 100 100

12'' 71.00 100 100 90-100

38'' 14.10 99,42 100 77-90

No. 4 0 44.06 100 53-69

No. 8 0 0.85 92.20 33-53

No. 16 0 0 66.15 21-40

No. 30 0 0 50.65 14-30

No. 50 0 0 36.25 9-22

No. 100 0 0 22.95 6-15

No. 200 0 0 10.10 4-9

2 Berat Jenis Agregat

a. Bulk 2.66 2.65 2.64 2.4 – 2.9

b. SSD 2.74 2.69 2.76 2.4 – 2.9

c. Apparent 2.88 2.77 2.58 2.4 – 2.9

d. Penyerapan 2.86 1.63 0.025 ≤3%

3 Berat Isi

a. Gembur (gr/cm3) 1.425 1.415 1.601 1,4 – 1,9

b. Padat (gr/cm3) 1.439 1.432   1.500 1,4 – 1,9

4 Sand Equipalent ≥ 60 %

a. Sebelum pembebanan (%) - - 92.19

b. Setelah pembebanan (%) - - 92.81

5 Soundness Test (%)       10.26 7.15 ≤ 12 %

Volume X Nomor X Bulan Tahun


JILMATEKS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil 5
e-ISSN: 2655-7266
Vol. …, No…. Bulan 20XX

6 Abration Test (%) 21.48 20.98 - ≤ 40


Sumber: Hasil Penelitian

Dari hasil pemeriksaan agregat yang berasal dari Sungai Saddang memenuhi
berasal dari Sungai Saddang, dapat Spesifikasi Bina Marga 2018 dan dapat
dilihat pada tabel bahwa untuk digunakan pada campuran Aspal Beton
pemeriksaan material agregat yang Wearing Course (AC-WC). 

3.3 Hasil Pengujian Marshall Test


untuk Penentuan Kadar Aspal
Optimum (KAO)

Table 3 Rekapitulasi pengujian marshall campuran AC-WC pen 60/70 untuk KAO variasi 1
Sifat-sifat campuran Hasil Pengujian
Spesifikasi
Kadar Aspal; % 4.5 5 5.5 6 6.5
Density 2.580 2.560 2.540 2.521 2.502 ≥2.2 kg/mm3
VIM; % 6.490 5.209 4.542 4.053 3.664 ≥ 3%
VMA; % 15.682 15.630 16.128 16.779 17.512 ≥ 15%
VFA; % 58.620 66.690 71.854 75.847 79.090 ≥ 63%
Stabilitas; kg 927.78 1022.31 1113.32 1084.62 993.36 800-1800 kg
Flow; mm 2.60 2.27 2.10 2.30 2.60 Min 2 mm
Hasil bagi marshall; kg/mm 356.58 451.21 533.59 471.47 397.71 Min 180

Sumber: Hasil Penelitian

Table 4 Rekapitulasi pengujian marshall campuran AC-WC pen 60/70 untuk KAO variasi 2
Sifat-sifat campuran Hasil Pengujian Spesifikasi
Kadar Aspal; % 4.5 5 5.5 6 6.5
Density 2.526 2.509 2.492 2.474 2.458 ≥2.2 kg/mm3
VIM; % 6.765 5.804 4.660 3.895 3.447 ≥ 3%
VMA; % 15.031 15.199 15.212 15.567 16.200 ≥ 15%
VFA; % 55.018 61.819 69.363 74.995 78.768 ≥ 63%
Stabilitas; kg 812,22 876.71 906.94 895.17 856.80 800-1800 kg
Flow; mm 2.30 2.43 2.30 2.50 3.10 Min 2 mm
Hasil bagi marshall; kg/mm 290.33 360.46 394.51 358.96 282.48 Min 180
Sumber: Hasil Penelitian

Sifat-sifat campuran Hasil Pengujian Spesifikasi


Kadar Aspal; % 4.5 5 5.5 6 6.5
≥2.2
Density 2.580 2.560 2.540 2.521 2.502
kg/mm3
VIM; % 7.568 5.918 5.027 4.656 4.234 ≥ 3%
VMA; % 16.320 15.924 16.219 16.970 17.671 ≥ 15%
VFA; % 53.650 62.882 69.029 72.569 76.051 ≥ 63%
1050.9 800-1800
Stabilitas; kg 875.95 1252.07 1372.10 1305.68
3 kg
Flow; mm 2.77 2.63 2.53 2.50 2.80 Min 2 mm

Volume X Nomor X Bulan Tahun


6 Penggunaan Material Local Quarry Sungai Saddang Sebagai Bahan Campuran
Aspal Beton Wearing Course (AC-WC)

Hasil bagi marshall; kg/mm 317.69 475.83 541.79 523.24 367.08 Min 180
Table 5 Rekapitulasi pengujian marshall campuran AC-WC pen 60/70 untuk KAO variasi 3
Sumber: Hasil Penelitian

Dari data rekapitulasi karakteristik terjadi pada campuran.


Marshall pada tabel 3, 4, dan 5 maka
diperoleh keadaan kadar aspal optimum 3.3.3 Hubungan Kadar Aspal
berdasarkan spesifikasi campuran yang terhadap Void In Mixture
digunakan dan yang diperoleh dari hasil (VIM)
uji Marshall Test. Kadar aspal optimum
yang digunakan yaitu sebesar 5,8 % , Dari hasil analisis menunjukkan bahwa
5,9% , dan 6%. nilai VIM pada kadar aspal 4,5%
mengalami penurunan sampai dengan
3.3.1 Hubungan Kadar Aspal kadar aspal 6,5%. Nilai VIM tertinggi
Terhadap Stabilitas berada di kadar aspal 4,5% variasi 3
dengan nilai 7,568% hal ini disebabkan
Stabilitas merupakan parameter yang oleh besarnya rongga dalam campuran
menunjukkan batas maksimum beban yang mengakibatkan campuran menjadi
yang dapat diterima oleh suatu kurang rapat dimana air dan udara
campuran beraspal saat terjadi mudah masuk ke rongga-rongga dalam
keruntuhan yang dinyatakan dalam campuran dan akan mengurangi tingkat
kilogram. Dari hasil analisis, terlihat keawetannya.
bahwa hubungan antara nilai stabilitas
dengan kadar aspal rencana berdasarkan 3.3.4 Hubungan Kadar Aspal
dari 3 variasi adalah nilai stabilitas terhadap Void Fillet with
tertinggi yaitu dengan nilai stabilitas Asphalt (VFA)
pada variasi 3 pada kadar aspal 5,5%
dengan nilai stabilitas sebesar 1372,10 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
Kg. semakin tinggi kadar aspal yang VFA pada kadar aspal 4,5% sangat
digunakan akan meningkatkan nilai rendah, hal ini disebabkan rendahnya
stabilitasnya. Tetapi seiring dengan persentase kadar aspal pada campuran
penambahan kadar aspal melebihi nilai yang mengakibatkan banyak permukaan
optimum, maka stabilitas akan menurun dan rongga campuran yang tidak
karena campuran akan mengalami diselimuti aspal sehingga pengikatan
bleeding atau kegemukan. Tebal selimut antara agregat dengan aspal tidak
aspal bertambah dan dapat mengurangi optimal. Terlihat pada grafik bahwa
sifat saling kunci antara agregat. kadar aspal 4,5% dari ketiga variasi
tidak memenuhi spesifikasi yaitu
3.3.2 Hubungan Kadar Aspal dibawah 65%. nilai VFA naik pada
Terhadap Flow penambahan kadar aspal 5.0% sampai
6,5%. Semakin tinggi kadar aspal dalam
Dari hasil analisis menunjukan bahwa, campuran maka semakin tinggi nilai
nilai flow tertinggi dari ketiga variasi VFA dalam campuran. Akan tetapi,
adalah nilai Flow pada variasi 2 yaitu kadar aspal 4,5% tidak memenuhi
sebesar 3,10 mm dengan kadar aspal spesifikasi terhadap nilai VFA.
6,5%. Hal ini disebabkan oleh pengaruh Sedangkan kadar aspal 5.0% hingga
tebalnya aspal yang menyelimuti 6,5% nilai VFA campuran telah
permukaan agregat yang dapat memenuhi spesifikasi.
meningkatkan kelelehan yang terjadi
pada campuran. Hal ini menjelaskan 3.3.5 Hubungan Kadar Aspal
bahwa semakin tinggi kadar aspal maka terhadap Void In Mineral
semakin besar pula kelelehan yang

Volume X Nomor X Bulan Tahun


JILMATEKS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil 7
e-ISSN: 2655-7266
Vol. …, No…. Bulan 20XX

Aggregates (VMA) aspal yang telah melampaui nilai


maksimum stabilitas, di samping itu
Dari hasil analisis, hasil pengujian kelelehannya akan semakin tinggi
menunjukkan bahwanilai VMA dengan meningkatnya aspal. Nilai
mengalami kenaikan disetiap stabilitas dan kelelehan mempengaruhi
penambahan kadar aspal, hal ini Marshall Quentient, makin tinggi kadar
disebabkan oleh rongga dalam campuran aspal maka makin tinggi nilai stabilitas
lebih kecil, menyebabkan kerapatan dan nilai kelelehan yang di dapatkan,
campuran meningkat, berakibat tetapi jika terlalu banyak kadar aspal,
peningkatan agregat oleh aspal lebih maka nilai stabilitas mengalami
baik. Kondisi tersebut menunjukkan penurunan.
bahwa nilai tersebut memenuhi nilai
VMA pada campuran berdasarkan
spesifikasi Bina Marga 2018 yaitu
minimal 15%.
3.3.8 Hubungan antara Kadar
3.3.6 Hubungan Kadar Aspal Aspal dengan Karakteristik
terhadap Kerapatan Campuran Aspal
(Density)
Dari data rekapitulasi karakteristik
Dari hasil analisis diatas menjelaskan Marshall pada tabel 3 diperoleh keadaan
bahwa nilai density meningkat menurun kadar aspal optimum berdasarkan
dari kadar aspal 4,5% sampai dengan spesifikasi campuran yang digunakan
6,5% nilai density campuran telah dan yang diperoleh dari hasil uji
memenuhi spesifikasi yaitu min 2.2 Marshall Test. Kadar aspal optimum
kg/mm3. Pada grafik 4.9 diatas yang digunakan yaitu sebesar 5,8 % .
menunjukkan semakin besar kadar aspal Dari data rekapitulasi karakteristik
yang digunakan pada campuran maka Marshall pada tabel 4 diperoleh keadaan
semakin tinggi nilai density atau kadar aspal optimum berdasarkan
kepadatan yang dihasilkan. spesifikasi campuran yang digunakan
dan yang diperoleh dari hasil uji
3.3.7 Hubungan antara Kadar Marshall Test. Kadar aspal optimum
Aspal terhadap Marshall yang digunakan yaitu sebesar 5,9 %.
Quotient Dari data rekapitulasi karakteristik
Marshall pada tabel 4.6 diperoleh
Dari hasil analisis, dimana terlihat nilai keadaan kadar aspal optimum
MQ pada kadar aspal 4.5% mengalami berdasarkan spesifikasi campuran yang
peningkatan sampai pada nilai tertentu. digunakan dan yang diperoleh dari hasil
Hal ini disebabkan stabilitas akan uji Marshall Test. Kadar aspal optimum
menurun dengan penambahan kadar yang digunakan yaitu sebesar 6 % .

3.4 Penentuan Komposisi


Campuran untuk Pengujian
ITS

Tabel 6 Komposisi agregat dengan KAO 5,8%, 5,9%, dan 6,0%


KAO Batu Pecah Batu Pecah Total
Abu Batu Aspal
(%) (1-2) ( 0,5 - 1 ) (gr)

5,8 158,3 440,86 531,3 69,6 1130,3

Volume X Nomor X Bulan Tahun


8 Penggunaan Material Local Quarry Sungai Saddang Sebagai Bahan Campuran
Aspal Beton Wearing Course (AC-WC)

5,9 158,1 440,39 530,7 70,8 1129,2


6 157,9 439,92 530,2 72 1128
Sumber: Hasil Penelitian

3.5 Hasil dan Analisis Pengujian


Kuat Tarik Tidak Langsung
berdasarkan KAO
3.5.1 Hubungan Kuat Tarik Tidak
Langsung berdasarkan KAO

25000.00

20000.00

15000.00
ITS (KPa)

10000.00

5000.00

0.00
5.8 5.9 6
KAO (%)

Gambar 1 Hubungan ITS terhadap nilai KAO

Berdasarkan gambar 1 pada campuran tebalnya aspal yang menyelimuti


AC-WC, terlihat pada grafik bahwa nilai permukaan agregat sehingga dapat
ITS untuk KAO 5,8% sebesar 18117,41 meningkatkan kuat tarik yang terjadi.
KPa, KAO 5,9% sebesar 20498,03 KPa,
dan untuk KAO 6% sebesar 21920,21 3.5.2 Hubungan Regangan (ԑ)
KPa mengalami kenaikan seiring berdasarkan KAO
bertambahnya jumlah KAO yang
digunakan, hal ini disebabkan karena

0.06000

0.05000

0.04000
Regangan (ԑ)

0.03000

0.02000

0.01000

0.00000
5.8 5.9 6
KAO (%)

Gambar 2 Hubungan regangan (ԑ) berdasarkan KAO

Berdasarkan gambar 2, pada campuran regangan yang terjadi. Hal ini


AC-WC, nilai regangan tertinggi yang disebabkan oleh tebalnya aspal yang
didapatkan sebesar 0.05292 pada KAO menyelimuti agregat dalam campuran
6%. Terlihat pada grafik tersebut bahwa tidak dapat menahan beban yang
semakin tinggi kadar aspal yang diberikan sehingga campuran aspal
digunakan maka semakin tinggi mengalami keretakan.

3.5.3 Hubungan Modulus Elastis


(E) berdasarkan KAO

Volume X Nomor X Bulan Tahun


JILMATEKS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil 9
e-ISSN: 2655-7266
Vol. …, No…. Bulan 20XX

3500000.00

3000000.00

Modulus Elastis (KPa)


2500000.00

2000000.00

1500000.00

1000000.00

500000.00

0.00
5.8 5.9 6
KAO (%)

Gambar 3 Hubungan modulus elastis (E) berdasarkan KAO

Berdasarkan gambar 3 hubungan


modulus elastis terhadap variasi KAO
yang digunakan pada campuran AC-
WC. Terlihat pada grafik bahwa nilai
Modulus Elastis semakin menurun
seiring bertambahnya jumlah kadar
aspal optimum yang digunakan. Nilai
Modulus Elastis tertinggi sebanyak
3302697,70 Kpa pada kadar aspal
optimum 5,8%, dan nilai terrendah
sebanyak 414211,85 Kpa pada kadar
aspal optimum 6%. Hal ini terjadi
karena jumlah yang terlalu banyak
dalam campuran akan mengurangi 3.5.4 Hubungan Tegangan dan
kekakuan pada campuran sehingga Regangan Berdasarkan KAO
campuran akan mengalami keretakan
dengan cepat.

Grafik Hubungan antara Tegangan dan Regangan


25,000.00

20,000.00
Tegangan

15,000.00

10,000.00

5,000.00

0.00
0.00549 0.02614 0.05292

regangan

tegangan regangan
Gambar 4 Hubungan Tegangan dan Regangan Berdasarkan KAO

Pada gambar 4 terlihat bahwa nilai Pengaruh Nilai KAO


tegangan dan regangan mengalami 3.6.1 Pengaruh KAO terhadap
kenaikan seiring bertambahnya kadar Kuat Tarik
aspal yang digunakan. Tegangan dan
regangan memiliki sifat yang Nilai ITS pada benda uji dengan
berbanding lurus karena apabila nilai memvariasikan nilai KAO mengalami
tegangan tinggi, maka nilai regangannya kenaikan seiring bertambahnya nilai
juga akan mengalami peningkatan. KAO yang digunakan. Benda uji normal
mengalami kenaikan yang tidak terlalu
3.6 Pembahasan Indirect Tensile signifikan. Terjadinya kenaikan tidak
Strength (ITS) terhadap lepas dari bertambahnya nilai kadar

Volume X Nomor X Bulan Tahun


10 Penggunaan Material Local Quarry Sungai Saddang Sebagai Bahan Campuran
Aspal Beton Wearing Course (AC-WC)

aspal optimum yang digunakan sehingga


jumlah aspal yang digunakan juga akan
bertambah. Hal ini dipengaruhi oleh 4. Penutup
banyaknya jumlah aspal yang merekat 4.1 Kesimpulan
pada campuran AC-WC. Berdasarkan penelitian mengenai
Penggunaan Material Local Quarry
3.6.2 Pengaruh KAO terhadap Sungai Saddang sebagai Bahan
Regangan Campuran Aspal Beton Wearing Course
(AC-WC) , maka dapat diambil
Pengaruh KAO terhadap regangan yaitu kesimpulan sebagai berikut :
memperbesar nilai regangan. Karena 1. Dari hasil analisis karakteristik
seiring meningkatnya nilai KAO yang Marshall pada campuran AC-WC
digunakan, nilai regangan akan semakin dengan 3 variasi komposisi agregat
meningkat. Apabila nilai regangan mulai diperoleh nilai stabilitas tertinggi
meningkat, maka benda uji mulai pada variasi ketiga kadar aspal 5,5%
mengalami retak atau keruntuhan sebesar 1372,10 Kg. Untuk nilai
sehingga secara perlahan nilai regangan kelelehan (Flow) tertinggi pada kadar
akan menurun. Hubungan antara kuat aspal 6,5% variasi kedua sebesar
tarik terhadap regangan yaitu apabila 3,10%. Nilai VIM tertinggi terdapat
semakin tinggi kuat tarik maka semakin pada kadar aspal 4,5% variasi ketiga
rendah regangan. Karena campuran sebesar 7,568%. Untuk nilai VFA
lebih mampu menahan beban tarik tertinggi pada kadar aspal 6,5%
sehingga regangan yang terjadi pada variasi pertama sebesar 79,090%.
campuran tidak terlalu besar. Nilai VMA tertinggi terdapat pada
kadar aspal 6,5% pada variasi ketiga
3.6.3 Pengaruh KAO terhadap sebesar 17,671%. Untuk nilai
Modulus Elastis Density tertinggi pada kadar aspal
4,5% variasi pertama sebesar 2,621.
Pengaruh KAO dapat meningkatkan Untuk Nilai Marshall Quotient
nilai modulus elastis. Hubungan antara tertinggi pada kadar aspal 5,5%
modulus elastis dengan regangan yaitu variasi ketiga sebesar 541,79 Kg/mm.
berbanding terbalik, apabila semakin Pengujian karakteristik Marshall
tinggi nilai modulus elastis maka dengan menggunakan agregat dari
semakin rendah nilai regangan. Karena Sungai Saddang memenuhi syarat-
apabila nilai modulus elastis tinggi, syarat spesifikasi aspal beton
maka campuran lebih sulit mengalami Wearing Course (AC-WC).
perubahan bentuk. Hal ini juga 2. Dari hasil analisis variasi Kadar
diakibatkan karena sifat modulus elastis Aspal Optimum (KAO) 5,8% ,
yang dapat berubah akibat penambahan 5,9% , 6% pada campuran aspal
kadar aspal yang digunakan. beton, hasil pengujian Indirect
Tensile Strength (ITS) yaitu
18117,41 Kpa untuk KAO 5,8%,
20498,03 Kpa untuk KAO 5,9%, dan
21920,21 Kpa untuk KAO 6%. Dari
hasil analisis Variasi KAO pada
campuran aspal beton dengan
menggunakan alat Indirect Tensile
Strength (ITS), nilai ITS pada benda
uji normal dengan memvariasikan
nilai KAO mengalami kenaikan
seiring bertambahnya nilai KAO
yang digunakan. Benda uji

Volume X Nomor X Bulan Tahun


JILMATEKS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil 11
e-ISSN: 2655-7266
Vol. …, No…. Bulan 20XX

mengalami kenaikan yang tidak ASTM D2726-04. Standard Test


terlalu signifikan. Terjadinya Method for Bulk Specific Gravity
kenaikan tidak lepas dari and Density of Non-Absorptive
bertambahnya nilai kadar aspal Compacted Bituminous Mixtures.
optimum (KAO) yang digunakan
Bina Marga, 2018. Campuran Beraspal
sehingga jumlah aspal yang
Panas.
digunakan juga akan bertambah. Hal
ini dipengaruhi oleh banyaknya Brown, Stephen. 1990. The Shell
jumlah aspal yang mengisi ruang Bitumen Handbook. Chertsey :
antar agregat pada campuran AC- Shell Bitumen U.K.
WC. Nilai Modulus Elastis pada
benda uji mengalami penurunan Fitridawati Soehardi. 2013. Pengunaan
seiring bertambahnya Kadar Aspal Material Local Quarry Muara
Optimum yang digunakan sedangkan Takus sebagai Bahan Campuran
Lapisan Pondasi Atas Pada
nilai Regangan pada benda uji
Perkerasan Jalan Raya. Skripsi
mengalami kenaikan disetiap Tenik Sipil Universitas Lancang
penambahan Kadar Aspal Optimum Kuning.
(KAO).
Garrick, N. W., & Biskur, R. R. 1990.
4.2 Saran Effects of Asphalt Properties on
1. Untuk menghasilkan data yang lebih Indirect Tensile Strength.
akurat dan teliti diperlukan lebih
Indhasari, Tyan. 2013. Pengaruh
banyak sampel lagi pada
Penuaan Aspal Terhadap
pengujiannya. Karakteristik Asphalt Concrete
2. Untuk Penelitian selanjutnya Wearing Course (AC-WC)
disarankan menggunakan jenis Gradasi Kasar Dengan Acuan
campuran lain agar dapat diketahui Spesifikasi Umum Bina Marga
karakteristik tiap campuran bila 2010. Skripsi FT Universitas
menggunakan bahan pengikat yang Muhammadiyah Surakarta.
sama.
3. Pada kondisi di lapangan terutama Krebs, RD and Walker, RD. 1971.
selama proses pembuatan campuran Highway Material. Mc Graw Hill.
beraspal di unit pencampuran
aspal (AMP), disarankan lamanya Laboratorium Transportasi dan Jalaln
waktu pencampuran aspal dan Raya, 2008 “Laporan Praktikum
agregat tidak boleh terlalu lama. Bahan Perkerasan Jalan”.
Program Studi Teknik Sipil
Daftar Pustaka Universitas Muslim Indonesia,
Makassar.
AASHTO, 1982. Standart Spesification for
Transportasion Materials and Millard, R. S. 1993. Road Building in
Method of Sampling and Testing, the Tropics – State of the Art
Part I: Spesification. Review 9. Transport Research
Agus Ariawan. 2007. Penggunaan Batu Laboratory, Department of
Kapur sebagai Filler Pada Transport, UK.
Campuran Asphalt Concrete
Petrich Meysha Buana R, Djoko
Binder Coarse (AC-BC) dengan
Sarwono, & Djumari, 2013.
Metode Kepadatan Mutlak
Pengaruh Pasir Kuarsa pada
(PRD). Jurnal Ilmiah Teknik
Laston AC-WC sebagai
Sipil.
Pengganti Agregat Halus. Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil.

Volume X Nomor X Bulan Tahun


12 Penggunaan Material Local Quarry Sungai Saddang Sebagai Bahan Campuran
Aspal Beton Wearing Course (AC-WC)

Volume X Nomor X Bulan Tahun

Anda mungkin juga menyukai