1. FAKTUR PAJAK
2. PPn
3. PPh
4. Valas
5. Invoicing
6. Gaji
7. Transfer
8. Laporan Keuangan
9. Deklarasi Operassional
A. Faktur Pajak
Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak
(JKP). Artinya, ketika PKP menjual suatu barang atau jasa kena pajak, ia harus
menerbitkan faktur pajak sebagai tanda bukti dirinya telah memungut pajak dari orang
yang telah membeli barang/jasa kena pajak tersebut. Perlu diingat bahwa barang/jasa
kena pajak yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain harga pokoknya.
PKP adalah bisnis/perusahaan/pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena
pajak dan/atau JKP yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PKP harus
dikukuhkan terlebih dahulu oleh DJP, dengan beberapa persyaratan tertentu.
Perlu diingat, faktur pajak harus dibuat oleh PKP untuk setiap penyerahan BKP
dan/atau JKP, ekspor BKP tidak berwujud, dan ekspor JKP.
1. Faktur Pajak Keluaran adalah faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak saat melakukan penjualan terhadap barang kena pajak, jasa kena pajak, dan
atau barang kena pajak yang tergolong dalam barang mewah;
2. Faktur Pajak Masukan adalah faktur pajak yang didapatkan oleh PKP ketika
melakukan pembelian terhadap barang kena pajak atau jasa kena pajak dari PKP
lainnya;
3. Faktur Pajak Pengganti adalah penggantian atas faktur pajak yang telah terbit
sebelumnya dikarenakan ada kesalahan pengisian, kecuali kesalahan pengisian
NPWP. Sehingga, harus dilakukan pembetulan agar sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya;
4. Faktur Pajak Gabungan adalah faktur pajak yang dibuat oleh PKP yang
meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli barang kena pajak
atau jasa kena pajak yang sama selama satu bulan kalender;
5. Faktur Pajak Digunggung adalah faktur pajak yang tidak diisi dengan identitas
pembeli, nama, dan tandatangan penjual yang hanya boleh dibuat oleh PKP
Pedagang Eceran;
6. Faktur Pajak Cacat adalah faktur pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas,
benar, dan/atau tidak ditandatangani termasuk juga kesalahan dalam pengisian
kode dan nomor seri. Faktur pajak cacat dapat dibetulkan dengan membuat faktur
pjak pengganti;
Pilih faktur – upload – yes – refresh – klik pdf – simpan di data D – save – oke
Pemberian nama faktur pajak (copy nomor seri faktur pajak (16 digit)
(INV. (Lihat di referensi) E FAKTUR (nomor seri) pindahkan ke folder faktur
(sesuai nama customer)
2. Pajak Masukan (PM)
a. Faktur – pajak masukan – administrasi faktur – refresh – rekam faktur
b. Isi data diatas (nomor faktur hanya bisa 1 kali input dan memiliki 1 tanggal
yang berlaku)
Jumlah DPP (didapat dari faktur pajak “Dasar Pengenaan Pajak”)
Simpan
Klik menu upload – refresh – sampai muncul keterang “Aproval Sukses”
3. Pajak Keluar bisa dibatalkan apabila dengan alasan invoice di cancel atau ada
pengeditan di faktur pajak tersebut
Klik di faktur yang bersangkutan – pilih menu batalkan faktur
4. Menginput PPN IMPOR
Klik menu dokumen lain – dokumen lain pajak masukan – refresh
Rekam
Dalam menu “nama Lawan Transaksi” isi : nama eksportir atau bisa diliat di file
SPPBMCP atau SPPB
Nomor PIB : bisa dilihat di SPPBMCP atau SPBB
Kolom DPP : ditambahlan 0 satu di belakang koma
Simpan – upload
Langkah-langkah menginput Data-data Customer baru
1. Klik menu referensi – lawan transaksi – administrasi lawan transaksi klik menu
tambah
2. Input NPWP, alamat NPWP sesuai Alamat yang tertera di Kartu NPWP –
Tanda garis bawah jika tidak ada di beri angka (000) – simpan
PPN atau Pajak Pertambahan Nilai dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha atau perusahaan
yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Namun beban PPN tersebut ditanggung oleh konsumen akhir. Sejak 1 Juli 2016, PKP se-
Indonesia wajib membuat faktur pajak elektronik atau e-Faktur untuk menghindari penerbitan
faktur pajak fiktif untuk pengenaan PPN kepada lawan transaksinya.
Kesimpulan
o PPN atau Pajak Pertambahan Nilai adalah jenis pajak yang disetor dan dilaporkan
pihak penjual yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
o Batas waktu penyetoran dan pelaporan PPN adalah setiap akhir bulan.
o Sejak tanggal 1 Juli 2016, PKP se-Indonesia wajib membuat e-Faktur atau faktur
pajak elektronik sebagai prasyarat pelaporan SPT Masa PPN.
o Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya.
o Pajak masukan ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun
membuat produknya.
Tarif PPh Final UMKM resmi turun dari 1% menjadi 0,5%. Perubahan tarif PPh Final
UMKM tersebut tercantum dalam PP No. 23 Tahun 2018.
Peraturan Pemerintah tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima
atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu tersebut merupakan
pengganti atas PP No 46 Tahun 2013.
Perubahan tarif yang efektif diberlakukan mulai 1 Juli 2018 adalah salah satu poin penting
dalam PP baru ini.
Namun, ada sejumlah ketentuan yang tidak kalah penting untuk diketahui wajib pajak.
Berikut ini 7 poin penting dalam PP No. 23 Tahun 2018
Pihak Pemungut:
a. Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan
lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan
barang.
c. Wajib Pajak Badan tertentu untuk memungut pajak pembeli atas penjualan barang
mewah.
Atas Impor:
a. Apabila menggunakan Angka Pengenal Importir (API) adalah 2,5% x nilai impor,
jika tidak menggunakan API maka tarifnya sebesar 7,5% x nilai impor.
b. Pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB, Bendahara Pemerintah,
BUMN/BUMD tarifnya 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak
final).
c. Atas impor kedelai, gandum dan tepung terigu yang menggunakan API adalah
0,5% x nilai impor.
Atas Penjualan Hasil Produksi:
a. Kertas = 0,1% x DPP (Dasar Pengenaan Pajak) PPN (tidak final)
b. Semen = 0,25% x DPP PPN (tidak final)
e. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau
importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas adalah bersifat final bagi penyalur
atau agen dan tidak bersifat final bagi yang lainnya
1. Klik SPT – Posting – pilih masa yang akan dibayar – klik cek jumah dokumen-
posting
2. Buka SPT – perbarui tampilan – klik massa yang akan dibayar – buka SPT untuk
diubah – oke
3. Klik SPT – formulit induk – lihat di bagian 1 kolom “Penyerahan PPN nya haru
dipungut sendiri” dikalikan 0,5 %
Pembayaran PPh sama seperti pembayaran Ppn melalui Banking BCA