Anda di halaman 1dari 2

MENINGKATKAN SPEAKING SKILL MELALUI METODE PEMBELAJARAN IOC

Irbai Lestari Ningsih, S.Pd

Pada perkembangan pendidikan era revolusi industri 4.0 ini, selain memiliki pengetahuan yang
luas dan mendalam, peserta didik juga didorong untuk dapat mengungkapkan gagasannya secara
tulisan maupun lisan (Cahyono, 2018:1). Kemampuan untuk mengungkapkan gagasan
membutuhkan keterampilan dasar yang mendukung keberhasilan penyampaian gagasan tersebut,
keterampilan dasar yang dimaksud adalah kemampuan berbahasa dengan baik dan benar. Bahasa
yang digunakan dapat berupa Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Bahasa Inggris
sebagai bahasa internasional (Agustin, 2011:355).

Menurut Handayani (2016:103) secara umum, kemampuan berbicara menggunakan Bahasa


Inggris masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu alasannya adalah terbatasnya
akses peserta didik untuk dapat mempraktikkan speaking skill yang mereka pelajari di sekolah.
Hal ini mendorong guru untuk menggunkan berbagai model dan metode pembelajaran yang
dapat membantu siswa menigkatkan speaking skill mereka. Salah satu upaya tersebut adalah
dengan menggunakan metode pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) pada siswa kelas VII
SMPN 1 Tretep. Metode pembelajaran ini memungkinkan siswa saling membagi informasi pada
saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Siswa juga
mengatakan bahwa pembelajaran ini lebih menyenangkan daripada praktik berbicara secara
konvensional di depan kelas.

Berdasarkan penelitian Akhmadianor (2018:303), melalui metode ini peserta didik dapat
mendiskusikan dan berbagi informasi ataupun ide-ide mereka secara langsung kepada teman
sekelas mereka. Hal ini dapat mendorong peserta didik untuk melakukan percakakpan secara
lisan dengan lebih aktif karena dilaksanan dalam atmosfer permainan yang santai namun
mengasah kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi. Hasil pembelajaran IOC ini
berpengaruh baik terhadap perkembangan speaking skill siswa kelas VII SMPN 1 Tretep. Siswa
menjadi lebih percaya diri dalam berbicara menggunakan Bahasa Inggris di depan kelas. Hal ini
berpengaruh terhadap bahasa tubuh siswa, semakin percaya diri maka bahasa tubuh akan
semakin baik dan luwes. Selain itu siswa juga lebih bersemangat dalam mempelajari vocabulary
baru, sehingga pemilihan kata yang digunakan dalam satu tema menjadi lebih bervariasi.
Menurut Handayani (2016:109) metode pembelajaran IOC memiliki enam langkah yang harus
diikuti, yaitu membagi peserta didik menjadi dua kelompok dengan jumlah yang sama, separuh
kelas berdiri membentuk lingkaran kecil berdiri melingkar dan menghadap keluar, dan separuh
kelas lainnya membentuk lingkaran besar berdiri menghadap kedalam sehingga pesrta didik di
lingkaran dalam dan ligkaran luar saling berhadapan. Peserta didik yang saling berhdapan
kemudian disebut partner/pasangan, pada tiap-tiap pasangan yang berhadapan diberi tugas untuk
didiskusikan, dalam penelitian ini, maka peseta didik ditugaskan untuk melakukan percakapan.

Setelah mereka berdiskusi, anggota lingkaran dalam diam di tempat, sementara anggota
lingkaran luar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam, sehingga terbentuk pasangan-
pasangan baru yang kemudian melakukan percakapan kembali. Pergeseran dihentikan jika
angggota lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali, dan di akhir, guru
dapat mengevaluasi hal-hal yang telah didiskusikan, serta merumuskan kesimpulan bersama
peserta didik.

Menurut Akhmadianor (2018:299) meskipun metode ini memerlukan banyak waktu dan ruang,
namun keuntungan yang didapatkan dengan pembelajaran IOC adalah memungkinkan siswa
melakukan praktik percakapan berkali-kali dalam waktu yang relatif singkat, adanya strukrur
yang jelas sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara efisien waktu, pembelajran menjadi
lebih menyenangkan, dan dapat melatih siswa untuk meningkatkan speaking skill sekaligus
kepercayaan diri mereka.

Anda mungkin juga menyukai