Anda di halaman 1dari 13

SKENARIO 1

Seorang pasien laki-laki berusia lima puluh lima tahun mengeluh sakit pada
tambalan gigi molar bawah kiri setelah setahun kemudian. Baru-baru ini, dia
mengeluhkan gigi gerahamnya yang sensitif terhadap minuman dingin. Selama
pemeriksaan, dokter gigi menemukan bahwa material tambalan komposit sebelumnya
telah mengalami perubahan warna pada tepi tambalan. dokter gigi menyarankan untuk
mengganti tambalan komposit

Klarifikasi istilah
1. Sensitif (nio)
2. Tambalan komposit
3. Filling material (Aul)
Rumusan masalah
1. Apakah diagnosis kasus tersebut? (otong)
2. Etiologi kasus? (rachmalya)
PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA RESIN KOMPOSIT NANOFILLER YANG
DIPOLES DAN TIDAK DIPOLES PADA PERENDAMAN LARUTAN TEH HIJAU,
FakultasKedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
Perubahan stabilitas warna resin komposit memiliki etiologi multifaktorial yang
melibatkan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi karakteristik
bahan restorasi seperti jenis matriks organik, bahan pengisi inorganik dan
komposisinya. Faktor ekstrinsik berhubungan dengan perilaku pasien, seperti oral
hygiene yang buruk, pola makan sehari-hari yaitu kebiasaan mengonsumsi makanan
dan minuman yang mengandung pigmen warna, dan berhubungan dengan dokter gigi
seperti prosedur finishing dan polishing restorasi gigi. Prosedur finishing dan polishing
harus dipertimbangkan, karena permukaan restorasi gigi yang kasar dapat membuat
penumpukan plak gigi. Penumpukan plak ini dapat menyebabkan iritasi gingiva, resiko
karies sekunder dan mengurangi kecerahan restorasi, sehingga memungkinkan
terjadinya perubahan warna dan degradasi permukaan restorasi. Hal tersebut apabila
ditambah dengan faktor ekstrinsik lain berupa makanan dan minuman yang memiliki
kandungan zat pewarna akan memperparah perubahan warna pada resin komposit.
Sejumlah penelitian in vitro menyatakan bahwa minuman dan makanan, seperti
kopi, the atau anggur merah, jus buah, minuman bersoda, kecap dan mustard dapat
menyebabkan perubahan warna yang signifikan pada restorasi resin komposit. Salah
satu minuman mengandung pigmen warna yang sering dikonsumsi masyarakat adalah
the (contohnya teh hijau). Teh hijau adalah teh yang sering dikonsumsi masyarakat saat
ini dan merupakan salah satu teh herbal
menyehatkan yang memiliki banyak manfaat seperti: mencegah beberapa jenis kanker,
mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi, membantu dalam penurunan berat badan,
dan sebagainya.9 Meskipun teh hijau mempunyai banyak manfaat, namun the hijau
juga mengandung staining agent seperti polifenol yang dapat menyebabkan perubahan
warna gigi dan restorasi. Teh hijau juga mengandung asam fenolik dan tannin yang
dapat terserap oleh tumpatan. Dengan terserapnya asam fenolik pada resin komposit,
akan terjadi degradasi permukaan tumpatan yang menyebabkan permukaan restorasi
menjadi kasar. Hal tersebut mengakibatkan kemungkinan restorasi mengalami
perubahan warna lebih tinggi.
Pernyataan ini sesuai dengan penelitian oleh Wandania Farahanny (2009) yang
menyebutkan bahwa resin komposit yang dipoles maupun tidak dipoles sama-sama
mengalami perubahan warna tetapi perubahan warna yang ditimbulkan keduanya
berbeda. Pada resin komposit yang tidak dipoles memiliki perubahan warna yang jauh
lebih tinggi dibanding dengan resin komposit yang dipoles. Hal ini disebabkan tekstur
permukaan bahan restorasi memiliki pengaruh yang besar pada perubahan warna dan
tampilan estetik pada restorasi langsung dan tidak langsung. Penelitian ini menunjukan
bahwa factor ekstrinsik yaitu finishing dan polishing sangat berpengaruh untuk stabilitas
warna dan ketahanan jangka panjang restorasi. Permukaan yang kasar dapat
meningkatkan akumulasi plak, perubahan warna, karies sekunder dan memperburuk
estetik serta kecerahan dari restorasi.
Faktor yg mempengaruhi Perubahan warna RK?
Efek Pemolesan Resin Komposit Nanofil Terhadap Perubahan Warna Ekstrinsik,
Ghina Puspa Salwa, Utrisak
Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Warna pada Resin Komposit
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi perubahan warna pada resin komposit,
yang pertama adalah faktor intrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang
disebabkan oleh karena kandungan resin komposit itu sendiri. Faktor yang kedua
adalah perubahan warna yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yang
dimaksud yaitu apa yang terdapat diluar kandungan resin komposit. Contoh faktor
ekstrinsik yang mempengaruhi perubahan warna tersebut adalah akumulasi plak, stain,
dan konsumsi minuman yang mengandung zat pewarna
Minuman yang mengandung zat pewarna meliputi teh, kopi, minuman
berkarbonasi, dan lain-lain. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer
di dunia. Menurut survei yang telah dilakukan, teh merupakan minuman yang paling
banyak diminum setelah air putih.17 Salah satu kandungan teh adalah tannin 22,5%,
yang merupakan asam amino berwarna cokelat. Tannin dalam teh merupakan salah
satu penyebab perubahan warna pada bahan resin.18,19 Kopi merupakan salah satu
minuman yang paling digemari banyak orang di seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu.
Berdasarkan survei yang dilakukan Departemen Pertanian, rata-rata penduduk
Indonesia mengkonsumsi kopi sebanyak 0,5 kg/orang/tahun.28 Kopi juga memiliki
pengaruh terhadap perubahan warna pada resin komposit baik secara adsorpsi
maupun absorpsi.29 Minuman berwarna yang populer seperti kopi mengandung zat
warna terlarut. Bahan restorasi estetik seperti resin komposit nanofil akan berada di
dalam rongga mulut dalam jangka waktu lama sehingga terjadi interaksi antara bahan
tumpatan dengan cairan yang berada di dalam rongga mulut. Zat tannin yang
terkandung dalam kopi menjadi salah satu faktor ekstrinsik yang menyebabkan
diskolorisasi/perubahan warna restorasi resin komposit.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan perubahan warna tumpatan resin


komposit di dalam mulut antara lain kebersihan mulut yang rendah, pemakaian obat
kumur, pengaruh nikotin dari rokok, serta pengaruh dari zat warna dalam minuman
yang dikonsumsi sehari-hari. Kandungan asam dalam kopi menyebabkan terjadinya
microleakage, sehingga zat warna pada kopi diserap oleh permukaan resin komposit
dan menyebabkan perubahan warna
Perubahan warna yang terjadi pada resin komposit dapat bervariasi, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: ukuran sampel, mikroporositas sampel,
dan lama kontak antar bahan. Semakin luas ukuran sampel maka kemungkinan kontak
dengan bahan lain semakin besar sehingga perubahan fisik pada bahan dapat terjadi.
Mikroporositas menentukan terjadinya penempelan partikel warna daerah yang porus.
terabsorbansi melalui proses difusi juga akan semakin banyak. Lama kontak antara
resin komposit dan lama perendaman yang mengandung zat warna berbanding lurus
dengan perubahan warna.
3. Mekanisme terjadinya sensitif pada kasus dan terjadinya perubahan warna?
(intan)
Gigi terdiri dari lapisan terluar yang keras berwarna putih yaitu email, kemudian
dibawahnya terdapat jaringan dentin yang secara mikroskopis berlubang-lubang kecil
(selanjutnya disebut tubuli dentin) dan berwarna lebih kuning, serta terdapat jaringan
pulpa yang terdiri dari pembuluh darah dan syaraf yang mengisi ruangan di dalam
dentin. Ujung – ujung syaraf pulpa sangat dekat dengan tubuli dentin. Dimana jika tubuli
dentin terpapar maka rangsangan seperti air panas atau dingin, makanan manis,
maupun udara dapat membuat rasa ngilu, karena syaraf-syaraf tersebut terangsang
oleh cairan yang masuk ke dalam tubuli sehingga menimbulkan rasa sakit.
4. Dampak apa yang dialami pasien dalam kasus tersebut? (Ejak)
5. Jenis tumpatan yang dikenakan pasien, dan apa sajakah jenis tumpatan yang
lainnya? (Riza)
Bahan tumpatan atau restorasi gigi digunakan untuk memperbaiki gigi secara
biologis, fungsional dan estetik. Bahan restorasi gigi harus aman digunakan dalam
lingkungan mulut dan memiliki kesamaan warna dengan gigi asli untuk alasan
kesehatan dan estetik.1 Resin komposit diperkenalkan sebagai bahan restorasi
sewarna dengan gigi sekitar 40 tahun yang lalu. Perkembangan bahan restorasi
kedokteran gigi (resin komposit) dimulai pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960an.
Sebuah kemajuan besar telah dibuat ketika Dr. L. Bowen (1962) memperkenalkan resin
komposit pertama kali.2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DISERTASI UMY
Resin komposit merupakan salah satu bahan tambalan sewarna gigi yang
banyak digunakan saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan
bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Bahan tersebut merupakan salah
satu polimer yang mengeras melalui polimerisasi. Istilah resin komposit dapat
didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat-sifat
yang unggul sehingga akan menghasilkan sifat yang lebih baik dari pada bahan itu
sendiri (Anusavice, 2004). Komposisi resin komposit terdiri atas matriks resin organik,
partikel bahan pengisi anorganik (filler), bahan coupling (silane), sistem aktivator-
inisiator, inhibitor dan stabilizer dan optical modifiers (van Noort, 2007).

6. Bagaimana sifat dari resin komposit?( Nio)


Sifat mekanis resin based composite yaitu :
a. Adhesi
Adhesi merupakan gaya tarik menarik antara partikel zat yang berbeda jenis. Tedapat
dua cara perlekatan resin komposit yaitu retensi mekanis yang didapat dari porositas
permukaan gigi yang telah di etsa asam dan perlekatan yang didapat dari lapisan
pengikat antara permukaan gigi dengan resin komposit (bonding agent). Kekuatan
ikatan Resin based composite dengan struktur enamel dan dentin yang telah di etsa
adalah 20 sampai 30 MPa (Bond Strength).
b. Kekuatan dan keausan
Resin komposit memiliki kekuatan tensil dan kompresif lebh lesar daripada resin akrilik.
Kekuatan dan ketahanan terhadap fraktur yang dimiliki oleh resin komposit ini
memungkinkan bahan ini digunakan untuk tumpatan pada sudut insisal. Tapi keausan
resin komposit cukup tinggi.5
2.1.2 Sifat Fisik Resin Based Composite
Sifat fisik resin based composite yaitu :
a. Resin komposit memiliki ketahanan warna yang baik terutama terhadap oksidasi,
namun sensitif terhadap noda. Translusensi dan opasitas bisa disesuaikan dengan
warna dentin dan enamel
b. Setting
Setting resin komposit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dapat dilakukan dengan
cara penyinaran dan kimiawi. Setting dengan cara penyinaran membutuhkan waktu 20
– 60 detik. Sedangan setting dengan cara kimiawi membutuhkan waktu sekitar 30 detik.
c. Strength
Tensile dan compressive strength yang dimiliki resin komposit lebih rendah dari
amalgam hal ini memungkinkan resin komposit dapat dignakan untuk penambalan gigi
insisal. Nilai kekuatan dari masing - masing jenis bahan resin komposit berbeda.
7. Komponen utama resin komposit atau komposisi dan jenis-jenis resin komposit?
(aul)
Komposisi RK?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DISERTASI UMY
 Matriks Resin
Matriks resin organik yang paling sering digunakan adalah bisphenolAglycidyl
methacrylate (bis-GMA) yang dihasilkan dari reaksi antara bisphenol A dan glycidyl
methacrylate. Bis-GMA memiliki dua gugus hidroksil untuk meningkatkan viskositas
sehingga dapat berpolimerisasi menjadi bentuk polimer ikatan ganda dan memiliki dua
cincin karbon aromatik untuk menambah berat molekul dan kekakuan. Matriks resin
yang sering ditambahkan pada bis-GMA adalah triethylene glycoldimethacrylate
(TEGDMA). Struktur kimia TEGDMA memiliki sifat mekanis yang lebih rendah daripada
bis-GMA. Matriks resin lainnya yaitu urethane dimethacrylate (UDMA) yang biasanya
digunakan sebagai matriks resin tambahan atau pengganti bisGMA. Struktur kimia
UDMA memiliki gugus urethane yang memberikan kekuatan dan kekerasan pada
polimer serta penyerapan air yang rendah
 Partikel Bahan Pengisi Anorganik (Filler)
Partikel bahan pengisi umumnya dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan
quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel yang berkisar antara 0,1-100 µm. Partikel
bahan pengisi anorganik (filler) umumnya membentuk 30- 70% volume dan 50-85%
berat komposit.5 Penambahan filler sebagian besar menentukan sifat mekanik dari
bahan restorasi (Albers, 2002; Le Sage, 2007). Partikel-parikel filler ditambahkan ke
fase organik untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik dari matriks, seperti
berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air
dan ekpansi koefisien panas dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan,
kekakuan, kekerasan dan ketahanan abrasi (Albers, 2002; Garcia dkk., 2006). Faktor-
faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah
bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya (Cakir dkk., 2007).
Partikel filler yang digunakan bervariasi dalam komposisi kimia, morfologi dan dimensi.
Pengisi utama adalah silikon dioksida, silikat boron dan silikat alumunium lithium juga
umum digunakan. Pada kebanyakan restorasi komposit, bahan kuarsa sebagian besar
digantikan oleh partikel logam berat yang radiopak seperti barium, zinc, strontium,
alumunium atau zirconium
 Bahan Coupling Agent (Silane)
Resin komposit yang pertma kali ditemukan, tidak berfungsi dengan baik karena
ikatan antara matriks dan filler tidak kuat. Coupling agent memperkuat ikatan antara
filler dan matriks resin dengan cara bereaksi secara 10 kimia (Rodrigues Junior, 2007).
Hal tersebut membuat matriks resin memindahkan tekanan kepada partikel filler (Cakir
dkk., 2007). Kegunaan coupling agent tidak hanya untuk memperbaiki sifat kimia dari
resin komposit tetapi juga meminimalisasi hilangnya partikel filler akibat penetrasi cairan
antara resin dan filler (Cramer dkk., 2011). Bahan coupling memiliki fungsi utama
sebagai fasilitator ikatan antara matriks resin dan partikel bahan pengisi (filler). Bahan
coupling yang sering digunakan adalah organosilane (3- methacryloxypropyl
trimethoxysilane)
 Sistem Fotoinisiator dan Aktivator
Fotoinisiator yang sering digunakan adalah gugus diketone seperti
camphorquinone (CQ) yang menyerap cahaya tampak berwarna biru dengan
panjanggelombang antara 400-500 nm dan yang paling optimal sekitar 465 nm.
25Camphorquinone yang dihubungkan dengan aktivator yaitu tertiary amine
sepertidimethylaminoethylmethacrylate (DMAEMA)
 Inhibitor dan Stabilizer
Inhibitor dan stabilizer memiliki struktur kimia seperti hydroquinone yaitu 4-
methoxyphenol (MEHQ) dan 2,6-di-tert-butyl-4-methyl phenol atau butylated
hydroxytoluene (BHT) yang berfungsi untuk mencegah terjadinya polimerisasi
yangterlalu dini.
 Modifier Optik
Stain dan opacifiers digunakan untuk mengubah dan memodifikasi warnavisual
(shading) dan translusensi bahan komposit menjadi kombinasi yang lebih baik sebagai
bahan restorasi yang menyerupai warna gigi. Bahan yang sering digunakan untuk
meningkatkan opasitas adalah titanium dioksida dan alumunium oksida dalam jumlah
kecil antara 0,001-0,007% berat.
Klasifikasi?
Efek Pemolesan Resin Komposit Nanofil Terhadap Perubahan Warna Ekstrinsik, Ghina
Puspa Salwa, Utrisak
- Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Ukuran Filler
a. Resin komposit makrofil
Resin komposit makrofil digunakan untuk restorasi gigi posterior karena terdiri dari
partikel pengisi berukuran besar sehingga dapat tahan terhadap tekanan. Komposit
makrofil mengandung filler berbentuk bulat, tidak teratur, dan berukuran besar dengan
diameter filler rata-rata 8-12 µm. Resin komposit makrofil merupakan resin komposit
dengan ukuran filler 10-100 µm. Komposit makrofil lebih tahan terhadap abrasi jika
dibandingkan dengan akrilik tanpa bahan filler, tetapi komposit makrofil memiliki
kekurangan yaitu permukaan yang kasar sehingga cenderung mengalami perubahan
warna.13
b. Resin komposit mikrofil
Resin komposit mikrofil merupakan resin komposit dengan ukuran filler 0,01-0,1 µm.
Resin komposit mikrofil digunakan sebagai bahanrestorasi gigi anterior karena memiliki
partikel pengisi yang kecil sehingga memiliki permukaan yang halus. Resin komposit
mikrofil memiliki kekurangan, yaitu kurang kuat dalam menahan tekanan.13
c. Resin komposit nanofil
Resin komposit nanofil merupakan resin komposit dengan ukuran filler 0,005-0,01 µm.
Resin komposit nanofil memiliki sifat mekanik yang lebih unggul dibanding komposit
mikrofil dan mempertahankan kehalusan selama pemakaian. Resin komposit nanofil
sudah sering digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi, terutama untuk
tumpatan direk gigi anterior.
Tumpatan komposit nanofil memiliki kestabilan tinggi terhadap keausan pada
pemakaian, karena yang terlepas hanya nanopartikel soliter. Nanopartikel bersifat
soliter yang memproteksi permukaan resin komposit, sehingga keausan yang terjadi
tidak akan terlalu signifikan. Resin komposit nanofil memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya penyusutan polimerisasi lebih kecil, sifat-sifat mekanis dan karakteristik optis,
serta retensi permukaan yang lebih baik.
Partikel pengisi pada resin komposit nano memiliki kombinasi yang unik antara
nanopartikel individual dan nanocluster yang akan mengurangi jumlah ruang interstisial
antar partikel bahan pengisi sehingga dapat meningkatkan sifat fisik dan hasil poles
yang lebih baik bila dibandingkan dengan resin komposit lain.5
- Macam Resin Komposit Berdasarkan Viskositas
Berdasarkan viskositasnya resin komposit dibagi menjadi resin komposit packable dan
resin komposit flowable. Resin komposit packable mengandung muatan filler sebanyak
66-70% volume. Peningkatan viskositas resin komposit terjadi karena komposisi filler
yang tinggi, sehingga resin komposit packable menjadi kental dan sulit mengisi celah
pada kavitas yang kecil. Semakin besar komposisi filler, semakin dapat mengurangi
pengerutan selama polimerisasi.
Resin komposit flowable mempunyai muatan filler sekitar 42-53% volume. Komposisi
filler yang rendah dan kemampuan flow yang lebih tinggi membuat resin ini memiliki
viskositas yang lebih rendah sehingga dapat dengan mudah mengisi celah kavitas
yang kecil
8. Mekanisme perlekatan resin komposit terhadap struktur gigi? (Ndoy)
Material restorasi memerlukan retensi agar dapat melekat dengan baik. Retensi ini
didapatkan bila dua substansi yang berbeda bergabung menjadi satu dan berkontak
dengan adanya gaya tarik menarik antara keduanya. Fenomena ini disebut dengan
bonding atau adhesi. Bonding dapat terjadi dengan adanya mechanical interlocking
atau bila cairan masuk kedalam porus pada permukaan material dan akan membentuk
ikatan yang kuat. Perlekatan resin komposit pada struktur gigi dapat dilakukan dalam
dua teknik yaitu teknik etsa asam dan teknik bahan bonding. (Rizvi, Paul, and Mantri
2015; Gupta,
Biswal, and Kaushik, n.d.)
a. Teknik Etsa Asam
Pada teknik ini, email pada permukaan struktur gigi akan diaplikasikan dengan bahan
etsa. Asam ini akan menyebabkan hidroksiapatit larut dan mempengaruhi hilangnya
prisma email dan menghasilkan pori pori kecil pada permukaan email. Bahan etsa akan
membentuk lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara
mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Hal ini memungkinkan resin untuk
membasahi permukaan dengan lebih baik. (Gupta, Biswal, and Kaushik, n.d.)
b. Bahan Bonding
Bahan bonding adalah suatu substansi yang membantu perlekatan material restorasi
pada permukaan email dan dentin. Bahan bonding ini terdiri dari 3 komposisi utama
yaitu etsa asam, primer dan adhesive. Adhesive dentin idealnya harus bersifat hidrofilik
yang melekat pada cairan dentin dan hidrofobik yang melekat pada bahan resin karena
matriks resin bersifat hidrofobik.(Rizvi, Paul, and Mantri 2015; Gupta, Biswal, and
Kaushik, n.d.)
9. Plus minus dari resin komposit, bahan selain resin komposit serta alasan
penggunaan resin komposit? (amel)
Dalam penggunaannya sebagai bahan tumpatan, resin komposit memiliki
kekurangan dan kelebihan yaitu bahannya tidak berbahaya/tidak mengandung merkuri,
dapat dipergunakan pada gigi posterior, warna resin komposit yang sewarna dengan
gigi, dan sifat mekanik dan fisik cukup baik, dan preparasi dapat dilakukan dalam 1 kali
kunjungan. Kekurangan resin komposit yaitu bahan ini dapat berubah warna saat
pemakaian jangka panjang, terjadi pengerutan saat polimeralisasi, biayanya relatif
mahal, membutuhkan waktu lebih lama, dan keausan permukaan oklusal yang
signifikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DISERTASI UMY
Resin komposit memiliki keuntungan dan kerugian. Resin komposit mendapat
respon positif dalam bidang kedokteran gigi sehingga menjadi begitu populer
dibandingkan dengan amalgam.25 Keuntungan resin komposit yaitu estetik lebih baik,
bersifat isolator atau memiliki konduktivitas termal rendah, dapat digunakan secara
universal, berikatan dengan struktur gigi, sehingga retensi baik, microleakage rendah,
pewarnaan interfasial minimal, dan peningkatan kekuatan struktur gigi yang tersisa.
Kerugian restorasi komposit yaitu, memungkinkan terbentuknya celah. Pada
umumnya celah terjadi di daerah margin restorasi akibat dari kekuatan penyusutan
polimerisasi material komposit yang lebih besar dari kekuatan ikatan awal bahan gigi.
Resin komposit memiliki prosedur pengerjaan yang lebih sulit, memakan waktu, dan
harganya lebih mahal dibandingkan dengan restorasi amalgam. Restorasi resin
komposit memerlukan lokasi kerja yang terisolasi, prosedur ETSA, aplikasi dan bonding
pada struktur gigi. Hal ini sangat memerlukan teknik yang tepat dan keahlian operator.
a. Kelebihan
Kelebihan yang didapatkan dari penggunaan resin based composite adalah sebagai
berikut : (Hsiao 2010)
1. Resin based composite memiliki keunggulan dalam segi astetik, dimana resin based
composite tersedia dalam berbagai pigmen warna yang dapat disesuaikan dengan
warna gigi pasien.
2. Resin based composite memiliki dua jenis partikel filler yang dapat menentukan
ketahanan resin based composite terhadap tekanan dan keausan. Partikel filler tersebut
terdiri dari macrofil yang memberikan resin based composite ketahanan lebih terhadap
tekanan dan keausan, dan microfilm yang memberikan finish astetik yang lebih baik.
Meningkatkan proporsi macrofil dapat membuat resin based composite meningkatkan
compressive strength yang bahkan melebihi bahan restoratif lainnya sehingga resin
based composite lebih tahan terhadap gaya kompresif pada mulut sehingga sering
digunakan sebagai restorasi gigi posterior, sedangkan meningkatkan proporsi microfilm
membuat resin based composite mudah dipoles sehingga sering digunakan pada
gigi anterior.
3. Penggunaan light cured resin based composite memberikan dokter gigi waktu kerja
yang lebih lama, karena resin based composite hanya dapat setting bila di curing
dengan cahaya biru.
4. Resin based composite memiliki ikatan yang baik terhadap enamel akibat adanya
micromechanical retention.
5. Resin based composite adalah material restorasi yang aman dan tidak menimbulkan
toksisitas pada rongga mulut.
b. Kekurangan
Walaupun nilai estetiknya tinggi karena menyerupai warna asli dari gigi namun warna
dari komposit resin ini bisa berubah. Selain itu, salah satu kelemahan resin based
composite adalah penyusutan pada proses polimerisasi, disebut sebagai polymerization
shrinkage. (Hsiao 2010) Penyusutan ini menyebabkan terjadinya perubahan volume
pada tumpatan resin based composite dan memberikan tekanan pada ikatan restorasi
dan gigi, yang disebut shrinkage stress. (Milosevic 2016) Shrinkage stress terjadi pada
tumpatan dan ditransfer pada ikatan adesif dan permukaan gigi yang dapat
menyebabkan kerusakan
pada cusp dan microcracks pada enamel dan dentin, dan menyebabkan postoperative
sensitivity pada pasien. (Milosevic 2016) Shrinkage stress dapat merusak integritas
marginal antara gigi dan restorasi sehingga dapat menyebabkan bakteri mudah masuk
ke celah antara tumpatan dan gigi yang menyebabkan marginal discoloration, karies
sekunder, dan pulpitis.

Resin komposit memiliki berbagai keuntungan seperti memiliki resistensi yang baik,
mempunyai daya absorbsi air yang rendah, melekat dengan mudah pada permukaan
gigi,warna yang mudah disesuaikan dan mudah dimanipulasi.
Walaupun banyak mempunyai kelebihan dalam hal estetik dan kekuatan, namun beberapa peneliti
menyatakan bahwa bahan tersebut memiliki beberapa kelemahan, diantaranya berupa sifat iritasinya
terhadap jaringan pulpa serta adaptasi yang kurang baik pada dinding kavitas. Kegagalan restorasi resin
komposit dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, lingkungan mulut bersifat asam,
kelembaban, mikroflora dalam rongga mulut, email dan dentin. Akibat kegagalan ini dapat terjadi
kebocoran tepi pada resin komposit. Secara klinis ditemukan kelemahan resin komposit yaitu,
menurunnya kekerasan resin komposit, gigi sensitif setelah prosedur perawatan, munculnya garis hitam
pada daerah batas antara restorasi dan gigi, terbentuknya karies sekunder,warna resin komposit dapat
berubah seriring berjalannya waktu jika pasien merokok, mengkonsumsi kopi, teh, atau makanan yang
mengandung zat pewarna. Kelemahan-kelemahan ini dapat mengganggu kenyamanan pasien sehingga
hal ini perlu mendapat perhatian serius dari dokter gigi.

10. Kontradiksi dari resin komposit?(qin)


GAMBARAN TUMPATAN RESIN KOMPOSIT PADA GIGI PERMANEN DI
POLIKLINIK GIGI RUMKITAL DR. WAHYU SLAMET, prodi KG Universitas Sam
Ratulangi
Kontraindikasi penggunaan resin komposit yaitu tekanan pengunyahan yang besar,
pasien dengan insidensi karies tinggi,dan pasien yang sensitivitas terhadap material
komposit
11. Tatacara penumpatan yang baik dan benar (zahra)
LIB.ui.ac.id tinjauan pustaka
Prosedur Penumpatan
- Preparasi kavitas
- Pemberian pelapik kalsium hidroksida di atas dentin
- Pemberian etsa pada seluruh kavitas dan dicuci sampai bersih
- Pengolesan bahan bonding dan penyinaran dengan light-curing
equipment
- Penumpatan kavitas dengan warna resin komposit yang sesuai
warna gigi sekitarnya dengan menggunakan Vita shade guide
- Pembentukan kembali anatomis seperti gigi asli
- Penyinaran permukaan restorasi dengan light-curing equipment
- Pemolesan permukaan restorasi resin komposit
12. Perawatan (febi)
- Untuk mengatasi gejala gigi sensitif ringan, pasien bisa menggunakan pasta gigi
khusus untuk gigi sensitif, dan memilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut.
Sikatlah gigi secara perlahan untuk membantu meredakan gejala. Jika
menggunakan obat kumur, pilihlah obat kumur yang bebas dari alkohol. Bila
sejumlah langkah di atas tidak meredakan gejala, konsultasikan dengan dokter
gigi tentang metode pengobatan yang tepat.
- Metode pengobatan untuk gigi sensitif tergantung kepada penyebab yang
mendasarinya. Dokter dapat meresepkan pasta gigi khusus guna menghambat
sensasi nyeri, atau gel yang mengandung fluoride untuk memperkuat email gigi.
Sedangkan bila gigi sensitif disebabkan oleh gigi berlubang, perlu dilakukan
prosedur tambal gigi.
- Bila gigi sensitif disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti GERD atau
bulimia, dokter akan mengobati terlebih dahulu kondisi tersebut, guna mencegah
kerusakan email lebih lanjut. GERD dapat diatasi dengan obat penurun produksi
asam lambung, sedangkan pengobatan bulimia memerlukan psikoterapi.
- Gigi sensitif yang disebabkan oleh penyusutan gusi dapat diatasi dengan
menyikat gigi dengan lembut, dan menjaga kebersihan mulut. Namun, bila
kondisi penyusutan cukup berat dan menyebabkan sensitivitas gigi yang cukup
parah, dokter akan menyarankan tindakan cangkok gusi. Prosedur ini dilakukan
dengan mengambil sedikit jaringan dari langit-langit mulut bagian atas untuk
dilekatkan di area gusi yang rusak.
- Belajar mengelola stres dan mengurangi minuman berkafein juga dapat
membantu mencegah kebiasaan menggertakkan gigi. Namun, bila kebiasaan
tersebut masih terus terjadi, pasien dapat menggunakan pelindung gigi untuk
mencegah gigi rusak.
- Pada kasus gigi sensitif yang tidak dapat diobati dengan metode di atas, dokter
akan menjalankan perawatan saluran akar gigi. Prosedur ini melibatkan
pengeboran gigi untuk mengangkat pulpa yang rusak di dalam gigi. Setelah
pulpa diangkat, bagian dalam gigi akan diberikan pasta antibiotik guna
mencegah infeksi. Kemudian, dokter akan menutup lubang gigi dengan
tambalan.

13. Pencegahan untuk kasus (rahma)


Apa yang harus dilakukan jika gigi kita sensitif ?
1. Hindari makanan atau minuman yang bersifat atau dapat menghasilkan asam. Seperti soda,
permen, makanan atau minuman yang manis.
2. Jangan terlalu keras dalam menyikat gigi karena dapat membuat gigi semakin rusak dan gusi
semakin turun.
3. Gunakan pasta gigi khusus yang mengandung agen desensitasi seperti potasium nitrat.
4. Hindari melakukan bleaching pada gigi sampai sensitivitas giginya tertangani.
5. Hindari kebiasaan buruk menggertakan gigi.
6. Segera tambal gigi anda yang berlubang.
7. Perbaiki tambalan gigi yang sudah bocor atau tidak baik lagi
8. Penggunaan gel yang mengandung fluorida.
9. Jika gusi anda terlihat turun ada beberapa perawatan yang dapat dokter gigi lakukan. Diantaranya
adalah menutup akar gigi yang terpapar akibat gusi turun dengan menggunakan bahan tambal,
ataupun dilakukan bedah untuk mengembalikan ketinggian gusi sehingga akar tidak lagi terpapar.
10. Untuk kasus yang parah mungkin dokter gigi akan menganjurkan untuk melakukan perawatan
saluran akar agar gigi tidak sakit kembali.

Anda mungkin juga menyukai