Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum I Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

PENGENALAN BAHAN PAKAN SECARA FISIK

Oleh:

NAMA : SYARIAT WAHYUDDIN


NIM : L1A119183
KELAS :C
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : DEDI

LABORATORIUM UNIT ANALISIS PAKAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya.

Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian

pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan

ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk

(susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan

adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh

sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus

bermutu baik dan dalam jumlah cukup.

Pakan merupakan bahan baku yang telah dicampur menjadi satu dengan

nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan dan reproduksi. Pakan harus

mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, namun tetap

dalam jumlah yang seimbang, beberapa nutrien yang dibutuhkan oleh ternak

antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air serta mineral. Pakan

berkualitas baik jika mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrisi secara tepat,

baik, jenis jumlah serta imbangan nutrisi bagi ternak sehingga proses metabolisme

yang terjadi didalam tubuh ternak akan berlangsung secara sempurna.

Fungsi pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan.

Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan

pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering
diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan

penguat).

Berdasarkan jenisya bahan pakan ini memiliki bentuk-bentuk yang

berbeda-beda ada ang berbentuk tepung, mash, pelet, crumble, kibble, dan masih

banyak lagi benntuk bahan pakan ini memiliki bentuk yang beragam agar ternak

dapat mengkomsumsi bahan pakan secara optimal.

Fungsi kemampuan uji fisik pakan yaitu salah satu metode agar

memperoleh bobot badan yang baik dan mengandung nutrisi pada ternak, Oleh

sebab itu perlu diperhatikan kebutuhan pakan maupun zat-zat makanan yang

terkandung dalam pakan, terlebih kandungan energi yang mempunyai peran

utama pada ternak. Kecernaan zat-zat makanan merupakan faktor yang sangat

menentukan kualitas bahan pakan yang dikonsumsi ternak.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakaukan praktikum

mengenai pengenalan sifat fisik bahan pakan. Sehingga mahasiswa peternakan

mampu memahami jenis dan sifat fisik bahan pakan.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum pengenalan sifat fisik bahan pakan yaitu

untuk mengetahui bentuk, aroma, asal bahan pakan dan sumber bahan pakan.

1.3. Manfaat

Mamfaat di lakukannya praktikum pengenalan sifat fisik bahan pakan

yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui bentuk,aroma, asal bahan pakan dan

sumber bahan pakan.


II. METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan bahan pakan dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Juni

2021 pukul 13.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Unit Analisis

Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

2.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Sifat Fisik Bahan

Pakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Alat dan kegunaan


No Nama Alat Kegunaan
1 Kamera Untuk mengambil dokumentasi
2 Alat Tulis Untuk menulis hasil pengamatan

Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Sifat Fisik Bahan

Pakan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel2.Bahan dan kegunaan


No Nama Bahan Kegunaan
1 Cf. Bp 11 Sebagai Sampel yang diamati
2 Comfeed Sebagai Sampel yang diamati
3 Jagung Sebagai Sampel yang diamati
4 RK-24 Sebagai Sampel yang diamati
5 Dedak Sebagai Sampel yang diamati
6 Tepung bulu Sebagai Sampel yang diamati
7 Tepung ikan Sebagai Sampel yang diamati
8 Tepung kepala udang Sebagai Sampel yang diamati
9 Bungkil kelapa Sebagai Sampel yang diamati
10 Ampas tahu Sebagai Sampel yang diamati
11 Kulit ari kedelai Sebagai Sampel yang diamati
12 Tepung cangkasng kepiting Sebagai Sampel yang diamati

2.3. Metode Praktikum

Metode praktikum pada pengenalan bahan pakan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan Alat dan Bahan


2. Mengamati jenis bahan pakan yang telah di sediakan

3. Mencatat hasil pengamatan

4. Mengambil dokumentasi

5. Membuat laporan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan Pengenalan Sifat Fisik Bahan Pakan dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Sifat Fisik Bahan Pakan


Nama Sumber Bentuk Asal
No
Gambar Bahan Bahan Aroma Bahan Bahan
.
Pakan Pakan Pakan Pakan
Jagung,
Dedak dan
Pakan Sedikit Tepung
1 Cf. Bp 11 Komplit Harum Krambel Ikan
Jagung,
Comfeed Tepung
Pakan Berbau ikan dan
2 Komplit Tengik Pelet Dedak
Sumber
Energi
(Karbohid Tidak Krambel Hasil
3 Jagung r) Berbau /Butiran Pertanian

RK-24 Sumber Berbau Tepung Tepung


4 Protein Harum (mash) Ikan

Sumber Hasil
Karbohidr Bau Tepung Pengolaha
5 Dedak at Tengik (mash) n Padi

Hasil
Tepung Sumber Berbau Tepung Pengolaha
6 Ikan Protein Harum (mash) n Ikan
Hasil
Pengolaha
Tepung Sumber Tidak Tepung n Bulu
7 Bulu Protein Berbau (mash) Ayam

Tepung Hasil
Kepala Sumber Berbau Tepung Pengolaha
8 Udang Protein Harum (mash) n Udang
Hasil
Bungkil Samping
Kelapa Sumber Bau Butiran / Pengolaha
9 Protein Tengik Krambel n Kelapa
Hasil
Ampas Samping
Tahu Sumber Berbau Tepung Pengolaha
10 Protein Harum (mash) n Tahu

Kulit Ari
Kedelai Sumber Berbau Butiran/ Hasil
11 Protein Tengik Krambel Pertanian
 

 Tepung  Hasil
Cangkang  Sumber  Bau  Tepung Pengolaha
12 Kepiting Kalsium Harum (mash) n Kepiting

3.2.Pembahasan

3.2.1. CF.BP.11

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakukan pada bahan

didapatkan nama bahan pakan yaitu, Cf. Bp 11, merupakan sumber pakan

komplit, beraroma sedikit harum, berbentuk krambel (butiran) dan berasal dari

campuran jagung, dedak dan tepung ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Widiawati, (2018) yang mengatakan bahan pakan yang digunakan untuk ayam

broiler adalah bahan pakan crumble Bp 11 sebagai bahan pakan komplit dengan

kandungan protein yang tinggi.

3.2.2. Comfeed

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakukan pada bahan

didapatkan nama bahan pakan yaitu, comfeed, sebagai sumber pakan komplit,

beraroma tengik, berbentuk pellet dan berasal dari campuran jagung, dedak dan
konsentrat tepung ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadiyanto dkk., (2012)

yang mengatakan bahwa complete feed (kandungan PK 12% dan TDN 64%) yang

tersusun dari pakan asal rumput gajah dan konsentrat. Konsentrat tersusun dari

bungkil sawit, jagung kuning, onggok, dedak padi, bungkil biji kapuk, kulit kopi,

minyak kelapa, bungkil kelapa, urea, mineral mix dan garam sehingga dikatakan

sebagai bahan pakan komplit.

3.2.3. Jagung

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakaukan pada bahan

pakan didapatkan nama bahan pakan yaitu jagung, sebagai sumber energi, tidak

beraroma, berbentuk butiran dan berasal dari hasil pertanian. Hal ini sesuai

dengan pendapat Saransi, (2014) yang mengatakan bahwa jagung kuning

memiliki kadar protein yang rendah dan defisien terhadap beberapa asam amino,

terutama lysin dan triptofan. Keunggulannya terletak pada kandungan serat

kasarnya yang rendah (2%) dan energi termetabolisnya yang sangat tinggi, yaitu

3370 - 3394 kkal/kg. Keunggulan yang lain adalah adanya pigmen xanthophils

yang menyebabkan warna kuning pada telur, kaki ayam, dan kulit ayam, sumber

pro-vitamin A, dan sumber asam lemak. Hal tersebut disebabkan karena jagung

banyak mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, banyak mengandung

provitamin A, palatabel, dan serat kasarnya rendah, sehingga mudah dicerna.

3.2.4. RK.24

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakukan pada bahan pakan

didapatkan nama bahan pakan yaitu, RK-24, sebagai sumber protein, beraroma
harum, berbentuk tepung dan merupakan pakan hasil tepung ikan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Kestaria, (2016) yang mengatakan bahwa RK 24 merupakan

pakan konsetrat protein yang biasa dicamprkan dalam bentuk tepung atau mash

bersama jagung dan dedak sebagai pakan ayam ras petelur.

3.2.5. Dedak

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakaukan pada bahan

pakan didapatkan nama bahan pakan yaitu, dedak merupakan bahan pakan sumber

energi yang berasal dari hasil samping pengolahan padi. Hal ini sesuai dengan

pernyataan dari Ali, (2019) yang mengatakan bahwa dedak padi merupakan hasil

samping limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada

pakan ternak dengan kandungan serat kasar 26-27%.

3.2.6. Tepung Ikan

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakukan pada bahan pakan

didapatkan nama bahan pakan yaitu tepung ikan, sebagai sumber protein,

beraroma harum, berbentuk tepung dan berasal dari pengolahan ikan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Anggriani, (2019) yang mengatakan Tepung ikan yang

bermutu baik memiliki tekstur halus, ukuran partikel seragam, berwarna cokelat,

aromanya amis khas tepung ikan, tidak terdapat jamur, bebas dari sisa-sisa tulang

dan benda-benda asing.

3.2.7. Tepung Bulu

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakukan pada bahan pakan

didapatkan nama bahan pakan yaitu tepung bulu sebagai sumber protein, tidak
bearoma, berbentuk bulu dan berasal dari pengolahan bulu ayam. Hal ini sesuai

dengan pendapat Bidura, (2010) yang menyatakan bahwa tepung bulu yaitu

sebagai hasil samping dari industri perunggasan, bulu ayam merupakan salah satu

bahan pakan kaya akan protein yang sangat murah. Kandungan protein bulu ayam

dapat mencapai 90% dibandingkan dengan bungkil kacang kedelai 45%.

3.2.8. Tepung Tepala Udang

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakaukan pada bahan

pakan didapatkan nama bahan pakan yaitu tepung kepala udang, sebagai sumber

protein, beraroma harum khas udang, berbentuk tepung dan berasal dari hasil

samping pengolahan udang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agustno, (2019)

Tepung limbah udang merupakan limbah industri pengolahan udang yang terdiri

dari kepala dan kulit udang. Hilkias, (2017) menambahkan bahwa limbah udang

terdiri dari kepala, kulit (cangkang) dan kaki. Kandungan limbah udang yaitu

protein kasar 36,75%, lemak kasar 5,72%, serat kasar 14,49%, Ca (kalsium)

13,99% dan P (fosfor) 1,28%.

3.2.8. Tepung Bungkil Kelapa

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakukan pada bahan pakan

didapatkan nama bahan pakan yaitu, Bungkil kelapa, sebagai sumber protein,

beraroma tengik, berbentuk butiran dan berasal dari pengolahan kelapa. Hal ini

sesuai denggan pernayataan dari Haropu, (2018) yang menyatakan bahwa bungkil

kelapa merupaka hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging buah kelapa

segar/kering untuk pembuatan minya kelapa, bungkil ini telah umum

dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan, namun bahan pakan tersebut

mempunyai faktor pembatas, yaitu kandungan serat yang cukup tinggi dan
kualitas protein yang kurang baik. Bungkil kelapa ini memiliki aroma yang

tengik, bungkil kelapa yang mudah menjadi rusak/tengik, kerena mempunyai

kadar lemak yang tinggi sehingga akan terhidrolisis selama penyimpanan.

3.2.9. Ampas Tahu

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sifat fisik bahan pakan di

laboratorium yaitu ampas tahu merupakan bahan pakan yang berasal dari industry

pembuatan tahu yang merupakan sumber protein yang tinggi,hal ini sesuai dengan

pernyataan dari ceha (2011) yang menyatakan ampas tahu merupakan produk sisa

dari produksi tahu yang masih memiliki kandungan protein relatif tinggi, karena

pada proses pembuatan tahu tidak semua protein dapat terekstrak.

3.2.10. Kulit Ari Kedelai

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sifat fisik bahan pakan di

laboratorium yaitu kulit ari kedelai termasuk bahan pakan yang berasal dari hasil

industri pembuatan tempe yang merupakan sumber protein, hal ini sesuai dengan

pernyataan dari Auza dkk., (2017) yang menyatakan bahwa kulit ari kedelai

merupakan limbah industri hasil pembuatan tempe yang diperoleh setelah melalui

proses perebusan dan perendaman kacang kedelai, kulit ari kedelai ini masih

sangat potensial dimanfaatkan sebagai pakan ternak mengingat kandungan protein

yang cukup tinggi.

3.2,11. Cangkang Kepiting

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik yang dilakukan pada bahan pakan

didapatkan nama bahan pakan yaitu tepung cangkang kepiting, sebagai sumber

kalsium, berbentuk tepung dan berasal dari pengolahan kepiting. Hal ini sesuai
dengan pendapat Baye, (2015) yang mengatakan Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk mengatasi keberadaan limbah cangkang kepiting, yaitu diolah

menjadi pakan ternak dalam bentuk tepung sebagai sumber kalsium, cangkang

rajungan memiliki 19,97% kalsium dan 1,81% fosfor.

V. PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa :


1. Bahan pakan yang termaksud sumber energi yaitu,jagung,sumber protein yaitu

,RK-24,tepung ikan,tepung bulu,tepung kepala udang,bungkil kelapa,ampas

tahu,kulit ari kedelai.Sedangkan yang suber komplit yaitu Comfeed.

2. Bahan pakan yang memiliki bentuk krambel/butiran yaitu Cf.Bp 11,jagung,kul

it ari kedelai,bungkil kelapa,bentuk pellet yaitu Comfeed,bentuk tepung(mash)

yaitu RK 24,dedak,tepung ikan,tepung bulu,tepung kepala udang,ampas tahu,t

epung cangkang kepiting.

4.2. Saran

1. Saran untuk laboratorium yaitu lebih memperhatikan kebersihan agar para

praktikan lebih nyaman dalam melakukan pengamatan.

2. Saran untuk asisten agar lebih memperhatikan praktikan dan membantu

praktikan dalam memahami materi praktikum yang di sampaikan.

3. Saran untuk teman yaitu agar saling membantu satu sama lain dalam

penyusunan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggriani A., R. Pujaningsih dan S. Sumarsih. 2019. Pengaruh Perbedaan Metode


Pengolahandan Level Pemberian Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
calaburaL.) terhadap Kualitas Organoleptik Tepung Ikan Rucah. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia. Vol 14(3).

Auza, F, A., R, Badaruddin., dan R, Aka. Peningkatan Nilai Nutrisi kulit ari bijik
Kedelai yang Difermentasi dengan Menggunakan Teknologi Efektivitas
Mikroorganisme (EM4) dan Waktu Inkubasi yang Berbeda. Jurnal
Scientific Pinisi. Vol 3(2) :128

Ali, N., Agustina dan Dahniar. 2011. Pemberian Dedak yang Difermentasi
DenganEm4 Sebagai Pakan Ayam Broiler. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol
4(1).

Agustono, A., M, Hadi dan Y, Cahyoko. 2019. Pemberian Tepung Limbah Udang
yang Difermentasi dalam Ransum Pakan Buatan Terhadap Laju
Pertumbuhan, Rasio Konversi Pakan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan. Vol
1(2).

Bidura N., G. dan Partama. 2010. Pengaruh Penggunaan Tepung Bulu Ayam
Terfermentasi dalam Ransum Terhadap Bobot Potong dan Jumlah Lemak
Abdomen Ayam Broiler. Majalah ilmiah peternakan . Vol 13(3)

Baye A., F. Sompie, B. Bagau dan N. Regar. 2015. Penggunaan Tepung Limbah
Pengalengan Ikan Dalam Ransum Terhadap Performa Broiler. ZOOTEC.
Vol 35(1).

Ceha, R. dan R.M.E. Hadi. 2011. Pemanfoatan Limbah Ampas Tahu sebagai
Bahan Baku Proses Produl<si Kerupuk Pengganti Tepung Tapioka.
Prosiding SnaPP 20ll Sains, Teknologi dan Kesehatan. ISSN: 2089-3582.
Hal. I 73- 1 80.

Fasikah, U. 2013. Proporsi Tepung Ampas Tahu dengan Tepung Terigu dan
Jumlah Lemak Terhadap Mutu Organoleptik Biskuit Berlemak (Rich
Biscuit). Jurnal Tata Boga. Vol 2(1).

Hilkias, W., E, Suprijatna., dan Y,S, Ondho. 2017. Pengaruh penggunaan tepung
limbah udang fermentasi terhadap karakteristik organ reproduksi pada
puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan.
Vol 27(2).

Horopu, M, C., J, Sampekalo., dan S, Lantu. 2018. Pemanfaatan Bungkil Kelapa


Fermentasi dalam Pada ikan Nila (Oreochromis niloticus). Budidaya
Perairan. Vol 6(3).

Kestaria, Nur, H., & Malik, B. (2016). Pengaruh Substitusi Pakan Komersil
dengan Tepung Ampas Kelapa Terhadap Performa Ayam Kampung.
Jurnal Peternakan Nusantara. Vol 2(1).
Mulia, D, S., E, Yuliani., H, Maryanto dan C, Purbomartono. 2015. Peningkatan
Kualitas Ampas Tahu Sebagai Bahan Baku Pakan dengan Fermentasi
Rhizopus Oliposporus. Sainteks. Vol 12(1) :11.

Suprijatna, E. 2010. Strategi Pengembangan Ayam Lokal Berbasis Sumber


Dayalokal Dan Berwawasan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional
Unggas Lokal ke IV. Puslitbang Peternakan Bogor. Vol 4(2).

Saransi, A. 2014. Pengenalan Bahan Pakan Ternak Secara Physik. Skripsi.


Fakultas peternakan. Universitas Udayana: Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai