Anda di halaman 1dari 47

PRESENTASI KASUS

BRONKOPNEUMONIA DUPLEX +
DOWN SYNDROME

PENYUSUN
dr. Dyota Sulia Mutiari

PENDAMPING
dr. H. Soesanto S.H., Sp. A

INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSU PAKUWON SUMEDANG
2017
STATUS RUANGAN

IDENTITAS PASIEN
 Nama : Bayi RF
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 7 Desember 2015
 Umur : 2 tahun
 Ruang Perawatan : Perawatan III 313-1
 Tanggal Dirawat : 4 Desember 2017
 Tanggal Pemeriksaan : 5 Desember 2017

IDENTITAS ORANGTUA
AYAH
 Nama : Tn. A
 Usia : 51 tahun
 Pendidikan Terakhir : SMP
 Pekerjaan : Petani
 Alamat : Dusun Cirendang, Kertamukti, Tanjungmedar

IBU
 Nama : Ny. I
 Usia : 46 tahun
 Pendidikan Terakhir : SMP
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Alamat : Dusun Cirendang, Kertamukti, Tanjungmedar

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : sesak napas
ANAMNESIS KHUSUS :
Heteroanamnesis dari ibu pasien, tanggal 5 Desember 2017
Pasien datang ke IGD dengan membawa rujukan dari DSA pukul 20.35 WIB, 4
Desember 2017. Ibu pasien mengatakan pasien sesak napas 3 hari SMRS. Sesak napas
dirasakan terus-menerus, semakin lama semakin berat, sehingga pasien kesulitan untuk
makan dan minum. Keluhan disertai batuk berdahak. Keluhan demam, muntah, BAB
mencret, dan kejang disangkal.
Riwayat berobat :
Sudah berobat ke bidan dan dokter umum tetapi tidak ada perbaikan.
Riwayat penyakit sebelumnya :
Pasien sudah 5 kali dirawat di RS karena ISPA dan muntaber. Pasien didiagnosis
down syndrome pada usia 2,5 bulan ketika dirawat di RS.
Riwayat imunisasi:
IMUNISASI USIA
Hepatitis B 0 bulan
BCG, Polio 1 1 bulan
DPT/HB 1, Polio 2 2 bulan
DPT/HB 2, Polio 3 3 bulan
DPT/HB 3, Polio 4 4 bulan
Campak 9 bulan

Riwayat tumbuh kembang :


Pasien adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara. Lahir spontan, cukup bulan, dibantu bidan,
langsung menangis, dengan BBL 3100 gram.
Pasien dapat membalikkan badan tanpa dibantu pada usia 6 bulan, tidak dapat
merangkak. Dapat berdiri sambil berpegangan pada usia 23 bulan, mengucapkan
“mama,baba” pada usia 22 bulan.
Riwayat keluarga:
Jenis Penolong
Anak ke- Usia Lahir Keterangan
Kelamin Persalinan
Meninggal
1 2 bulan Perempuan Normal Bidan
(ISPA)
Meninggal
2 3 bulan Laki-laki Normal Bidan
(ISPA)
3 19 tahun Laki-laki Normal Bidan Sehat
4 7 tahun Laki-laki Normal Bidan Sehat
5 2 tahun Perempuan Normal Bidan Pasien

PEMERIKSAAN FISIK (5 Desember 2017)


Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis, gelisah, bergerak aktif
Tanda-tanda vital ;
 Nadi : 136x, kuat, reguler
 Respirasi : 44x
 Suhu : 36oC
Pengukuran ;
 Umur : 24 bulan
 Berat badan : 7900 gram (di bawah -3  sangat kurus)
 Panjang badan : 69 cm (di bawah -3  sangat pendek)
 Lingkar kepala : 42 cm (di bawah -2)

STATUS GENERALIS
Kepala
 Bentuk :mikrosephali dengan bagian anteroposterior kepala agak mendatar
 Wajah : mongoloid face (+)
 Mata : conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor, RC +/+
 Hidung : low nasal bridge (+), pernapasan cuping hidung (+), sekret (+)
 Telinga : bentuk normal, sekret (-)
 Mulut : sianosis (-), lidah basah bersih
 Leher : KGB tidak teraba membesar
Thoraks
Paru
 Inspeksi : bentuk normal, retraksi intercostal (+)
 Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronkhi basah di kedua lapang paru, wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : ictus cordis terlihat
 Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : BJ normal, regular
Abdomen
 Inspeksi : datar
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Palpasi : soepel
 Perkusi : tympani
Ekstremitas
 Simian crease (+)
 Akral hangat, capillary refill time < 2 detik
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-

PEMERIKSAAN LABORATORIUM (4 Desember 2017)


Pemeriksaan darah rutin
 Hemoglobin : 11,7 gr/dl
 Hematokrit : 34,9%
 Leukosit : 10.600/uL
 Trombosit : 265.000/mm3
RESUME
Pasien usia 2 tahun, BB 7900 gram, keluhan sesak napas 3 hari SMRS. Sesak napas
dirasakan terus-menerus, semakin lama semakin berat, sehingga kesulitan untuk makan dan
minum. Keluhan disertai batuk berdahak.
Pasien didiagnosis down syndrome pada usia 2,5 bulan ketika dirawat di RS. Pasien
adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara. Lahir spontan, cukup bulan, dibantu bidan, langsung
menangis, dengan BBL 3100 gram. Imunisasi dasar lengkap. Pasien membalikkan badan
tanpa dibantu pada usia 6 bulan, tidak dapat merangkak, mengucapkan “mama,baba” pada
usia 22 bulan, dan berdiri sambil berpegangan pada usia 23 bulan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos
mentis, gelisah, nadi 136x/menit, respirasi 44x/menit, suhu 36oC. Ukuran kepala
mikrosephali dengan bagian anteroposterior agak mendatar, mongoloid face (+), low nasal
bridge (+), PCH (+), retraksi intercostal (+), ronkhi basah (+) di kedua lapang paru, dan
simian crease (+).

DIAGNOSIS KERJA
 Bronkoneumonia duplex

DIAGNOSIS BANDING
 Pneumonia lobaris
 Bronkiolitis

DIAGNOSIS TAMBAHAN
 Down syndrome
 Global developmental delay

PENATALAKSANAAN
 Nonfarmakologi
o Rawat inap
o O2 2 liter/menit
o IVFD KAEN 4B 25 tpm mikro
o Puasa
 Farmakologi
o Cefotaxime 2x500 mg IV
o Sagestam 2x20 mg IV
o Dexametason 2x ½ ampul IV

FOLLOW UP
Hari rawat Pemeriksaan Terapi
4 Desember 2017 Sesak napas (+), batuk (+),  Oksigen 2 lpm
demam (+), kejang (-).  Puasa
N=142, RR=48, S=36,7oC,  IVFD Kaen 4B 25 tpm
SpO2=97% mikro
CM, PCH (+), retraksi  Cefotaxime 2x500mg IV
intercostal (+), crackles +/+,  Sagestam 2x20mg IV
akral hangat
 Dexametason 2x1/2 amp
IV
 TD III

5 Desember 2017 Sesak napas (+), batuk (+), Terapi lanjut


demam (+), kejang (-).
N=136, RR=44, S=36oC,
CM, PCH (+), retraksi
intercostal (-), crackles +/+,
akral hangat
6 Desember 2017 Sesak napas (-), batuk (+),  Puasa stop
demam (-), kejang (-).  Oksigen 1 lpm
N=126, RR=32, S=36oC  Terapi lain lanjut
CM, PCH (-), retraksi intercostal
(-), crackles +/+, akral hangat
7 Desember 2017 Sesak napas (-), batuk (+),  Sagestam stop
demam (-), kejang (-).  Terapi lain lanjut
N=126, RR=30, S=36oC
CM, PCH (-), retraksi intercostal
(-), crackles +/+, akral hangat
8 Desember 2017 Sesak napas (-), batuk (+),  Terapi lanjut
demam (-), kejang (-).
N=126, RR=30, S=36oC
CM, PCH (-), retraksi intercostal
(-), crackles +/+, akral hangat
9 Desember 2017 Sesak napas (-), batuk (+), •Pulang atas persetujuan dokter
demam (-), kejang (-). •Amoksisilin syrup 4xcth1
N=120, RR=32, S=35,7oC •Ibuprofen 100 mg,
I=1400cc, O=1000cc dexametason ¼ tab, INH 1,6mg,
CM, PCH (-), retraksi intercostal B6 ½ tab dalam bentuk puyer
(-), crackles +/+, akral hangat 2x1

TEORI

PNEUMONIA
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. Keadaan ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil
disebabkan oleh penyebab noninfeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat (Bradley, et al., 2011).
Klasifikasi pneumonia:
 Berdasarkan lokasi anatomis
o Pneumonia lobaris
o Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
o Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
 Berdasarkan asal infeksi
o Community acquired pneumonia
o Hospital acquired pneumoniae
 Berdasarkan mikroorganisme penyebab
o Bakteri
o Virus
o Mikoplasma
o Jamur
BRONKOPNEUMONIA
DEFINISI
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus
atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk patchy distribution, (Bennet, 2013).
ETIOLOGI
 Faktor infeksi
o Neonatus  Streptococcus group B, RSV
o Bayi  Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae, Mycobacterium
tuberculosa, Bordertella pertusis.
o Anak-anak  Parainfluenza virus, RSV, Mycoplasma pneumoniae,
Pneumococcus, Bordetella pertusis, M.tuberculosis.
 Faktor noninfeksi
PATOGENESIS
Saluran pernapasan steril dari daerah sublaring sampai parenkim paru. Paru-paru
dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme pertahanan anatomis dan mekanis, dan
faktor imun lokal dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal berupa filtrasi bulu hidung,
reflex batuk, dan apparatus mukosilier. Mekanisme pertahanan lanjut berupa sekresi IgA
lokal dan respon inflamasi yang diperantarai leukosit, komplemen, sitokin, immunoglobulin,
makrofag alveolar, dan imunitas yang diperantarai sel.

Infeksi paru terjadi bila salah satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau bila
bila virulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran pernapasan bagian
bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran napas bagian atas. Virus
dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya infeksi saluran napas bagian bawah dengan
mempengaruhi mekanisme pembersihan dan respon imun. Diperkirakan sekitar 25-75% anak
dengan pneumonia bakteri didahului dengan infeksi virus. Secara patologis, terdapat 4
stadium pneumonia, yaitu;
o Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti)
Yaitu hyperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung
pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah
dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hyperemia ini terjadi akibat pelepasan
mediator-mediator peradangan dari sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera
jaringan.
o Stadium II (48 jam berikutnya atau hepatisasi merah)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh eritrosit dan eksudat fibrin yang dihasilkan oleh
host sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh
karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit, dan cairan, sehingga warna paru
menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak.
o Stadium III (3-8 hari berikutnya atau hepatisasi kelabu)
Terjadi sewaktu leukosit mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini
endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-
sisa sel. Pada stadium ini, eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah
tidak lagi mengalami kongesti.
o Stadium IV (7-11 hari berikutnya atau resolusi)
Terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat
lisis dan diabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.

MANIFESTASI KLINIK
Dalam pemeriksaan fisik pneumonia khususnya bronkopneumonia, ditemukan hal-hal
sebagai berikut, (Bennete, 2013);
 Pada inspeksi terlihat setiap napas terdapat retraksi otot epigastric, intercostal,
suprasternal, dan pernapasan cuping hidung. Tanda objektif yang merefleksikan
adanya distress renapasan adalah adanya retraksi dinding dada, penggunaan otot
tambahan yang terlihat, dan cuping hidung. Tekanan intrapleura yang bertambah
negative selama insiprasi melawan resistensi tinggi jalan napas menyebabkan retraksi
bagian-bagian yang mudah terpengaruh pada dinding dada, yaitu jaringan ikat
interkosta, subkosta, fossa supraklavikula, dan suprasternal. Kebalikannya, ruang
intercostal yang melenting dapat terlihat apabila tekanan intrapleura yang semakin
positif. Retraksi lebih mudah terlihat pada bayi baru lahir dimana jaringan ikat
intercostal lebih tipis dan lebih lemah dibandingkan anak yang lebih tua. Kontraksi
yang terlihat dari otot strenocleidomastoideus dan pregerakan fossae supraclavicular
selama inspirasi merupakan tanda yang paling dapat dipercaya akan adanya sumbatan
jalan napas. Pada infant, kontraksi otot ini terjadi akibat head bobbing, yang dapat
diamati dengan jelas ketika anak berisitrahat dengan kepala disangga tegak lurus di
area suboksipital, adanya kerusakan sistem saraf pusat dapat dicurigai. Pengembangan
cuping hidung adalah tanda yang sensitif akan adanya distress pernapasan dan dapat
terjadi apabila inspirasi memendek secara abnormal. Pengembangan cuping hidung
memperbesar pasase hidung anterior dan menurunkan resistensi jalan napas atas dan
keseluruhan. Selain itu, dapat juga menstabilkan jalan napas atas dengan mencegah
tekanan negatif faring selama inspirasi.
 Pada palpasi ditemukan vocal fremitus yang simetris. Konsolidasi yang kecil pada
paru yang terkena tidak menghilangkan getaran fremitus selama jalan napas masih
terbuka, tetapi bila terjadi perluasan infeksi paru (kolaps paru/atelectasis) maka
transmisi energy vibrasi akan berkurang.
 Pada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring. Crackles adalah bunyi
nonmusical, tidak kontinyu, interupsi pendek, berulang, dihasilkan oleh gelembung-
gelembung udara yang melalui sekret jalan napas/ jalan napas kecil yang tiba-tiba
terbuka.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambaran radiologi mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan corakan
bronkovaskuler dan infiltrate kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapangan paru. Bercak
sering terlihat pada lobus bawah (Bennet, 2013).

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit. Hitung leukosit
dapat membantu membedakan pneumonia viral atau bacterial. Infeksi virus leukosit normal
atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit
meningkat 15.000-40.000/mm3 dengan neutrophil yang predominan. Pada hitung jenis
leukosit terdapat shift to the left serta peningkatan LED. Analisa gas darah menunjukkan
hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik. Isolasi
mikroorganisme dari paru, cairan pleura, atau darah bersifat invasif sehingga tidak rutin
dilakukan (Bennete, 2013).

KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut (Bradley et al., 2011);
 Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping hidung dan tarikan dinding dada.
 Panas badan.
 Ronkhi basah halus sedang-nyaring.
 Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrate difus.
 Leukositosis.

Klasifikasi WHO menggunakan kriteria klinis berikut untuk diagnosis pneumonia


a. Bayi berusia <2 bulan
 Pneumonia berat: napas cepat (>= 60x/menit) atau retraksi yang berat
 Pneumonia sangat berat: tidak mau menetek/minum, kejang, letargis, demam,
bradipnoe, pernapasan ireguler
b. Anak berusia 2 bulan – 5 tahun
 Pneumonia ringan: napas cepat (>=50x/menit pada usia 2 bulan hingga 1
tahun, >=40x/menit pada usia 1-5 tahun.
 Pneumonia berat: retraksi
 Pneumonia sangat berat: tidak dapat makan/minum, kejang, letargis,
malnutrisi.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pneumonia khususnya bronkopneumonia pada anak terdiri dari 2
macam, yaitu penatalaksanan umum dan khusus (IDAI, 2012);
 Umum
o Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak napas hilang
o Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
o Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena
 Khusus
o Mukolitik, ekspektoran, dan obat penurun panas sebaiknya tidak diberikan
pada 72 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi antibiotik
awal.
o Obat penurun panas diberikan hanya pada pasien dengan suhu tinggi,
takikardia, atau penderita kelainan jantung.
o Pemberian antibiotik berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi
klinis, (Garna, 2014).
 Usia 4 bulan – 5 tahun
 Rawat jalan  amoksisilin 90 mg/kg/hari oral dalam dosis
terbagi tiap 8 jam selama 7 -10 hari. Alternatif  Co-
amoxiclav, azitromisin, sefaklor, klaritromisin, eritromisin.
 Tanpa komplikasi  Cefotaxim 50 mg/kg/kali. Pertimbangkan
penambahan klindamisin IV bila tidak diapatkan perbaikan.
 Komplikasi (sepsis, infiltrate, efusi pleura)  Sefotaksim
200mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi, ditambah kloksasilin 25-
50 mg/kg IV setiap 6 jam selama 10-14 hari.

KOMPLIKASI
 Pneumonia Staphylococcus
 Empyema torasis
 Pericarditis purulenta
 Infeksi ekstrapulmoner
 Miokarditis

DOWN SYDROME
DEFINISI
Down syndrome (DS) adalah kelainan genetik yang dikenal sebagai trisomi karena
individu yang menderita DS memiliki kelebihan satu kromosom 21, dimana orang normal
hanya mempunyai dua. Kelebihan kromosom ini akan mengubah keseimbangan genetik
tubuh dan mengakibatkan perubahan karakteristik fisik dan kemampuan intelektual, serta
gangguan fungsi fisiologi tubuh (Pathol, 2003).
Terdapat tiga tipe DS, yaitu;
 Trisomi 21 reguler  Kegagalan berpisah pada meiosis. Sebuah kesalahan terjadi

pada pemisahan sepasang kromosom 21 selama pembelahan sel pada proses

pembentukan sperma atau sel telur. Seorang anak dengan DS mempunyai 47

kromosom yang berbeda pada setiap sel (bandingkan dengan keadaan biasa

dimana terdapat 46 kromosom). Ini adalah tipe yang paling sering. Terhitung rata-

rata 95% terjadi DS.

 Translokasi  tambahan kromosom 21 melepaskan diri pada saat mitosis dan


menempel pada kromosom lainnya. Kromosom 21 ini dapat menempel dengan
kromosom 13, 14, 15, dan 22. Insidensi tipe ini sebanyak 4%.

 Mosaic  Sekitar 2 % . Mosaik (46, XX/47, XX, 21) terjadi ketika beberapa sel
dalam tubuh normal dan sel-sel lain trisomi 21dan biasanya kondisi penderita
lebih ringan, (Lancet, 2003).

INSIDENSI
DS adalah kelainan genetik yang biasa terjadi. Frekuensi terjadinya penderita DS di
Indonesia adalah 1 dalam 600 kelahiran hidup. Di seluruh dunia, prevalensi keseluruhan
adalah 10 SD per 10.000 kelahiran hidup, meskipun dalam tahun terakhir angka ini telah
meningkat. Untuk sebagian besar, prevalensi SD tergantung pada beberapa variabel sosial-
budaya.
Angka kejadian DS berkaitan dengan usia ibu saat kehamilan. Semakin meningkat
usia ibu saat kehamilan, semakin besar resiko melahirkan anak dengan DS.

Peningkatan angka kejadian DS berkaitan dengan usia ibu saat kehamilan

ETIOLOGI
DS biasanya disebabkan karena kegagalan dalam pembelahan sel (nondisjunction).
Pada DS, trisomi 21 dapat terjadi tidak hanya saat meiosis pembentukaan gamet, tetapi dapat
terjadi saat mitosis awal dalam perkembangan zigot. Oosit primer yang perkembangannya
terhenti pada saat profase meiosis I tidak berubah pada tahap tersebut sampai terjadi ovulasi.
Di antara wajtu tersebut, oosit mengalamo nondisjunction. Pada DS, meisosis I menghasilkan
ovum yang mengandung 21 autosom dan apabila dibuahi oleh spermatozoa normal yang
membawa autosom 21, maka akan terbentuk zigot trisomi 21. Nondisjunction dapat
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu ;
 Infeksi virus
 Radiasi
 Penuaan sel telur
 Gangguan fungsi tiroid
 Umur kehamilan ibu. Perubahan endokrin, seperti meningkatnya sekresi androgen,
menurunnya kadar hipoandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiol sistemik,
perubahan konsentrasi reseptor hormon, serta hormon LH dan FSH yang secara tiba-
tiba meningkat pada saat sebelum dan selama menopause.
PATOFISIOLOGI
Kromosom adalah struktur seperti benang yang terdiri dari DNA dan protein lain.
Kromosom-kromosom itu ada pada setiap sel tubuh dan membawa informasi genetik yang
diperlukan oleh sel untuk berkembang. Gen adalah unit informasi yang dikodekan dalam
DNA. Sel manusia normal memiliki 46 kromosom yang dapat disusun dalam 23 pasang. Dari
23 pasang, 22 sama untuk pria dan wanita yang disebut autosom. Pasangan kromosom ke-23
adalah kromosom kelamin (X dan Y). Setiap anggota dari sepasang kromosom membawa
informasi yang sama, yang berarti bahwa gen yang sama berada di daerah yang sama pada
kromosom. Tetapi, variasi gen (alel) mungkin terjadi. Contoh, informasi genetik untuk warna
mata disebut gen, dan variasi untuk biru, hijau, dan lain-lain disebut alel.
Terdapat dua cara pembelahan sel manusia. Yang pertama adalah pembelahan sel
biasa (mitosis). Dengan cara ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang memiliki jumlah
dan tipe kromosom yang sama persis dengan kromosom sel induk. Yang kedua adalah
pembelahan sel yang terjadi dalam ovarium dan testis (meiosis) dan terdiri dari satu sel yang
membelah menjadi dua, dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah sel induk. Jadi
normalnya, sel telur dan sel sperma hanya memiliki 23 kromosom, bukan 46.
Ada banyak kesalahan yang dapat terjadi selama proses pembelahan sel. Pada
meiosis, beberapa pasang kromosom membelah diri dan berpisah ke tempat yang berbeda,
peristiwa ini disebut dysjunction. Tetapi, kadang-kadang salah satu pasang tidak membelah,
dan seluruhnya pergi ke satu daerah. Ini berarti dalam sel-sel yang dihasilkan, seseorang akan
memiliki 24 kromosom dan yang lain akan memiliki 22 kromosom. Peristiwa ini disebut
nondysjucntion dan dapat terjadi pada meiosis I atau II (lebih sering terjadi pada meiosis I).
Jika sperma atau sel telur dengan jumlah kromosom yang abnormal menyatu dengan
pasangan normal, sel telur yang dibuahi akan memiliki jumlah kromosom yang abnormal.
Pada DS, kebanyakan kasus disebabkan oleh peristiwa ini, satu sel mempunyai dua
kromosom 21, bukan satu sehingga sel telur yang dibuahi akan memiliki tiga kromosom 21.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam kasus ini, sekitar 90% dari sel-sel yang
abnormal adalah sel telur.

Proses meiosis (a) Proses meiosis normal, (b) Terjadi kesalahan pada meiosis I, (c) Terjadi kesalahan pada
meiosis II.
Tiga sampai empat persen dari semua kasus trisomi 21 adalah karena kasus
translokasi robersonian. Dalam kasus ini, dua pembelahan terjadi di kromosom yang terpisah,
biasanya pada kromosom 14 dan 21. Ada penataan ulang materi genetik sehingga beberapa
dari kromosom 14 digantikan oleh kromosom 21 tambahan. Jadi pada saat jumlah kromosom
normal, terjadi triplikasi dari kromosom 21. Beberapa anak mungkin hanya terjadi triplikasi
pada kromosom 21 bukan pada keseluruhan kromosom, yang biasa disebut trisomi 21 parsial.
Translokasi yang dihasilkan dari trisomi 21 mungkin dapat diwariskan.
Sisa kasus trisomi 21 adalah karena kejadian mosaic. Orang-orang ini memiliki
campuran garis sel, beberapa diantaranya memliki sejumlah kromosom normal dan lainnya
memiliki trisomi 21. Dalam mosaic sel, campuran ini terlihat berbeda dari jenis yang sama.
Dalam mosaic jaringan, satu set sel, seperti semua sel darah mungkin memiliki koromosom
normal dan juga tipe yang lain, seperti semua sel-sel kulit, mungkin memiliki trisomi 21.
Kromosom adalah pemegang gen, dimana sejumlah kecil DNA diarahkan dalam hal
produksi beragam materi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pengarahan oleh gen ini disebut
ekspresi gen. Pada trisomi 21, kehadiran sebuah gen tambahan menyebabkan overekspresi
dari gen yang terlibat, sehingga meningkatkan produksi produk tertentu. Untuk sebagian
besar gen, overekspresi memiliki pengaruh yang kecil karena adanya mekanisme tubuh yang
mengatur gen dan produknya. Akan tetapi, gen yang menyebabkan DS tampaknya
merupakan suatu pengecualian. Menurut Davies ae al. (2007) dalam Sommer dan Henrique-
Silva (2008), DSCR1, yang sekarang diberi nama RCAN1 (Regulator of Calcineurin 1) di
overekspresikan dalam otak fetus sindroma Down dan berinteraksi secara fisik dan
fungsional dengan kalsineurin A, sebuah katalitik sub unit dari kalsium / calmodulin-
dependent protein phosphatase. Menurut Fuentes et al. (1995) dalam Sommer dan Henrique-
Silva (2008), RCAN1 yang banyak diekspresikan di otak dan jantung menunjukkan
overekspresi itu berhubungan pada patogenesis sindroma Down, terutama retardasi mental
dan / atau kelainan jantung. Sedangkan menurut Vidal-Taboada et al. (2000) dalam Sommer
dan Henrique-Silva (2008), DSCR2 lebih banyak diekspresikan pada semua jaringan dan sel
yang berproliferasi, seperti jaringan fetus, testis, dan sel kanker.
Gen yang mungkin terlibat dalam terjadinya DS meliputi;
a. Superoxide Dismustase (SOD1) – overekspresi yang menyebabkan penuaan dini dan
menurunnya fungsi sistem imun. Gen ini berperan dalam demensia tipe Alzheimer.
b. COL6A1 – overekspresi yang menyebabkan cacat jantung.
c. ETS2 – overekspresi yang menyebabkan kelainan tulang (abnormalitas skeletal).
d. CAF1A – overekspresi yang dapat merusak sintesis DNA.
e. Cystathione Beta Synthase (CBS) – overekspresi yang menyebabkan gangguan
metabolisme dan perbaikan DNA.
f. DYRK – overekspresi yang menyebabkan retardasi mental.
g. CRYA1 – overekspresi yang menyebabkan katarak.
h. GART – overekspresi yang menyebabkan gangguan sintesis dan perbaikan DNA.
i. IFNAR – gen yang mengekspresikan interferon, overekspresi yang dapat mengganggu
sistem kekebalan tubuh dan sistem organ lainnya.
Gen lainnya yang mungkin juga terlibat, diantaranya APP, GLUR5, S100B, TAM,
PFKL, dan beberapa gen lainnya. Sekali lagi, penting untuk diketahui bahwa belum ada gen
yang sepenuhnya terkait dengan setiap karakteristik yang berhubungan dengan DS.

MANIFESTASI KLINIS
Karakteristik DS terbagi atas 2, yaitu:
a. Karakteristik Fisik
1) Penurunan laju pertumbuhan dan perkembangan fisik. Kebanyakan orang dengan DS
tidak mencapai tinggi dewasa rata-rata
2) Mempunyai bentuk kepala atipikal. Kepala mungkin lebih kecil dari rata-rata
(Microcephaly), dengan daerah datar di bagian belakang (tengkuk)
3) Mata yang miring ke atas, menuju tepi wajah (upslanting palpebral fisura) dan
kelebihan lipatan kulit di atas sudut dalam mata (Epicanthal folds)
4) Bintik-bintik putih (Brushfield) di bagian berwarna dari mata
5) Telinga kecil atau berlipat, hidung datar, dan mulut kecil dengan tonus otot mulut yang
rendah dan lidah yang menonjol
6) Tangan pendek dan lebar dengan jari pendek dan sebuah garis selebar telapak tangan
(simian crease).
7) Penurunan tonus otot.
b. Karakteristik Perkembangan
1) Keterlambatan perkembangan kognitif, biasanya dengan retardasi mental kategori
ringan hingga sedang. Pada individu tertentu, dengan genotip mosaik mungkin memiliki
IQ di kisaran rata-rata.
2) Keterlambatan berbicara dan berbahasa
3) Keterlambatan perkembangan keterampilan sosial.
4) Keterlambatan keterampilan motorik
5) Kemungkinan adanya gangguan perkembangan lain, kesehatan mental atau kondisi
perilaku.

Kondisi sistemik DS adalah sebagai berikut.


a. Bertubuh pendek.
b. Penyakit jantung kongenital. Lebih dari 40% anak-anak lahir dengan sindroma Down
akan memiliki kelainan jantung bawaan.
c. Infeksi telinga yang sering dan infeksi saluran pernafasan lainnya.
d. Gangguan pendengaran. Bayi dan anak-anak mungkin mengalami gangguan konduktif
sebagai hasil dari efusi telinga tengah atau kelainan struktural dari telinga, gangguan
sebuah saraf sensoris, atau kedua-duanya. Beberapa orang dengan sindroma Down
mungkin mulai mengembangkan gangguan pendengaran setelah 10 tahun. Jika tidak
terdeteksi, hal ini secara signifikan dapat berdampak pada semua bidang pembangunan.
e. Masalah mata termasuk kesalahan bias, strabismus, nystagmus, dan
katarak. Katarak kongenital dapat menyebabkan kehilangan penglihatan jika tidak
diobati.
f. Gigi anomali dan penyakit gusi.
g. Kelainan fungsi tiroid (hipo- atau hipertiroidisme) lebih sering terjadi diantara individu
dengan DS.
h. Penyakit obstruktif saluran napas. Gejala-gejalanya termasuk mendengkur, posisi tidur
yang tidak biasa, kelelahan yang berlebihan atau tidur siang sepanjang hari, kurang
perhatian dan distractibility, atau perubahan perilaku.
i. Peningkatan mobilitas tulang belakang leher antara tulang yang pertama dan kedua
(ketidakstabilan atlantoaxial). Kondisi ini ditemukan dengan x-ray sekitar 14 persen
dari individu dengan DS. Gejala, terjadi di sekitar 1-2 persen dari individu dengan DS,
termasuk sakit leher, posisi kepala dan leher yang tidak biasa, perubahan gaya berjalan,
hilangnya kekuatan tubuh bagian atas, refleks neurologis yang abnormal, dan perubahan
dalam usus / fungsi kandung kemih (Cohen 1996).
j. Cacat kongenital saluran pencernaan. Ini termasuk atresia duodenum, suatu obstruksi
segmen pertama dari usus kecil.
k. Insidensi yang tinggi (tapi masih hanya sekitar 1 persen) dari leukimia limpoblastik
akut dibandingkan pada populasi umum. Dalam kondisi ini, terjadi abnormalitas sel-sel
darah putih dalam mengganti elemen sumsum darah yang normal, menjadikan anak
rentan terhadap anemia, perdarahan, dan infeksi. Gejala mungkin termasuk perdarahan
yang berlebihan dan memar, bintik-bintik merah (pteki), nyeri tulang atau sendi, dan
pembesaran kelenjar getah bening.
l. Kecenderungan terjadi obesitas.
Prevalensi gangguan kesehatan pada anak dengan DS

MANIFESTASI EKSTRAORAL DAN INTRAORAL


1. Extra Oral
a. Retardasi Mental
Penderita DS mengalami retardasi mental kategori sedang sampai berat.
Berdasarkan skor IQ (Intelligence Quotient), digolongkan:
1) Retardasi ringan (IQ = 55-65), cukup mampu berbicara untuk komunikasi.
2) Retardasi sedang (IQ = 40-54), dapat dilatih untuk komunikasi terbatas atau tingkat
dasar.
3) Retardasi berat (IQ = 25-39), sulit dilatih dan sulit berkomunikasi.
4) Retardasi sangat berat (IQ < 25), tidak dapat dilatih dan tidak mampu
berkomunikasi.
Penderita DS biasanya bersifat menyenangkan, namun ada pula yang bersifat
kurang memperhatikan, selalu gelisah, dan bersifat perusak.
b. Tubuh
Pada umumnya sosok tubuh penderita DS pendek dengan leher pendek dan
bungkuk.
c. Wajah
Wajah penderita DS lebih ke arah bentuk bulat dengan kepala brachicephalic dan
pangkal hidung lebar dan datar. Rambut terlihat jarang dan halus.
Hipoplasia maksila, deformitas pada tulang sphenoid, tulang rusuk, dan tulang
pelvis, dislokasi pinggang dan subluksasi patella sering dijumpai pada penderita DS.
a. Mata
Penderita memiliki lipatan mata epikantus. Hal ini disebabkan bagian luar canthus
lebih tinggi dari pada bagian dalam, sehingga mata terlihat sipit dan agak ke atas, secara
klinis memberikan kesan seperti ras Mongol.
Karakteristik pada mata lainnya adalah ditemukannya bintik putih pada iris yang
dinamakan brushfield spots, strabismus, nistagmus, kelainan refraksi, dan katarak
kongenital.

Brushfield spots. Sumber : Weijerman M. Consequences of Sindroma Down for patient and
family. Amsterdam : Ipskamp Drukkers B.V.; 2011. p. 13,15,17

e. Tangan
Telapak tangan hanya memiliki satu garis tangan melintang dengan jari pendek
dan lebar yang dinamakan simian crease.

Single palmar crease. Sumber : Weijerman M. Consequences of Sindroma Down for patient and family.
Amsterdam : Ipskamp Drukkers B.V.; 2011. p. 13,15,17

2. Intra Oral
a. Palatum
Palatum berkurang dalam ukuran panjang, lebar, dan tinggi, sehingga tampak
berbentuk anak tangga atau dapat pula berbentuk V.
b. Hipotonus otot
Hipotonus otot orbicularis, sigomatikus, masseter, dan temporal menyebabkan
perubahan fasial yang bermakna, seperti sudut mulut turun dan mulut terbuka.
c. Lidah
Lidah membesar atau makroglosia dan berfisura pada permukaan dorsal 2/3
anterior dengan panjang dan kedalaman yang bervariasi. Pada penderita DS, hal ini
dapat terjadi dengan kombinasi geographic tongue. Permukaan dorsal lidah biasanya
kering dan merekah serta tepinya mempunyai pola cetakan gigi yang dinamakan
scalloped tongue.
Kebiasaan menjulurkan lidah selama waktu minum, menghisap dot, makan, dan
bicara akan terjadi pada lidah hipotonus. Jaringan lidah bagian tengah bersifat
hipotonus dengan cekungan berlebihan di bagian 2/3 anterior lidah dan hipotonus pada
frenulum lidah.
d. Gigi-geligi
Kelainan gigi-geligi pada penderita DS dapat berupa mikrodonsia, partial
anodonsia, taurodonsia. Mikrodonsia dapat terlihat pada gigi sulung maupun tetap,
mahkota klinis berbentuk kerucut, pendek, dan kecil. Hal ini menyebabkan timbulnya
celah antar gigi (spacing). Keadaan gigi berjejal sering terjadi pada rahang atas,
sedangkan pada rahang baawah sering terjadi spacing. Taurodonsia terjadi dengan
manifestasi perpanjangan ruang pulpa dan perubahan letak apical, bifurkasi, atau
trifurkasi akar, paling sering terjadi pada molar kedua bawah tetap. Penyakit periodontal
dapat terjadi sejak usia 6 tahun. Kelainan periodontal yang dijumpai adalah gingivitis
marginalis, ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis), periodontitis lanjut, resesi
gusi, pembentukan poket, keterlibatan furkasi dan bifurkasi pada gigi molar, mobilitas
gigi anterior dan posterior, kehilangan gigi terutama pada regio anterior bawah. Pola
dan penyebaran penyakit periodontal pada penderita sama dengan pasien normal yaitu
melalui akumulasi plak yang berat pada gigi. Berbeda dengan keadaan jaringan
periodontal, insidensi karies pada penderita DS rendah. Hal ini karena efek buffer saliva
yang baik.

SCREENING
 Nuchal translucency (NT test). Tes ini dilakukan pada minggu 11-14 kehamilan.
Yang diuji adalah jumlah cairan di bawah kulit pada belakang leher janin.
 Amniocentesis pada kehamilan di atas 15 minggu.
 Chorionic villus sampling (CVS) yang dilakukan pada kehamilan minggu 8-14
 Percutaneous umbilical blood sampling (PUBS) pada usia kehamilan 18 minggu.
PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN
PENGERTIAN
Anak mempunyai ciri yang khas yang berbeda dengan dewasa adalah mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan. Dalam upaya meningkatkan kualitas anak untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal maka terpenuhi: (1) kebutuhan dasar anak
tersebut (2) deteksi dini adanya keterlambatan perkembangan.(3) intervensi dini .
Monitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi adanya keterlambatan
perkembangan secara dini pada anak. IDAI bersama DEPKES menyusun penggunaaan KPSP
sebagai alat praskrening perkembangan sampai anak usia 6 tahun, pemeriksaan dilakukan
setiap 3 bulan untuk di bawah 2 tahun dan setiap 6 bulan hingga anak usia 6 tahun.Tujuan
untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Pemeriksaan KPSP adalah penilaian perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan
yaitu ; motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa, dan sosialisasi /kemandirian.

CARA MENGGUNAKAN KPSP


 Anak harus dibawa, tentukan usia anak.
 Pilih daftar pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.
 Jelaskan kepada orangtua untuk tidak ragu atau takut menjawab.
 Tanyakan kepada ibu/pengasuh anak daftar pertanyaan tersebut secara berurutan, satu
per satu.
 Catat jawaban orangtua dan hasil pengamatan kemampuan anak ketika melaksanakan
tugas KPSP, dengan jawaban ‘Ya/Tidak’.
 Sesudah orangtua menjawab, tanyakan pertanyaan selanjutnya.
 Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

INTERPRETASI HASIL KPSP


 Interpretasi jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak’
 Hitung jumlah jawab ‘Ya’
 Apabila jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, berarti perkembangan anak sesuai tahap
perkembangannya (S).
 Apabila jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, berarti meragukan (M).
 Apabila jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
dirinci jenis dan jumlah aspek yang jawabannya ‘Tidak’ (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan Bahasa, sosialisasi, dan kemandirian).

MEDIA DAN ALAT BANTU


1. Formulir KPSP menurut usia 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66,72 bulan.
Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai
anak.
2. Alat bantu pemeriksaan berupa : bola, boneka, kubus sisi 2,5 cm, benang wol merah,
kertas, krayon, kismis,kerincingan,lonceng.

Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak
dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi
bergerak tak terarah/tak terkendali.
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat clan menatap wajah anda?
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh), disamping menangis?
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5. Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain?
6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum,apakah ia tersenyum
kembali kepada anda?
7. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya

seperti pada gambar ini?


8. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya
sehingga membentuk sudut 45° seperti pada gambar ?

9. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya

dengan tegak seperti pada gambar?


10. Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba?
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 6 bulan

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak clan stabil? Jawab
TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan meletakkan di
atas telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama
beberapa detik?

4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua
lengannya sebagai penyangga seperti padA gambar ?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi
bukan menangis?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau
sebaliknya?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar
atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau
uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam
jangkauan tangannya?
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi
clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah
kanan.

Kuesioner Praskrining untuk Bayi 9 bulan

1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi
clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah
kanan.

 
2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan
ke tangan yang lain? Benda-benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai
tidak ikut dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet,
kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di
bawah meja atau di belakang kursi?
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan masing-
masing tangan memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi
tidak pernah melakukan perbuatan ini.
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia
menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba
berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis,
kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti
gambar ?

7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama
60 detik?

8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri?


9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya,
apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras
tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang
perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba
mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya?
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 12 Bulan

1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian muncui dan


menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda atau
mengharapkan anda muncul kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-
lahan. Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada
kursi/meja?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: “ma-ma”, “da-da”
atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia mengeluarkan salah—satu suara tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? la akan
menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan
orang yang belum dikenalnya.
7. Apakah anak dapat mengambil Benda kecil seperti kacang atau kismis, dengan
meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?

8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan?


9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap).
Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.

 
Kuesioner Praskrining untuk 15 bulan

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup, panci tidak ikut dinilai
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan?
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab
TIDAK bila ia membutuh kemandirian kaq bantuan.
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau
mengatakan “mama” jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak
mengatakan salah satu diantaranya.
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?
6. Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?
Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
7. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan
8. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
9. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan
biskuit dengan menggunakan ibu seperti pada gambar ini

Kuesioner Praskrining untuk Anak 18 bulan

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab
TIDAK bila ia membutuhkan bantuan.
2. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau
mengatakan “mama” jika memanggil/melihat ibunya?
3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?
4. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai clan kemudian berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
8. Apakah anak anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau
potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar?

9. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan


kembali bola pada anda?
10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut
tanpa tumpah?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 21 bulan

1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
4. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan
biskuit dengan menggunakan ibu jari clan jari telunjuk seperti pada gambar ?

5. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan


kembali bola pada anda?
6. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas clan minum dari tempat tersebut
tanpa tumpah?
7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang
anda lakukan?
8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas Gerak halus Ya Tida kubus yang
lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 cm
9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain
“papa” dan “mama”?.
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya)

Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan

1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang
anda lakukan?
2. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 — 5 cm.
3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain
"papa" clan "mama"?
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangankeseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).
5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi clan kaos
kaki tidak ikut dinilai).
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan
posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika
ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau
anak harus berpegangan pada seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar
paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan
yang lain)?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat
piring jika diminta?
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan
pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.  

Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan

1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, Sosialisasi & atau celananya?
(topi clan kaos kaki tidak ikut dinilai)
2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan
posisi tegak atau berpegangan pada Binding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK
jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga
atau anak harus berpegangan pada seseorang.
3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar
paling seclikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan
yang lain)?
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat
piring jika diminta?
6. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Gerak kasar ke depan tanpa
berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti “minta minum”, “mau
tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut dinilai.
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?
Kuesioner Praskrining untuk Anak 36 bulan

1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?


2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti “minta minum”; “mau
tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut dinilai.
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?

5. Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda dari jarak 1,5
meter?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata
pada saat memberikan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurangkurangnya 2.5 cm. Suruh anak
menggambar garis lain di
samping garis tsb.

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Apakah anak dapat melompati
bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa
didahului lari?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 42 bulan

1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?


2. Dapatkah anak mengayuh sepeda rods tiga sejauh sedikitnya 3 meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci clan mengeringkan tangannya dengan balk
sehingga anda ticlak perlu mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya clan
beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?
5. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati
panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa
didahului lari?
6. Jangan membantu anak clan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar
lingkaran?

7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia
ikut bermain clan mengikuti aturan bermain?
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di
bantu? (Tidak termasuk kemandirian memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)

Kuesioner Praskrining untuk Anak 48 bulan

1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?


2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik
sehingga anda tidak perlu mengulanginya?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri
anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati
panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa
didahului lari?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar
lingkaran?

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia
ikut bermain dan mengikuti aturan bermain?
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di
bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia
hanya menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.

Kuesioner Praskrining untuk Anak 54 bulan

1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2-5 – 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia
ikut bermain dan mengikuti aturan bermain?
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di
bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia
hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
5. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan.
"Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan
gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah "menggigil" ,"pakai mantel’ atau "masuk
kedalam rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"
Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk", "tidur", "berbaring/tidur-tiduran",
"istirahat" atau "diam sejenak"
6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri
anak ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih panjang".
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali
dengan benar?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mats
pads saat memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di
belakang”

Kuesioner Praskrining untuk Anak 60 bulan

1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan.
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan
gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah “menggigil” ,”pakai mantel’ atau “masuk
kedalam rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah, jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”, “berbaring/tidur-
tiduran”, “istirahat” atau “diam sejenak”
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri
anak ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
4. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata “lebih panjang”.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mats
pads saat memberikan perintah berikut ini: “Letakkan kertas ini di atas lantai”.
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di bawah”, “di depan” dan “di
belakang”
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau
menggelayut pada anda) pada saat anda meninqgalkannya?
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak : “Tunjukkan
segi empat merah”
“Tunjukkan segi empat kuning”
‘Tunjukkan segi empat biru”
“Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu
kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 66 bulan

1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini? 

2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mats
pads saat memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di
belakang”
3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau
menggelayut pada anda) pada saat anda meninqgalkannya?
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

"Tunjukkan segi empat merah"


"Tunjukkan segi empat kuning"
‘Tunjukkan segi empat biru”
"Tunjukkan segi empat hijau"
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu
kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
7. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah
gambar orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada
bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh
yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan
dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3
bagian tubuh?
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya
6 bagian tubuh?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan
membantu kecuali mengulang pertanyaan:   
"Jika kuda besar maka tikus ………  
"Jika api panas maka es ………  
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang ………  
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
Kuesioner Praskrining untuk Anak 72 bulan

1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

“Tunjukkan segi empat merah”


“Tunjukkan segi empat kuning”
“Tunjukkan segi empat biru”
“Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu
kaki?
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah
gambar orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada
bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh
yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan
dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3
bagian tubuh?
5. Pada gambar orang yang dibuat pads nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya
6 bagian tubuh?
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan
membantu kecuali mengulang pertanyaan:   
"Jika kuda besar maka tikus   
"Jika api panas maka es   
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang   
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya    clan
beri anak ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 11 detik atau lebih?
9. Jangan membantu anak clan jangan memberitahu nama gambar ini, Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia- Berikan 3 kali
kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.
"Sendok dibuat dari apa?"   
"Sepatu dibuat dari apa?"   
"Pintu dibuat dari apa?"   
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar? Sendok dibuat
dari besi, baja, plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.
DAFTAR PUSTAKA

Bennete M.J. 2013. Pediatric Pneumonia. http:/emedicine.medscape.com/article/967822-


overview. (7 Desember 2017).

Bradley J. S., Byington C.L., Shah S. S., Alverson B., Carter E. R., Harrison C., Kpalan S. L.,
Mace S. E., McCracken . 2011. The Management of Community Acquired Pneumonia in
Infants adn Children Older than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by The
Pediatric Infectious Disease Society and The Infectious Disease Society of America. Clin
Infect Dis. 53 (7): 617-630.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Penerbit: IDAI.

Garna, Herry., Melinda, Heda. 2014. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak
Edisi Ke-5. Bandung: Penerbit: Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Pathol, Am J Clin. 2013. New Developments in Prenatal Screening for Down Syndrome.
http:/ajcp.ascpjournals.org. (7 Desember 2017)

Anda mungkin juga menyukai