dan otot yang berperan sebagai penyangga, penggerak dan pelindung tubuh (Risnanto & Insani,
2014). Sistem muskuloskeletal memungkinkan individu untuk melakukan aktifitas dan
menunjang mobilisasi serta berpartisipasi secara aktif dalam semua aspek kehidupan yakni
untuk mempertahankan ekonomi, sosial dan fungsional hidup mereka tanpa ada batasan.
Kesehatan muskuloskeletal yang buruk, tercermin dalam berkurangnya kemampuan fisik
(Woolf, March & Officer, 2015).
Gangguan muskuloskeletal merupakan gabungan dari beberapa kondisi yang berbeda,
kondisi muskuloskeletal yang bersifat kronik membuat beban penyakit muskuloskeletal saat ini
jauh melebihi kapasitas layanan kesehatan di sebagian besar negara (Woolf, March & Officer,
2015). Masalah muskuloskeletal perlu dikenali sebagai masalah umum pada praktik layanan
kesehatan terutama yang lebih dari satu masalah gangguan muskuloskeletal, hal ini untuk
mencegah terjadinya morbiditas pada penderita gangguan muskuloskeletal (Kelvin et al, 2010).
Low back pain merupakan peringkat tertinggi penyebab kecacatan pada gangguan
muskuloskeletal menurut years lived with disability (YLDs) (Hoy et al, 2014). Prevalensi skolisis
di dunia berkisar antar 1-13% populasi
dunia, 0,5-3% diantaranya anak-anak dan
remaja (Nery, Halpern, Nahme & Stein, 2010).
Penderita gangguan muskuloskeletal
lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria
dan akan meningkat pada lanjut usia (lansia),
mengingat populasi lansia akan meningkat
maka konsekuensinya penderita gangguan
muskuloskeletal akan juga semakin
meningkat, namun hal ini berbeda dengan