Case Report Perio
Case Report Perio
Luis Eduardo Rilling Nova Cruz, Josué Martos, Fernanda Blos Borges,
Ellen Luisa Kochhann Lima
Department of Semiology and Clinics, Faculty of Dentistry, Federal University of Pelotas, Pelotas, Brazil
Abstrak
Hiperpigmentasi melanin gingiva merupakan masalah estetika untuk beberapa pasien. Di antara
pengobatan alternatif, abrasi atau pengikisan (scrapping) epitel adalah teknik yang sederhana dan
efektif. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menyajikan perawatan klinis hiperpigmentasi
melanin gingiva yang dilakukan dengan teknik pengikisan epitel. Hasil dari teknik yang
digunakan terbukti efektif dalam menghilangkan pigmen melanin, memperbaiki estetika, dan
meningkatkan kepercayaan diri pasien.
PENDAHULUAN
Gingiva yang dianggap normal dan sehat memiliki warna pink dan melekat erat pada prosesus
alveolar dan bagian servikal gigi. Pada pasien berkulit terang, gingiva berwarna sedikit pink dan
pada individu berkulit gelap, gingiva sering terlihat coklat atau agak coklat keabu-abuan sebagai
akibat adanya melanin di beberapa sel epitel. [1] Hiperpigmentasi gingiva disebabkan oleh
deposisi melanin yang berlebihan, terutama pada lapisan basal dan suprabasal epitel dan
variasi normalitas dan dapat menjadi masalah dari segi estetika, terutama bagi individu dengan
garis senyum yang tinggi dan kulit yang lebih cerah. [3] Untuk menghilangkan pigmentasi
melanotik, di antara teknik yang paling umum digunakan adalah abrasi epitel [4-6] dan
gingivektomi. [6,7] Teknik lain, seperti cryotherapy dan laser juga telah diusulkan dapat
menghilangkan hiperpigmentasi gingiva ini. [8, 9] Tujuan dari makalah ini adalah untuk
LAPORAN KASUS
Seorang pasien wanita berusia 25 tahun dirujuk ke klinik gigi. Pasien mengeluhkan tidak nyaman
saat tersenyum [Gambar 1]. Pada pemeriksaan klinis awal dan anamnesis, diamati
hiperpigmentasi gingiva yang berlebihan pada lengkung rahang atas dan rahang bawah [Gambar
2 dan 3]. Kesehatan periodontal pasien memuaskan, dan pemeriksaan radiografi menunjukkan
tidak ada kelainan jaringan pendukung. Pola hiperpigmentasi gingiva menunjukkan bahwa
pengikisan bedah epitel atau pengelupasan gingiva dengan pisau bedah atau pisau bedah
Kirkland akan menjadi pilihan yang dapat diandalkan untuk kasus ini. Selama kunjungan
prabedah, pasien menerima informasi pra operasi. Setelah itu, ditandai perluasan dari
hiperpigmentasi gingiva yang akan dihilangkan. Prosedur ini dilakukan di semua aspek gingiva,
bukal, dan segmen proksimal yang melibatkan gigi premolar hingga premolar. Prosedur
pembedahan dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah intervensi pada lengkung rahang
atas dan tahap kedua dilakukan setelah 2 minggu pada lengkung rahang bawah. Dari poin ini,
antisepsis ekstra-oral dilakukan dengan larutan iodin dan intraoral dengan larutan klorheksidin
diglukonat 2% untuk daerah yang akan dilakukan anestesi blok regional selanjutnya. Kemudian,
dilakukan prosedur pengikisan di permukaan gingiva rahang atas. Prosedur bedah periodontal
dilakukan dengan skalpel tipe Kirkland (Hu - Friedy Co., Chicago, IL, USA) dengan kemiringan
45 °, scrapping, smoothing, dan contouring jaringan gingiva yang tersisa [Gambar 3-7] dan
penghalusan dilakukan dengan bagian aktif pisau bedah sekali pakai 15C (Albion, Albion
Area bedah dilindungi dengan surgical cement selama 7 hari. Orientasi pascabedah diakhiri
dengan indikasi penggunaan larutan klorheksidin diglukonat 0,12%. Periode pascaoperasi 7 hari
menunjukkan aspek klinis yang baik dibuktikan dengan tidak adanya perdarahan disamping
tampilan klinis yang sesuai dengan yang telah direncanakan [Gambar 8]. Hasil yang sama
diperoleh juga setelah pembedahan pada lengkung rahang bawah. Evaluasi tindak lanjut
dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan setelah prosedur bedah periodontal menunjukkan
Di antara teknik yang berbeda untuk menghilangkan hiperpigmentasi gingiva yang dikemukakan
pada literatur, abrasi epitel tampaknya memberikan keuntungan tertentu dibandingkan dengan
yang lain. [4-6] Perbedaan yang disajikan dalam laporan kasus ini adalah penggunaan pisau
bedah Kirkland untuk mengawali prosedur, yang dihubungkan dengan pisau bedah sekali pakai
untuk perbaikan yang adekuat dari pengikisan gingiva. Teknik ini relatif sederhana, aman, tidak
memerlukan peralatan atau bahan yang canggih, minimal invasif, dan periode pascaoperasi
menguntungkan. [3]
Hasil dari prosedur ini dianggap memuaskan dan dalam beberapa kasus yang pasti. Namun,
repigmentasi dapat terjadi setelah 6 bulan dan 3 tahun, dan prosedur tambahan dapat diperlukan
Repigmentasi setelah perawatan ini adalah poin penting untuk dipertimbangkan. Literatur
menunjukkan bahwa repigmentasi itu terjadi dengan frekuensi yang cukup rendah sementara
beberapa penulis menggunakan teknik yang berbeda, belum melaporkan kasus pigmentasi ulang.
[3,10,11] Namun, kita harus menekankan pada pasien kemungkinan repigmentasi di masa depan,
dan harus mempertimbangkan kemungkinan prosedur pembedahan baru. Dalam kasus ini
mempresentasikan penyebab utama dari hiperpigmentasi, yaitu penyakit Addison, yang belum
Penggunaan manuver bedah periodontal bila diterapkan dengan benar, memungkinkan hasil
kosmetik yang memuaskan, teknik yang sederhana, dan ekonomis serta menjaga integritas
volumetrik jaringan periodontal dibandingkan dengan prosedur bedah yang lebih invasif. Kami
mengamati bahwa perbaikannya memuaskan tanpa ketidaknyamanan pasca operasi, infeksi atau
jaringan parut. Hasil dari teknik yang digunakan terbukti efektif dalam menghilangkan pigmen
Nihil.
Konflik kepentingan
DAFTAR PUSTAKA
1. Melfi RC, Alley KE. Permar’s Oral Embryology and Microscopic Anatomy: A Textbook for Students in Dental
Hygiene. 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2000. p. 297.
2. Dummett CO. Dental health problems of the Negro population. J Am Dent Assoc 1960;61:308-14.
3. Carvalho PF, Cury PR, Silva RC, Joly JC, Ciotti DL. Epithelial abrasion for the treatment of melanin gingival
pigmentation: report of clinical cases. Rev Dent Press Periodontia Implantol 2008;2:47-57.
4. Farnoosh AA. Treatment of gingival pigmentation and discoloration for esthetic purposes. Int J Periodontics
Restorative Dent 1990;10:312-9.
5. Perlmutter S, Tal H. Repigmentation of the gingiva following surgical injury. J Periodontol 1986;57:48-50.
6. Silva MP, Sirotto TO, Ferrari DS, Queiroz AB, Duarte PM. Gingival peeling - presentation of two techniques.
Rev Perionews 2009;3:119-23.
7. Bergamaschi O, Kon S, Doine AI, Ruben MP. Melanin repigmentation after gingivectomy: A 5-year clinical and
transmission electron microscopic study in humans. Int J Periodontics Restorative Dent 1993;13:85-92.
8. Ishikawa I, Aoki A, Takasaki AA. Potential applications of Erbium: YAG laser in periodontics. J Periodontal Res
2004;39:275-85.
9. Yeh CJ. Cryosurgical treatment of melanin-pigmented gingiva. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol
Endod 1998;86:660-3.
10. Atsawasuwan P, Greethong K, Nimmanon V. Treatment of gingival hyperpigmentation for esthetic purposes by
Nd: YAG laser: Report of 4 cases. J Periodontol.2000;71:315-21.
11. Yadav B, Ahuja T, Mittal M, Jain M, Khanna P. Surgical gingival depigmentation: A case report. Internet J
Aesthet Antiaging Med 2012;3:1-4.