Seorang pasien laki-laki berusia lima puluh lima tahun mengeluh sakit pada
tambalan gigi molar bawah kiri setelah setahun kemudian. Baru-baru ini, dia
mengeluhkan gigi gerahamnya yang sensitif terhadap minuman dingin. Selama
pemeriksaan, dokter gigi menemukan bahwa material tambalan komposit sebelumnya
telah mengalami perubahan warna pada tepi tambalan. dokter gigi menyarankan untuk
mengganti tambalan komposit
Klarifikasi istilah
1. Sensitif (nio)
2. Tambalan komposit
3. Filling material (Aul)
Rumusan masalah
1. Apakah diagnosis kasus tersebut? (otong)
2. Etiologi kasus? (rachmalya)
PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA RESIN KOMPOSIT NANOFILLER YANG
DIPOLES DAN TIDAK DIPOLES PADA PERENDAMAN LARUTAN TEH HIJAU,
FakultasKedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
Perubahan stabilitas warna resin komposit memiliki etiologi multifaktorial yang
melibatkan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi karakteristik
bahan restorasi seperti jenis matriks organik, bahan pengisi inorganik dan
komposisinya. Faktor ekstrinsik berhubungan dengan perilaku pasien, seperti oral
hygiene yang buruk, pola makan sehari-hari yaitu kebiasaan mengonsumsi makanan
dan minuman yang mengandung pigmen warna, dan berhubungan dengan dokter gigi
seperti prosedur finishing dan polishing restorasi gigi. Prosedur finishing dan polishing
harus dipertimbangkan, karena permukaan restorasi gigi yang kasar dapat membuat
penumpukan plak gigi. Penumpukan plak ini dapat menyebabkan iritasi gingiva, resiko
karies sekunder dan mengurangi kecerahan restorasi, sehingga memungkinkan
terjadinya perubahan warna dan degradasi permukaan restorasi. Hal tersebut apabila
ditambah dengan faktor ekstrinsik lain berupa makanan dan minuman yang memiliki
kandungan zat pewarna akan memperparah perubahan warna pada resin komposit.
Sejumlah penelitian in vitro menyatakan bahwa minuman dan makanan, seperti
kopi, the atau anggur merah, jus buah, minuman bersoda, kecap dan mustard dapat
menyebabkan perubahan warna yang signifikan pada restorasi resin komposit. Salah
satu minuman mengandung pigmen warna yang sering dikonsumsi masyarakat adalah
the (contohnya teh hijau). Teh hijau adalah teh yang sering dikonsumsi masyarakat saat
ini dan merupakan salah satu teh herbal
menyehatkan yang memiliki banyak manfaat seperti: mencegah beberapa jenis kanker,
mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi, membantu dalam penurunan berat badan,
dan sebagainya.9 Meskipun teh hijau mempunyai banyak manfaat, namun the hijau
juga mengandung staining agent seperti polifenol yang dapat menyebabkan perubahan
warna gigi dan restorasi. Teh hijau juga mengandung asam fenolik dan tannin yang
dapat terserap oleh tumpatan. Dengan terserapnya asam fenolik pada resin komposit,
akan terjadi degradasi permukaan tumpatan yang menyebabkan permukaan restorasi
menjadi kasar. Hal tersebut mengakibatkan kemungkinan restorasi mengalami
perubahan warna lebih tinggi.
Pernyataan ini sesuai dengan penelitian oleh Wandania Farahanny (2009) yang
menyebutkan bahwa resin komposit yang dipoles maupun tidak dipoles sama-sama
mengalami perubahan warna tetapi perubahan warna yang ditimbulkan keduanya
berbeda. Pada resin komposit yang tidak dipoles memiliki perubahan warna yang jauh
lebih tinggi dibanding dengan resin komposit yang dipoles. Hal ini disebabkan tekstur
permukaan bahan restorasi memiliki pengaruh yang besar pada perubahan warna dan
tampilan estetik pada restorasi langsung dan tidak langsung. Penelitian ini menunjukan
bahwa factor ekstrinsik yaitu finishing dan polishing sangat berpengaruh untuk stabilitas
warna dan ketahanan jangka panjang restorasi. Permukaan yang kasar dapat
meningkatkan akumulasi plak, perubahan warna, karies sekunder dan memperburuk
estetik serta kecerahan dari restorasi.
Faktor yg mempengaruhi Perubahan warna RK?
Efek Pemolesan Resin Komposit Nanofil Terhadap Perubahan Warna Ekstrinsik,
Ghina Puspa Salwa, Utrisak
Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Warna pada Resin Komposit
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi perubahan warna pada resin komposit,
yang pertama adalah faktor intrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang
disebabkan oleh karena kandungan resin komposit itu sendiri. Faktor yang kedua
adalah perubahan warna yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yang
dimaksud yaitu apa yang terdapat diluar kandungan resin komposit. Contoh faktor
ekstrinsik yang mempengaruhi perubahan warna tersebut adalah akumulasi plak, stain,
dan konsumsi minuman yang mengandung zat pewarna
Minuman yang mengandung zat pewarna meliputi teh, kopi, minuman
berkarbonasi, dan lain-lain. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer
di dunia. Menurut survei yang telah dilakukan, teh merupakan minuman yang paling
banyak diminum setelah air putih.17 Salah satu kandungan teh adalah tannin 22,5%,
yang merupakan asam amino berwarna cokelat. Tannin dalam teh merupakan salah
satu penyebab perubahan warna pada bahan resin.18,19 Kopi merupakan salah satu
minuman yang paling digemari banyak orang di seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu.
Berdasarkan survei yang dilakukan Departemen Pertanian, rata-rata penduduk
Indonesia mengkonsumsi kopi sebanyak 0,5 kg/orang/tahun.28 Kopi juga memiliki
pengaruh terhadap perubahan warna pada resin komposit baik secara adsorpsi
maupun absorpsi.29 Minuman berwarna yang populer seperti kopi mengandung zat
warna terlarut. Bahan restorasi estetik seperti resin komposit nanofil akan berada di
dalam rongga mulut dalam jangka waktu lama sehingga terjadi interaksi antara bahan
tumpatan dengan cairan yang berada di dalam rongga mulut. Zat tannin yang
terkandung dalam kopi menjadi salah satu faktor ekstrinsik yang menyebabkan
diskolorisasi/perubahan warna restorasi resin komposit.
Resin komposit memiliki berbagai keuntungan seperti memiliki resistensi yang baik,
mempunyai daya absorbsi air yang rendah, melekat dengan mudah pada permukaan
gigi,warna yang mudah disesuaikan dan mudah dimanipulasi.
Walaupun banyak mempunyai kelebihan dalam hal estetik dan kekuatan, namun beberapa peneliti
menyatakan bahwa bahan tersebut memiliki beberapa kelemahan, diantaranya berupa sifat iritasinya
terhadap jaringan pulpa serta adaptasi yang kurang baik pada dinding kavitas. Kegagalan restorasi resin
komposit dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, lingkungan mulut bersifat asam,
kelembaban, mikroflora dalam rongga mulut, email dan dentin. Akibat kegagalan ini dapat terjadi
kebocoran tepi pada resin komposit. Secara klinis ditemukan kelemahan resin komposit yaitu,
menurunnya kekerasan resin komposit, gigi sensitif setelah prosedur perawatan, munculnya garis hitam
pada daerah batas antara restorasi dan gigi, terbentuknya karies sekunder,warna resin komposit dapat
berubah seriring berjalannya waktu jika pasien merokok, mengkonsumsi kopi, teh, atau makanan yang
mengandung zat pewarna. Kelemahan-kelemahan ini dapat mengganggu kenyamanan pasien sehingga
hal ini perlu mendapat perhatian serius dari dokter gigi.