Anda di halaman 1dari 11

Buletin Psikologi ISSN: 0854-7108

2016, Vol. 24, No. 1, 1 – 11

Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional


Nasib Tua Lumban Gaol1
National Taiwan Ocean University (NTOU)

Abstract
Understanding the fundamental concept of stress is necessary due to it leads to
comprehending deeply regarding what stress is. Principally, three models of stress confirm
what stress is and how stress occurs on human. First, the stimulus model of stress is the
treating environments that stimulate individual to perceive stress. Second, the response
model of stress is a bodily reaction to the source of stress. Third, the transactional model of
stress is the evaluation process to the sources of stress between person and treating
environment. Accordingly, stress can occur when individual deals with the unexpected
environments or threatening situations. Stress can become eustress (positive) or distress
(negative) for someone who perceives stress. If the ability to deal with stress is not sufficient
and demands are excessive, stress will increase continuously. Consequently, stress
contributes negatively on physical and psychological health. Therefore, the awareness
toward stress and its symptoms is likely to avoid from the negative consequence of stress.
Keywords: theory of stress, health, eustress, and distress

Pengantar mem-bahayakan terhadap fisik maupun


mental bisa dialami oleh setiap orang.
Stres1 merupakan masalah umum yang
Stres akademik merupakan kasus yang
terjadi dalam kehidupan umat manusia.
paling sering dialami oleh para siswa, baik
Kupriyanov dan Zhdanov (2014) menyata-
yang sedang belajar di tingkat sekolah
kan bahwa stres yang ada saat ini adalah
ataupun di perguruan tinggi. Hal tersebut
sebuah atribut kehidupan modern. Hal ini
dikarenakan banyaknya tuntutan akademik
dikarenakan stres sudah menjadi bagian
yang harus dihadapi, misalnya ujian, tugas-
hidup yang tidak bisa terelakkan. Baik di
tugas, dan lain sebagainya. Sejumlah
lingkungan sekolah, kerja, keluarga, atau
peneliti telah menemukan bahwa siswa
dimanapun, stres bisa dialami oleh sese-
yang mengalami stres akan cenderung
orang. Stres juga bisa menimpa siapapun
menunjukkan kemampuan akademik yang
termasuk anak-anak, remaja, dewasa, atau
menurun (Rafidah, et al. 2009; Talib & Zia-
yang sudah lanjut usia. Dengan kata lain,
ur-Rehman, 2012), kesehatan yang
stres pasti terjadi pada siapapun dan
memburuk (Chambel & Curral, 2005;
dimanapun. Yang menjadi masalah adalah
Marshall, Allison, Nyakap & Lanke, 2008),
apabila stres itu banyak dialami oleh
depresi (Das & Sahoo, 2012; Jayanthi,
seseorang, maka dampaknya adalah mem-
Thirunavukarasu & Rajkumar, 2015), dan
bahayakan kondisi fisik dan mentalnya. Hal
gangguan tidur (Waqas, Khan, Sharif,
tersebut ditegaskan oleh Lin dan Huang
Khalid & Ali, 2014). Sebenarnya, kebe-
(2014) yang menyatakan bahwa stres yang
radaan stres tidak bisa terelakkan oleh
setiap orang, maka pemahaman tentang
1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilaku- stres itu sendiri sangat diperlukan. Oleh
kan melalui: nasib.tlg@gmail.com

Buletin Psikologi 1
LUMBAN GAOL

karena itu, tulisan ini bermaksud untuk teori tersebut diantaranya: (1) Person-
memberikan penjelasan tentang teori stres Environment Fit, (2) Conservation of Resources
dan dampak yang ditimbulkan oleh stres. Theory, dan (3) The Job Demands-Control-
support Model of Work Design (Dewe,
Sejarah istilah “stres” O’Driscoll & Cooper, 2012).
Sekitar awal abad keempat belas, istilah Walaupun teori stres terus berkembang
stres bisa ditemukan, namun pengertiannya dari masa ke masa, tetapi secara funda-
masih pada “kesulitan atau penderitaan mental teori stres hanya digolongkan atas
yang begitu berat”. Istilah stres tersebut pun tiga pendekatan. Tiga pendekatan teori stres
masih berdasarkan penekanan yang belum tersebut adalah: (1) stres model stimulus
secara sistematis (Lazarus, 1993). Kemudian (rangsangan), (2) stres model response
pada abad kedelapan belas hingga awal (respons), dan (3) stres model transactional
abad kesembilan belas, kata stres dipahami (transaksional) (Bartlett, 1998; Lyon, 2012).
sebagai kekuatan, tekanan, ketegangan atau
usaha yang kuat diberikan pada sebuah Stres model stimulus
objek material atau pada seseorang "organ Stres model stimulus menjadi terkenal pada
atau kekuatan mental” (Hinkle, 1970). Pada tahun 1940 dan 1950 (Bartlett, 1998).
abad kesembilan belas, istilah stres juga Kemudian pada tahun 1960-an, para ahli
sebenarnya sudah mulai digunakan dalam psikologi menjadi tertarik untuk menkaji
ilmu kesehatan dan sosial (Bartlett, 1998). konsep stres yang ditinjau dari pengalaman
Namun istilah stres baru dikaitkan pada psikologis (Lyon, 2012). Sebenarnya,
kondisi manusia di bidang kajian-kajian perkembangan teori stres model stimulus
ilmiah semajak tahun 1930 (Lyon, 2012). berawal dari temuan para peneliti terhadap
Kemudian selama abad kesembilan belas prajurit militer yang sedang melaksanakan
hingga abad kedua puluh, istilah stres dan tugas perang (Bartlett, 1998). Tugas kemi-
tekanan pun mulai dikosep sebagai literan ini pun dianggap sebagai penyebab
penyebab permasalahan dalam kesehatan stres yang menyebabkan semakin membu-
secara fisik maupun psikologis (Hinkle, ruknya kesehatan para militer tersebut.
1970). Kondisi kesehatan yang memburuk itu
Cannon merupakan peneliti pertama disebabkan oleh adanya rangsangan atau
yang mengembangkan konsep stres yang stimulus yang datang dari luar diri mereka.
dikenal dengan “fight-or-flight response” Rangsangan tersebut merupakan situasi
pada tahun 1914 (Bartlett, 1998). Berdasar- peperangan yang akan dihadapi. Mereka
kan konsep yang diperkenalkan Cannon membayangkan bahwa situasi peperangan
tersebut, “the fight-or-flight response”, stres yang akan terjadi adalah sangat berbahaya.
diartikan sebagai respons tubuh terhadap Alhasil, karena mereka banyak memikirkan
sesuatu hal. Cannon menyatakan bahwa hal tersebut kesehatan mereka pun
stres adalah sebagai ganguan homeostasis cenderung memburuk.
yang menyebabkan perubahan pada Stres model stimulus merupakan model
keseimbangan fisiologis yang dihasilkan stres yang menjelaskan bahwa stres itu
dari adanya rangsangan terhadap fisik adalah variabel bebas (independent) atau
maupun psikologis. Namun seiring dengan penyebab manusia mengalami stres (Lyon,
kemajuan ilmu pengetahun dan bertambah- 2012). Atau dengan kata lain, stres adalah
nya penelitian tentang stres, berbagai teori situasi lingkungan yang seseorang rasakan
tentang stres pun bermunculan. Beberapa begitu menekan (Bartlett, 1998) dan

2 Buletin Psikologi
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL

individu tersebut hanya menerima secara yang secara ekstrem tesebut, maka timbul-
langsung rangsangan stres tanpa ada proses lah dampak buruk, misalnya perasaan
penilaian (Staal, 2004). Penyebab-penyebab cemas.
stres tersebut berperan dalam menentukan Spurgeon, Jackson dan Beach (2001)
seberapa banyak stres yang akan mungkin melakukan penelitian kepada 115 karyawan
diterima. Oleh karena itu, tekanan yang yang berusia dari 16 tahun sampai 56 tahun
berasal dari situasi-situasi lingkungan bisa di area United Kingdom dengan meng-
bertindak sebagai penyebab dan penentu gunakan the Life Events Inventory (LEI).
pada gangguan-ganguan kesehatan apabila Spurgeon et al. (2001) menemukan bahwa
terjadi dalam kurun waktu yang sering dan ada sepuluh peristiwa kehidupan yang
dengan jumlah yang berbahaya (Bartlett, paling penting dan bisa memicu terjadinya
1998). Adapun situasi-situasi yang stres, yaitu kematian pasangan, perceraian,
memungkinkan menjadi pemicu terjadinya kehilangan anggota keluarga, terpenjara,
stres adalah beban kerja, kepanasan, masalah keuangan, pertengkaran dalam
kedinginan, suara keributan, ruangan yang keluarga, tunawisma, pengangguran, ang-
berbau menyengat, cahaya yang terlalu gota keluarga yang tiba-taba mencoba
terang, lingkungan yang kotor, ventilasi bunuh diri, dan anggota keluarga yang
yang tidak memadai, dan lain sebagainya menderita sakit serius. Hasil penelitian
(Staal, 2004; Hariharan & Rath, 2008). lainnya, Oswalt dan Riddock (2007)
Bartlett (1998) menegaskan bahwa stres melaporkan bahwa peristiwa kehidupan
stimulus lebih memfokuskan pada sumber- bisa juga menjadi sumber stres terhadap
sumber stres dari pada aspek-aspek lainnya. siswa ketika mereka baru mulai memasuki
Sumber stres tersebut dikenal dengan istilah masa perkuliahan. Hal tersebut terjadi
“stressor”. Sebenarnya, stressor hanya mem- karena para siswa tersebut perlu menye-
berikan rangsangan dan mendorong sehing- suaikan diri dengan lingkungan baru yang
ga terjadi stres pada seseorang. Stressor sedang di hadapi.
berperan sebagai pemicu stres pada Chronic strains (ketegangan kronis)
individu. Menurut Thoits (1995), sumber merupakan kesulitan-kesulitan yang konsis-
stres (stressor) dapat dikategorikan menjadi ten atau berulang-ulang terjadi dalam
tiga jenis, yaitu (1) life events (peristiwa- kehidupan sehari-hari. Ketegangan kronis
peristiwa kehidupan), (2) chronic strain bisa memengaruhi terhadap kesehatan
(ketegangan kronis), dan (3) daily hassles manusia termasuk fisik maupun psikologis
(permasalahan-permasalahan sehari-hari). (Thoits, 1995). Hal tersebut dikarenakan
Life events (peristiwa-peristiwa kehi- ketegangan kronis yang terus berlanjut dan
dupan) berfokus pada peranan perubahan- menjadi ancaman kepada seseorang (Serido,
perubahan kehidupan yang begitu banyak Almeida & Wethington, 2004). Serido et al.
terjadi dalam waktu yang singkat sehingga (2004) melakukan penelitian terhadap 1.031
meningkatkan kerentanan pada penyakit warga Amerika Serikat yang berusia dari 25
(Lyon, 2012). Suatu peristiwa kehidupan sampai 74 tahun. Mereka menemukan ada
bisa menjadi sumber stres terhadap sese- empat faktor yang menjadi pemicu terja-
orang apabila kejadian tersebut membutuh- dinya ketegangan kronis, yaitu tuntutan-
kan penyesuaian perilaku dalam waktu tuntutan pekerjaan, kurangnya pengenda-
yang sangat singkat (Thoits, 1995). Ketika lian atas pekerjaan, tuntutan-tuntutan dari
seseorang gagal berurusan (menyesuaikan) rumah, kurangnya pengendalian dari ru-
dengan situasi atau perubahan-perubahan mah. Sedangkan di lingkungan akademik,

Buletin Psikologi 3
LUMBAN GAOL

ketegangan kronis bisa dipicu karena Lyon (2012) mengistilahkan reaksi tu-
banyak hal, salah satunya adalah tekanan buh terhadap sumber stres sebagai variabel
akademik (Oswalt & Riddock, 2007). terikat atau hasil. Hasil stres itu bersumber
Daily hassles (permasalah sehari-hari) dari dalam diri individu (Staal, 2004). Hasil
adalah peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi stres itupun meliputi perubahan kondisi
dalam kehidupan sehari-hari yang memer- psikis, emosional, dan psikologis (Carr &
lukan tindakan penyesuaian dalam sehari Umberson, 2013). Misalnya, ketika seseo-
saja (Thoits, 1995). Misalnya, seseorang rang mengalami situasi yang mengkhawa-
mengalami kesulitan-kesulitan, dan kesulit- tirkan, tubuh secara spontan bereaksi terha-
an tersebut tidak berlanjut secara terus dap ancaman tersebut. Ancaman tersebut
menerus. Kesulitan yang dihadapi itupun termasuk sumber stres, dan respons tubuh
bisa terselesaikan dalam kurun waktu yang terhadap ancaman itu merupakan stres
singkat. Ada beberapa contoh dari perma- respons (Scheneidrman, Ironson & Siegel,
salah sehari-hari, misalnya pendatang yang 2005). Dengan demikian, perpaduan antara
tidak diharapkan, kemacetan berlalu lintas, sumber stres dan hasil stres mengarahkan
berkomunikasi dengan orang lain, tugas- pada pengertian bahwa stres tidak bisa
tugas keseharin yang penting, tenggat dipisahkan dari reaksi tubuh terhadap
waktu yang tiba-tiba dan berargumentasi sumber-sumber stres yang ada. Atau
kepada orang lain (Thoits, 1995; Serido, dengan kata lain, tubuh tidak akan membe-
Almeida & Wethington, 2004). Permasa- rikan respons apapun kalau tidak ada
lahan-permasalahan tersebut hanya menim- rangsangan. Oleh karena itu, stres respons
bulkan stres sesaat dan tidak mengakibat- dapat disimpulkan sebagai reaksi tubuh
kan terjadinya gangguan-gangguan fisik secara jasmaniah terhadap sumber-sumber
maupun mental yang parah. stres yang ada atau rangsangan yang
menyerang tubuh.
Stres model respons Untuk mengetahui lebih lanjut bagai-
Stres model respons dikembangkan oleh mana tubuh memberikan respons terhadap
Hans Selye. Selye adalah ahli yang dikenal sumber stress, Selye pun memperkenalkan
luas karena penelitian dan teorinya tentang sebuah model stress. Adapun model stres
stres yang berkaitan dengan aspek fisik dan yang diperkenalkan Selye adalah General
kesehatan (Lyon, 2012). Merujuk pada Adaptation Syndrome atau disingkat dengan
Bartlett (1998), pada tahun 1946, Selye istilah GAS (Rice, 2012). Sesuai pada GAS
menulis sebuah artikel ilmiah yang berjudul (Gambar 1.), ada tiga tahapan stres respons,
“The General Adaptation Syndrome and yaitu (1) alarm (tanda bahaya), (2) resistance
Diseases of Adaptation” dan menggunakan (perlawanan), dan (3) exhaustion (kelelahan).
istilah stres untuk mengacu secara khusus Tahapan pertama stres respons dalam GAS
pada tekananan yang berasal dari luar adalah alarm. Alarm merupakan suatu
individu. Namun, empat tahun kemudian, kondisi yang tidak diinginkan dan terjadi
yaitu di tahun 1950, Selye mengganti defe- ketika ada perbedaan antara kenyataan
nisi stres tersebut menjadi respons seseo- yang sedang terjadi dan situasi yang
rang terhadap stimulus yang diberikan. diharapkan (Ursin & Eriksen, 2004). Sebagai
Selye menekankan bahwa stres merupakan akibatnya, tubuh menerima rangsangan dan
reaksi atau tanggapan tubuh yang secara secara alami mengaktifkan reaksi flight-or-
spesifik terhadap penyebab stres yang mana fight karena adanya kondisi yang berpotensi
memengaruhi kepada seseorang. mengancam kestabilan kondisi tubuh

4 Buletin Psikologi
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL

(Lyon, 2012). Pada tahap pertama ini akan Stres model transaksional
timbul seperti sakit di dada, jantung
Stres model transaksional berfokus pada
berdebar-debar, sakit kepala, disfagia
respons emosi dan proses kognitif yang
(kesulitan menelan), kram, dan lain
mana didasarkan pada interaksi manusia
sebagainya (Rice, 2012).
dengan lingkungan (Jovanovic, Lazaridis &
Tahapan kedua dari GAS adalah Stefanovic, 2006). Atau dengan kata lain,
resistance (perlawanan). Perlawanan terjadi stres model ini menekankan pada peranan
saat alarm tidak berakhir atau terus menerus penilaian individu terhadap penyebab stres
berlangsung. Dampaknya, kekuatan fisik yang mana akan menentukan respons
pun dikerahkan untuk melanjutkan individu tersebut (Staal, 2004).
kerusakan-kerusakan karena rangsangan-
Lazarus dan Folkman adalah tokoh
rangsangan yang membahayakan sedang
yang terkenal dalam mengembangkan teori
menyerang (Lyon, 2012). Peristiwa ini
stres model transaksional. Lazarus dan
terjadi karena pada tahap kedua terjadi
Folkman (1984) menyatakan bahwa stres
konflik dengan tahap pertama (Rice, 2012).
adalah hubungan antara individu dengan
Oleh karena itu, selama proses perlawanan
lingkungannya yang dievaluasi oleh sese-
di tahap resistance ada kemungkinan akan
orang sebagai tuntutan atau ketidak-
timbulnya penyakit, seperti radang sendi,
mampuan dalam mengahadapi situasi yang
kanker, dan hipertensi (Lyon, 2012).
membahayakan atau mengancam kese-
Ketika stres masih berlangsung terus- hatan. Lebih lanjut, Lazarus dan Folkman
menerus, maka selanjutnya stres berada menegaskan bahwa appraisal adalah faktor
pada pada tahap terakhir. Berdasarkan utama dalam menentukan seberapa banyak
GAS, di tahap ketiga ini tubuh sudah jumlah stres yang dialami oleh seseorang
merasakan exhaustion (kelelahan) (Lyon, saat berhadapann dengan situasi berbahaya
2012). Kondisi ini dikarenakan tubuh benar- (mengancam). Dengan kata lain, stres
benar tidak sanggup lagi mengadakan adalah hasil dari terjadinya transaksi antara
perlawanan terhadap sumber stres. Atau individu dengan penyebab stres yang
dengan kata lain, tubuh sudah menyerah melibatkan proses pengevaluasian (Dewe,
karena kehabisan kemampuan untuk meng- O’Driscoll, & Cooper, 2012). Selain itu, sum-
hadapi serangan yang mengancam. Oleh ber stres merupakan kejadian atau situasi
karena itu, pada tahap ketiga ini, menurut yang melebihi kemamampuan pikiran atau
Lyon (2012) dan Rice (2012) organ-organ tubuh saat berhadapan dengan sumber stres
tubuh bisa berhenti berfungsi atau bisa tersebut. Ketika situasi tersebut memberi-
mengakibatkan kematian pada seseorang. kan rangsangan, maka individu akan
melakukan appraisal (penilaian) dan coping
(penanggulangan). Oleh karena itu, stres
bisa berlanjut ke tahap yang lebih parah
atau sedikit demi sedikit semakin berku-
rang. Hal tersebut ditentukan bagaimana
Situasi perlawanan normal
usaha seseorang berurusan dengan sumber
Tanda Perlawanan Kelelahan stres.
bahaya Appraisal atau proses penilaian adalah
suatu tindakan penengevaluasian, penaf-
Gambar 1. Model pada General Adaptation siran, dan tanggapan tentang peristiwa-
Syndrome (GAS), Sumber: Rice (2012, hlm. 24) persitiwa yang ada (Olff, Langeland &

Buletin Psikologi 5
LUMBAN GAOL

Gersons, 2005). Merujuk pada Lazarus dan Secondary appraisal atau penilaian tahap
Folkman (1984), ada dua tahap penilaian kedua adalah proses penentuan jenis coping
yang dilakukan oleh manusia ketika sedang yang bisa dilakukan dalam mengahadapi
mengalami stres yaitu: primary appraisal dan situasi-situasi yang mengancam (Lyon,
secondary appraisal. Penilaian tahap awal 2012). Coping tergantung pada penilaian
(primary appraisal) dilakukan oleh individu terhadap hal apa yang bisa dilakukan untuk
pada saat mulai mengalami sesuatu mengubah situasi (Lazarus, 1993). Lazarus
peristiwa. Secara khusus, individu meng- and Folkman (1984) membagi dua metode
evaluasi pengaruh yang memungkinkan coping (penanggulangan) yang dilakukan
timbul dari adanya tuntutan-tuntutan ketika menghadapi stres yaitu problem-
terhadap sumber daya yang ada pada focused coping (penanggulangan berfokus
kondisi kesehatan (Lyon, 2012). Lazarus and pada masalah) dan emotion-focused coping
Folkman (1984) membagi proses primary (penanggulangan berfokus pada emosi).
appraisal ini dalam tiga tahap, yaitu (1) Problem-focused coping adalah cara
irrelevant, (2) benign-positive, dan (3) stressful. menanggulangi stres dengan berfokus pada
Irrelevant (tidak berkaitan) terjadi ketika permasalahan yang dihadapi. Coping yang
seseorang berhadapan dengan situasi yang berfokus pada masalah ini bisa dilakukan
tidak memberikan dampak apapun terha- apabila masih ada memungkinkan mela-
dap kesejahteraan (kesehatan) seseorang. kukan sesuatu hal untuk menanggulangi
Dengan kata lain, seseorang tidak membu- stres (Lazarus, 1993). Atau dengan kata lain,
tuhkan usaha apapun ketika menghadapi problem-focused coping dilakukan untuk
sebuah permasalahan atau kejadian karena menghidari atau mengurangi stres dengan
tidak ada yang dihilangkan dan diterima cara langsung menghadapi sumber stres
dalam proses transaksi ini. Benign-positive atau masalah yang terjadi. Emotion-focused
(berdampak baik) terjadi ketika hasil dari coping adalah cara penanggulangan stres
pertempuran berdampak positif pada pe- dengan melibatkan emosi. Atau dengan
ningkatan kesejahteraan individu. Sebagai kata lain, seseorang yang mengalami stres
hasilnya, akan timbul luapan perasaan akan melibatkan emosinya dan mengguna-
emosi seperti bahagia, kasih, senang, dan kan peniliannya terhadap sumber-sumber
sebagainya. Stressful terjadi ketika individu stres yang ada. Coping yang berfokus pada
tidak lagi memiliki kemampuan secara emosi dilakukan karena tidak ada lagi yang
personal untuk menghadapi penyebab- bisa dilakukan (Lazarus, 1993) terhadap
penyebab stres. Sebagai akibatnya individu sumber stres. Dengan demikian disimpul-
akan mengalami (1) harmful, (2) threatening, kan bahwa penanggulangan stres yang
dan (3) challenging. Harm/loss adalah tanda berfokus pada masalah adalah berurusan
bahwa sesuatu yang membahayakan dengan situasi secara langsung. Sedangkan
sedang terjadi pada. Threat adalah tanda penanggulangan stres yang berfokus pada
bahwa adanya kemungkinan-kemungkinan emosi berususan dengan diri sendiri.
yang membahayakan itu akan berlanjut
dikemudian hari. Challenge merupakan Akibat dari stres
keterlibatan individu dengan tuntutan yang
Sebenarnya stres tidak selalu memberi-
ada. Tantangan-tantangan tesebut menim-
kan dampak negatif karena stres juga bisa
bulkan emosi seperti pengharapan, keingin-
berdampak positif kepada manusia. Stres
an dan keyakinan (Lazarus & Folkman,
ibarat dua sisi mata uang logam, yaitu
1984).
memiliki sisi baik dan sisi buruk. Stres yang

6 Buletin Psikologi
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL

memberikan dampak positif diistilahkan atau negatif ditentukan oleh jumlah


dengan Eustress, dan stres yang memberi- tuntutan-tuntutan yang diterima dan
kan dampak negatif distilahkan dengan kemampuan yang tersedia baik secara fisik
distress (Gadzella, Baloglu, Masten & Wang, dan psikologis untuk menghadapi sumber
2012). Kupriyanov dan Zhdanov (2014) stres.
menyimpulkan bahwa hasil reaksi tubuh Sejumlah peneliti telah melakukan
terhadap sumber-sumber stres merupakan penginvesitigasian tentang dampak yang
eustress. Ketika eustress (stres yang berdam- bisa ditimbulkan oleh stres terhadap
pak baik) dialami seseorang, maka terjadi- manusia. Misalnya, Jarinto (2010) meneliti
lah peningkatan kinerja dan kesehatan para karyawan yang ada di Thailand.
(Greenberg, 2008). Sebaliknya ketika Penelitian tersebut melibatkan 160 karya-
seseorang mengalami distress (stres yang wan yang sudah bekerja minimal selama
berdampak buruk), maka mengkibatkan satu tahun di perusahaan. Jarinto (2010)
semakin buruknya kinerja, kesehatan dan menemukan bahwa eustress merupakan
timbul gangguan hubungan dengan orang faktor penentu yang mendorong karayawan
lain. untuk mencapai kinerja maksimal dan
Berdasarkan Gambar 2. kurva Yerkes- adanya peningkatan kepuasan kerja. Selain
Dodson menunjukkan bagaimana perbe- itu, jumlah distress yang begitu banyak
daan antara distress dan eustress. Mengacu secara signifikan berkontribusi mendorong
pada kurva Yerkes-Dodson Curve, Le Fevre, terjadinya penyakit baik secara fisik mau-
Matheny, dan Kolt (2003) menginterpre- pun psikologis terhadap karyawan tersebut.
tasikan bahwa stres yang bisa berdampak Jovanovic, Lazaridis, dan Stefanovic
positif (eustress) terhadap kesehatan dan (2006) mengklasifikasikan gejala atau tanda
kinerja adalah pada saat stres itu tidak yang di alami karyawan apabila mereka
melebihi tingkat maksimal. Sedangkan stres mengalami stres. Pertama adalah gejala stres
yang yang berlebihan atau melebihi tingkat berkaitan dengan fisik, yaitu: sakit kepala,
maksimal bisa memberikan dampak negatif masalah pencernaan, kurang tidur, gatal-
(distress) terhadap kinerja dan kesehatan. gatal, nyeri ulu hati, keringat malam,
Timbulnya stres yang berdampak positif keinginan seksual yang berkurang, ketidak-

Baik rendah
kinerja maksimal
K k
i e
n s
e e
r h
j a
a t
Eustres Distres a
s s n
Buruk Sedikit stress Stress Banyak stress tinggi
sedang banyak
Kinerja buruk Kinerja buruk

Gambar 2. Kurva Yerkes-Dodson Sumber: Greenberg (2008, hlm. 69)

Buletin Psikologi 7
LUMBAN GAOL

teraturan menstruasi, nyeri punggung Dampak negatif stres (distress) bisa


kronis, otot tegang, kehilangan nafsu dirasakan oleh siswa ketika stres tersebut
makan, berat badan. Kedua adalah gejala melebihi kemampuan mereka untuk beru-
stres yang berkaitan dengan emosional atau rusan dengannya. Secara khusus, stres bisa
mental, yaitu: peningkatan kemarahan, berdampak negatif terhadap kondisi belajar
frustrasi, depresi, kemurungan, kecemasan, dan kemampuan kognitif siswa. Penelitian
masalah dengan memori, kelelahan, dan Stallman (2010) yang melibatkan 6.479 siswa
peningkatan penggunaan nikotin, alkohol di Australia meng-ungkapkan bahwa
dan obat-obatan. Ketiga adalah gejala stres distress berkaitan dengan ketidakmampuan
berkaitan dengan kerja, yaitu: peningkatan dan penurunan prestasi akademik. Selain
absensi, kecelakaan pada pekerjaan, itu, Palmer (2013) juga melakukan peneli-
keluhan dari rekan kerja, penurunan kerja tian kepada sejumlah siswa di wilayah New
produktivitas, kesulitan dalam memahami York, Amerika Serikat. Hasil penelitian
peraturan kantor, absensi dari pekerjaan, Palmer mengungkapkan bahwa ada
mengambil waktu rehat terlalu lama, waktu hubungan negatif antara fatique (kelelahan)
pribadi yang berlebihan pada telepon atau dan stres siswa. Dengan adanya hubungan
internet. kelelahan dan stres siswa, maka terdapat
Dalam lingkungan akademik telah juga pengaruh yang negatif terhadap proses
ditemukan bahwa stres dapat berdampak belajar dan kemampuan kognitif para siswa.
positif kepada siswa. Stres bisa berkon- Lebih lanjut, beberapa peneliti lain
tribusi positif kalau jumlah stres tersebut telah menemukan bahwa stres bisa meng-
adalah normal. Rafidah, et al. (2009) menya- akibatkan siswa merasa depresi (Jayanthi,
takan bahwa sebenarnya stres itu bisa Thirunavukarasu & Rajkumar, 2015),
memengaruhi aktifitas belajar dan memori kemampuan yang mem-buruk (Talib & Zia-
seseorang. Dalam proses belajar, dampak ur-Rehman, 2012; Tan & Winkelman, 2010),
positif stres bisa dirasakan oleh siswa penurunan prestasi akademik (Stallman,
apabila jumlah stres tersebut tidak melebihi 2010), dan kondisi kesehatan yang membu-
kemampuan mereka. Jumlah stres yang ruk (Marshall, Allison, Nyakap & Lanke,
cukup atau normal itu sangatlah perlu 2008). Ketika siswa merasakan stres, maka
karena bisa mengaktifkan kinerja otak. gejala yang timbul adalah seperti perasaan
Schwabe and Wolf (2012) menemukan cemas, kegelisahan, keram di leher atau
bahwa stres bisa menyebabkan berfung- bahu, sakit kepala, kesulitan dalam berna-
sinya beberapa sistem memori pada otak fas, selalu berpikir, kesulitan dalam ber-
manusia. Penelitian tersebut membuktikan konsentrasi, terlalu mencemaskan banyak
bahwa setelah seseorang menerima stres, hal, dan mengkomsumsi obat-obatan secara
sistem berbasis corpus striatum (pusat saraf berlebihan (Anggolla & Ongori, 2009).
yang berada di dalam otak hemisphere dekat Penelitian yang dilakukan Carton dan
thalamus) dapat menggeser sistem berbasis Goodboy (2015) menemukan bahwa siswa
hippocampus (bagian sistem limbik yang yang mengalami depresi, cemas, dan stres
bertugas penyimpan memori) untuk secara berlebih akan cenderung kurang
membantu kinerja tugas-tugas yang ada di terlibat dalam berinteraksi di dalam kelas.
dalam otak. Atau dengan kata lain, dengan
adanya stres yang diterima, kemampuan Penutup
simtem-sistem yang ada di otak pun bisa
bekerja dengan optimal. Stres merupakan pengalaman hidup yang
pasti dialami oleh setiap orang. Pada

8 Buletin Psikologi
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL

dasarnya, hanya ada tiga teori mendasar Bartlett, D. (1998). Stress: Perspectives and
yang menjelaskan bagaimana stres itu processes. Philadelphia, USA: Open
terjadi pada manusia, yaitu: stres model University Press.
stimulus, stres model respons, dan stres Carr, D., & Umberson, D. (2013). The social
model transaksional. Ketiga teori tersebut psychology of stress, health, and
menjelaskan apa yang dimaksud dengan coping. In DeLameter, J. & Ward, A.
stres dan bagaimana sebenarnya stres itu (Eds.). Handbook of Social Psychology (pp.
terjadi pada individu. Stres dikatakan 465-487). Netherlands: Springer.
sebagai stimulus ketika ada berbagai rang-
Chambel, M. J., & Curral, L. (2005). Stress in
sangan-rangsangan yang menggangu atau
academic life: work characteristics as
membahayakan. Stres dikatakan sebagai
predictors of student well‐being and
respons saat tubuh bereaksi terhadap sum-
performance. Applied psychology, 54(1),
ber-sumber stres. Stres dikatakan transak-
135-147. http://dx.doi.org/10.1111/j.1464-
sional saat adanya proses pengevaluasian
0597.2005. 00200.x
dari sumber stres yang terjadi.
Carton, S. T., & Goodboy, A. K. (2015).
Stres tidak hanya berdampak buruk
College Students’ Psychological Well-
kepada manusia, tetapi stres bisa juga
Being and Interaction Involvement in
berkontribusi secara positif. Akibat yang
Class. Communication Research Reports,
ditimbulkan stres terhadap seseorang diten-
32(2), 180-184. http://dx.doi.org/
tukan bagaimana kemampuan dan sumber
10.1080/0882409
stres yang diterima. Oleh karena itu, ketika
jumlah sumber stres begitu banyak, dan 6.2015.1016145
kemampuan untuk berurusan dengan stres Das, P. P. P., & Sahoo, R. (2012). Stress and
sedikit, maka stres akan memberikan dam- Depression among post-graduate
pak negatif. Jenis stres yang bersifat negatif students. International Journal ofScientific
ini adalah distress. Sebaliknya apabila and Research Publication, 2(7), 1-5.
sumber stres dalam kapasitas yang cukup Dewe, P. J., O’Driscoll, M. P., & Cooper, C.
dan sebanding dengan kemampuan, maka L. (2012). Theories of psychological
stres akan berdampak positif terhadap stress at work. In Gatchel, R.J. & I.Z.
kesehatan dan kinerja seseorang. Jenis stres Schultz, I.Z. (eds.) Handbooks in Health,
yang bersifat baik ini adalah eustress. Work, and Disability (pp. 23-38). USA:
Dengan demikian, konsep stres dan tanda- Springer.
tanda yang ditimbulkan oleh stres adalah
Gadzella, B. M., Baloglu, M., Masten, W. G.,
perlu dipahami secara baik. Hal tersebut
& Wang, Q. (2012). Evaluation of the
bertujuan supaya terhindar dari dampak
student life-stress inventory-revised.
stres yang semakin buruk terhadap fisik
Journal of Instructional Psychology, 39(2),
maupun psikologis.
82-91.
Greenberg, J. S. (2006). Comprehensive Stress
Daftar Pustaka
Management 10th Edition. New York,
Agolla, J. E., & Ongori, H. (2009). An USA: McGraw-Hill Compenies, Inc.
assessment of academic stress among Hariharan, M., & Rath, R. (2008). Coping
undergraduate students: The case of with life stress: The Indian experience.
university of Botswana. Educational India: SAGE Publications India Pvt Ltd.
Research and Reviews, 4(2), 63-70.

Buletin Psikologi 9
LUMBAN GAOL

Hinkle, L. E. (1974). The concept of stress in Lyon, B. L. (2012). Stress, coping, and
the biological and social sciences. The health. In Rice, H. V. (Eds.) Handbook of
International Journal of Psychiatry in stress, coping and health: Implications for
Medicine, 5(4), 335-357. http://dx.doi.org/ nursing research, theory, and practice
10.2190/ 91DK-NKAD-1XP0-Y4RG (pp.3-23). USA: Sage Publication, Inc.
Jarinto, K. (2010). Eustress: A Key to Marshall, L. L., Allison, A., Nykamp, D., &
Improving Job Satisfaction and Health Lanke, S. (2008). Perceived stress and
among Thai Managers Comparing US, quality of life among doctor of phar-
Japanese, and Thai Companies Using macy students. American journal of
SEM Analysis. NIDA Development Jour- pharmaceutical education, 72(6), 1-8.
nal, 50(2), 100-129. Olff, M., Langeland, W., & Gersons, B. P.
Jayanthi, P., Thirunavukarasu, M., & (2005). Effects of appraisal and coping
Rajkumar, R. (2015). Academic stress on the neuroendocrine response to
and depression among adolescents: A extreme stress. Neuroscience & Biobeha-
cross-sectional study. Indian pediatrics, vioral Reviews, 29(3), 457-467. http://
52(3), 217-219. dx.doi.org/10.1016/j.neubiorev.2004.
Jovanovic, J., Lazaridis, K., & Stefanovic, V. 12.006
(2006). Theoretical approaches to Oswalt, S. B., & Riddock, C. C. (2007). What
problem of occupational stress. Acta to do about being overwhelmed:
Facultatis Medicae Naissensis, 23(3), 163- Graduate students, stress, and univer-
169. sity services. College Student Affairs
Kupriyanov, R., & Zhdanov, R. (2014). The Journal, 27(1), 24-44.
eustress concept: problems and out- Palmer, L. (2013). The relationship between
looks. World Journal of Medical Sciences, stress, fatigue, and cognitive function-
11(2), 179-185. http://dx.doi.org/10.5829/ ing. College Student Journal, 47(2), 312-
idosi.wj 325.
ms. 2014.11.2.8433 Rafidah, K., Azizah, A., Norzaidi, M. D.,
Lazarus, R. S. (1993). From psychological Chong, S. C., Salwani, M. I., & Noraini,
stress to the emotions: A history of I. (2009). Stress and academic perfor-
changing outlooks. Annual review of mance: Empirical evidence from univer-
psychology, 44, 1-21. sity students. Academy of Educational
Leadership Journal, 13(1), 37-51.
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress,
appraisal, and coping. New York, USA: Rice, V. H. (Ed.). (2011). Theories of stress
Springer Publishing Company. and Its Relationship to Health. In Rice,
H. V. (Eds.), Handbook of stress, coping,
Le Fevre, M., Matheny, J., & Kolt, G. S.
and health: Implications for nursing
(2003). Eustress, distress, and inter-
research, theory, and practice. USA: Sage
pretation in occupational stress. Journal
Publication, Inc.
of Managerial Psychology, 18(7), 726-744.
Schneiderman, N., Ironson, G., & Siegel, S.
Lin, S. H., & Huang, Y. C. (2014). Life stress
D. (2004). Stress and health: psycho-
and academic burnout. Active Learning
logical, behavioral, and biological
in Higher Education, 15(1), 77-90.
determinants. Annual review of clinical
http://dx.
psychology, 1, 607-628. http://dx.doi.org/
doi.org/ 10.1177/1469787413514651 10.1146/ annurev.

10 Buletin Psikologi
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL

clinpsy.1.102803.144141 comparison with general population


Schwabe, L., & Wolf, O. T. (2012). Stress data. Australian Psychologist, 45(4), 249-
modulates the engagement of multiple 257. http://dx.doi.org/10.1080/
memory systems in classification 00050067.2010.482109
learning. The Journal of Neuroscience, Talib, N., & Zia-ur-Rehman, M. (2012).
32(32), 11042-11049. http://dx.doi.org/ Academic performance and perceived
10.1523/ JNEUROSCI.1484-12.2012 stress among university students.
Serido, J., Almeida, D. M., & Wethington, E. Educational Research and Reviews, 7(5),
(2004). Chronic stressors and daily 127-132.
hassles: Unique and interactive relation- http://dx.doi.org/10.5897/ERR10.192
ships with psychological distress. Thoits, P. A. (1994). Stress, coping, and
Journal of Health and Social Behavior, social support processes: where are we?
45(1), 17-33. http://dx.doi.org/10.1177/ What next? Journal of health and social
002214650404500102 behavior, 35, 53-79. Diunduh dari:
Spurgeon, A., Jackson, C. A., & Beach, J. R. http://www.jstor. org/stable/2626957
(2001). The Life Events Inventory: Ursin, H., & Eriksen, H. R. (2004). The
re‐scaling based on an occupational cognitive activation theory of stress.
sample. Occupational Medicine, 51(4), Psychoneuroendocrinology, 29(5), 567-592.
287-293. http://dx.doi.org/10.1016/S03064530(03)0
Staal, M. A. (2004). Stress, cognition, and 0091-X
human performance: A literature Waqas, A., Khan, S., Sharif, W., Khalid, U.,
review and conceptual framework. Nasa & Ali, A. (2014). Association of aca-
technical memorandum, 212824, 9. demic stress with sleeping difficulties in
Diunduh dari: http://humanfactors.arc. medical students of a Pakistani medical
nasa.gov/web/library/publications/publi school: a cross sectional survey. PeerJ, 2-
cations.php 11. http://dx.doi.org/10.7717/peerj.840
Stallman, H. M. (2010). Psychological
distress in university students: A

Buletin Psikologi 11

Anda mungkin juga menyukai