a. Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari
variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel
tersebut.
b. Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator variabel
yang sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada rumusan konstruk
variabel
c. Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang memuat
dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan
indikator.
d. Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan
kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah
ke tinggi, dari negatif ke positif, dari otoriter ke demokratik, dari dependen ke
independen, dan sebagainya.
e. Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau
pertanyaan. Biasanya butir instrumen yang dibuat terdiri atas dua kelompok
yaitu kelompok butir positif dan kelompok butir negatif. Butir positif adalah
pernyataan mengenai ciri atau keadaan, sikap atau persepsi yang positif atau
mendekat ke kutub positif, sedang butir negatif adalah pernyataan mengenai ciri
atau keadaan, persepsi atau sikap negatif atau mendekat ke kutub negatif.
f. Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus melalui
proses validasi, baik validasi teoretik maupun validasi empirik.
g. Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoretik, yaitu melalui
pemeriksaan pakar atau melalui panel yang pada dasarnya menelaah seberapa
jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari konstruk, seberapa jauh
indikator merupakan jabaran yang tepat dari dimensi, dan seberapa jauh butir-
butir instrumen yang dibuat secara tepat dapat mengukur indikator.
h. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil
panel.
i. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoretik atau secara konseptual,
dilakukanlah penggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan ujicoba.
j. Ujicoba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses validasi empirik.
Melalui ujicoba tersebut, instrumen diberikan kepada sejumlah responden
sebagai sampel uji-coba yang mempunyai karakteristik sama atau ekivalen
dengan karakteristik populasi penelitian. Jawaban atau respon dari sampel
ujicoba merupakan data empiris yang akan dianalisis untuk menguji validitas
empiris atau validitas kriteria dari instrumen yang dikembangkan.
k. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik kriteria
internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal, adalah instrumen itu
sendiri sebagai suatu kesatuan yang dijadikan kriteria sedangkan kriteria
eksternal, adalah instrumen atau hasil ukur tertentu di luar instrumen yang
dijadikan sebagai kriteria.
l. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid atau
tidaknya sebuah butir atau sebuah perangkat instrumen. Jika kita menggunakan
kriteria internal, yaitu skor total instrumen sebagai kriteria maka keputusan
pengujian adalah mengenai valid atau tidaknya butir instrumen dan proses
pengujiannya biasa disebut analisis butir. Dalam kasus lainnya, yakni jika kita
menggunakan kriteria eksternal, yaitu instrumen atau ukuran lain di luar
instrumen yang dibuat yang dijadikan kriteria maka keputusan pengujiannya
adalah mengenai valid atau tidaknya perangkat instrumen sebagai suatu
kesatuan.
m. Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis butir
maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki untuk diujicoba
ulang, sedang butir-butir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah perangkat
instrumen untuk melihat kembali validitas kontennya berdasarkan kisi-kisi. Jika
secara konten butir-butir yang valid tersebut dianggap valid atau memenuhi
syarat, maka perangkat instrumen yang terakhir ini menjadi instrumen final
yang akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
2. Aspek Motivasi
ASPEK :
MOTIVASI
A. DEFINISI KONSEPTUAL
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.
Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang
sesuai dengan dorongan dalam dirinya, Uno (2003 : 1). Motivasi juga oleh Rukminto (dalam
Uno, 2003 : 3) diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi dapat terinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,
dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Sedangkan Hamalik (2007 : 158) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan
energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. Hamalik merumuskan tiga unsur yang saling berkaitan dengan
adanya motivasi, yaitu : (1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri
pribadi; (2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan effective arousal; dan (3) Motivasi
ditandai dengan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan perubahan tingkah
laku
B. DEFINISI OPERASIONAL
Motivasi adalah hasil skor yang diperoleh siswa yang menunjukkan tingkat motivasi
siswa, dan diukur dengan menggunakan angket.
C. INDIKATOR
Keller (dalam Sardiman, 2010) menguraikan bahwa dalam strategi pengelolaan
motivasi belajar siswa, yang harus diperhatikan oleh guru adalah :
1. Attention (Perhatian)
Perhatian merupakan salah satu poin penting dalam menjaga motivasi siswa. Guru
harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam
pembelajaran. Membangkitkan dan memelihara perhatian merupakan usaha
menumbuhkan keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Relevance (Relevansi)
Komponen ini merupakan komponen yang berhubungan dengan kehidupan siswa baik
berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan
dengan kebutuhan karir sekarang atau masa yang akan datang. Siswa merasa kegiatan
pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi
kehidupan mereka.
3. Confidence (Keyakinan/raca percaya diri siswa)
Komponen ini erat kaitannya dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang
berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Seseorang yang memiliki sikap percaya
diri yang tinggi cenderung akan berhasi bagaimanapun kemampuan yang ia miliki.
Sikap seseorang yang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan
mempengaruhi mereka dalam bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut.
Siswa yang memiliki sikap percaya iri memiliki penilaian positif tentang irinya
cenderung menampilkan prestasi yang terus-menerus.
4. Satisfaction (Kepuasan)
Dalam teori belajar, satisfaction adalah reinforcement (penguatan) apabila siswa yang
telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa puas/bangga atas
keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa
tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya.
D. KISI-KISI INSTRUMEN
Kriteria Pernyataan
No. Indikator
Positif Negatif
1. Perhatian (Attention) 1, 9 5
2. Relevansi (Relevance) 2 6, 10
3. Percaya Diri (Confidence) 3, 11 7
4. Kepuasan (Statisfaction) 4 8, 12
Jumlah 7 3 6 2 1 8 9 4 40
Karena rtabel untuk alpha 0,05 adalah 0,63, maka untuk butir soal nomor 1
berstatus VALID
Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh
Resp
1 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 45
2 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 45
3 3 4 4 3 4 2 4 5 4 4 39
4 5 5 4 3 4 5 4 3 4 1 38
5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 1 34
6 2 1 2 1 2 2 2 2 1 5 21
7 2 3 2 3 2 2 3 3 1 5 26
8 1 1 1 2 1 2 2 1 2 5 16
9 4 4 4 5 5 5 4 4 4 1 40
10 3 2 2 2 2 3 2 2 2 5 24
Total 32 32 32 32 32 34 34 33 31 36 328
RHITUNG 0,87 0,92 0,96 0,83 0,95 0,73 0,94 0,90 0,88 -0,43
RTABEL 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63
VALI VALI VALI VALI VALI VALI VALI VALI T.VALI
STATUS
D D VALID D D D D D D D