DISUSUN OLEH :
0603517029
PSIKOLOGI 2017
Konsep Kesehatan :
Konsep Gender :
Gender dalam psikologi didefinisikan sebagai gambaran sifat, sikap dan juga perilaku
antara laki laki dan perempuan. Sedangkan menurut Whitley dan Bernard, gener
dibedakan antara maskulin dan feminin, sementara menurut Santrock, gender
memiliki peran seperti apa dan bagaimana seharusnya untuk melakukan, merasakan
dan juga memikirkan yang dilakukan setiap individu sebagai maskulin atau feminin.
Konsep pendidikan :
No. Etnis Uraian
1. Betawi Untuk lelaki betawi, mereka diutamakan dalam
menuntut ilmu agama Islam. Bahkan banyak
yang melanjutkan sekolah nya di pesantren.
Untuk wanita, budaya betawi percaya bahwa
belajar dalam berumah tangga lebih penting
ketimbang melanjutkan pendidikan.
2. Sunda Orang sunda dominan tidak melanjutkan
pendidikannya dan lebih memilih untuk langsung
mencari kerjaan setelah sma
3. Aceh Pada zaman dulu, sama seperti orang betawi
bahwa Islam lebih penting dari pada melanjutkan
pendidikan. Namun, perubahan zaman
mempengaruhi budaya dan banyak lelaki Aceh
yang melanjutkan pendidikan namun mengambil
jurusan yang berkaitan dengan Agama Islam.
4. Batak Untuk orang batak pendidikan adalah hal yang
penting. Biasanya orang batak itu pintar karena
rajin dan gigih dalam belajar, dan pula orang
batak kebanyakan sekolah mengambil bidang
hukum dan menjadi pengacara
Stereotip adalah suatu bentuk keyakinan yang dimiliki oleh individu atau suatu
kelompok tentang atribut personal yang ada pada kelompok tertentu . Matsumo
mendefinisikan stereotip sebagai generalisasi kesan yang kita miliki mengenai
seseorang terutama karakter psikologis atau sifat kepribadian. Stereotype terdiri dari
dua macam, yaitu autostereotype adalah stereotype mengenai kelompok sendiri.
Sedangkan heterostereotype adalah stereotype mengenai kelompok orang lain .
Stereotype juga dapat benar secara umum benar atau benar-benar salah. Stereotype
yang didasarkan pada pengamatan faktual disebut sebagai sociotype. Namun,
stereotype dapat pula tidak mendasar sama sekali. Karena stereotype dapat diperoleh
tanpa observasi langsung terhadap perilaku seseorang, beberapa stereotype tidak
memiliki hubungan factual dengan kelompok target.
Budaya adalah keseluruhan dari pikiran dan karya manusia yang bukan dari akar
nalurina, namun dihasilkan dari proses manusia setelah melalui proses belajar
Menurut Koentjaraningrat (2002). Dalam definisi tersebut, sangat jelas tergambar
bahwa sesuatu yang dilakukan manusia asalkan dari proses belajar dinamakan sebagai
budaya. Dimensi manusia yang tidak ada kaitannya dengan budaya adalah insting dan
naluri. Ia juga mengelompokkan budaya dalam 7 unsur yaitu religi dan upacara
keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan. Pengetahuan, bahasa, kesenian,
mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.
ANALISIS
Konsep Bahasa / Komunikasi, dalam wawancara yang saya lakukan bersama 4
orang dari 4 etnis berbeda, dan unyuk menganalisis konsep bahasa dan mengaitkan
dengan teori stereotip. Seperti yang saya peroleh pengetahuan tentang etnis Betawi,
yaitu bahwa bahasa betawi terdapat banyak kosa kata yang sesuai dengan bahasa
indonesia, meskipun memiliki beberapa bahasa yang khas. Dan inilah alasan tepat
untuk pendatang dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan tanpa memiliki banyak
hambatan. Untuk orang betawi stereottipe yang biasa kita kenal adalah dengan
berbicara secara asal atau bahasa yang biasa dipahami adalah nyablak. Dapat
dikatakan seperti itu, karena rata-rata orang betawi berbicara apa adanya atau
berbicara asal, itulah alasan mengapa orang betawi dikenal sebagai orang yang
nyablak dan juga terkadang menyaut apabila sedang diberi nasihat. Sedangkan Etnis
Sunda, apabila mereka berbicara dengan kerabat atau orang asing, mereka tetap
berusaha bahasa lembut, mereka tidak memandang perbedaan karena budaya yang
mengajarkan untuk tetap lembut. Etnis Aceh, berbeda dengan etnis lain, masyarakat
Aceh dapat membedakan bahasa dengan etnis lain, mereka dapat menggunakan
bahasa yang halus untuk berinteraksi dengan yg lain, sedangkan berinteraksi dengan
kerabat mereka menggunakan bahasa kasar. Unttuk Etnis Batak¸berinteraksi denggan
etnis manapun, mereka berbicara dengan nada yang tinggi.
Konsep Perilaku, perbedaan perilaku terlihat jelas di etnis – etnis yang ada di
indonesia, seperti halnya Etnis Betawi mereka yang berperilaku ceplas – ceplos
membuat kelenturan dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga dapat
melakukan pekerjaan secara bersamaan seperti misalnya kerja bakti atau gotong
royong antar warga. Perbedaan yang terdapat pada Etnis Sunda ialah bahwa mereka
berperilaku dengan seakan akan segan dengan orang sehingga ingin tetap menjaga
kedamaian dengan cara berperilaku lembut, namun apabila mereka disakiti, mereka
bisa membalasnya dengan lebih bahkan bisa menyantet melalui cenayang. Sedangkan
Etnis Aceh, mereka berperilaku sesuai dengan apa yang dilakukan oleh para
pendahulunya, seperti misalnya banyak orang aceh yang sampai sekarang kurang
senang dengan etnis Jawa. Bahkan anggota GAM dulu sempat memutilasi penduduk
yang tinggal di aceh pada tahun 1990an. Dan Etnis Batak, mereka juga tergolong
memiliki nilai tinggi budaya batak seperti Mis; dalam hal pernikahan harus
menggukan adat istiadat, anak laki-laki di junjung tinggi.
Konsep Kesehatan, meskipun pada umumnya kebanyakan orang yang lebih memilih
mellakukan pengobatan bersama dokter, namun yang membedakan adalah dalam
alternatif lain seperti misalnya Etnis Betawi, mereka menggunakan pengobatan
herbal seperti contohnya badan yang dikerok supaya penyakitnya sembuh atau dengan
cara memanggil tukang pijat. sedangkan etnis Sunda, mereka lebih memilih ke
pengobatan oleh orang yang memiliki kelebihan. Sedangkan etnis Batak, mereaka
dominan memilih pengobataan resmi yaitu kedokteran, sedangkan stereotip pada
Etnis Aceh, banyak yang berprasamgka bahwa maasyarakat aakan menggunakan
kedokteran atau alternatif lain dengan orang yang memiliki kelebihan, namun
ternyata Aceh lebih memilih pengobatan alami seperti contohnya dengan
menggunakan serat yang terdapat di ganja atau minyak ganja.
Untuk Konsep Gender, dengan menarik kesimpulan pada hasil wawancara saya
dengan keempat orang tersebut ialah pada konsep ini terbilang hampir sama karena
misalnya lelaki harus memperdalam agama dan memiliki banyak peran. Seperti
misalnya, lelaki di Etnis betawi lebih dituntut untuk menjadi pemimpin menurut
ajaran agama islam dan mencari nafkah. Untuk perempuan betawi biasanya tidak
sekolah tinggi-tinggi dan biasanya untuk anak perempuan di nikah kan pada usia yang
masih muda. perempuan biasanya lebih diutamakan dalam urusan keluarga / rumah
tangga. Sedangkan Etnis Sunda, menyeterakan laki-laki maupun perempuan, mereka
terkadang dapat menyelesaikan pekerjaan secara bersama. Menurut wawancara yang
saya lakukan dengan salah satu masyarakat Etnis Aceh, Meskipun keluarga istri lebih
tergolong berada dalam masalah ekonomi, orang – orang di aceh tetap
mengutamakan lelaki untuk mengatur keuangan keluarga. Sedangkan wanita, yang
mengatur kondisi rumah. Untuk Etnis Batak, orang batak yang memiliki anak laki-
laki, akan memiliki tugas rumah tangga yang lebih karena anak laki-laki yang
biasanya berkerja keras. Dan untuk perempuan, mereka tidak dituntut untuk mencari
nafkah tetapi dituntut untuk dapat menjadi wanita yang dapat menjaga kondisi rumah
tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Myers dalam Hanurawan & Diponegoro. Psikologi Sosial Terapan & Masalah-
Masalah Sosial (2005), h. 117