Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : I kelas A
Nama Mata Pelatihan : Agenda II (Nasionalisme)
Nama Peserta : ULFIA PERDANI, S.Pd.
Nomor Daftar Hadir : 05
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan : BPSDM Prov. Riau (Widya Iswara)

A. Pokok Pikiran
Nasionalisme dalam arti luas merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain.
Sebagai warga negara Indonesia, rasa nasionalisme berakar dari Pancasila
sehingga memunculkan istilah Nasionalisme Pancasila. Prinsip dari
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan
persatuan-kesatuan; kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang
kuat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme ini harus
menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak-langkah dan semangat bekerja
untuk bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian
dari ASN harus senantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila dan
mengaktualisasinya dengan semangat nasionalisme yang kuat menjalankan
tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa.

1
Kisah dari Bapak BJ. Habibie dapat menjadi suri teladan yang baik bagi
warga negara Indonesia apabila bersangkut-paut dengan sikap nasionalisme.
Meski sangat disukai oleh negara Jerman karena kejeniusannya hingga pada
akhirnya beliau menjadi vice president di tempat ia bekerja yaitu Messerschmitt-
Bölkow-Blohm atau MBB, namun saat diminta untuk pulang ke Indonesia oleh
Presiden Soeharto untuk memajukan industri dirgantara di Indonesia, beliau
tidak sulit mengambil keputusan dan merelakan jabatannya demi membangun
tanah air khususnya pada bidang teknologi.

Gambar 1. BJ Habibie (Sumber: Merdeka.com)

"Sekalipun menjadi warga negara Jerman, kalau suatu saat Tanah Air ku
memanggil, maka paspor (Jerman) akan saya robek dan akan pulang ke
Indonesia," kata Habibie seperti dikutip dalam buku Habibie dan Ainun.
Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan
teknologi pada bangsa Indonesia. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie
pulang ke tanah air. Beliau pun diangkat menjadi penasihat pemerintah
(langsung dibawah Presiden) di bidang teknologi pesawat terbang dan
teknologi tinggi hingga tahun 1978.
Kalau bukan karena rasa cinta terhadap tanah air, tidak akan mungkin
seorang BJ Habibie merelakan jabatan yang sudah dimilikinya di negara
Jerman dan mau bersusah payah kembali ke Indonesia untuk memajukan
kesejahteraan bangsa. Padahal kala itu beliau berkesempatan besar
mendapatkan tempat tinggal nyaman dan jaminan hidup. Akan tetapi beliau

2
tetap berbesar hati dan terus memberikan manfaat dan sumbangsih bagi
Indonesia sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Sikap beliau yang cinta
tanah air ini merupakan perwujudan dan pengamalan dari sila ke-3 yaitu
Persatuan Indonesia.

B. Penerapan
Seperti hal yang dilakukan oleh Bapak BJ Habibie yang memberikan
sumbangsih bagi Indonesia dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, saya pun juga
akan memberikan sumbangsih saya kepada negara Indonesia dengan disiplin
ilmu yang saya miliki. Sebagai guru fisika di SMA Negeri 1 Rakit Kulim, saya
akan berdedikasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, mengarahkan dan mengevaluasi peserta didik
sesuai TUPOKSI. Tidak membeda-bedakan peserta didik dari latar belakang
kehidupan, suku bangsa, ras, ataupun agama tapi berfokus pada kemampuan
yang dimiliki masing-masing peserta didik.
Dengan peran saya sebagai guru, saya berharap kelak akan mendidik
calon-calon penerus masa depan bangsa yang seperti Bapak BJ Habibie. Saya
juga akan terus belajar dan meng-upgrade pengetahuan saya dengan
mengikuti seminar, webinar, pelatihan dasar, diklat mengenai proses
pembelajaran dan/atau media pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan zaman 4.0 ini sehingga peserta didik saya pun juga dapat
beradaptasi dengan perkembangan zaman. Meningkatkan kualitas diri menjadi
guru yang profesional merupakan cara saya untuk memajukan pendidikan di
Indonesia, khususnya di OPD tempat saya bertugas.

Referensi:
Modul MOOC tahun 2021 – Nasionalisme ASN.

Wisnoe Moerti. 2019. Belajar Nasionalisme dan Cinta Tanah Air dari BJ
Habibie. (Online): https://www.merdeka.com/peristiwa/belajar-
nasionalisme-dan-cinta-tanah-air-dari-bj-habibie.html diakses tanggal 1
Juli 2021.

Anda mungkin juga menyukai