Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN SOFTSKILL DALAM

PERAWAT PROFESIONAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Bettywati,M.Pd

OLEH:

Kelompok 4

Febi Anggraini ( PO71200190055 )

Suci Ramayana ( PO71200190057 )


Benny Kurniawan ( PO71200190059 )
Rio Febrian ( PO71200190063 )
Welly Azkia Levi ( PO71200190067 )
Desmalinda Ramadhani ( PO71200190071 )
Syahfrizal ( PO71200190073 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah Pengembangan Kepribadian yang berjudul “Identifikasi Pengembangan Sofskill
Dalam Perawat Profesional” ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jambi, 12 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sofskill.........................................................................................................6
2.2 Manfaat Sofskill ...........................................................................................................6
2.3 Sofskill Perawat Profesional..........................................................................................7
2.4 Pentingnya Sofskill Perawat Profesional.......................................................................10
2.5 Cara Melatih Sofskill Perawat Profesional....................................................................11
2.6 Pengaruh Sofskill Keperawatan.....................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat adalah seseorang yang memberikan pelayanan kesehatan (care provider)


secara profesional, dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis
sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Perawat
diharapkan memiliki kompetensi sebagai perawat profesional, baik berupa hard skill mau
maupun soft skill.Soft skill merupakan salah satu keterampilan yang harus di miliki oleh
setiap orang terutama bagi perawat. Soft skill diperlukan untuk mendukung hard skill atau
keterampilan teknis yang telah didapatkan oleh para perawat saat mengikuti pendidikan.
Beberapa hal termasuk dalam soft skill perawat adalah kemampuan beradaptasi, kemampuan
berkomunikasi, kerjasama, memecahkan masalah, percaya diri, disiplin, teliti (Hartiti, 2012).
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan soft skill sangat diperlukan bagi dunia kerja,
oleh karena keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya
saja akan tetapi justru kemampuan soft skill ini yang sangat berperan dalam mencapai prestasi
sebuah pekerjaan.Agustian (2007), melaporkan hasil penelitian Belt (2001), pada responden
majalah Six Sigmabahwa masalah soft skill yaitu : komunikasi sebesar 88%, interpersonal
72%, dankepemimpinan 56% yang dianggap paling penting, selain masalah teknikal dan
analitikal atau hard skillhanya sebanyak 18%, merupakan hal berikutnya yang dianggap
penting. Bahkan setelah memasuki dunia kerja, pelatihan yang banyak dibutuhkan bukan
bentuk pelatihan.
Pemimpin transformasional menciptakan suatu visi organisasi secara dinamis yang
dibutuhkan untuk menciptakan inovasi. Pemimpin transformasional akan memulai segala
sesuatu dengan visi, yang merupakan suatu pandangan dan harapan kedepan yang akan
dicapai bersama dengan memadukan semua kekuatan, kemampuan dan keberadaan para
pengikutnya. Mungkin saja bahwa sebuah visi ini dikembangkan oleh para pemimpin itu
sendiri atau visi tersebut memang sudah ada secara kelembagaan yang sudah dibuat
dirumuskan oleh para pendahulu sebelumnya dan masih selaras dengan perkembangan
kebutuhan dan tuntutan pada saat sekarang (Hariyanti, 2011). Kepemimpinan kepala ruangan
sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana (Yusmanto, 2013). Kepala
ruang sebagai seorang pemimpin yang memiliki pengaruh langsung dalam memperbaiki soft
skill perawat pelaksana, diharapkan mampu menerapkan kepemimpinan yang positif, yaitu
dengan kepemimpinan transformasional (Hartiti, 2013). Kepemimpinan transformasional ini

4
merupakan gaya kepemimpinan yang relative masih baru, dengan penekanan pada aspek
motivasi yang mendalam antara pimpinan dan bawahan.
Model Kepemimpinan Transformasional sudah mulai diterapkan dalam bidang
keperawatan. Penerapan model ini dapat dilakukan pada kepala ruang yang merupakan
manajer di dalam sebuah ruang perawatan pasien. Menurut Hartiti (2013) masih banyak
didapatkan kepala ruang yang belum memiliki kemampuan transformasional ini seperti
kharismatik, pengaruh idealis, motivasi inspirasi, stimulasi intelektual dalam pengelolaan
kepemimpinannya, sehingga sangat perlu ditingkatkan pencapaiannya melalui kegiatan
sehari-hari, yaitu pada interaksi sehari-hari antara kepala ruang dengan perawat pelaksana
dalam menerapkan kepemimpinan transformasional ini.
Kepala ruang merupakan leader bagi perawat pelaksana di dalam ruang perawatan,
sehingga dalam usaha untuk menjadi pemimpin pentransformasi (transforming leader) maka
kepala ruang juga perlu untuk belajar bagaimana menjadikan timnya sebagai kekuatan yang
positif. Pemimpin pentransformasi mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan
mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Sofskill ?
2. Apa saja manfaat Sofskill ?
3. Bagaimana sofskill seorang perawat profesional?
4. Mengapa Sofskill sangat penting bagi seorang perawat profesional ?
5. Bagaimana cara melatih sofskil perawat profesional ?
6. Apa pengaruh sofskill keperawatan ?
2.5 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu sofskill
2. Untuk mengetahui manfaat sofskill
3. Untuk mengetahui sofskill seorang perawat profesional
4. Untuk mengetahui mengapa sofskill sangat penting bagi perawat profesional
5. Untuk mengetahui cara melatih sofskill perawat profesional
6. Untuk mengetahui sofskill keperawatan

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sofskill


Softskill adalah ketrampilan personal yaitu ketrampilan khusus yang bersifat
nonteknis, tidak terwujud dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai
pemimpin, pendengar yang baik, negosiator dan mediator konflik. Softskill bisa juga
dikatakan sebagai ketrampilan interpersonal sebagai kemampuan berkomunikasi dan bekerja
sama dalam sebuah kelompok (Neila, 2009). Softskill merupakan tingkah laku personal dan
interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia melalui
pelatihan, pengembangan kerja sama tim, insiatif, pengambilan keputusan lainnya (Diknas,
2008).
Softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan
memaksimalkan kinerja humanis. Softskills adalah istilah sosiologis antara lain pada
sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan
pribadi, kepekaan atau kepedulian dan serta optimisme. Secara garis besar softskills
digolongkan menjadi dua kategori yaitu intrapersonal dan interpersonal skills. Intrapersonal
skills antara lain : self awareness (self confident, self assesment, trait and preference,
emotional awareness) dan self skill (improvement, self control, trust, worthiness, timelsource
management, proactivity, conscience) sedangkan interpersonal skill mencakup social
awareness (political awarenes, developing others,leveraging diversity, service orientation,
empathy dan social skill (leadership, influence, communication, conflict management,
cooperation, team work and synerg.(Endang&Elisabeth, 2015). Softskill merupakan bagian
dari keterampilan individu yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitifitas perasaan
individu terhadap lingkungan di sekitarnya
2.2 Manfaat Sofskill
Softskill mempunyai manfaat dan peranan yang besar dalam mendukung kesuksesan
seseorang dalam memasuki dunia kerja, karena jika hanya mempunyai softskill yang baik
tanpa dukungan dengan kepribadian atau soft skill yang baik maka semua akan sia-sia
(Ismail, 2007).

Dengan Softskill kita dapat berkreasi dan terampil. Berikut adalah beberapa manfaat
softskill yang di ketahui:

1. sebagai atribut kualitas jasa

6
2. Dapat bersifat mandiri
3. Softskill dapat membangun karakter
4. Membangun kepribadian yang berkualitas
5. Menumbuhkan rasa percaya diri
6. Dapat bersosialisai dalam team
7. Menumbuhkan kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian kita
8. Juga dapat membentuk jiwa yang kritis di dalam diri kita
2.3 Sofskill Perawat Profesional
1. Perlunya pengembangan softskill tenaga kesehatan (perawat)
Kompetensi lulusan sarjana keperawatan yang diperlukan oleh dunia kerja adalah
perawat yang kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan dan mampu berpikir kritis.
Perawat yang profesional adalah perawat yang sesuai dengan standar, perawat yang dapat
memuaskan pelayanannya dan menerapkan etika profesional keperawatan. Perawat
berkompetensi untuk mampu berkomunikasi secara efektif, menerapkan aspek etik dan legal
dalam praktik keperawatan, melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan
komunitas, mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan pengelolaan keperawatan, mampu
menjalin hubungan bersosialisasi, melakukan penelitian, mampu mengembangkan
profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Lulusan keperawatan
harus memiliki kemampuan dan naluri pengembangan secara mandiri maupun bekerjasama,
pendidikan pengembangan kepribadian penting untuk menjunjung tinggi etika, memiliki etos
kerja yang perlu diteladani, mempunyai sikap yangdapat diteladani dalam kehidupan.
Softskill perawat yang dibutuhkan dalam dunia kerja yaitu tanggung jawab dalam
bekerja, disiplin dalam bekerja (tepat waktu), kemampuan teknis,kemampuan manajerial
(mengelola organisasi & kelompok), inisiatif kerja (mengambil tindakan untuk mencapai
tujuan bersama sebelum diminta), beretika (dengan menghargai orang lain yang sedang
berbicara), menghindari perilaku tidak jujur, bekerjasama dalam suatu tim dengan cara
melakukan suatu tugas bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, kemampuan
mengelola atau memimpin untuk membuat keputusan dengan berpegang pada visi dan misi
dalam pekerjaan, planning dan organizing dengan cara merencanakan dan melaksanakan tapi
bukan menunda, keuletan untuk tidak mudah menyerah serta berani menaggung resiko dan
tantangan, berkomunikasi baik dengan klien serta mau menerima kritikan dari klien dan
mampu menghadapi stres.
2. Miliki Visi Hidup yang Jelas

7
Tidak diam atau terus melakukan sesuatu memang penting, namun adakalanya kita
butuh untuk berhenti sejenak. Untuk menjadi seorang perawat sukses, kita perlu memiliki visi
hidup yang jelas. Ambil waktu sejenak untuk berpikir dan menyusun rencana, tujuan, serta
impian yang ingin kita wujudkan. Visi inilah yang akan membantu kita dalam melalui setiap
tahapan hidup serta karir kita.
3. Fokus dalam Mengejar Impian
Setelah mengetahui apa yang kita inginkan, fokuslah untuk mewujudkannya. Kejar
apa yang menjadi impian kita, alih-alih hanya berkutat terhadap hal yang tidak kita suka dan
mengeluhkannya setiap hari. Ini akan membantu kita menggeluti serta menikmati bidang
keperawatan yang paling sesuai untuk kita, yang berarti pula kita akan lebih menikmati hidup
dan kehidupan ini.
4. Kenali Potensi Diri
Kesuksesan berawal dari bagaimana kita bisa mengenali potensi unik diri kita dan
mengembangkannya. Kenalilah kepribadian, bakat, kemampuan khusus, atau keahlian unik
yang kita miliki. Setelah kita menemukan potensi unik tersebut, temukan pula cara untuk
mengembangkan dan membawa serta ke dalam dunia keperawatan yang kita geluti.
5. Lebih Banyak Mendengar
Kita dibekali dengan dua telinga dan satu mulut. Oleh karenanya, ada pepatah yang
mengatakan bahwa lebih banyak mendengar lebih baik daripada banyak bicara. Selain
membuat orang lain merasa dihargai, mendengar akan membuat kita menemukan banyak hal
yang bisa kita cerap dan pelajari. Jadi, luangkan waktu sejenak untuk mendengarkan pasien
maupun orang lain.
6. Berpikir Positif
Dunia kesehatan pada umumnya memang cukup keras, begitu pula dengan
keperawatan. Adakalanya kita akan mempertanyakan diri sendiri mengapa kita terjun ke
dalam profesi ini.
Setiap hari, untuk mengatasi hal tersebut, temukan sesuatu yang positif dan menurut
kita berharga di tempat kerja. Semakin kita bersyukur atas banyak hal yang kita dapat, akan
membuat hidup kita menjadi bahagia.
7. Belajar dari Kesalahan
Di bangku kuliah keperawatan, kita diajarkan untuk menjadi sempurna. Hal ini tentu
bukan tanpa alasan, karena yang kita hadapi nantinya akan menyangkut kesehatan serta
keselamatan manusia lain. Berbagai macam tugas kuliah dan ujian terkadang membuat kita

8
seolah mendapat beban yang cukup besar. Di kehidupan nyata pun kita akan menemukan
berbagai macam masalah serta gangguan. Oleh karenanya, luangkan waktu serta biarkan diri
belajar dari kesalahan yang mungkin kita perbuat dari berbagai tantangan yang kita hadapi.

8. Nikmati Hidup

Sebagai seorang perawat, pekerjaan memang penting. Namun keluarga, teman, hobi,
dan komunitas juga merupakan bagian kehidupan kita yang tidak boleh diabaikan. Cari hal
yang disuka dan ingin kita lakukan selain pekerjaan. Buatlah jadwal untuk menekuni
hobi, rekreasi bersama keluarga, atau sekedar meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Nikmati hidup dan kehidupan yang kita jalani, niscaya ini akan berpengaruh positif
pada diri dan lingkungan sekitar.

9. Percaya Naluri

Naluri sering disebut sebagai ‘otak kedua’ kita. Sehingga beralasan saat kita merasa
tidak nyaman ketika tahu ada sesuatu yang buruk terjadi. Ikuti naluri kita, karena naluri
seorang perawat biasanya nyata. Bila angka atau data tidak menunjukkan sesuatu yang
aneh, dengarkan apa yang mungkin disampaikan pasien serta ikuti naluri kita.

10. Ingatlah untuk Tetap Bernapas

Pada hari kerja yang sibuk dan kacau, terkadang rasa lelah dan lapar dapat memicu
amarah kita. Bila mengemuka diri dalam kondisi demikian, ada baiknya kita luangkan waktu
untuk berhenti sejenak dan bernapas. Tarik napas dalam dan hembuskan secara perlahan
untuk memberikan oksigen segar kepada otak kita. Semakin dapat melakukan dengan
baik teknik relaksasi ini, kita akan merasa lebih jernih dalam berpikir dan bertindak.

11. Merawat Diri Sendiri sebelum Merawat Orang Lain

Ketika kita sedang kacau atau tidak bersemangat, maka pasien pun akan ikut
merasakannya bahkan turut menderita karenanya. Bila kita ingin menjadi perawat lebih
produktif dan memberikan asuhan keperawatan yang terbaik, hal pertama yang harus
dilakukan adalah merawat serta memperhatikan kebutuhan diri kita terlebih dahulu.
2.4 Pentingnya Sofskill Perawat Profesional
Pada jaman ini banyak persaingan di dunia kerja, bahkan persaingan tersebut tidak
meliputi kemampuan hardskill tetapi softskill sangat berperan penting disini. Dukungan sikap

9
kerja ditunjukan melalui kemampuan perawat melakukan suatu interaksi yang positif dengan
pasien, keluarga pasien maupun dengan anggota tim kesehatan lainnya. Sikap kerja ini
disebutkan sebagai soft skill.

    Soft Skill merupakan keterampilan diluar keterampilan teknis dan akademis, dan
lebih mengutamakan keterampilan intra dan inter personal. Keterampilan intra personal
mencakup kesadaran diri (kepercayaan diri, penilaian diri, sifat dan preferensi, serta
kesadaran emosi) dan keterampilan diri (peningkatan diri, pengendalian diri, manajemen
sumber daya, perilaku pro aktif). Sedangkan keterampilan inter personal mencakup kesadaran
sosial (kesadaran politik, memanfaatkan keberagaman, berorientasi pelayanan) dan
keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh positif, komunikasi, kooperatif, kerja sama tim
dan sinergi). Soft Skill mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk mengarungi
berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat dan lain-
lain.

    Dalam domain penilaian /uji kompetensim perawat, kemampuan soft skill masuk
kategori pengetahuan afektif (konatif) menggambarkan bagaimana cara seseorang bersikap
yang melibatkan emosi dan kemampuan empati untuk mengaplikasikan nilai-nilai profesional
dalam praktik keperawatan. Meskipun presentasi penilaian domain pengetahuan afektif 
berkisar 5-10%, akan sangat berdampak terhadap kualitas asuhan keperawatan dan
berpengaruh kuat dalam kinerja pelayanan dalam tim.

    Ketika dalam praktek asuhan keperawatan seorang perawat mampu menunjukan


kemampuan  soft skill yang baik akan menciptakan pengalaman positif bagi pasien dan
mendukung proses penyembuhan lebih optimal.

    Kemampuan Soft Skill yang dibutuhkan dalam praktik pelayanan keperawatan antara
lain :

1. Tanggung jawab (dalam kegiatan bekerja),


2. Disiplin dalam bekerja (tepat waktu)
3. Inisiatif kerja (mengambil tindakan untuk mencapai tujuan bersama sebelum diminta),
4. Beretika dengan menghargai orang lain yang sedang berbicara,
5. Peduli/ peka terhadap kebutuhan pasien/ tim kerja
6. Bekerjasama dalam suatu tim dengan cara melakukan suatu tugas bersama-sama
untuk mencapai tujuan bersama
10
7. Menghindari perilaku yang tidak jujur (memiliki integritas)
8. Untuk seorang leader keperawatan kemampuan soft skill yang dibutuhkan
9. Kemampuan manajerial (mengelola organisasi, kelompok)
10. Kemampuan mengelola atau memimpin untuk membuat keputusan dengan berpegang
pada visi dan misi rumah sakit,
11. Planing dan organizing dengan cara merencanakan dan melaksanakan (tidak menunda
pekerjaan),
12. Keuletan untuk tidak mudah menyerah serta berani menanggung resiko dan
tantangan,
13. Salesmanship dengan cara komunikasi baik antara klien serta mau menerima kritikan
dengan berbagai customer yang bervariasi,
14. Stress tolerance (mampu menghadapi stress).
15. Kemampuan interaksi sosial.
2.5 Cara Melatih Sofskill Perawat Profesional
Banyak di antara kita tahu bahwa sostskill seseorang di tentukan dengan tolak ukur
seseorang itu dalam mengembangkan sofskillnya. Namun disini saya juga ingin memberi
tahu bahwa softskill itu sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak di iringi dengan
Hard Skill, begitu pun sebaliknya. Softskill itu sendiri akan nampak apabila seseorang telah
menemukan jati dirinya. Namun ada juga yang tidak akan mendapatkan softskill dari dirinya
sendiri apabila dia tidak ada keinginan untuk berubah yang besar dalam hidupnya dari pola
hidup yang buruk ke pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Karena Soft skill itu sendiri
akan lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk berubah lebih baik dari
sebelumnya.

Softskill sendiri sangat berkaitan dengan suatu ketrampilan yang harus seimbang.
Istilah keterampilan softskill ialah istilah yang mengacu pada kepribadian seseorang yang di
asah dari dalam lalu di lengkapi pula dengan keterampilan Hard Skill. Sehingga softskill itu
mempunyai atribut, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, karakter,
kebiasaan, dan sikap. Atribut atribut ini dimiliki oleh setiap orang yang tentunya tidak sama
satu dengan yang lainnya, yang biasanya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

1. Kebiasaan
2. Berfikir
3. Berkata

11
4. Bersikap
5. Bertindak
 Namun pengaruh – pengaruh ini dapat berubah jika seseorang itu mau merubahnya
dengan cara membiasakan diri denagn hal-hal yang baru tentunya. softskil juga bisa
dikatakan sebagai suatu kemampuan yang memengaruhi kita untuk bagaimana berinteraksi
dengan orang lain, softskill juga memuat beberapa komponen ,yaitu komuniukasi yang
efektif, berfikir yang kreatif dan kritis. Bagaimana masing-masing orang saja yang
mempunyai pikiran hal-hal yang memuat dari softskill itu sendiri.

Softskill juga melatih diri seseorang untuk dapat bagaimana berinteraksi dengan
masyarakat yang baik, karena komunikasi yang baik itu sangat diperlukan oleh seseorang.
Karena berinteraksi yang baik itu juga dapat mencerminkan diri seseorang. Biasanya kalau
orang dapat berinteraksi yang baik tentunya dapat cepat beradaptasi dengan orang lain. Dan
juga sebaliknya kalau orang itu kurang baik dalam berinteraksi tentunya sangat agak lambat
dalam berinteraksi. Softskill juga bukan hanya sekedar dari suatu hal yang tidak mempunyai
tujuan, tetapi softskill juga mempunyai tujuan.

Tujuan softskill adalah dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk bisa
mempelajari perilaku yang baru bagi dirinya dan juga meningkatkan hubungan antar pribadi
dan orang lain. Softskill juga dapat memberikan intervensi yaitu dengan cara pelatihan atau
pembinaan secara intensif. untuk dapat meningkatkan nilai-nilai dan moral dapat dilakukan
dengan cara fokus terhadap diri sendiri.

2.6 Pengaruh Sofskill Perawat


Keterampilan sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan
keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya
maupun lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan
karyawan baru, Soft skill dievaluasi berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil
dari psikotest tersebut akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi
yang tepat. keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skill
yang lebih baik. Perlu untuk diketahui bahwa soft skill bukanlah sesuatu yang stagnan.

Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan bertambahnya


pengalaman seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan soft skill,
yang paling terkenal adalah learning by doing. Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar

12
juga dapat meningkatkan soft skill. Namun, diluar itu semua, ada satu cara yang paling
ampuh untuk meningkatkan soft skill yaitu dengan lebih sering berinteraksi dan beraktifitas
dengan orang lain. Mengingat pentingnya soft skill dalam kehidupan kita, maka marilah kita
tingkatkan soft skill demi kehidupan yang lebih baik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

13
Banyak ditemukan hasil penelitian yang menunjukkan kesuksesan individu dalam
bekerja dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian individu. Dari banyak teori kepribadian,
teori kepribadian lima faktor (five factors personality) banyak dipakai untuk meninjau
kesuksesan dalam bekerja. Lima faktor kepribadian tersebut merupakan gambaran mengenai
karakteristik khas individu yang unik dan relatif stabil. Lima faktor tersebut antara lain :

1. Ketahanan Pribadi (conscientiousness).


2. Ekstraversi (extraversion).
3. Keramahan (agreableness).
4. Emosi Stabil (emotion stability).
5. Keterbukan terhadap pengalaman (openess).
Soft skills memiliki banyak variasi yang di dalamnya termuat elemen-elemen. Berikut
ini akan dijelaskan beberapa jenis soft skills yang terkait dengan kesuksesan dalam dunia
kerja berdasarkan dari hasil-hasil penelitian.

1. Kecerdasan Emosi.
2. Gaya Hidup Sehat.
3. Komunikasi Efektif
3.2 Saran

Kesuksesan mahasiswa pada umumnya, tidak hanya ditentukan oleh hard skills
seperti prestasi belajar, keterampilan teknik, dan potensi akademik umum tetapi juga
dipengaruhi oleh soft skills, social skills, dan emotional skills. Perpaduan antara hard skills
dan soft skills yang proporsional dalam lingkungan belajar mahasiswa akan membuat
seseorang yang  berprestasi tinggi dan disukai banyak orang. sebagai mahasiswa tidak hanya
berhadapan dengan benda mati, melainkan berinteraksi dengan manusia yang dapat
merasakan, menilai dan memberi penghargaan. Keterampilan soft dapat mendukung
kompetensi professional dosen semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

14
Hartiti, T. (2013), Peningkatan Softskill perawat melalui kepemimpinan transformasional
kepala ruang pada RS swasta di Semarang. Jurnal Managemen Keperawatan.

Puspita, M.P. (2013) Strategi Pengembangan Softskills pada Dokter dan Perawat dalam
Rangka Peningkatan Kinerja di RSUD Karangseng Bali. Jurnal Unair.

Elfindri, Elmiasana, Mitayani, dkk. 2009. Soft Skills Panduan bagi Bidan dan Perawat.
Baduaose Media : Padang.

http//www.google.co.id.softskill

15

Anda mungkin juga menyukai