Anda di halaman 1dari 12

Laporan Koloid Kimia

“Membuat Nutrijel”

Disusun Oleh :
Fadila Aulia

Kelas :
XI MIA 1

SMAN 4 MANDAU
TP.2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan tentang “membuat nutrijel”ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Laporan ini saya buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Kimia, Saya
ucapkan terima kasih dan saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan laporan..
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini sehingga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
laporan ini.
Saya mohon maaf jika di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Duri, 26 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................

BAB II DASAR TEORI


A. Pengertian Koloid........................................................................................
B. Sifat – sifat koloid........................................................................................
C. Jenis – jenis koloid.......................................................................................
D. Cara membuat Koloid..................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


A. Alat dan bahan...........................................................................................
B. Cara pembuatan........................................................................................
C. Hasil pembuatan........................................................................................

BAB IV PENUTUP
D. Kesimpulan...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada kehidupan sehari- hari, kita sering menemukan beberapa produk yang
merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat tercampur secara
merata atau homogen. Misalnya, saat seseorang membuat minuman yang pada
awalnya berbentuk serbuk, bubuk atau tepung, kemudian mencampurnya dengan air
panas, maka akan tercampur secara merata. Produk-produk seperti itu adalah sistem
koloid. Pada praktikum kali ini, kami akan membahas mengenai salah satu produk
koloid untuk mempermudah mempelajari sistem koloid. Salah satu produk koloid
yang akan digunakan yaitu Nutrijel

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah nutrijel termasuk ke dalam jenis koloid?


2. Bagaimana cara yang digunakan dalam membuat nutrijel?
3. Bagaimana nutrijel dapat menjadi suatu koloid?

TUJUAN

1. Menerapkan konsep sistem koloid dalam kehidupan sehari hari


2. Mengetahui kegunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari hari
3. Mengetahui cara pembuatan sistem koloid agar-agar
4. Mengetahui sifat-sifat koloid
5. Mengetahui jenis-jenis koloid
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian Koloid
Pengertian koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata
dalam medium zat lain. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi,
sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium
pendispersi.
Secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan, di mana terbentuk campuran
homogen dari zat terlarut dan pelarut. Namun, secara mikroskopis, terlihat seperti
suspensi, yakni campuran heterogen di mana masing-masing komponen campuran
cenderung saling memisah.
Warna pada cat berasal dari warna pigmen yang sebenarnya tidak larut dalam air
ataupun medium pelarut lainnya. Namun demikian, cat terlihat seperti campuran
yang homogen layaknya larutan garam dan bukan seperti campuran heterogen
layaknya campuran pasir dengan air. Hal ini terjadi sebagaimana cat merupakan
sistem koloid dengan pigmen terdispersi dalam air atau medium pelarut cat lainnya.

B. Sifat – sifat Koloid

1. Efek TyndaL
Suatu sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dengan
percobaan
tyndal. Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari dengan seberkas sinar tampak maka
berkas sinar tadi akan diserap dan dipancarkan. Sedangkan bila seberkas sinar
dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel
koloid, sehingga sinar yang melalui sisitem koloid akan teramati berupa jalur cahaya.
Efek tyndal adalah sifat khas kolid yang dapat menghamburkan berkas cahaya. Dalam
kejadian sehari-hari, efek tyndal dapat dilihat dalam peristiwa berikut :
1. cahaya matahari jelas sekali berkasnya di sela-sela pohon yang sekitarnya
berkabut. Jika berkas cahaya matahario tampak jelas di sela-sela dinding dapur yang
banyak asapnya .
2. Berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang banyak asap
rokoknya.
3. Sorot cahaya mobil berkas tampak jelas pada daerah yang berkabut.

2. Gerak Brown
Partikel koloid dapat bergerak lurus tetapi arahnya tidak menentu (gerak zigzag).
Karena penemu gerakan partikel koloid seperti itu adalah Robert Brown maka gerak
zigzag partikel koloid disebut gerak brown. Gerak brown adalah gerak zigzag dari
partikel koloid yang hanya bisa diamati dengan mikroskop ultra. Gerak brown itu
disebabkan adanya tumbukan dari partikel medium terdispersi.
Bila partikel dari sistem koloid dilihat dengan mikroskop akan tampak senantiasa
partikel-partikel koloid bergerak lurus, tetapi arahnya tidak menentu.

3. Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain. Koloid
pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Ada beberapa koloid yang tidak
mengalami pemggumpalan,jika di tambahkan suatu koloid lain. Koloid yang dapat
memberikan kestabilan disebut koloid pelindung. Koloid pelindung membentuk
lapisan di sekeliling partikel koloid, sehingga melindungi muatan partikel koloid
tersebut. Contoh :
a.) Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan koloid pelindung.
b.) Pada pembuatan es krim dicampur dengan gelatin sebagai koloid pelindung, yang
mencegah pengkristalan es.

4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu proses untuk menghitung berpindahnya ion atau partikel
koloid bermuatan dalam medium cair yang dipengaruhi oleh medan listrik. Yaitu,
pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode.
Prinsip kerja elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap hasil industri
dengan alat Cottrell. Contoh pemanfaatan sifat koloid ini seperti pada proses
pengurangan zat-zat pencemar udara.

5. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Contoh
koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada penggumpalan susu yang
basi dan telur yang direbus hingga membeku.

6. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang
terjadi di dalam suatu partikel).
Sifat adsorbsi digunakan dalam proses: Pemutihan gula tebu, Norit, Penjernihan air.

C. Jenis – jenis Koloid


Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, koloid dibedakan
menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.

1. Aerosol
Aerosol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat
atau cair dan medium pendispersinya berupa gas. Jika fase terdispersinya
padat, maka disebut aerosol padat. Jika fase terdispersinya cair, maka disebut
aerosol cair. Contoh koloid jenis aerosol adalah minyak wangi (parfum), obat
nyamuk semprot, dan cat semprot.

2. Sol
Sol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat,
sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Jika medium
pendispersinya zat padat, disebut sol padat. Contoh koloid jenis sol cair adalah
tinta, sol belerang, dan sol emas. Contoh sol padat adalah kaca hitam, intan
hitam, dan paduan logam.

3. Emulsi
Emulsi merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya zat cair dan
medium pendispersinya juga zat cair. Lalu, apa bedanya dengan larutan? Pada
emulsi, kedua zat cair tidak saling melarutkan. Hal itu karena adanya peran zat
pengemulsi. Contoh emulsi adalah kasen di dalam susu, kuning telur, santan,
dan mayones.

4. Buih
Buih merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa gas,
sementara medium pendispersinya berupa zat cair. Jika medium
pendispersinya berupa zat padat, maka disebut buih padat. Contoh koloid jenis
buih ini adalah sabun, detergen, karet busa (buih padat), dan batu apung (buih
padat).

5. Gel
Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran zat padat dan zat
cair. Gel terbentuk karena fase terdispersi mampu mengadsorbsi medium
pendispersinya. Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel
sabun, dan gel silika. Berdasarkan sifat elastisitasnya, gel dibagi menjadi dua,
yaitu gel elastis dan non-elastis.
D. Cara Membuat Koloid

Dalam larutan, kita mengetahui terdapat dua komponen, yaitu pelarut dan zat
terlarut. Sementara itu dalam sistem koloid, komponen penyusunnya adalah medium
pendispersi dan fase terdispersi. Medium pendispersi merupakan dalam jumlah
besar, sementara fase terdispersi merupakan komponen dalam jumlah kecil.

Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara dispersi dan
kondensasi.

 Dispersi
Dispersi adalah proses pembuatan yang berasal dari partikel yang lebih kasar dari
koloid. Pembuatan dengan cara dispersi terdiri dari tiga jenis, yaitu mekanik, busur
bredig, dan peptisasi.

Pada cara mekanik, sistem ini dibuat dengan cara penggerusan dan penggilingan.
Bisa juga dilakukan lewat pengadukan dan pengocokan. Cara ini umum dilakukan
dalam pembuatan sol belerang.

Sementara itu, metode busur bredig dilakukan dengan meletakkan logam yang akan
dibuat sistem heterogen ini pada kedua ujung elektroda. Elektroda tersebut
kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api
listrik. Panas kuat yang dihasilkan oleh percikan listrik menguapkan logam yang akan
mengembun membentuk partikel ukuran koloid. Metode ini biasanya digunakan
untuk membuat sol koloid dari logam seperti emas, platinum, dan lain-lain.
Pembuatan dengan cara dispersi yang terakhir adalah peptisasi. Peptisasi adalah
proses mengubah endapan menjadi sol koloid dengan mengocoknya menggunakan
medium pendispersi dengan sedikit elektrolit. Selama peptisasi, endapan
mengadsorpsi salah satu ion elektrolit di permukaannya. Ini menghasilkan
pengembangan muatan positif atau negatif pada endapan yang akhirnya memecah
menjadi partikel yang lebih kecil dari ukuran koloid. Contohnya adalah pembuatan
sol belerang dari endapan nikel sulfida dengan cara mengalirkan gas asam sulfida.

Pembuatan koloid dengan cara dispersi, dapat dilakukan melalui beberapa metode
yaitu :

1. Cara Mekanik.

Pembuatan koloid secara mekanik dilakukan dengan cara menggerus /


menghaluskan partikel-partikel kasar menjadi partikel-partikel halus. Selanjutnya,
didispersikan ke dalam medium pendispersi. Pada umumnya ke dalam sistem koloid
yang terbentuk; ditambahkan zat penstabil yang berupa koloid pelindung. Zat
penstabil ini berfungsi untuk mencegah terjadinya koagulasi.

Contoh : Sol belerang dapat dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang
bersama-sama dengan zatinert ( misalnya gula pasir ) kemudian mencampur serbuk
halus tersebut dengan air.

2. Cara Peptisasi.
Cara peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemecah ( zat pemeptisasi ). Zat pemeptisasi
akan memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.

Istilah peptisasi dihubungkan dengan istilah peptonisasi yaitu proses pemecahan


protein (polipeptida ) dengan menggunakan enzim pepsin sebagai katalisatornya.
Contoh :
 Agar-agar dipeptisasi oleh air
 Nitroselulosa oleh aseton
 Karet oleh bensin
 Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
 Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.

 Kondensasi

Selain dispersi, ada juga yang disebut kondensasi. Pada kondensasi, partikel larutan
sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan
dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap
atau pergantian pelarut.

Reaksi redoks biasa digunakan dalam pembuatan sol belerang dan sol emas.
Sementara itu, reaksi hidrolisis digunakan dalam pembuatan sol Fe(OH)3.
Dekomposisi rangkap atau pergantian pelarut dilakukan dalam pembuatan koloid
As2S3

BAB III
METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Panci
2. Wadah atau tempat nutrijel
3. Gunting
4. Spatula atau sendok untuk mengaduk

Bahan :
1. Satu sachet nutrijel rasa jeruk
2. 1 gelas gula
3. 3 setengah gelas air
B. CARA PEMBUATAN

1. Masukkan nutrijel ke dalam panci dan campur dengan gula yang telah
disediakan
2. Tambahkan air yang telah disediakan , aduk hingga mendidih
3. Setelah mendidih matikan kompor lalu diamkan selama 3 menit
4. Setelah didiamkan, masukan fruity acid dan aduk hingga merata
5. Diamkan nutrijel 15-20 menit
6. Masukan nutrijel ke dalam kulkas , tunggu 30 menit
7. Setelah dingin, Nutrijel siap dimakan

C. HASIL PEMBUATAN

Pada praktikum ini, sistem koloid yang digunakan yaitu Suspensi. Yang terjadi jika
suspensi nutrijel dipanaskan maka akan terdapat gelembung-gelembung gas, karena
nutrijel mendidih. Selain itu akan tercampur antara padatan nutrijel dengan air, jika
didiamkan atau didinginkan dalam suhu kamar maka padatan nutrijel akan
mengeras  dan terdapat efek tyndall walaupun tidak jelas.Efek tyndal adalah sifat
khas koloid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkah hasil pengamatan di atas dapat dilihat bahwa campuran  nutrijel
dengan air yang telah dipanaskan sebelumnya sangat nampak efek tyndallnya.
Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul nutrijel dan air
bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul nutrijel mulai saling merapat,
memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga
terbentuk sistem koloid padat-cair.
Proses pemanasan pada nutrijel dimaksudkan agar butir-butir kasar endapan
nutrijel dapat menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi. Dari hasil
pengamatan maka nutrijel tergolong jenis koloid emulsi padat dengan fase
terdispersi cair dan medium pendispersi padat. Cara pembuatan nutrijel
membutuhkan zat pemecah yang berupa air agar menjadi partikel koloid.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/koloid/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-koloid-kimia- kelas-11/

Anda mungkin juga menyukai