Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEDAULATAN NEGARA

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
SOFYAN FEBRIANTO 082001019
HABIB AL HAMDANY 082001050
MEILISYAH KADIR 082001010
ANDRIANI MAULANIA 082001029

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH BUTON
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini guna melengkapi tugas yang
dibebankan oleh dosen kami. Di samping itu, kami juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Makalah ini berisi materi tentang “Kedaulatan Negara”. Di mana disini akan
dijabarkan tentang teori-teori yang merujuk pada terbentukinya suatu negara, berikut contoh-
contoh tentang uraian yang berkaitan.
Tujuan pembuatan makalah ini seperti sudah kami sebutkan di atas adalah untuk
menyelesaika tugas Ilmu Negara. Di samping itu juga dapat bermanfaat untuk para pembaca
guna mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang asal mula terbentuknya negara.
Dari hati yang terdalam kami mengutarakan permintaan maaf atas kekurangan
makalah ini, karena kami tahu makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap kritikan, saran, dan masukan yang membangun dari pembaca
guna penyempurnaannya ke depan.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat sesuai
dengan fungsinya.

Baubau, November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini pengetahuan sangat dibutuhkan guna untuk menjadi
pedoman bagi kehidupan. Dengan pengetahuan, seseorang bisa menata konsep masa depan.
Arus globalisasi dan berkembangnya IPTEK yang semakin pesat mendorong manusia untuk
mencari pengetahuan demi keberlangsungan hidupnya.
Fenomena Alam mempunyai rahasia besar untuk diungkapkan, begitu juga fenomena
sosial mempunyai latarbelankang yang harus diungkapkan dan fenomena sosial juga
menyajikan berbagai jenis gejala – gejala dan proses sosial , mulai dari hal-hal yang kecil
hingga permasalahan yang kompleks. Sering kali manusia lupa untuk mempelajari hal-hal
yang kecil yang jikalau diungkap mengandung manfaat yang sangat besar bagi peradaban
manusia.
Dalam makalah ini akan dibahas permasalahan yang mungkin terdengar sudah tidak
lasim lagi, namun dibalik itu semua ada sebuah rahasia dan makna yang sangat besar. Dan
balik hal tersebut proses ini juga berfungsi melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Negara. Oleh
karena itu, dalam menyusun makalah ini kami akan melakukan Observasi agar kami dapat
menggungkapkan kepada manyarakat bahwa sebuah kata yang mereka sering menyebutnya
dalam bahasa sehari – hari ini mempunyai proses yang sangat panjang, unik dan juga tidak
diketahui oleh semua masyarakat secara Obyektivitas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasih masalah di atas maka penulis memberikan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu Kedaulatan ?
2. Apa saja bentuk dari Kedaulatan ?
3. Siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam negara berdasarkan bentuk
Kedaulatannya ?
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Teori Kedaulatan
Kedaulatan merupakan ciri, pertanda atau atribut hukum dari negara.Kata Kedaulatan
berasal dari kata Soveregnty (Bahasa Inggris), Suoverainete (Bahasa Prancis), Sovranus
(Bahasa Italia). Kata- kata asing tersebut diturunkan dari sebuah kata dalam bahas Latin
yaitu: Superanus yang berarti “yang tertinggi” (Supreme). Sarjana-sarjana dari Abad
Pertengahan lazim menggunakan pengertian-pengertian yang serupa maknanya dengan istilah
superanus itu, yaitu Summaperates atau Plenitudo potestatis yang berarti wewenang tertinggi
dari suatu kekuasaan politik. Banyak sekali definisi untuk kata Kedaulatan tetapi “istilah ini
selalu diartikan sebagai Otoritas pemerintahan dan Hukum”.
Berhubungan dengan hal tersebut kata kedaulatan ini baru tampil pada Abad ke-15
sebagai istilah kata politik yang banyak dipergunakan terutama oleh sarjana-sarjana Hukum
dari Prancis yang bernama Prof. Garner, Beaumanoir dan Loyseau mereka inilah yang
mempopularisasikan kata kedaulatan (Souverainete).
Jean Bodin merupakan “bapak ajaran kedaulatan” atau “peletak dasar ajaran
kedaulatan”. Menurut Jean Bodin, kedaulatan adalah kekauasaan tertinggi terhadap para
warga negara dan rakyatnya, tanpa ada suatu pembatasan apapun dari undang-undang.
Kedaulatan juga merupakan kekasan tertinggi untuk menentukan hukum dalam negara. Jean
Bodin juga beranggapakan bahwa tidak ada kedaualatan yang bersifat mutlak, yang ada
hanyalah kedaulatan terbatas baik diluar maupun didalam negaranya, tetapi kedaulatan
merupakan kekuasaan tertinggi dari sebuah negara.
Menurut Johannes Althusius, kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan segala sesauatu yang menuju kepada kepetingan jasmani dan rohani dari
anggota – anggota negara ( warga negara ), kekuasaan ini ada padda rakyat sebagai
kesatuan”.
Terdapat 5 bentuk teori kedaualatan berdasarkan siapa yang memiliki kekuasaan
tertinggi dalam negara :
a. Kedaulatan Tuhan
b. Kedaulatan Raja
c. Kedaulatan Negara
d. Kedaulatan Rakyat
e. Kedaulatan Hukum
1. Kedaulatan Tuhan
Prinsip dasar teori kedaulatan tuhan(god-souvereniteit) adalah bahwa kekuasaan dlm
negara berasal dari tuhan oleh karena itu seorang penguasa negara menjalankan kekuasaan
nya dalam negara nya sebagai wakil tuhan saja bukan menjalankan kekuasaan sendiri atau
kekuasaan milik negara. Timbulnya ajaran kedaulatan tuhan ini di sebabkan oleh kepercayaan
orang beragama bahwa tuhan lah yg menjadi maha pencipta langit dan bumi dengan segenap
isi nya, sehingga tuhan lah yg mempunyai kekuasaan tertinggi di semesta ini. 4 Pemikir yang
menganut teori ini adalah Augustinus, Thomas Aquinas, dan Marsilius. Dan mereka
beranggapan bahwa bukan persoalan siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi atau
kedaualatan, karena mereka sepakat bahwa yang mempunyai kekauasaan tertinggi atau
kedaulatan adalah Tuhan.
2. Kedaulatan Raja
Tokoh- tokoh pendukung teori ini adalah :
1. Nicolo Machiavelli
2. Thomas Hobbes
3. Jean Bodin
4. Hegel
Kekuasaan negara, menurut teori ini, terletak di tangan raja sebagai penjelmaan
kehendak Tuhan. Raja merupakan bayangan dari Tuhan. Agar negara kuat, raja harus
berkuasa mutlak dan tidak terbatas. Dalam teori kedaulatan raja, posisi raja selalu berada di
atas undang-undang. Rakyat harus rela menyerahkan hak asasinya dan kekuasaannya secara
mutlak kepada raja. Dalam personifikasinya kedaulatan raja itu bersifat langgeng
(permanence), tidak dapat dipisah-pisahkan (indivisible), sebagai kekuasaan tertinggi
(supreme), tidak terbatas, dan lengkap (complete), Kekuasaan mutlak yang ada pada raja,
terjadi penyelewengan kekuasaan kedalam tyranny. Seperti yang terjadi di Prancis pada masa
pemerintahan raja Louis IV yang menyatakan “Negara adalah saya (I’etat cest moi)”
Ajaran kedaulatan raja yang pada mulanya masih diterima oleh rakyat, lama kelamaan
dibenci karena sifat raja yang sewenang-wenang. Rakyat tidak mendapat tempat perlidungan
lagi dari raja dan di sana sini rakyat mulai sadar bahwa keadaan semacam itu tidak dapat
dipertahankan lagi. Contoh negara : Brunei Darusalam , Malaysia , Inggris , Belanda ,
Jepang.
3. Kedaulatan Negara
Dalam Teori Kedaulatan Negara menganggap negara sebagai suatu “badan hukum”
yang memiliki berbagai hak dan kewajiban serta dapat melakukan perbuatan hukum. Negara
sebagai badan hukum inilah yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam kehidupan manusia
sebagai anggota masyarakat.
Menurut Austin (sebagaimana halnya dengan Bodin), yang berdaulat adalah “legibus
soluta” yakni “pembentuk hukum yang tertinggi” dan hukum positif adalah hukum yang
dibuat oleh yang berdaulat itu. Menurut Georg Jellineck yang menciptakan hukum bukan
Tuhan dan raja, tetapi negara. Adanya hukum karena adanya negara, negara adalah satu-
satunya sumber hukum. Oleh sebab itu, kekuasaan tertinggi harus dimiliki oleh negara. Paul
Laband dalam bukunya “Das Staatsrecht des Deutschen Reiches” mengemukakan
pendapatnya bahwa “negara merupakan sumber segala kekuasaan”. Maka dapat dikatakan
bahwa Laband seorang yang sangat mengagung-agungkan negara dan secara factual sifat dan
hakikat negara memang seperti itu. Bumi ini telah terbagi habis secara geografis oleh
organisasi negara. Rudolf von Jhering dalam bukunya “Der Zweck im Recht” menulis
“negara merupakan satu-satunya sumber hukum. Hans Kelsen juga mengatakan bahwa
hukum objektif merupakan kehendak negara.
Dari pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa di atas negara sudah tidak ada
kekuasaan lain. Atau dengan perkataan lain, bahwa negaralah yang menjadi pemegang
kekuasaan tertinggi. Ajaran kedaulatan negara inilah yang melahirkan pikiran-pikiran Austin
mengenai doktrin hukum alam bahwa hukum adalah segala peraturan yang dibuat oleh
negara.
4. Kedaulatan Rakyat
Ajaran kedaulatan rakyat (volks-souvereniteit) ini lahir dari Jean Jaques Rousseau
sebagai kelajutan daru filasafatnya yag bersumber dari perasaan yang melekat pada diri
manusia sebagai satu-satunya makhluk yang mempunyai peradaban (siviliasi). Rousseau
berpendapat bahwa kebudayaan dengan penemuan-penemuannya yang baru, dengan usaha
untuk mencari penghalusan dan peningkatan mutu dalam kehidupan sehari-hari, pada
hakikatnya akan membawa akibat bagi umat manusia ke arah kemerosotan dan keruntuhan
dalam hidupnya.
Ajaran kedaulatan rakyat berpangkal tolak hasil penemuan Rousseau bahwa tata tertib
dan kekuasaan, manusia tidak akan hidup tentram. Tanpa tata tertib, manusia merupakan
binatang buas (homo hominim lupus), dan kehidupan berubah menjadi perang antar-umat
manusia (bellum omniun contra omnes). Itulah sebabnya manusia bersepakat untuk
mendirikan negara, dan untuk itu mereka mangadakan perjanjian masyarakat. Tetapi yang
dimaksud dengan rakyat oleh Rousseau bukanlah penjumlahan daripada individu-individu di
dalam negara, melainkan adalah kesatuan yang dibentuk oleh individu-indivudu itu dan tang
mempunyai kehendak,
Mengenai kedaulatan rakyat dalam kaitannya dengan perjanjian masyarakat (contract
social), terdapat dua pendapat. Pertama, kekuasaan dari rakyat karena perjanjian masyarakat
itu relah habis, sebab kekuasaan berpindah dari rakyat kepada penguasa yang kini
mempunyai kekuasaan mutlak. Penguasa itulah yang berdaulat, bukan rakyat. Kedua,
manusia sejak dilahirkan telah membawa hak. Untuk menjamin hak-hak itu, maka, mereka
mengadakan perjanjian masyarakat untuk mendirikan negara untuk melindungi hak-hak
manusia itu. Jadi kedaulatan itu tetap berada pada rakyat.
5. Kedaulatan Hukum
Teori atau ajaran kedaulatan hukum merupakan ajaran kedaulatan yang paling modern
yang masih berlaku sampai saat ini. Hukum merupakan penjelmaan dari kemauan negara,
akan tetapi dalam proses selanjutnya negara itu sendiri harus tunduk kepada hukum yang
dibuatnya, yakni tunduk pada konstitusi atau peraturan perundang-undangan.
Konstatasi ini sesungguhnya telah dikemukakan oleh Leon Duguit dalam bukunya
yang berjudul Traitr de Constutitionel dan Krabbe dalam bukunya Critische Darstellung der
Staatslehre dan Die Lehre der Rechtssouvereinitet. Selanjutnya Jellineck mengemukakan
teorinya yaitu negara harus tunduk secara sukarela kepada hukum. Menurut Krabbe yang
memiliki kekuasaan tertinggi dalam negara adalah hukum, tetapi masih ada faktor diatas
negara, yaitu kesadaran hukum dan rasa keadilan, maka dengan demikian hukumlah yang
berdaulat, bukan negara. Aliran yang mempengaruhi Krabbe ini adalah aliran historis yang
dipelopori Von Savigny yang mengatakan hukum timbul bersama-sama kesadaran hukum
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kedaulatan merupakan suatu kekuasaan tertinggi didalam negara, dimana kekuasaan
tersebut dipegang oleh satu orang atau lebih dengan bertujuan untuk menjalankan kegiatan
negara, tujuan negara dan berjalannya pemerintahan dalam negara.
Teori – teori tentang kedaualatan negara berdasarkan kategorisasi atas siapa
pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaualatan suatu negara. Teori teori itu menghasilkan
teori :
1. Kedaulatan Tuhan
2. Kedaulatan Raja
3. Kedaulatan Negara
4. Kedaulatan Rakyat
5. Kedaulatan Hukum
1. Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan Tuhan ini adalah sebuah ajaran yang menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi
terletak pada Tuhan. Dimana di dalam ajaran ini mayakini bahwa Tuhanlah yang
menciptakan seluruh alam semesta ini dan juga seluruh makluk hidup yang ada di Dunia. Dan
juga Tuhan yang menentukan jalannya roda pemerintahan di dalam suatu negara . Oleh
karena itu di dalam ajaran kedaulatan Tuhan ini, Tuhan yang memegang kekuasaan tertinggi
di dalam suatu Negara bahkan Dunia.
2. Kedaulatan Raja
Kedaulatan Raja ini adalah sebuah kekuasaan tertinggi yang ada pada soerang Raja di dalam
suatu negara. Yang dalam hal ini Raja anggap sebagai wakil dari Tuhan untuk melaksanakan
kedaulatan atau menjalankan kedaulatan di Dunia. Karena hal tersebutlah Raja-raja merasa
bahwa mereka mempunyai kukuasaan sehingga mereka dapat melakukan segala hal menurut
kehendaknya dengan sebuah alasan bahwa perbuatan yang Ia lakukan itu sudah menjadi
kehendak dari Tuhan. Dan raja tidak meresa harus bertanggung jawab atas semua tindakan-
tindakan yang Ia lakukan kepada siapa pun kecuali pada Tuhan. Bahkan raja juga
menganggap bahwa Ia dapat menentukan semua kepercayaan yang dianut oleh rakyat atau
warna negaranya. Jadi dalam hal tersebutlah dalam kedaulatan ini raja disebut sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi secara khusus di dalam suatu Negara.
3. Kedaulatan Negara
Kedaulatan negara ini adalah sebuah kekuasaan tertinggi yang ada pada suatu negara.
Ajaran kedaulatan negara ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari ajaran tentang
kedaulatan raja yang di mana ajaran ini mulai berkembang di jerman untuk mempertahankan
kedaulatan raja yang pada waktu itu mendapatkan dukungan dari lapisan masyarakat yang
besar sekali pengaruhnya, yaitu Golongan Bangsawan, Golongan Perang, dan Golongan alat-
alat perang sehingga di dalam kedaulatan negara ini kekuasaan tertinggi berada pada negara
(namun dalam penerapannya negara ini tidak dapat menjalankan hak-hak dan kekuasaannya
sendiri tetapi negara selalu melibatkan rakyat dan pemerintah untuk berperan di dalamnya).
4. Kedaulatan Hukum
Kedaulatan Hukum (recht Souverenighty) adalah sebuah kekuasaan tertinggi di dalam suatu
Negara itu berada pada Hukum itu sendiri. Oleh karena itu baik itu raja atau penguasa
maupun rakyat atau warga negaranya bahkan Negara itu sendiri tunduk kepada Hukum.
Dalam Kedaulatan Hukum semua sikap atau tingkahlaku dan perbuatannya harus sesuai dan
berdasarkan pada Hukum sehingga di dalam kedaulatan Hukum di sini yang berkuasa adalah
Hukum.
5. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat (Populer Souverenighty adalah kekuasaan rakyat sebagai tandingan atau
imbangan terhadap kekuatan penguasa tunggal atau yang berkuasa. Dalam hal ini ditarik
garis pemisah yang tajam antara rakyat yang diperintah pada suatu pihak dan penguasa-
penguasa masyarakat sebagai pemerintah pada pihak lain. Pada kedaulatan ini yang benar-
benar berdaulat adalah rakyat (namun di dalam penerapannnya rakyat ini tidak dapat
menjalankan hak- hak dan kekuasaan sendiri namun mereka selalu membutuhkan pemerintah
untuk ikut berpartisipasi dan membantu mereka dalam menjalankan kekuasaannya).
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ni’ Matul Huda,S.H.,M.HUM. Ilmu Negara: Rajawali Pers PT Rajacivafinda Persada.
2011.Jakarta.
http://www.gurupendidikan.com/101-pengertian-dan-macam-macam-kedaulatan-menurut-
para-ahli/
http://simplenews05.blogspot.co.id/2016/03/macam-macam-kedaulatan-dan-teori.html
Jaarboek van de Maatschappij der Nederlandsche Letterkunde te Leiden, 1936-1937. E.J.
Brill, Leiden 1937
http://www.seputarilmu.com/2016/01/pengertian-5-macam-dan-sifat-kedaulatan.html

Anda mungkin juga menyukai