Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN

SEMISOLIDA DAN LIQUIDA

"Formulasi Sediaan Pasta Gigi Limbah Cangkang Kulit Telur Bebek dengan
Penambahan Oleum Mentha piperita L., Sebagai Pengaroma Dengan
Optimasi Na CMC dan Carbopol Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat
Fisik, Kimia, Stabilitas Sediaan Pasta Gigi"

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Fatimatuzahra 11194761920087

Laudia Hawini 11194761920097

Nindi Kristiani 11194761920107

Putri Aulia Safitri 11194761920116

Raudatul Jannah 11194761920117

Sri Rahayu U.N 11194761920126

Program Studi Farmasi


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1 Definisi Pasta........................................................................................... 4
2.2 Macam-Macam Pasta............................................................................. 4
2.3 Evaluasi Sediaan Pasta .......................................................................... 5
BAB III METODE ANALISIS ............................................................................ 7
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 7
3.2 Formulasi ................................................................................................ 8
3.3 Cara Kerja .............................................................................................. 8
3.4 Pengujian ................................................................................................. 9
3.5 Evaluasi ................................................................................................. 10
3.6 Acuan Pengujian Sediaan Pasta .......................................................... 10
3.7 Diagram Kajian Akademik ................................................................. 11
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasta merupakan sediaan yang terdiri atas dispersi bahan-bahan serbuk yang
tidak larut dengan konsentrasi tinggi (20% - 50%) dalam basis lemak atau basis
yang mengandung air. Akibat adanya presentase bahan padat yang lebih besar
menyebabkan sediaan pasta cenderung lebih kental dan kaku daripada sediaan
salep. Ada berbagai macam jenis sediaan pasta, salah satunya adalah sediaan pasta
gigi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Lachman, L. 2008).
Pasta gigi adalah sediaan semi solid yang terdiri atas bahan penggosok,
pembersih dan zat tambahan lainnya agar dapat bekerja pada permukaan gigi, untuk
melindungi gigi dari kerusakan akibat adanya bakteri pada mulut tanpa merusak
gigi ataupun membrane mukosa mulut (Mitsui, 1998).
Pasta gigi merupakan sediaan yang mengandung berbagai senyawa kimia,
salah satunya adalah kalsium karbonat (CaCO3) yang berfungsi sebagai abrasif
yang biasanya dalam bentuk serbuk dan dapat memolis dan menghilangkan stain
serta plak pada gigi, selain itu juga membantu dalam menambah kekentalan sediaan
pasta gigi (Ahmad, 2017).
Formulasi sediaan pasta gigi yang akan dibuat adalah dengan menggunakan
bahan abrasif seperti kalium karbonat (CaCO3) untuk pasta gigi yang kami buat
dengan menggunakan bahan alami dari limbah cangkang kulit telur. Dimana sudah
ada sediaan pasta yang berasal darii cangkang siput dan cangkang telur ayam
sehingga pada formulasi kali ini yang kami akan gunakan adalah cangkang kulit
telur bebek, penggunaan bahan tersebut ditujukan karena ingin memanfaatkan
cangkang telur bebak yang juga memiliki kandungan kalsium karbonat (Warsy,
dkk. 2016).
Selain bahan pengabrasif dalam suatu sediaan pasta gigi juga mengandung
senyawa gelling agent yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk sediaan
semisolid pasta agar sediaan tetap stabil dan mencegah terjasinya pemisahan antara
komponen bahan padat dan cairan dalam sediaan. Bahan gelling agent yang akan
digunakan pada formulasi yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan
2

senyawa natrium karboksimetil selulosa yang dikombinasi dengan karbomer.


Dimana natrium karboksumetil selulosa adalah pengikat hidrogel yang dapat
menyerap air, sedangkan karbomer adalah bahan pengikat yang memiliki sistem
satu fase yang tidak menyerap air tetapi dapat mengembang dalam air. Penggunaan
kombinasi bahan pengikat dengan tujuan agar dapat saling menutupi kelemahan
masing masing dari bahan bahan pengikat dan juga diharapkan formula yang
optimum dari kombinasi bahan pengikat (Poucher, J. 2000).
Formulasi pasta gigi juga ditambhakan bahan minyak daun mint yang
memiliki aktivitas penghambat pertumbuhan bakteri S. mutas (Golestannejad et al.,
2017). Ekstrak daun mint juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan
antibakteri pada bakteri gram positif serta gram negarif (Singh et al., 2011). Selain
manfaat dari daun mint diatas penambahan daun mint pada formulasi juga ditujukan
sebagai bahan penyegar mulut dan pengaroma pada sediaan yang dibuat.
Sehingga sediaan pasta gigi yang dirformulasikan ini diharapkan dapat
meningkatkan penggunaan bahan pengabrasif dari bahan alami yang memiliki
aktivitas yang sama dengan bahan pengabrasif lainnya, dan penambahan kombinasi
bahan pengikat Na CMC dengan karbomer ditujukan untuk mengoptimalkan
stabilitas sediaan pasta gigi serta penambahan minyak daun mint ditambahkan
dengan tujuan selain sebagai antioksidan dan antibakteri juga sebagai penyegar
mulut yang diharapkan dapat menimbulkan efek yang lebih baik dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui stabilitas formulasi sediaan pasta gigi dari cangkang kulit telur
bebek
2. Mengetahui pengaruh penambahan oleim mentha piperita L sebagai
pengaroma
3. Mengetahui pengaruh penambahan Na CMC dan carbopol sebagai bahan
pengikat

1.3 Manfaat
. Manfaat yang didapatkan yaitu untuk Mengetahui formulasi stabilitas
formulasi sediaan pasta gigi dari cangkang kulit telur bebek, untuk mengetahui
pengaruh penambahan oleim mentha piperita L sebagai pengaroma, dan
3

mengetahui pengaruh penambahan Na CMC dan carbopol sebagai bahan pengikat


pada pasta yang baik.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pasta
Pasta merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari 50% bahan padat,
sehingga memiliki keuntungan dapat mengikat cairan eksudat, daya lekatnya lebih
kuat dari sediaan salep dan dapat memberikan lapisan tipis (film) untuk melindungi
kulit atau jaringan di bawahnya. Pasta dispersi dari bahan-bahan serbuk yang tidak
larut dengan konsentrasi tinggi (20% sampai 50%) dalam suatu basis lemak atau
basis yang mengandung air. Secara umum persentase bahan padat lebih besar dan
sebagai akibat pasta lebih kental dan lebih kaku daripada salep. Na. CMC adalah
salah satu bahan pengikat berupa senyawa pembentuk gel (gelling agent) yang
umum digunakan (Mason, 2000). Sediaan pasta gigi pada penelitian ini dibuat
menggunakan infusa daun jambu biji konsentrasi 5% dan Na. CMC 4-8%.
2.2 Macam-Macam Pasta
1. Pasta berlemak
Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat (serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap
dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai
afinitas terhadap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum
dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep.
2. Pasta kering
Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat
padat (serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep
tertulis ichthanolum atau Tumenol Ammonim, zat ini akan menjadikan pasta
menjadi encer.
3. Pasta pendingin
Pasta pendingin adalah campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair,
dikenal dengan Salep Tiga Dara. Sediaan pasta dipilih karena tidak meleleh
pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung.
5

2.3 Evaluasi Sediaan Pasta


2.3.1 Uji organoleptis
Pengamatan organoleptik basis pasta gigi meliputi bentuk
(konsistensi), warna, dan aroma yang diamati secara obyektif.
2.3.2 Uji Ph
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter,
sebelum digunakan pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar pH 4,0 (dapar
kalium biftalat) dan larutan dapar pH 7,0 (dapar fosfat ekimolal). Setelah
dikalibrasi, celupkan stik pH meter ke dalam basis pasta gigi.
2.3.3 Uji Viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan viskometer Rheosys dengan
cara menimbang basis pasta gigi sebanyak ±0,5 gram kemudian diletakkan
di plate viskometer dan dipasang spindle tipe cone and plate 5/30 mm.
Setelah itu diatur software Rheosys Micra pada komputer yang terhubung
dengan viskometer sesuai dengan pengujian yang akan dilakukan. Ditunggu
hingga hasil uji muncul
2.3.4 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara pasta gigi yang akan
diuji ditimbang sebanyak 0,1 gram pada gelas obyek untuk diamati
homogenitasnya. Apabila tidak terdapat butiran-butiran kasar diatas gelas
obyek tersebut, maka basis pasta gigi yang diuji dinyatakan homogen,
sedangkan adanya butiran-butiran kasar menunjukkan bahwa basis pasta
gigi tidak homogen.

2.3.5 Uji Daya Sebar


Pengujian ini dilakukan dengan cara menimbang ±0,5 gram basis
pasta gigi kemudian diletakkan ditengah salah satu kaca daya sebar. Kaca
lainnya diletakkan diatas massa pasta dan dibiarkan selama 1 menit.
Diameter basis pasta yang menyebar diukur dengan mengambil panjang
rata-rata diameter dari berbagai sisi. Setelah itu diletakkan beban 50 gram,
100 gram, 150 gram, dan 200 gram berturut-turut pada tengah-tengah kaca
daya sebar dengan masing-masing beban dibiarkan selama 1 menit.
6

Kemudian diukur diameter basis pasta yang menyebar seperti cara


sebelumnya.
2.3.6 Uji Pembentukan Busa
Dibuat larutan 1% dari basis pasta dalam air. Lalu, larutan tersebut
dimasukkan ke dalam gelas ukur yang kemudian ditutup mulut gelas ukur
dengan aluminium foil. Dikocok gelas ukur selama 1 menit dan diukur
tinggi busa yang terbentuk pada menit ke-0 dan menit ke-5 setelah
pengocokan.
2.3.7 Uji Sentrifugasi
Sampel dimasukkan ke dalam tabung sentrifugal sebanyak 10 gram,
kemudian alat sentrifugasi diatur dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam.
Tidak boleh terjadi perubahan bentuk dan pemisahan fase.
2.3.8 Uji Freeze-Thaw Cycling
Sediaan pasta diletakkan pada suhu (4±2°C) selama 2x24 jam
dilanjutkan dengan meletakkan sediaan pada suhu (40±2°C) selama 2x24
jam (1 siklus), pengujian dilakukan sebanyak 6 siklus dan diamati
perubahan fisik dari sediaan pada awal dan akhir setiap siklus yang meliputi
organoleptik dan pemisahan fase.
7

BAB III

METODE ANALISIS

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Kaca arloji
2. Beker glass
3. Gelas ukur
4. Cawan porselen
5. Timbangan analitik
6. Hot plate
7. Pipet
8. Batang pengaduk
9. pH meter
10. Viskometer
11. Tabung sentrifugasi
12. Mortir stamper dll
3.2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Serbuk cangkang telur bebek
2. Na CMC
3. Karbomer
4. Ekstrak daun mint
5. Gliserin
6. Na Lauril sulfat
7. Sorbitol
8. Nipagin
9. Nipasol
10. Oleum menthae
11. Aquadest
8

3.2 Formulasi
Tabel 1. Formulasi Sediaan Pasta Gigi Limbah Cangkang Kulit Telur
Bebek

Formula
Bahan

Serbuk cangkang telur bebek 30 gr


Ekstrak daun mint 10 gr
Na CMC 1,5 gr
Karbomer 0,5 gr
Gliserin 10 gr
Na lauril sulfat 2 gr
Sorbitol 0,3 gr
Nipagin 0,075 gr
Nipasol 0,025 gr
Oleum menthae piperita 0,5 gr
Aquadest Ad 100 ml

3.3 Cara Kerja

Siapkan alat dan bahan

Timbang semua bahan sesuai dengan formula yang ada di Tabel 1.

Setelah selesai menimbang bahan, masukkan Na CMC ke dalam mortir stamper dan
tambahkan 10 ml aquadest lalu digerus sampai terbentuk mucilago lalu masukkan
karbomer gerus lagi hingga homogen.

Kemudian masukkan ekstrak daun mint dan serbuk cangkang kulit telur bebek sambil
terus digerus lalu tambahkan gliserin, Na lauril sulfat, sorbitol, nipagin, oleum menthae
piperita dan nipasol yang telah dilarutkan dalam air panas. Tambahkan air sampai 100
ml, gerus hingga sediaan homogen.
9

3.4 Pengujian
3.4.1 Organoleptis
Pengamatan organoleptic basis pasta gigi meliputi bentuk
(konsistensi), warna dan aroma yang diamati secara objektif.
3.4.2 pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter,
sebelum digunakan pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar pH 4,0 (dapar
kalium biftalat) dan larutan dapar pH 7,0 (dapar fosfat ekimolal). Setelah
dikalibrasi celupkan stik pH meter ke dalam basis pasta gigi.
3.4.3 Viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan viscometer Rheosys dengan
cara menimbang basis pasta gigi sebanyak ±0,5 gram kemudian diletakkan
di platr viscometer dan dipasang spindle tipe cone and plate 5/30mm.
Setelah itu diatur software Rheosys micra pada computer yang terhubung
dengan viscometer sesuai dengan pengujian yang akan dilakukan. Ditunggu
hingga hasil uji muncul.
3.4.4 Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dnegan cara pasta gigi yang akan
diuji ditimbang sebanyak 0,1 gram pada gelas obyek untuk diamati
homogenitasnya.
3.4.5 Sentrifugasi
Sampel dimasukkan ke dalam tabung sentrifugal sebanyak 10 gram
kemudian alat sentrifugasi diatur dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam.
Tidak boleh terjadi perubahan bentuk dan pemisahan fase
3.4.6 Uji Freeze-That-Cycling
Sediaan pasta gigi diletakkan pada suhu (4±2°C) selama 2x24 jam
dilanjutkan dengan meletakkan sediaan pada suhu (40±2°C) selama 2x24
jam (1 siklus), pengujian dilakukan sebanyak 6 siklus dan diamati
perubahan fisik dari sediaan pada awal dan akhir setiap siklus yang meliputi
organoleptik dan pemisahan fase.
10

3.5 Evaluasi
3.5.1 Uji Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk (konsistensi), warna dan
bau sediaan pasta gigi. Pasta gigi yang baik akan menghasilkan warna putih,
tidak berbau tengik dan konsistensi yang kental.
3.5.2 Uji pH
Sediaan pasta gigi yang baik harus memiliki pH 4,5-10,5
3.5.3 Uji Viskositas
Sediaan pasta gigi dapat dikatakan baik apabila memenuhi standar
viskositas sediaan semisolid yaitu berkisar antara 2.000-5.000 cps atau 2-50
Pa.s.
3.5.4 Homogenitas
Homogenitas pasta gigi yang baik dibuktikan dengan tidak terlihat
adanya gelembung udara, gumpalan partikel yang terpisah dari sediaan
pasta gigi.
3.5.5 Sentrifugasi
Sediaan pasta gigi dikatakan baik apabila tidak mengalami
pemisahan fase selama dilakukan pengujian sentrifugasi dengan kecepatan
3750 rpm selama 5 jam. Hal ini berarti bahwa konsistensi pasta gigi stabil
secara fisik dalam penyimpanan selama 1 tahun
3.5.6 Freeze That-Cycling
Sediaan pasta gigi akan dikatakan baik apabila selama dilakukannya
uji Freeze-that cycling sebanyak 6 siklus tidak mengalami perubahan.
3.6 Acuan Pengujian Sediaan Pasta
1. Diuji secara organoleptis, sediaan pasta gigi stabil dan homogen baik
warna, bau dan bentuk.
2. Memiliki homogenitas yang baik dimana sediaan pasta gigi tidak terdapat
gelembung udara dan gumpalan partikel yang terpisah.
3. Memiliki nilai pH yang sesuai standar sediaan pasta gigi yaitu 4,5-10,5.
4. Memiliki standar viskositas sediaan semisolid yaitu berkisar antara 2.000-
5.000 cps atau 2-50 Pa.s.
5. Memiliki konsistensi pasta gigi yang stabil secara fisik selama masa
penyimpanan 1 tahun.
11

6. Pasta gigi tidak mengalami perubahan fisik dalam suhu dingin (4±2°C)
dan suhu panas (40±2°C).
3.7 Diagram Kajian Akademik
Berikut adalah tahapan formulasi sediaan pasta gigi hingga tahap evaluasi
sediaan :
Penyiapan dan pengadaan
alat dan bahan

Pembuatan serbuk kulit


cangkang telur bebek,
Penimbangan serbuk
cangkang telur bebek, Na
CMC, karbomer dan bahan
lain.

Formulasi sediaan pasta gigi


dengan penambahan
kombinasi bahan pengikat dan
antibakteri, antioksidan dan
penyegar mulut.

Evaluasi sediaan : Proses pembuatan sediaan :

1. Organoleptis pasta gigi dengan penambahan


kombinasi bahan pengikat (Na
2. Pengukuran pH
CMC dan karbomer) dan
3. Uji Viskositas antibakteri, antioksidan dan
4. Uji Homogenitas penyegar mulut (Ol. Menthe
piperita L.)
5. Uji sentrifugasi
6. Uji Freeze-that cycling

Sediaan pasta gigi dengan


penambahan kombinasi bahan
pengikat (Na CMC dan karbomer)
dan antibakteri, antioksidan dan
penyegar mulut (Ol. Menthe
piperita L.)
12

BAB IV
KESIMPULAN

Pada penelitian, Sediaan pasta gigi yang dirformulasikan ini diharapkan


dapat meningkatkan penggunaan bahan pengabrasif dari bahan alami yang
memiliki aktivitas yang sama dengan bahan pengabrasif lainnya, dan penambahan
kombinasi bahan pengikat Na CMC dengan karbomer ditujukan untuk
mengoptimalkan stabilitas sediaan pasta gigi serta penambahan minyak daun mint
ditambahkan dengan tujuan selain sebagai antioksidan dan antibakteri juga sebagai
penyegar mulut yang diharapkan dapat menimbulkan efek yang lebih baik dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut.
13

DAFTAR PUSTAKA

Lachman, L. dan Herbert Lieberman. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Universitas Indonesia Press. Jakarta

Mitsui T., 1998, New Cosmetic Science, 479, 485, Elsevier Science, Amsterdam

Ahmad, Ilham. 2017. Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara


Granosa) sebagai Bahan Abrasif dalam Pasta Gigi. Jurnal Galung Tropika
Vol. 6 No. 1.

Warsy, Sitti Chadijah, dan Waode Rustiah. 2016. Optimalisasi Kalsium Karbonat
dari Cangkang Telur untuk Produksi Pasta Komposit. Jurnal AlKimia Vol.
4 No. 2.

Poucher J., 2000, Poucher’s Perfume, Cosmetics and Soap, 10th Ed., Editor Hilda
Butler, 223, 224, 225, Kluwer Academic, Netherlands

Golestannejad, Z., Gavanji, S., Mohammadi, E., Motamedi, A., Bahrani, M.,
Rezaei, F., and Bakhtari, A., 2017, Comparison of antibacterial activity of
essential oils of Foeniculum vulgare Mill , Mentha arvensis and Mentha
piperita against Streptococcus mutans, Advanced Herbal Medicine, Vol. 3
No. 1: 3–13.

Singh, R., Shushni, M. A. M., and Belkheir, A., 2011, Antibacterial and antioxidant
activities of Mentha piperita L. Arabian Journal of Chemistry

Anda mungkin juga menyukai