SKRIPSI
ASHARI DZIKRO
NIM : 108102000076
SKRIPSI
ASHARI DZIKRO
NIM : 108102000076
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 108102000076
Tanda Tangan :
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 108102000076
Menyetujui,
Mengetahui,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 25 Oktober 2012
Mengetahui,
iv
ABSTRAK
Kata kunci : Kurma (Phoenix dactylifera), tahnik, mencit (Mus musculus) sistem
imun, leukosit, monosit, limfosit, titer antibodi, survival rate
v
ABSTRACT
This study was conducted to determine the effect of tahnik with dates on
the total number of leukocytes, the percentage of blood monocytes and
lymphocytes as well as antibody titers in mice. A total 18 of DDY strain mice
with 20-25 grams weight were divided into three groups, each group consisted of
six mice. Group I is a negative control (just plain fed and watered), group II is the
positive control (given typhoid vaccine), and the third group was the treatment
group (tahnik with dates). The period of treatment lasted for two weeks. Blood
collection was performed from the mice’s tail on day 0 (before treatment), day 2,
day 8, and day 15. Calculation of the total number of leukocytes, the percentage
of monocytes, and the percentage of lymphocytes performed each time blood was
taken. Mice was induced by sheep red blood cells (SRBC) on day 15, and then on
day 22 antibody titer was measured by the haemagglutination assay method. On
day 23, all three groups of mice were infected with Salmonella tyhpi
intraperitoneally at a dose of 105 CFU/mL, then the percentage of survival rate
was observed on each group for one week. All data were statistically analyzed
using SPSS 20.0 software for Windows. The number of total leukocytes, the
percentage of monocytes, and the percentage of blood lymphocytes of mice were
analyzed using two-way repeated measure ANOVA followed by one-way
ANOVA (followed by LSD test), the data of antibody titer by hemagglutination
assay method was analyzed using one - way ANOVA followed by Post Hoc Test
(Tukey test and Bonferroni test), and the data of survival rate percentage was
analyzed using Kaplan – Meier method.
The results showed that the administration of tahnik with dates during two
weeks increasing the total number of leukocytes in mice. Giving tahnik with dates
for one day, one week, and two weeks increasing the percentage of lymphocytes,
but reducing the percentage of monocytes in mice. The antibody titer of mice that
tahnik with dates was given for two weeks didn’t differ significantly with
antibody titer of mice negative control group and positive control group. The
survival rate percentage of mice negative control group, positive control group,
and the group that tahnik with dates was given showed no significant difference
during the seven days period of Salmonella typhi bacterial infection.
Key words : Dates (Phoenix dactylifera), tahnik, mice (Mus musculus), immune
system, leukocyte, monocyte, lymphocyte, antibody titer, survival rate
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
nikmat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan kepada saya, beserta petunjuk
dariNya yang selalu hadir mulai dari setiap bangun dari tidur sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Pemberian Kurma Tahnik
Terhadap Jumlah Total Leukosit, Persentase Jumlah Monosit dan Limfosit Darah
Serta Titer Antibodi Mencit. Shalawat serta salam semoga tersampaikan kepada
junjungan seluruh umat Islam, Uswatun Hasanah hingga akhir zaman, Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa salam, beserta keluarganya, para sahabat, dan
pengikutnya yang senantiasa menjalankan amalan – amalan Rasulullah SAW.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Far) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan
bantuan serta dukungan orang – orang yang telah banyak berjasa. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
pernghargaan yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M.K Tadjudin Sp.And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt, selaku Ketua Program studi Farmasi
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Farida Sulistiawati M.Si, Apt, selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak waktu, semangat, ilmu, dan bimbingan selama penulisan
skripsi ini.
4. Ibu Drh. Rr. Bhintarti S. Hastari, M. Biomed, selaku pembimbing II yang
telah banyak memberikan saran, ide, dan masukan yang berharga.
5. Kedua orang tua, mamah Tati Susilawati dan bapak Sukardi tercinta yang
telah memberikan doa, semangat, dan dukungan material sehingga penelitian
ini dapat berjalan lancar, serta abang Choirul Artadi sebagai satu – satunya
saudara kandung yang telah banyak memberikan bantuan material.
vii
6. Para dosen yang telah membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di
prodi Farmasi FKIK UIN Syahid Jakarta.
7. Kakak eris, selaku laboran laboratorium PBB Farmasi FKIK yang telah sabar
karena sering direpotkan dan telah banyak membantu selama penelitian.
8. Kakak Lisna, kakak Niken, kakak Tiwi, mba Rani, kakak Yopi, dan om
Rahmadi yang telah membantu selama penelitian.
9. Kakak Pia yang telah membantu penulis dalam hal surat menyurat dan urusan
akademik.
10. Putri Rahmawati yang telah banyak membantu dan memberi dukungan
sebelum sidang skripsi.
11. Ikhsan Budiarto yang telah membantu mengurus mencit pada awal penelitian
di laboratorium.
12. Intan Fauziah yang telah banyak memberi informasi tempat membeli bahan –
bahan keperluan penelitian.
13. Teman – teman farmasi angkatan 2008 baik kelas A maupun kelas B yang
sama – sama berjuang menyelesaikan penelitian.
14. Pihak – pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu – persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun penulis
berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sebesar –
besarnya bagi masyarakat luas khususnya umat Islam.
Penulis
viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang – Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 10 Desember 2012
Yang menyatakan,
(Ashari Dzikro)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
4.3 Alat dan Bahan ............................................................................... 24
4.3.1 Alat ....................................................................................... 24
4.3.2 Bahan .................................................................................... 25
4.4 Alur Penelitian ............................................................................... 25
4.5 Prosedur Kerja ................................................................................ 26
4.5.1 Persiapan Hewan Coba ......................................................... 26
4.5.2 Dosis dan Perlakukan Uji Respon Imun Mencit ................... 26
4.5.3 Perhitungan Dosis ................................................................. 27
4.5.4 Pembuatan dan Pemberian Sampel Kurma Tahnik .............. 31
4.5.5 Pengambilan Darah Mencit .................................................. 31
4.5.6 Perhitungan Jumlah Total Leukosit ...................................... 31
4.5.7 Perhitungan Persentase Monosit dan Limfosit Darah .......... 32
4.5.8 Pengukuran Titer Antibodi ................................................... 33
4.5.9 Uji Tantang ........................................................................... 35
4.6 Analisa Data ................................................................................... 36
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kandungan senyawa (gr /100 gr dry flesh) dari 11 jenis buah
kurma yang berbeda ....................................................................... 9
2.2 Kandungan vitamin buah kurma .................................................... 9
2.3 Kandungan mineral kurma ............................................................. 10
2.4 Kandungan asam amino (mg/100 gr dry) kurma ........................... 10
2.5 Perbedaan secara umum sistem imun non-spesifik & sistem imun
spesifik ........................................................................................... 14
2.6 Kelas dan sifat imunoglobulin ....................................................... 16
4.1 Dosis dan perlakukan uji respon imun mencit ............................ 26
4.2 Indeks rata – rata berat badan & tinggi badan balita sesuai dengan
usianya ........................................................................................... 28
5.1 Hasil hitung total leukosit mencit (sel/µL) .................................... 38
5.2 Rata - rata jumlah total leukosit mencit (sel/µl) selama periode
perlakuan ........................................................................................ 38
5.3 Hasil analisa data jumlah total leukosit mencit dengan metode
uji two-way repeated measure ANOVA ........................................ 39
5.4 Hasil analisa data jumlah total leukosit mencit dengan metode uji one –
way ANOVA yang dilanjutkan uji BNT pada masing – masing periode
perlakuan ........................................................................................ 40
5.5 Hasil hitung persentase monosit mencit (%) .................................. 42
5.6 Rata - rata persentase monosit mencit selama periode perlakuan .. 42
5.7 Hasil analisa data persentase monosit mencit dengan metode uji two-way
repeated measure ANOVA ........................................................... 43
5.8 Hasil analisa data persentase monosit mencit dengan metode uji one –
way ANOVA yang dilanjutkan uji BNT pada masing – masing periode
perlakuan ........................................................................................ 44
5.9 Hasil hitung persentase limfosit mencit (%) .................................. 46
5.10 Rata - rata persentase limfosit mencit selama periode perlakuan .. 47
5.11 Hasil analisa data persentase limfosit mencit dengan metode uji two-way
repeated measure ANOVA ........................................................... 47
5.12 Hasil analisa data persentase limfosit mencit dengan metode uji one –
way ANOVA yang dilanjutkan uji BNT pada masing – masing periode
perlakuan ........................................................................................ 48
5.13 Titer antibodi mencit setelah dua minggu periode perlakuan ........ 51
5.14 Persentase survival rate mencit selama satu minggu periode infeksi
bakteri Salmonella typhi ................................................................. 52
5.15 Nilai rata – rata (mean) dan nilai tengah (median) survival time
mencit ............................................................................................. 53
5.16 Level signifikansi persentase survival rate mencit antar kelompok
perlakuan ........................................................................................ 54
xiii
LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil analisa data jumlah total leukosit mencit dengan metode uji two-
way repeated measure ANOVA .................................................... 76
2. Hasil analisa data jumlah total leukosit mencit dengan metode uji one –
way ANOVA yang dilanjutkan uji BNT pada masing – masing periode
perlakuan ........................................................................................ 78
3. Hasil analisa data persentase monosit mencit dengan metode uji two-way
repeated measure ANOVA ........................................................... 83
4. Hasil analisa data persentase monosit mencit dengan metode uji one –
way ANOVA yang dilanjutkan uji BNT pada masing – masing periode
perlakuan ........................................................................................ 85
5. Hasil analisa data persentase limfosit mencit dengan metode uji two-way
repeated measure ANOVA ........................................................... 91
6. Hasil analisa data persentase limfosit mencit dengan metode uji one –
way ANOVA yang dilanjutkan uji BNT pada masing – masing periode
perlakuan ........................................................................................ 93
7. Hasil analisis titer antibodi mencit dengan metode one – way ANOVA,
dilanjutkan dengan post hoc test (tukey test dan bonferroni test) .. 99
8. Hasil analisis persentase survival rate dengan metode kaplan –
meier ............................................................................................... 101
9. Hasil pengukuran titer antibodi dengan metode haemaglutination
antibody (HA) setelah dua minggu periode perlakuan ................... 104
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
sebuah tata cara pemeliharaan kesehatan sejak dari lahir yang bersumber
dari Allah SWT, Dzat Yang Maha Memberi Kesehatan. Salah satu cara
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Burdah dari
Abu Musa, dia berkata :
- هللا ص ل س لم ع ل-
م
“Pernah dikaruniakan kepadaku seorang anak laki-laki, lalu aku
membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka
beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah
kurma.” (HR. Bukhari Muslim)
1
2
baru lahir memiliki hikmah yang agung. Enzim pencernaan yang terdapat
senyawa dalam kurma sehingga dapat lebih mudah dicerna dan diabsorbsi
air buah kurma yang diberikan selama 30 hari kepada mencit dapat
kadar IFN-γ+ CD4+, IFN-γ+ CD49b+, dan IL-12+ CD11b+ dalam limpa
etanol buah kurma yang diberikan selama 7 hari kepada mencit juga dapat
2000).
jumlah monosit dan limfosit darah serta melihat pengaruh dari lamanya
antibodi mencit.
mencit.
1.3 Hipotesis
leukosit, persentase jumlah monosit dan limfosit darah serta titer antibodi
mencit.
monosit dan limfosit darah serta titer antibodi sehingga diharapkan dapat
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kurma
tamar adalah buah manis dengan kandungan gula lebih dari 50% yang
merupakan salah satu makanan tertua di dunia selama lebih dari 6000
tahun dan semua bagian dari kurma diketahui bermanfaat tidak hanya
mineral, serat, vitamin, asam lemak, asam amino, dan protein yang tinggi
(Al – Shahib dan Marshall, 2003). Berikut ini adalah klasifikasi dari kurma
(Alebidi, 2008) :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Order : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Phoenix
Species : P. dactylifera
6
7
pohonnya terbuat dari serat selulosa yang kuat dan dapat dimanfaatkan
untuk membuat kayu lapis (Al – Shahib dan Marshall, 2003). Saat ini,
Arab dan timur tengah (Franz Augstburger et al., 2002). Ada lebih dari
2000 varietas kurma segar di dunia dengan masa panen setiap 8 bulan (Al
Gambar 2.2 Beberapa jenis buah kurma yang terkenal (Elshibli, 2009)
8
pertama buah kurma disebut “altalaa” dimana buah kurma berwarna hijau.
pertama. Pada tahap Kimri, rata – rata panjang buah adalah 27,5 mm,
diameter 17,8 mm, berat 5,8 gr, serta mengandung 5,6% protein, 0,5%
atau merah tergantung jenis kurma. Rata – rata panjang buah bertambah
Persentase protein, lemak, dan abu berkurang menjadi 2,7%, 0,3%, dan
2,8%, sementara berat rata – rata bertambah menjadi 8,7% (Al – Shahib
Pada stadium ini buah kurma mulai mengering dengan konsisten dan
warnanya menjadi gelap, namun ada juga beberapa jenis buah kurma
lemak, dan abu pada stadium ini adalah 2,3%, 0,2%, dan 1,7% (Al –
88%), lemak (0,2 – 0,5%), 15 jenis garam & mineral, vitamin, protein (2,3
Tabel 2.1 Kandungan Senyawa (gr /100 gr Kurma Kering) dari 11 Jenis
Varietas
Berat Kering Protein Lemak Total Gula Abu Total Serat
Kurma
Alligh 82,94 ± 0,7 1,22 ± 0,03 0,56 ± 0,19 84,59 ± 0,18 2,18 ± 0,22 11,45 ± 0,62
Deglet Nour 86,42 ± 0,75 1,71 ± 0,08 0,4 ± 0,11 88,02 ± 0,6 1,78 ± 0,1 8,09 ± 0,89
Bajo 86,88 ± 0,59 1,28 ± 0,08 0,11 ± 0,04 79,93 ± 0,31 1,73 ± 0,04 16,95 ± 0,47
Boufeggous 88,7 ± 0,68 1,51 ± 0,16 0,14 ± 0 86,72 ± 0,95 1,58 ± 0,05 10,05 ± 1,16
Goundi 90,57 ± 0,37 2,85 ± 0,2 0,35 ± 0,21 84,79 ± 0,91 1,85 ± 0,03 10,16 ± 1,35
Ikhouat 87,97 ± 0,4 0,66 ± 0,03 0,07 ± 0 78,86 ± 0,33 2,59 ± 0,52 17,82 ± 0,88
Kenta 88,22 ± 0,79 0,9 ± 0,02 0,06 ± 0,01 85,11 ± 0,46 1,75 ± 0,02 12,18 ± 0,51
Kentichi 87,29 ± 0,18 0,46 ± 0,01 0,11 ± 0,04 77,44 ± 0,26 1,74 ± 0,05 20,25 ± 0,36
Lagou 73,1 ± 0,6 1,83 ± 0,05 0,25 ± 0 77,31 ± 0,15 2,08 ± 0,02 18,53 ± 0,22
Touzerzailet 70,66 ± 0,38 1,49 ± 0,05 0,57 ± 0,04 78,58 ± 0,77 2,11 ± 0,19 17,25 ± 1,05
Tranja 87,85 ± 0,55 2,42 ±0,85 0,14 ± 0,07 83,95 ± 0,35 2,23 ± 0,09 11,26 ± 1,36
Tabel 2.2 Kandungan Vitamin Kurma (Al – Shahib dan Marshall, 2003)
Vitamin Kandungan (mg/100 gr kurma kering)
Vitamin C 2,4 – 17,5
Asam Folat 0,004 – 0,007
Asam Nikotinat 0,002
Niasin 0,0004 – 0,0007
Vitamin B2 0,13 – 0,17
Vitamin B1 0,08 – 0,13
Vitamin A 0,001
10
Tabel 2.3 Kandungan Mineral Kurma (Al – Shahib dan Marshall, 2003)
Mineral Kandungan (mg/100 gr kurma kering)
Boron 3,3 – 5,6
Kalsium 9,5 – 20,7
Kobalt 0,8 – 1
Tembaga 0,1 – 2,9
Florin 0,1 – 0,2
Besi 0,3 – 10,4
Magnesium 47 – 82
Mangan 0,3 – 5,9
Potasium 107,4 – 916
Fosfor 13 – 63
Selenium 0,1 – 0,3
Sodium 1 – 287
Seng 0,1 – 1,8
Tabel 2.4 Kandungan Asam Amino Kurma (Al – Shahib dan Marshall,
2003)
Asam Amino Kandungan (mg/100 gr kurma kering)
Alanin 8 – 342
Arginin 2 – 261
Aspartam 230 – 450
Asam Aspartat 2 – 467
α-amino asam butirat 266 – 337
Sistein 11 – 114
Sitin 0,73 – 122
Glutamin 65 – 87
Asam Glutamat 40 – 631
Glisin 4 – 349
Histidin 0,1 – 76
Isoleusin 0,2 – 465
Leusin 0,5 – 264
Leusin dan Isoleusin 254
Lisin 3 – 282
Metionin 0,2 – 219
Fenilalanin 0,8 – 173
Prolin 12 – 369
Serin 6 – 238
Treonin 1 – 264
Triptofan 100
Tirosin 1 – 181
Valin 0,5 – 271
pada surat Al An’am ayat 99 & 141, Kahf ayat 32, Ta – Ha ayat 71,
11
Shuaraa ayat 148, Ar Rahman ayat 11 & 68. Sementara itu, terdapat 4
memiliki kandungan gula yang tinggi, maka tidak heran jika di daerah
Arab dan Timur Tengah kurma menjadi kebutuhan konsumsi sehari – hari
yang tidak pernah dilewatkan. Kandungan gula yang tinggi pada kurma
Kahkashan, 2012).
air buah kurma yang diberikan selama 30 hari kepada mencit dapat
kadar IFN-γ+ CD4+, IFN-γ+ CD49b+, dan IL-12+ CD11b+ dalam limpa
Ekstrak etanol buah kurma yang diberikan selama 7 hari kepada mencit
dalam hal tempat dan biaya. Variasi genetiknya cukup besar serta sifat
jenisnya dan memiliki galur mencit yang berwarna putih. Mencit hidup
dalam daerah yang cukup luas penyebarannya mulai dari daerah beriklim
atau secara bebas sebagai hewan liar. Malole dan Pramono (1989)
berat badan kira-kira sama dengan mencit liar yang banyak ditemukan di
dalam gedung dan rumah yang dihuni oleh manusia, dengan berat badan
Mangkoewidjojo, 1988).
13
2.3.1 Imunitas
bekerja sama secara kolektif dalam merespon masuknya zat – zat asing
respon imun dalam arti luas serta peristiwa seluler dan molekuler yang
terjadi setelah masuknya mikroba dan zat asing lainnya yang menimbulkan
keduanya masing – masing memiliki respon imun yang khas (Abbas et al.,
2012). Berikut ini adalah perbedaan dari sistem imun nonspesifik dan
Tabel 2.5 Perbedaan secara umum sistem imun non-spesifik & sistem
dikenali oleh limfosit yang spesifik atau antibodi, tetapi hanya beberapa
et al., 2012).
dan protein. Hal ini berbanding terbalik dengan sel T yang lebih utama
pemusnahan. Ig dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel
secara spesifik akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. Ada 5
jenis imunoglobulin, yaitu IgM, IgG, IgE, IgA, dan IgD. Berikut ini adalah
Tabel 2.6 Kelas dan sifat imunoglobulin (Abbas et al., 2012 ; Baratawidjaja
2.3.3 Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti dan disebut juga
sel darah putih. Didalam darah manusia normal didapati jumlah leukosit
17
dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, mempunyai bentuk inti
2003).
bentuk nukleus) dan agranulosit mononukleus (sel tanpa granula dan satu
oleh bakteri atau virus dalam tubuh, tetapi juga dapat terjadi karena reaksi
2.3.4 Monosit
membentuk sekitar 10% dari leukosit perifer pada manusia dan sekitar 4%
manusia dan satu hari pada tikus (Yona dan Jung, 2009). Abbas et al.
adalah 0 – 800 per µL darah, dan monosit yang berada dalam sirkulasi
2.3.5 Limfosit
dewasa adalah limfosit yang terdiri atas sel T dan sel B yang mampu
limfosit pada orang dewasa yang sehat adalah sekitar 5 × 10 11 (2% ada
dalam darah, 10% di sumsum tulang, 15% dalam jaringan limfoid mukosa
kelenjar getah bening dan limpa). Sel limfosit merupakan sel yang
berperan utama dalam sistem imun spesifik, sel T pada imunitas seluler,
disebabkan karena beberapa hal seperti stres, malnutrisi, atau invasi virus
(Vieira, 2011).
2.3.6 lmunisasi
yang diperoleh manusia sejak lahir berupa antibodi yang didapatkan dari
sedangkan imunisasi alamiah aktif berasal dari luar tubuh yang berupa
20
infeksi kuman yang dapat merangsang respon imun dan sel memori.
Imuniasi buatan terdiri dari imunisasi buatan aktif dan imunisasi buatan
buatan pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi / produk sel dari
orang lain yang telah mendapatkan imunisasi aktif (Baratawidjaja dan Iris
Renggaris, 2009).
adekuat, beserta populasi sel memori yang dapat berkembang cepat pada
metode HA pada mencit dapat digunakan sel darah merah domba (SDMD)
karena mudah diperoleh dan dapat diukur, bersifat cukup stabil, lisis dari
SDMD dapat dilihat, dan dapat dibuat dengan mudah (Achyat et al.,
2007).
dikatakan positif bila endapan sel darah merah tersebar merata menutupi
seluruh atau sebagian besar dinding dasar tabung. Aglutinasi terjadi karena
21
adanya suatu reaksi antibodi dalam serum dengan sel darah merah yang
dasar tabung dan berbentuk seperti kancing. Hal ini dapat terjadi karena
tidak adanya antibodi dalam serum sehingga tidak terjadi ikatan antara
antibodi dan antigen yang membuat sel darah merah hanya mengendap
tabung.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Sistem Imun
Antigen (virus
/ bakteri)
↑ Derajat imunitas
22
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.2.1 Populasi
Hewan uji dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) galur
DDY jenis kelamin jantan dengan berat rata – rata antara 20 – 25 gram
4.2.2 Sampel
23
24
dengan kualitas terbaik yang hanya dapat tumbuh di kota madinah, dan
Gambar 4.1 Kurma Ajwa yang digunakan dalam penelitian (Dokumentasi Pribadi, 26-06-
2012)
4.3.1 Alat
miligram), dispenser & spuit, beaker glass, gelas ukur, ose, cotton bud
200 µL, mikropipet 1000 µL, white tip, yellow tip, blue tip, kaca objek,
Naubauer).
25
4.3.2 Bahan
Mencit galur DDY jenis kelamin jantan dengan berat rata – rata 20
Periode Infeksi
Salmonella
Periode typhi (Uji
Perlakuan Tantang)
% Survival rate
FKIK UIN Syarif Hidayatullah selama satu minggu pada suhu kamar
antara 25 – 270C dengan ventilasi udara dan cahaya yang cukup. Mencit
makan berupa pellet secara terkontrol dan minum aquadest yang diberikan
badan mencit tetap pada range 20 – 25 gr. Kandang serta tempat makan
dan minum dibersihkan, dan alas sekam diganti sedikitnya dua kali
Waktu
Rute
Kelompok Perlakuan Dosis Pengambilan
Pemberian
Darah
Hanya
Kelompok I
diberi Hari ke-0, 2, 8,
(Kontrol - -
makan dan 15, dan 22
negatif)
minum.
Kelompok II Diberi
2,19 µL 1 kali Hari ke-0, 2, 8,
(Kontrol vaksin i.m.
pada hari ke-1 15, dan 22
positif) Typhoid.
Diberi 225 mg 1x
Hari ke-0, 2, 8,
Kelompok III kurma sehari selama oral
15, dan 22
tahnik. 14 hari
27
tersebut, dosis kurma untuk tahnik seorang anak yang baru lahir / bayi
adalah sebanyak 1 butir kurma (berat rata – rata untuk 1 butir kurma ajwa
tanpa biji adalah 7 gr). Dosis tahnik untuk bayi berdasarkan hadits
Db = x Dm
Keterangan :
Db = dosis bayi (gr)
Dm = dosis mencit (gr)
LPTb = luas permukaan tubuh bayi (m2)
LPTm = luas permukaan tubuh mencit 20 gr (m2)
lahir terlebih dahulu harus mendapatkan data berat badan (W) dan tinggi
badan bayi (H), selanjutnya nilai W dan H tersebut akan dirubah menjadi
Tabel 4.2 Indeks rata – rata berat badan & tinggi badan balita sesuai
Indonesia)
Dari tabel indeks rata – rata berat badan & tinggi badan balita
sesuai dengan usia diatas didapatkan nilai berat badan bayi (W) = 3,4 kg
dan tinggi badan bayi (H) = 50,5 cm. Nilai W dan H selanjutnya diproses
29
LPTb = √
=√
= 0,218 m2
Luas permukaan tubuh bayi baru lahir (LPTb) yang didapatkan adalah
Db = x Dm
7 = x Dm
7 = 31,14 x Dm
Dm = 0,225 gr
Keterangan :
Db = dosis bayi (gr)
Dm = dosis mencit (gr)
LPTb = luas permukaan tubuh bayi (m2)
LPTm = luas permukaan tubuh mencit 20 gr (m2)
Dosis vaksin typhoid adalah 0,5 mL bagi anak umur dua tahun ke
atas dan dewasa. Konversi dosis vaksin dari orang dewasa ke mencit
luas permukaan tubuh orang dewasa (LPTd) dan luas permukaan tubuh
mencit (LPTm).
rata 60 kg adalah 1,6 m2 dan luas permukaan tubuh mencit yang memiliki
Dd = x Dm
0,5 = x Dm
0,5 = 228,57 x Dm
Dm = 0,00219 mL
Keterangan :
Dd = dosis orang dewasa (mL)
Dm = dosis mencit (mL)
LPTd = luas permukaan tubuh orang dewasa (m2)
LPTm = luas permukaan tubuh mencit 20 gr (m2)
Jadi, dosis vaksin typhoid yang diberikan kepada mencit adalah 2,19 µL.
31
SAW. Pertama – tama sebutir kurma tanpa biji dikunyah dalam mulut
glass dan ditimbang sesuai dosis. Kurma tahnik dioleskan perlahan – lahan
memotong ujung ekor mencit sepanjang 1 cm. Darah yang keluar segera
mencegah trauma pada mencit (Hoff, 2000). Darah dalam vacutainer tube
berfungsi sebagai pelisis sel darah merah dan pewarna leukosit. Untuk
32
sampai batas 0,5 lalu diisi dengan larutan pengencer sampai tanda 11. Dua
sampai tiga tetes pertama larutan dibuang, kemudian satu tetes diteteskan
sebelah kiri dan di garis atas kotak persegi ikut dihitung, sel yang
menempel di kedua sisi kotak lain tidak ikut dihitung (Anandika, 2011 ;
= 50 N
Keterangan :
Sampel darah segar diteteskan pada gelas objek dan dibuat preparat
permukaan sediaan apus tersebut. Pertama – tama dihitung sampai 100 sel
leukosit, kemudian dari 100 sel leukosit tadi dihitung jumlah monosit dan
limfosit, lalu ditentukan persentase monosit dan limfosit dari total 100
2009) :
dan NaCl sebanyak 4,5 gr. Semua bahan dilarutkan dalam 1000 mL
2008).
ditambahkan larutan PBS pH 7,2 sebanyak tiga kali volume SDMD yang
sebanyak minimal 0,1 mL. Darah yang terdapat dalam tabung eppendorf
disimpan pada suhu -200C sampai saat digunakan untuk perhitungan titer
– 12.
35
pengenceran dengan kelipatan dua, yaitu 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, 1:16,
2
log (titer) + 1
105 CFU/mL adalah sebagai berikut : stok kultur bakteri Salmonella typhi
hari.
yang mengalami perubahan rata – rata hasil hitung jumlah total leukosit,
BNT) terhadap data perubahan rata – rata hasil hitung tersebut pada
periode perlakuan selama satu hari, satu minggu, dan dua minggu untuk
jelas antara rata – rata titer semua kelompok data, kemudian dilanjutkan
dengan Post Hoc Test (Tukey test dan Bonferroni test) untuk mengetahui
5.1 Hasil
Kelompok Ulangan Hari Ke-0 Hari Ke-2 Hari Ke-8 Hari Ke-15
1 27100 24675 22275 24550
2 18775 20900 18450 19525
3 16875 15750 14875 14025
I
4 11375 11250 13975 12675
5 9175 10350 12325 10300
6 8800 8100 10475 9800
1 11700 13550 12500 11900
2 6300 10000 9900 7975
3 9400 11100 11675 9950
II
4 11400 12650 11750 10375
5 17375 22150 14825 17025
6 14500 13800 14175 13400
1 12350 10900 8700 12450
2 12750 12100 9200 14350
3 12850 12600 9200 14800
III
4 16500 15900 14450 19000
5 13350 14300 9700 14900
6 17350 19200 18300 22050
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
Tabel 5.2 Rata - Rata Jumlah Total Leukosit Mencit (sel/µL) Selama
38
39
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
18000
16000
14000
2000
0
Hari Ke-0 Hari Ke-2 Hari Ke-8 Hari Ke-15
Gambar 5.1 Grafik Rata- Rata Jumlah Total Leukosit Selama Periode Perlakuan
Tabel 5.3 Hasil Analisa Data Jumlah Total Leukosit Mencit dengan
Sum of Square
Metode Uji df Mean Square f Signifikansi
Tipe III
Asumsi Bulat 64450538,19 6 10741756,37 6,472 0
Greenhouse-
64450538,19 3,717 17340704,84 6,472 0,001
Geisser
Huynh-Feldt 64450538,19 4,786 13465388,62 6,472 0
Lower-bound 64450538,19 2 32225269,1 6,472 0,009
Hasil analisa data jumlah total leukosit mencit dengan two – way
semua metode tafsirannya (p < 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh
40
total leukosit yang terjadi selama periode perlakuan, atau secara sederhana
metode One – Way ANOVA (diteruskan dengan uji BNT) terhadap data
perubahan jumlah total leukosit pada periode perlakuan selama satu hari,
satu minggu, dan dua minggu untuk mengetahui kelompok mana yang
perlakuan tersebut.
Tabel 5.4 Hasil Analisa Data Jumlah Total Leukosit Mencit dengan
Metode Uji One – Way ANOVA yang Dilanjutkan Uji BNT pada Masing
Notasi BNT
Periode Signifikansi Kelompok I Kelompok II Kelompok III
Perlakuan ANOVA (Kontrol (Kontrol (Pemberian
Negatif) Positif) Kurma Tahnik)
Satu Hari 0,049 a b a
Satu Minggu 0,072 - - -
Dua Minggu 0,041 a a b
Keterangan :
Notasi BNT yang Sama Dalam Satu Baris Periode Perlakuan (Contoh : a,a atau b,b
atau c,c) Menunjukkan Tidak Ada Perbedaan Nyata / Signifikan (p > 0,05)
41
Notasi BNT yang Berbeda Dalam Satu Baris Periode Perlakuan (Contoh : a,b atau
a,c atau b,c) Menunjukkan Perbedaan Nyata / Signifikan (p < 0,05)
Kelompok I Dijadikan Sebagai Pembanding Karena Tidak Mengalami Perubahan
(Mean Relatif Konstan Selama Periode Perlakuan)
Hasil Analisa Dapat Dilihat Selengkapnya Pada Lampiran 2
Hasil analisa data pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa pada periode
perlakuan selama satu hari dan dua minggu terdapat kelompok yang
kelompok lain pada periode yang sama (signifikansi ANOVA < 0,05).
secara signifikan pada periode perlakuan selama satu minggu (p > 0,05)
sehingga uji BNT tidak dilanjutkan pada periode ini. Pada periode
(p < 0,05). Perubahan jumlah total leukosit pada kelompok II ini adalah
2275 dan 2121 masing - masing terhadap kelompok I dan kelompok III.
jumlah total leukosit yang terjadi pada kelompok III ini adalah berupa
Kelompok Ulangan Hari Ke-0 Hari Ke-2 Hari Ke-8 Hari Ke-15
1 2 2 2 3
2 0,5 0,5 0,5 0
3 1,5 1,5 1,5 1
I
4 1,5 1,5 1 1
5 1,5 1,5 1 1
6 1,5 1 1 1
1 7 2,5 3 2
2 7 2 2 1,5
3 4 1 1 0,5
II
4 10 4 4 2
5 4 1 0,5 0,5
6 5 1,5 2 0,5
1 12 3,5 5 3
2 5 2 3 2
3 3 2 2 1
III
4 5 2 3 1,5
5 4 3 3 2,5
6 6 2 2 1,5
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
6
Kelompok I (kontrol
5 negatif)
4
Kelompok II (kontrol
3 positif)
2 Kelompok III
(pemberian kurma
1 tahnik)
0
Hari Ke-0 Hari Ke-2 Hari Ke-8 Hari Ke-15
Gambar 5.2 Grafik Rata- Rata Persentase Monosit Selama Periode Perlakuan
Tabel 5.7 Hasil Analisa Data Persentase Monosit Mencit dengan Metode
Sum of Square
Metode Uji df Mean Square f Signifikansi
Tipe III
Asumsi Bulat 43,021 6 7,17 7,709 0
Greenhouse-
43,021 2,316 18,576 7,709 0,003
Geisser
Huynh-Feldt 43,021 2,723 15,801 7,709 0,002
Lower-bound 43,021 2 21,51 7,709 0,005
semua metode tafsirannya (p < 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh
pada periode perlakuan selama satu hari, satu minggu, dan dua minggu
Tabel 5.8 Hasil Analisa Data Persentase Monosit Mencit dengan Metode
Uji One – Way ANOVA yang Dilanjutkan Uji BNT pada Masing –
Notasi BNT
Periode Signifikansi Kelompok I Kelompok II Kelompok III
Perlakuan ANOVA (Kontrol (Kontrol (Pemberian
Negatif) Positif) Kurma Tahnik)
Satu Hari 0 a b b
Satu Minggu 0,003 a b ab
Dua Minggu 0,003 a b b
Keterangan :
Notasi BNT yang Sama Dalam Satu Baris Periode Perlakuan (Contoh : a,a atau b,b
atau c,c) Menunjukkan Tidak Ada Perbedaan Nyata / Signifikan (p > 0,05)
Notasi BNT yang Berbeda Dalam Satu Baris Periode Perlakuan (Contoh : a,b atau
a,c atau b,c) Menunjukkan Perbedaan Nyata / Signifikan (p < 0,05)
Kelompok I Dijadikan Sebagai Pembanding Karena Tidak Mengalami Perubahan
(Mean Relatif Konstan Selama Periode Perlakuan)
Hasil Analisa Dapat Dilihat Selengkapnya Pada Lampiran 4
Hasil analisa data pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa pada semua
periode perlakuan (satu hari, satu minggu, dan dua minggu) terdapat
45
persentase monosit yang terjadi pada kelompok II dan kelompok III ini
kelompok I.
Kelompok Ulangan Hari Ke-0 Hari Ke-2 Hari Ke-8 Hari Ke-15
1 85 86 90 88
2 81,5 82 80 80
3 88 90 91 89
I
4 83 83 81,5 83
5 85 83,5 84 86
6 86 86,5 90 88
1 66,5 81,5 81 86,5
2 81 87,5 88 88,5
3 73,5 87 87 88,5
II
4 72,5 87 86,5 88
5 85,5 88 88,5 89
6 69,5 84,5 83 88
1 57,5 78,5 84 86,5
2 53,5 74 80 81,5
3 62,5 80,5 85 87,5
III
4 76 91,5 88,5 92
5 65,5 87 87 90,5
6 65,5 82 85,5 90,5
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
47
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
100
80 Kelompok I (kontrol
negatif)
60
Kelompok II (kontrol
40 positif)
20 Kelompok III (pemberian
kurma tahnik)
0
Hari Ke-0 Hari Ke-2 Hari Ke-8 Hari Ke-15
Gambar 5.3 Grafik Rata- Rata Persentase Limfosit Selama Periode Perlakuan
Tabel 5.11 Hasil Analisa Data Persentase Limfosit Mencit dengan Metode
semua metode tafsirannya (p < 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh
pada periode perlakuan selama satu hari, satu minggu, dan dua minggu
Tabel 5.12 Hasil Analisa Data Persentase Limfosit Mencit dengan Metode
Uji One – Way ANOVA yang Dilanjutkan Uji BNT pada Masing –
Masing Periode Perlakuan
Notasi BNT
Periode Signifikansi Kelompok I Kelompok II Kelompok III
Perlakuan ANOVA (Kontrol (Kontrol (Pemberian
Negatif) Positif) Kurma Tahnik)
Satu Hari 0 a b c
Satu Minggu 0 a b c
Dua Minggu 0 a b c
Keterangan :
Notasi BNT yang Sama Dalam Satu Baris Periode Perlakuan (Contoh : a,a atau b,b
atau c,c) Menunjukkan Tidak Ada Perbedaan Nyata / Signifikan (p > 0,05)
Notasi BNT yang Berbeda Dalam Satu Baris Periode Perlakuan (Contoh : a,b atau
a,c atau b,c) Menunjukkan Perbedaan Nyata / Signifikan (p < 0,05)
Kelompok I Dijadikan Sebagai Pembanding Karena Tidak Mengalami Perubahan
(Mean Relatif Konstan Selama Periode Perlakuan)
49
Hasil analisa data pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa pada semua
periode perlakuan (satu hari, satu minggu, dan dua minggu) terdapat
dibandingkan kelompok lain pada periode yang sama (ANOVA’S p value <
0,05).
persentase monosit yang terjadi pada kelompok III ini adalah berupa
persentase monosit yang terjadi pada kelompok III ini adalah berupa
satu hari perlakuan, satu minggu perlakuan, dan dua minggu perlakuan.
Tabel 5.13 Titer Antibodi Mencit Setelah Dua Minggu Periode Perlakuan
Kelompok
Ulangan
I II III
1 5 6 9
2 8 6 6
3 5 10 8
4 8 6 6
5 8 7 6
6 7 8 7
(Mean ± SD) 6,83 ± 1,472 7,17 ± 1,602 7 ± 1,265
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
7,2
7,17
7
7
6,8
6,83
6,6
6,4
6,2
6
Kelompok I (kontrol Kelompok II (kontrol Kelompok III (pemberian
negatif) positif) kurma tahnik)
Gambar 5.4 Grafik Rata – Rata Titer Antibodi Mencit Setelah Dua Minggu Periode
Perlakuan
rata titer semua kelompok data, kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc
52
tersebut. Hasil analisis titer antibodi mencit dengan metode one – way
sebesar 0,828 (p > 0,05), yang berarti bahwa varian data dari ketiga
kelompok adalah sama sehingga data valid untuk dianalisis dengan uji
bahwa rata – rata titer antibodi mencit tidak berbeda nyata / signifikan satu
sama lain. Post Hoc Test (Tukey test dan Bonferroni test) tidak dilanjutkan
karena hasil analisis data rata – rata titer antibodi mencit dengan metode
signifikan.
Tabel 5.14 Persentase Survival Rate Mencit Selama Satu Minggu Periode
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
53
100
90
80
83 % 83 %
70
60 66,7 %
50
40
30
20
10
0
Kelompok I (kontrol Kelompok II (kontrol Kelompok III (pemberian
negatif) positif) kurma tahnik)
Gambar 5.5 Grafik % Survival Rate Mencit Selama Periode Infeksi Salmonella typhi
Tabel 5.15 Nilai Rata – Rata (Mean) dan Nilai Tengah (Median) Survival
Time Mencit
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
Kelompok Perlakuan
Gambar 5.6 Kurva Kaplan – Meier Persentase Survival Rate Mencit Selama Periode
Infeksi Salmonella typhi
kelompok. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa kelompok II memiliki nilai
rata – rata survival time yang paling besar, sedangkan nilai rata – rata
survival time yang paling kecil dimiliki oleh kelompok I, sehingga dapat
kelompok I dan kelompok III. Tabel 5.15 tidak dapat menunjukkan nilai
Hasil analisa data pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa tidak ada
kelompok perlakuan (p > 0.05). Kurva Kaplan – Meier pada gambar 5.6
masing – masing kelompok perlakuan. Dari kurva ini dapat dilihat bahwa
sama hingga akhir pengamatan periode infeksi. Dari kurva ini juga dapat
dilihat perbedaan antara kelompok II dan kelompok III terletak pada nilai
survival time. Kelompok II memiliki nilai survival time yang lebih baik
5.2 Pembahasan
(selulosa dan pati) pada kurma akan dipecah oleh enzim amilase (ptialin)
57
gula sederhana (disakarida) akan lebih mudah dicerna dan diabsorbsi oleh
Di dalam mulut terdapat lebih dari 600 jenis spesies bakteri yang
280 jenis spesies bakteri diantaranya telah berhasil diidentifikasi dan diberi
nama (Dewhirst et al., 2010). Berbagai jenis bakteri ini dikenal sebagai
target karena sistem imun merespon bakteri mikroflora oral yang terdapat
dapat terus berlanjut hingga pembentukkan sel memori oleh sistem imun
baik bagi mikroflora oral yang ikut bercampur dalam kunyahan kurma
Leukosit Mencit
sistem imun. Sel ini berperan pada imunitas non-spesifik dan imunitas
jumlah total leukosit merupakan salah satu cara untuk membantu diagnosa
dalam tubuh, zat ini akan dianggap sebagai antigen yang bersifat patogen
sel darah putih lebih banyak dari biasanya sebagai respon dari masuknya
zat asing yang patogen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Vieira (2011)
yang menyatakan bahwa jumlah total leukosit / sel darah putih akan
maupun seluler sama seperti mikroba itu sendiri. Peningkatan jumlah total
serangan / invasi bakteri secara masif dan tiba – tiba pada jaringan yang
berkurang dari sirkulasi darah. Trauma pada mencit dapat terjadi dalam
dengan cara memotong sedikit ekor tersebut, namun infeksi yang terjadi
telah berusaha dicegah dengan cara membalut ekor mencit yang telah
terbuka.
60
leukosit mencit mencapai batas maksimal (high end) normal value pada
mencit jantan. Normal value untuk jumlah total leukosit mencit jantan
(2011) menyatakan bahwa jumlah sel dari sistem imun yang berada pada
batas maksimal (high end) dari jumlah normal merupakan penanda sistem
imun memproduksi sel imun dalam jumlah yang cukup untuk siap
dan CD4 mencit. CD11 merupakan antigen permukaan sel makrofag, dan
adalah antigen permukaan dari sel limfosit T (Abbas et al., 2012). Sel
limfosit T merupakan bagian dari sel limfosit, dan sel limfosit merupakan
Monosit Mencit
positif setelah satu hari, satu minggu, dan dua minggu pemberian vaksin.
dipicu oleh vaksin, yaitu antibodi, sel T CD4+, dan sel T CD8+. Salah satu
dari mekanisme efektor ini, yaitu antibodi memiliki fungsi opsonisasi pada
karena respon imunitas yang melibatkan antibodi dan sel makrofag akibat
pemberian vaksin.
pemberian kurma tahnik. Penurunan ini masih berada dalam range normal
invasi masif dari infeksi bakteri dapat menurunkan jumlah monosit, namun
signifikan secara klinis jika hasil hitung diferensial leukosit yang lain
jaringan yang rusak tersebut, kejadian ini juga dapat membuat jumlah
darah.
Limfosit Mencit
Sel ini terdiri dari limfosit B dan limfosit T yang masing – masing
63
yang dipicu oleh vaksin, yaitu antibodi, sel T CD4 +, dan sel T CD8+.
Antibodi merupakan produk dari sel limfosit B, sedangkan sel T CD4 + dan
sel T CD8+ adalah penanda antigen permukaan dari sel limfosit T (Abbas
et al., 2012). Sel limfosit B dan limfosit T merupakan bagian dari sel
perlakuan satu hari, satu minggu, dan dua minggu. Peningkatan persentase
T CD4 pada mencit. CD4 merupakan penanda antigen permukaan dari sel
value untuk persentase limfosit mencit jantan adalah 48,4% - 91,6% (The
dua polifenol, yaitu chlorogenic acid dan caffeic acid yang telah terbukti
al., 2011).
minggu berada pada batas maksimal (high end) normal value persentase
Antibodi Mencit
tersebut agar dapat dihancurkan oleh sel fagosit (Dashputre dan Naikwade,
2010). Puri et al. (2000) menyatakan bahwa ekstrak etanol buah kurma
65
imun humoral mencit secara signifikan dilihat dari hasil perhitungan titer
yang merupakan kurma utuh berbeda dengan ekstrak etanol kurma yang
bertahan lama, dan hanya mampu melindungi tubuh selama antibodi yang
diberikan masih ada karena imunisasi ini tidak mampu menstimulasi sel
memori dari sistem imun (Abbas et al., 2012). Hasil ini menunjukkan
66
bahwa pemberian kurma tahnik selama dua minggu masih belum dapat
Demam tifus yang disebabkan oleh bakteri ini masih menjadi masalah
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari persentase survival rate antara
mekanisme efektor dari antibodi (Abbas et al., 2012). Pada penelitian ini,
100%.
67
pada sistem imun seperti pemberian vaksin, namun dalam penelitian ini,
total leukosit dan persentase limfosit pada mencit. Leukosit terdiri atas
yang sangat penting bagi pertahanan tubuh terhadap antigen dan infeksi.
6.1 Kesimpulan
2) Pemberian kurma tahnik selama satu hari, satu minggu, dan dua
3) Pemberian kurma tahnik selama satu hari, satu minggu, dan dua
68
69
6.2 Saran
data yang dapat membuat hasil penelitian menjadi bias. Karakterisasi pada
hewan yang baru lahir (contoh : bayi tikus, bayi kelinci). Penelitian lebih
Abbas A.K., A.H., Lichtman and Shiv Pillai. 2012. Cellular and Molecular
Immunology 7th Edition. USA : Elsevier.
Abdu, Suzan Bakr. 2011. The Protective Role Of Ajwa Date Against The
Hepatotoxicity Induced By Ochratoxin A. Egyptian Journal of Natural
Toxins. Vol 8(1,2). 1 – 15.
Al-Shahib, W., Marshall, R.J. 2003. The Fruit of The Date Palm:Its Possible Use
as The Best Food for The Future?. International Journal of Food Sciences
and Nutrition. Vol 54:4. 247 – 259.
Anandika, D.W. 2011. Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Menurunkan Jumlah
Leukosit pada Mencit Model Sepsis akibat Paparan Staphylococcus aureus.
CDK 183. Vol.38:2. 97 – 100.
Baratawidjaja, K.A., dan Iris Renggaris. 2009. Imunologi Dasar. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
71
72
Borchani, C., Besbes, S., Blecker, C., Masmoudi, M., Baati, R., Attia, H. 2010.
Chemical Properties of 11 Date Cultivars and Their Corresponding Fiber
Extracts. African Journal of Biotechnology. Vol. 9 (26). 4096-4105.
Depkes. 2012. Indeks rata – rata berat badan & tinggi badan balita berdasarkan
usia. [www.gizikia.depkes.go.id] [26 Juni 2012].
Dewhirst, F.E., Chen, T., Izard, J., Paster, B.J., Tanner, A.C.R., Yu, W.H.,
Lakshmanan, A., Wade, W.G. 2010. The Human Oral Microbiome. Journal
Of Bacteriology. Vol 192 (19). 5002–5017.
Effendi, Zukesti. 2003. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam
Tubuh. Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara.
Elberry A.A, Mufti, S.T., Al-Maghrabi, J.A., Abdel-Sattar, E.A., Ashour, O.M.,
S.A., Ghareib and Hisham A Mosli. 2011. Anti-inflammatory and
Antiproliferative Activities of Date Palm Pollen (Phoenix dactylifera) on
Experimentally-Induced Atypical Prostatic Hyperplasia in Rats. Journal of
Inflammation. 8:40. 1 – 13.
Elshibli, Sakina. 2009. Genetic Diversity and Adaptation of Date Palm (Phoenix
dactylifera L.). University of Helsinki. Helsinki.
Franz Augstburger et al. 2002. Organic Farming in the Tropics and Subtropics
(Date Palm). Naturland. Artikel 1.
Fraser, T., Tilyard, M. 2008. Complete Blood Count in Primary Care. Dunedin :
bpacnz better medicine.
Handajani, N.S., dan Ruben D. 2009. Pengaruh VCO terhadap Hitung Jenis
Leukosit, Kadar Glukosa dan Kreatinin Darah Mus musculus Balb/c
Hiperglikemi dan Tersensitisasi Ovalbumin. Jurnal Bioteknologi. Vol 6 (1).
1-10.
Harni, R., Munif, A., Supramana., Mustika, I. 2007. Suspensi Bakteri Endofit
Pengendali Nematoda Peluka Akar (Pratylenchus brachyurus) pada Nilam.
HAYATI Journal of Biosciences. Vol 14 (1). 7-12.
73
Hoof, Janet. 2000. Methods of Blood Collection in the Mouse. Lab Animal. Vol
29. Artikel No. 10.
Kamran, H., Naveed, D., Nazir, A., Hameed, M., Ahmed, M., Khan, U. 2008.
Role Of Total Leukocyte Count In Diagnosis Of Acute Appendicitis. Journal
of Ayub Med Coll Abbottabad. Vol 20 (3). 70-71.
Karasawa, K., Uzuhashi, Y., Hirota, M., Otani, H. 2011. A Matured Fruit Extract
of Date Palm Tree (Phoenix dactylifera L.) Stimulates the Cellular Immune
System in Mice. Journal of Agricultural Food Chemistry. Vol 59. 11287–
11293.
Khanavi M., Saghari Z., Mohammadirad A., Khademi R., Hadjiakhoondi A.,
Abdollahi M. 2009. Comparison of Antioxidant Activity and Total Phenols
of Some Date Varieties. DARU. Vol 17( 2). 104 – 108.
Kulisic, Z., Tambur, Z., Malicevic, Z., Bakrac, N.A., and Zorana Misic. 2006.
White Blood Cell Differential Count in Rabbits Artificially Infected with
Intestinal Coccidia. Journal of Protozoan Diseases. Vol 16. 42 – 50.
Mustofa, A., Prabandari, H. 2010. Pemberian Asi Eksklusif dan Problematika Ibu
Menyusui. Jurnal Studi Gender & Anak. Vol 5 (2). 215-226.
Nussler, A.K., Wittel, U.A., Nussler, N. C., Beger H.G. 1999. Leukocytes, The
Janus Cells in Inflammatory Disease. Langenbeck’s Arch Surgery. Vol 384.
222–232.
Park, J.H., Hong, J.J., Choi, E.S., Lee, J.W., Park, J.H. 2002. Efficacy of Purified
Vi Polysaccharide Typhoid Vaccine. Journal of Veterinary Science. Vol 3
(2). 67-70.
Puri, A., Sahai, R., Singh, K.L., Saxena, R.P., Tandon, J.S., Saxena, K.C. 2000.
Immunostimulant Activity of Dry Fruits and Plant Materials Used in Indian
Traditional Medical System for Mothers After Child Birth and Invalids.
Journal of Ethnopharmacology. Vol 71. 89–92.
Reagan-Shaw, S., Nihal, M., and Nihal Ahmad. 2007. Dose Translation from
Animal to Human Studies Revisited. The FASEB Journal. Vol 2. 659-661.
Robison, R.D., and Morgan, T. 2001. Acute Leukopenia A Case Study. Journal of
Laboratory Medicine. Vol 32 (6). 323-326.
Sawitri, Endang. 2008. Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.)
terhadap Survival Mencit Balb/c yang Menderita Listeriosis. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan. Vol 1 (1). 7 – 13.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC kedokteran :
Jakarta.
Yona, S., Jung, S. 2009. Monocytes: Subsets, Origins, Fates and Functions.
Department of Immunology, The Weizmann Institute of Science, Rehovot,
Israel. Article 1.
76
Hipotesis
Ho : perubahan rata – rata hasil hitung jumlah total leukosit antar kelompok
Ha : perubahan rata – rata hasil hitung jumlah total leukosit antar kelompok
Pengambilan keputusan :
Sum of Square
Metode Uji df Mean Square f Signifikansi
Tipe III
Asumsi Bulat 64450538,19 6 10741756,37 6,472 0
Greenhouse-
64450538,19 3,717 17340704,84 6,472 0,001
Geisser
Huynh-Feldt 64450538,19 4,786 13465388,62 6,472 0
Lower-bound 64450538,19 2 32225269,1 6,472 0,009
Kesimpulan : ada perbedaan yang signifikan pada perubahan rata – rata hasil
Gambar 7.1 Grafik Rata – Rata Jumlah Total Leukosit Selama Periode Perlakuan
78
Metode Uji One – Way ANOVA yang Dilanjutkan Uji BNT pada Masing –
periode perlakuan selama satu hari, satu minggu, dan dua minggu
Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan jumlah total
Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan jumlah total leukosit
antar kelompok pada masing – masing periode perlakuan selama satu hari,
Pengambilan keputusan :
ANOVA
Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan jumlah total
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II -2275* 932,43757 0,028 -4262,4436 -287,5564
Kelompok III -154,167 932,43757 0,871 -2141,6103 1833,277
Kelompok II Kelompok I 2275* 932,43757 0,028 287,5564 4262,4436
Kelompok III 2120,833* 932,43757 0,038 133,3897 4108,277
Kelompok III Kelompok I 154,167 932,43757 0,871 -1833,277 2141,6103
Kelompok II -2120,833* 932,43757 0,038 -4108,277 -133,3897
Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan jumlah total
leukosit antara kelompok I dengan kelompok II, dan antara kelompok II dengan
Gambar 7.2 Grafik Perubahan Jumlah Total Leukosit Pada Periode Perlakuan Selama Satu Hari
ANOVA
Gambar 7.3 Grafik Perubahan Jumlah Total Leukosit Pada Periode Perlakuan Selama Satu
Minggu
ANOVA
Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan jumlah total
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II -195,833 893,33567 0,829 -2099,9332 1708,2666
Kelompok III -2270,833* 893,33567 0,023 -4174,9332 -366,7334
Kelompok II Kelompok I 195,833 893,33567 0,829 -1708,2666 2099,9332
Kelompok III -2075* 893,33567 0,035 -3979,0999 -170,9001
Kelompok III Kelompok I 2270,833* 893,33567 0,023 366,7334 4174,9332
Kelompok II 2075* 893,33567 0,035 170,9001 3979,0999
Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan jumlah total
leukosit antara kelompok I dengan kelompok III, dan antara kelompok II dengan
Gambar 7.4 Grafik Perubahan Jumlah Total Leukosit Pada Periode Perlakuan Selama Dua Minggu
83
Hipotesis
Ho : perubahan rata – rata hasil hitung persentase monosit antar kelompok selama
Ha : perubahan rata – rata hasil hitung persentase monosit antar kelompok selama
Pengambilan keputusan :
Sum of Square
Metode Uji df Mean Square f Signifikansi
Tipe III
Asumsi Bulat 43,021 6 7,17 7,709 0
Greenhouse-Geisser 43,021 2,316 18,576 7,709 0,003
Huynh-Feldt 43,021 2,723 15,801 7,709 0,002
Lower-bound 43,021 2 21,51 7,709 0,005
Kesimpulan : ada perbedaan yang signifikan pada perubahan rata – rata hasil
Gambar 7.5 Grafik Rata – Rata Persentase Monosit Selama Periode Perlakuan
85
Uji One – Way ANOVA yang Dilanjutkan Uji BNT pada Masing – Masing
Periode Perlakuan
pada periode perlakuan selama satu hari, satu minggu, dan dua
minggu
Hipotesis
antar kelompok pada masing – masing periode perlakuan selama satu hari,
Pengambilan keputusan :
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II 4,0833* 1,09966 0,002 1,7395 6,4272
Kelompok III 2,6667* 1,09966 0,028 0,3228 5,0105
Kelompok II Kelompok I -4,0833* 1,09966 0,002 -6,4272 -1,7395
Kelompok III -1,4167 1,09966 0,217 -3,7605 0,9272
Kelompok III Kelompok I -2,6667* 1,09966 0,028 -5,0105 -0,3228
Kelompok II 1,4167 1,09966 0,217 -0,9272 3,7605
monosit antara kelompok I dengan kelompok II, dan antara kelompok I dengan
Gambar 7.6 Grafik Perubahan Persentase Monosit Pada Periode Perlakuan Selama Satu Hari
ANOVA
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II 3,8333* 0,92396 0,001 1,864 5,8027
Kelompok III 1,9167 0,92396 0,056 -0,0527 3,886
Kelompok II Kelompok I -3,8333* 0,92396 0,001 -5,8027 -1,864
Kelompok III -1,9167 0,92396 0,056 -3,886 0,0527
Kelompok III Kelompok I -1,9167 0,92396 0,056 -3,886 0,0527
Kelompok II 1,9167 0,92396 0,056 -0,0527 3,886
satu minggu
Gambar 7.7 Grafik Perubahan Persentase Monosit Pada Periode Perlakuan Selama Satu Minggu
89
ANOVA
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II 4,75* 1,16667 0,001 2,2633 7,2367
Kelompok III 3* 1,16667 0,021 0,5133 5,4867
Kelompok II Kelompok I -4,75* 1,16667 0,001 -7,2367 -2,2633
Kelompok III -1,75 1,16667 0,154 -4,2367 0,7367
Kelompok III Kelompok I -3* 1,16667 0,021 -5,4867 -0,5133
Kelompok II 1,75 1,16667 0,154 -0,7367 4,2367
Gambar 7.8 Grafik Perubahan Persentase Monosit Pada Periode Perlakuan Selama Dua Minggu
91
Hipotesis
Ho : perubahan rata – rata hasil hitung persentase limfosit antar kelompok selama
Ha : perubahan rata – rata hasil hitung persentase limfosit antar kelompok selama
Pengambilan keputusan :
Kesimpulan : ada perbedaan yang signifikan pada perubahan rata – rata hasil
Gambar 7.9 Grafik Rata – Rata Persentase Limfosit Selama Periode Perlakuan
93
Uji One – Way ANOVA yang Dilanjutkan Uji BNT pada Masing – Masing
Periode Perlakuan
pada periode perlakuan selama satu hari, satu minggu, dan dua
minggu
Hipotesis
Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan persentase limfosit antar
kelompok pada masing – masing periode perlakuan selama satu hari, satu
Pengambilan keputusan :
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II -10,75* 2,00762 0 -15,0292 -6,4708
Kelompok III -18,4167* 2,00762 0 -22,6958 -14,1375
Kelompok II Kelompok I 10,75* 2,00762 0 6,4708 15,0292
Kelompok III -7,6667* 2,00762 0,002 -11,9458 -3,3875
Kelompok III Kelompok I 18,4167* 2,00762 0 14,1375 22,6958
Kelompok II 7,6667* 2,00762 0,002 3,3875 11,9458
Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan pada data persentase limfosit antara
kelompok I dengan kelompok II, antara kelompok I dengan kelompok III, dan
antara kelompok II dengan kelompok III pada periode perlakuan selama satu hari
95
Gambar 7.10 Grafik Perubahan Persentase Limfosit Pada Periode Perlakuan Selama Satu Hari
ANOVA
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II -9,5833* 2,5506 0,002 -15,0198 -4,1469
Kelompok III -20,25* 2,5506 0 -25,6865 -14,8135
Kelompok II Kelompok I 9,5833* 2,5506 0,002 4,1469 15,0198
Kelompok III -10,6667* 2,5506 0,001 -16,1031 -5,2302
Kelompok III Kelompok I 20,25* 2,5506 0 14,8135 25,6865
Kelompok II 10,6667* 2,5506 0,001 5,2302 16,1031
kelompok III, dan antara kelompok II dengan kelompok III pada periode
Gambar 7.11 Grafik Perubahan Persentase Limfosit Pada Periode Perlakuan Selama Satu Minggu
ANOVA
Tingkat Kepercayaan
Mean Standar 95%
Signifikansi
Difference Error Lower Upper
Bound Bound
Kelompok I Kelompok II -12,4167* 2,69516 0 -18,1613 -6,6721
Kelompok III -23,75* 2,69516 0 -29,4946 -18,0054
Kelompok II Kelompok I 12,4167* 2,69516 0 6,6721 18,1613
Kelompok III -11,3333* 2,69516 0,001 -17,0779 -5,5887
Kelompok III Kelompok I 23,75* 2,69516 0 18,0054 29,4946
Kelompok II 11,3333* 2,69516 0,001 5,5887 17,0779
Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan pada data perubahan jumlah total
leukosit antara kelompok I dengan kelompok II, antara kelompok I dengan
kelompok III, dan antara kelompok II dengan kelompok III pada periode
perlakuan selama satu dua minggu
Gambar 7.12 Grafik Perubahan Persentase Limfosit Pada Periode Perlakuan Selama Dua Minggu
99
Lampiran 7. Hasil Analisis Titer Antibodi Mencit Dengan Metode One – Way
ANOVA, Dilanjutkan dengan Post Hoc Test (Tukey test dan Bonferroni test)
antara rata – rata titer semua kelompok data, dilanjutkan dengan Post
Hoc Test (Tukey test dan Bonferroni test) untuk mengetahui apakah
Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata – rata titer antibodi semua
kelompok data
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara rata – rata titer antibodi kelompok
data
Pengambilan keputusan :
Deskriptif
Tingkat
Standar Kepercayaan 95%
Kelompok N Mean SD Min Max
Error Lower Upper
Bound Bound
I 6 6,83 1,472 0,601 5,29 8,38 5 8
II 6 7,17 1,602 0,654 5,49 8,85 6 10
III 6 7 1,265 0,516 5,67 8,33 6 9
100
ANOVA
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata – rata titer antibodi
Gambar 7.13 Grafik Rata – Rata Titer Antibodi Mencit Setelah Dua Minggu Periode Perlakuan
101
– Meier
Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persentase survival rate dari
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara antara persentase survival rate dari
Pengambilan keputusan :
Tabel Survival
Cumulative
Proportion
Waktu N of N of
Surviving at the
Kelompok Ulangan (Hari Status Cumulative Remaining
Ke)
Time
Event Cases
Standar
Estimasi
Error
1 1 0 0,833 0,152 1 5
2 2 0 0,667 0,192 2 4
3 7 1 - - 2 3
I
4 7 1 - - 2 2
5 7 1 - - 2 1
6 7 1 - - 2 0
1 5 0 0,833 0,152 1 5
2 7 1 - - 1 4
3 7 1 - - 1 3
II
4 7 1 - - 1 2
5 7 1 - - 1 1
6 7 1 - - 1 0
1 2 0 0,833 0,152 1 5
2 7 1 - - 1 4
3 7 1 - - 1 3
III
4 7 1 - - 1 2
5 7 1 - - 1 1
6 7 1 - - 1 0
Nilai Rata – Rata (Mean) dan Nilai Tengah (Median) Survival Time Mencit
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif (hanya diberi makan dan minum)
Kelompok II : kontrol positif (pemberian vaksin typhoid)
Kelompok III : pemberian kurma tahnik
103
Perlakuan
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persentase survival rate
Gambar 7.14 Kurva Kaplan – Meier Persentase Survival Rate Mencit Selama Periode Infeksi
Salmonella typhi
104