Di susun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Organik dengan membahas Alkana,
Alkena, Alkuna, Alkohol, Fenol, Aldehid, Keton, Asam Karboksilat, Eter dan
Aromatik dalam bentuk buku.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu
penyelesaian buku ini.
Dalam penyusunan buku ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan buku ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I Alkana, Alkena dan Alkuna
A. Alkana..................................................................................................... 2
B. Alkena...................................................................................................... 11
C. Alkuna..................................................................................................... 24
A. Alkohol.................................................................................................... 31
B. Fenol........................................................................................................ 39
BAB IV Keton............................................................................................. 65
BAB VI Eter................................................................................................ 84
ii
BAB I
Gugus fungsi ialah atom atau kelompok atom dalam molekul yang
memiliki sifat-sifat kimia yang khas. Gugus fungsi yang sama dalam molekul
yang berbeda dapat memperlihatkan perilaku kimia yang sama. Misalnya etena
dan sikloheksena akan sama-sama menghasilkan produk reaksi adisi ketika
direaksikan dengan Br2.
Maksud dari contoh di atas adalah reaktivitas setiap molekul organik,
meskipun dengan molekul yang sangat besar, ditentukan oleh gugus fungsinya.
Gugus fungsi senyawa organik dapat berupa ikatan karbonkarbon rangkap dua
atau rangkap tiga. Contoh gugus fungsi yang lain misalnya atom-atom halogen,
oksigen, nitrogen, sulfur.
1. Gugus Fungsi Dengan Ikatan Rangkap Karbon-Karbon Alkena, alkuna, dan
arena (senyawa aromatis) memiliki ikatan rangkap karbon-karbon. Alkena
memiliki ikatan rangkap dua, alkuna memiliki ikatan rangkap tiga, sedangkan
arena memiliki ikatan rangkap yang berselang-seling dengan ikatan tunggal
dalam cincin yang beranggotakan enam karbon. Oleh karena kemiripan
struktur, ketiga kelompok senyawa tersebut memiliki kemiripan sifat kimiawi.
2. Gugus Fungsi Dengan Ikatan Tunggal Karbon dengan Atom Elektronegatif
Atom-atom elektronegatif yang umumnya berikatan tunggal dengan atom
karbon dalam sebuah gugus fungsi adalah halogen, oksigen, nitrogen, sulfur.
1
3. Gugus Fungsi dengan Ikatan Rangkap Karbon-Oksigen Ikatan rangkap
karbon-oksigen biasa disebut gugus karbonil (C=O). Gugus karbonil ada pada
beberapa senyawa organik penting. Senyawa-senyawa ini memiliki kemiripan
dalam beberapa hal, tetapi berbeda tergantung atom apa yang terikat dengan
atom karbon karbonil. Aldehid, memiliki satu atom hidrogen yang terikat
pada karbon karbonil, sedangkan atom yang terikat pada karbon karbonil pada
senyawa keton adalah dua atom karbon. Pada asam karboksilat, memiliki
gugus –OH yang terikat pada karbon karbonil. Ester memiliki atom oksigen
yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan halida asam memiliki atom
halogen yang terikat dengan karbon karbonil. Karbon karbonil memiliki
muatan parsial positif, sedangkan atom oksigennya parsial negatif.
A. Alkana
2
1. Penamaan Alkana
Kita telah mempelajari bahwa ikatan tunggal yang terbentuk pada
molekul etana adalah karena adanya overlap elektron sigma pada orbital
karbon sp3. Senyawa yang hanya memiliki ikatan tunggal karbon-karbon dan
karbon-hidrogen, berapapun jumlah atom karbonnya, kita golongkan dalam
kelompok senyawa alkana.
Jika ada tiga atom hidrogen terikat pada satu karbon, digambar dengan
CH3, jika dua hidrogen digambar dengan CH2, dan seterusnya. Dengan
demikian kita dapat menggambar butana dengan struktur CH3CH2CH2CH3
3
atau CH3(CH2)2CH3. Alkana diberi nama berdasarkan jumlah atom
karbonnya. Penamaan diambil dari bahasa Yunani, kecuali untuk satu hingga
empat atom karbon, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Akhiran ana
ditambahkan pada akhir tiap nama untuk memberikan ciri bahwa senyawa
tersebut adalah alkana. Selanjutnya, pentane berarti terdiri dari lima atom
karbon, heksana terdiri dari enam karbon, dan seterusnya.
b. Jika ada dua rantai yang sama panjang, pilih salah satu yang memiliki
substituen lebih banyak
a. Mulailah dari ujung rantai yang paling dekat dengan rantai samping untuk
memberi nonor urut pada rantai utama.
4
Tahap tiga: dentifikasi tiap substituent
a. Beri nama rantai samping berdasarkan nomor urut dalam rantai utama.
b. Jika ada dua substituen terikat pada satu karbon, keduanya diberi nomor
yang sama.
2. Sifat-sifat Alkana
Alkana kadang kala diacu untuk parafin (Latin; prum affinis) yang
berarti memiliki afinitas rendah. Hal ini sesuai dengan sifat alkana, yaitu
memiliki afinitas yang rendah terhadap senyawa lain, dan relatif inert.
5
Meskipun demikian, alkana dapat bereaksi dengan senyawa lain dalam
kondisi yang sesuai. Alkana bereaksi dengan oksigen selama proses
pembakaran, produknya adalah karbondioksida dan air serta membebaskan
sejumlah energi dalam bentuk panas. Contohnya metana (gas alam) bereaksi
dengan oksigen menurut reaksi:
Selain itu, alkana juga dapat bereaksi dengan Cl2 ketika campuran
keduanya diradiasi dengan sinar ultraviolet. Tergantung pada jumlah kedua
reaktan dan lama reaksi, produk substitusi hidrogen alkana oleh atom klorida
menghasilkan campuran produk klorinasi. Contohnya, metana bereaksi
dengan Cl2 menghasilkan campuran produk yang terdiri dari CH3Cl,
CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4 menurut reaksi:
6
Oksidasi atau pembakaran alkana bersifat eksotermik atau
menghasilkan kalor. Pembakaran alkana berlangsung sempurna dan tidak
sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2 sedang pembakaran
tidak sempurna menghasilkan gas CO.
3. Gugus Alkil
Jika satu atom hidrogen dibebaskan dari sutau alkana maka diperoleh
struktur yang disebut alkil. Perlu dicatat bahwa gugus alkitl tidak stabil jika
berdiri sendiri, alkil merupakan bagian dari molekul yang besar. Gugus alkil
diberi nama sesuai dengan rantai alkananya dengan mengganti akhiran –ana
menjadi –il. Contohnya alkil dari metana adalah metil, sedangkan etana yang
kehilangan satu hydrogen disebut etil. Kombinasi antara alkil dengan gugus
fungsi yang lain akan menghasilkan ribuan senyawa.
7
kemungkinan gugus alkil yang terbentuk, yaitu alkil primer, sekunder, dan
tersier.Alkil kuarterner tidak mungkin terbentuk, karena karbon kuarterner
sudah tidak mengikat hidrogen lagi.
8
1) Penamaan sikloalkana
a. Temukan rantai utama
9
Pada sikloalkana, ikatan yang terbentuk kurang bebas untuk
berputar. Misalnya siklopentana, bentuknya adalah segitiga rigid dan
planar. Putaran pada ikatan karbon-karbon tidak mungkin terjadi tanpa
merusak cincin.
10
1,2-dimetilsiklopropana merupakan salah satu contoh stereoisomer yang
disebut isomer cis-trans. Awalan cis- berarti terletak pada sisi yang sama,
sedangkan trans- untuk menyatakan posisi yang berlawanan.
5. Kegunaan Alkana
Secara umum, alkana digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku
dalam industri petrokimia.
Metana, digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan bahan baku
pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3.
Etana, digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai
refrigerant dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
Propana, digunakan sebagai komponen utama gas elpiji untuk memasak
dan bahan baku senyawa organik.
Butana, digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet
sintetis
Oktana, digunakan sebagai komponen utama bahan kendaraan bermotor ,
yakni bensin.
B. Alkena
11
ini akan bergabung dengan gugus fungsional yang lain. Selain itu alkena juga
banyak ditemukan dalam komponen-komponen minyak bumi.
Dalam system IUPAC, rantai lurus alkena diberi nama sesuai dengan
alkana dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
CH2=CH2 CH3CH=CH2
Etana propena
12
2. Sifat Alkena
a. TitikDidih
Satu-satunya gaya tarik yang terlibat dalam ikatana lkena adalah gaya
dispersi Van der Waals, dan gaya-gaya ini tergantung pada bentuk molekul
dan jumlah elektron yang dikandungnya. Gaya Van der Waals adalah gaya
antar molekul pada senyawa kovelen. Untuk gaya Van der Waals pada
alkena yang bersifat non-polar disebut gala London (dipilsesaat). Makin
besar Mr senyawa alkena, gaya Van del Waals makin kuat, sehingga titik
didih (TD) makin tinggi. Masing-masing alkena memiliki 2 lebih sedikit
elektron dibanding alkana yang sama jumlah atom karbonnya.
b. Kelarutan
Alkena hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut-
pelarut organik, seperti lemak dan minyak.
KereaktifanKimiawi
a. Ikatandalamalkena
13
Etena digambarkan sebagai berikut:
3. Pembuatan Alkena
14
CH3CH2OH
Panas
aceton
Cl Cl
Vicinal dihalida
R R’ R R’
R R’ R R’
15
d. Dehidrasi alkohol
Alkena dapat diperoleh dari dehidrasi alcohol, yaitu suatu reaksi
penghilangan air. Alcohol primer, sekunder, maupun tersier dapat
dilakukan dehidrasi sehingga menghasilkan alkena. Dihidrasi silakukan
dengan adanya asam sulfat maupun asam kuat lainnya. Dehidrasi alcohol
sekunder dan alcohol tersier mengikuti reaksi E1
600
1000
1800
e. Hidrogenasi Alkuna
Hidrogenasi alkuna merupakan reduksi ikatan phi dan adisi atom
terhadapmolekul. Ada 2 kemungkinan adisi atom tersebut yaitu: adisi sin
(cis) dan anti (trans). Jika atom ditambahkan pada sisi yang sama daro
molekul, adisi tersebut disebut dengan adisi sin. Sedangkan apabila adisi
ditambahkan pada sisi yang berlawanan, maka terjadi adisi anti.
Adisi sin:
CH3 CH3
H H
16
Adisi anti/ trans:
CH3 H
CH3 C C CH3+LiC2H5 NH2 C=C
NH4Cl
H CH3
1. Reaksi adisi
17
Reaksi Halogenasi adalah sebagai berikut:
Br
Etilena etilhalida
Jika suatu alkena adalah alkena simetris (gugus terikat pada dua
karbon sp3 yang berbeda), maka kemungkinan akan terbentuk 2 produk
yang berbeda dengan adanya adisi HX.
CH3
18
H Cl
2-butena 2-klorobutena
Alkena asimetris :
CH3CH = CH2 Cl
Lokasi atom H Cl
2-kloropropana
Lokasi atom H
CH3
CH3
Cl
19
Hidrobrominasi Alkena
1. R−O−O−R 2 R−O
Br
Br Br
Adisi asam sulfat pada alkena akan menghasilkan alkil hidrogen sulfat,
yang selanjutnya akan digunakan dalam sintesis alkohol atau eter.
OSO3H
2-propil hidrogensulfat
Pada larutan asam kuat (seperti larutan asam sulfat), air ditambahkan
pada ikatan rangkap untuk menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrosi
alkena.
20
OH
Reaksi merkuri asetat Hg(O2CCH3)2 dan air pada alkena disebut oksi
merkurasi. Produk oksi merkurasi biasanya direduksi dengan Natrium
borohidrid (NaBH4), suatu rangkaian reaksi yang disebut
demerkurasi.Reaksi ini terdiri dari 2 tahap reaksi yaitu adisi elektrofilik
dari+HgO2OCH4 diikuti dengan serangan nukleofil H2O.
OH
1-pentena HgO2CCH3
OH OH
Adisi Boran
Diboran (B2H4) adalah gas beracun yang dibuat dari reaksi Natrium
borohidrid dan Boron trifluorida (3 NaBH4 + 4 BF3 → B2H6 + 3 NaBF4).
Pada larutan dietileter, diboran terdisosiasi membentuk boran (BH3). Boran
akan bereaksi dengan alkena membentuk organo boran (R 2B). Reaksi ini
teridri dari 3 langka reaksi. Dalam masing-masing tahap, satu gugus alkil
21
ditambahkan dalam boran sampai semua atom hidrogen telah digantikan
oleh gugus alkil. Reaksi ini disebut hidroborasi.
Tahap 1
H BH2
Tahap 2
Tahap 3
2. Reaksi Oksidasi
22
Sikloheksana O O OH
Os O OH
keton
Reksi kedua ozonolis adalah oksidasi atau reduksi dari ozonida. Jika
ozonida mengalami reduksi, salah satu karbon tersubstitusi dari alkena
akan memebentuk aldehid. Sebaliknya jika terjadi oksidasi, akan terbentuk
asam karboksilat.
Oksidasi:
H3C CH3
O O O O
Reduksi:
H3C CH3
O O O O
C C Zn CH3CH + CH3CCH3
23
H O CH3 H+, H2O asetaldehid aseton
c. Alkuna
1. Pengertian Alkuna
Etuna CH CH C2H2
Propuna CH C─CH3 C3H4
Butuna CH C─CH2─CH3 C4H6
Pentuna CH C─CH2─CH2─CH3 C5H8
24
Heksuna CH C─CH2─CH2─CH2─CH3 C6H10
Heptuna CH C─CH2─CH2─CH2─CH2─CH3 C7H12
Oktuna CH C─CH2─CH2─CH2─CH2─CH2─CH3 C8H14
Nonuna CH C─CH2─CH2─CH2─CH2─CH2─CH2─CH3 C9H16
Dekuna CH C─CH2─CH2─CH2─ C10H18
CH2─CH2─CH2─CH2─CH3
2. Tata Nama Alkuna
b) Menetapkan posisi ikatan rangkap tiga pada rantai utama yang ditunjukkan
dengan angka.
3. Sifat-sifat alkuna
25
3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan
menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai
dengan atom lain.
4. Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen)
akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2 à 4CO2 + 2H2O
5. Wujud Alkuna
6. Kelarutan Alkuna
Alkuna tidak larut dalam air, namun cukup larut dalam pelarut organik
seperti benzena, eter, dan karbon tetraklorida.
Titik leleh dan titik didih alkuna semakin meningkat seiring dengan
kenaikan massa molekul. Selain itu, titik leleh dan titik didih alkuna
dipengaruhi oleh percabangan, seperti halnya alkana dan alkena.
26
dua buah orbital 2py yang bersifat paralel, dan sebuah ikatan pi (π) kedua
yang terbentuk dari tumpah tindih orbital 2pz yang juga bersifat paralel.
9. Spektrum Alkuna
a. Spektrum IR Alkuna
Suatu alkuna dengan tipe RC≡CR tak mempunyai proton yang bersifat
asetilenik. Dengan demikian alkuna yang bersubstitusi ganda tidak
mempunyai absorpsi NMR yang khas (tetapi pada bagian lain dari molekul
dapat menimbilkan absorpsi). Suatu alkuna substitusi tunggal, RC≡CH
menunjukkan absorpsi untuk proton alkunil pada nilai δ sekitar 3 ppm.
Absorpsi ini tidak sebawah medan seperti absorpsi untuk proton vinil atau
aril, karena proton alkunil terperisai oleh medan imbasan ikatan ganda tiga.
Contoh:
27
Pembuatan alkuna dengan cara ini biasanya menggunakan dihalida
visinal, karena dihalida visinal mudah dibuat dengan mereaksikan alkena
dengan halogen.
2. Reaksi Asetilida Logam dengan Alkil Halida Primer. Alkuna terminal
dapat bereaksi dengan natrium amida, NaNH2, menghasilkan natrium
alkunida.
R-C≡C-H + NaNH2 → R-C≡C-Na+ + NH3
Jika natrium alkunida direaksikan dengan alkil halida primer menghasilkan
asetilena tersubstitusi.
R-C≡C-Na+ + R'-X → R-C≡C-R' + NaX
Alkuna ditemukan dalam gas rawa, batu bara, dan minyak bumi, tetapi
dalam jumlah yang sedikit. Hal ini menyebabkan industri harus mensintesis
alkuna. Sintesis senyawa alkuna yang penting adalah etuna (asitelina).
Alkilasi alkuna tidak terbatas pada asetilena (etuna) saja. Setiap alkuna
terminal bisa diubah menjadi anion yang sesuai dan kemudian dialkilasi
dengan alkil halida menghasilkan alkuna internal.Vicinal dihalida dapat
diperoleh dengan mereaksikan Br2 atau Cl2 dengan alkena. Dengan
demikian, keseluruhan reaksihalogenasi /dehidrohalogenasi merupakan
proses konversi alkenamenjadi alkuna. Dimana mengikuti langka berikut:
Langkah 1:
Reaksi asam / basa. Ion amida bertindak sebagai basis untuk
menghilangkan terminal asam H untuk menghasilkan ion asetilida,
nukleofil karbon.
28
Langkah 2:
Reaksi substitusi nukleofilik. Carbanion bereaksi dengan karbon
elektrofilik dalam alkil halida dengan lepasnya leaving group (halida)
membentuk ikatan C-C baru.
• Alkynes terminal siap dikonversi menjadi ion alkynide (asetilid) dengan
kuat basis seperti NaNH2 dan NaH.
29
pada tahun 1968 oleh Bailey, et al. Sistem Bailey digunakan campuran oksida
tungsten dan silikon pada suhu setinggi 450°C. Pada tahun 1974 Mortreux
melaporkan penggunaan katalis homogen molibdenum hexacarbonyl di 160°C
untuk mengamati alkyne.
Carbyne telah ditemukan yang memungkinakan metatesi alkuna
untuk melanjutkan ketingka selanjutnya, Schrock dkk. telah menunjukkan
dalam serangkaian investigasi yang elegan bahwa kompleks logam alkilidyne
valensi tinggi yang sesuai secara katalitis kompeten dan sangat aktif.
Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena
dibakar dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi
tersebut mampu digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan
pecahan-pecahan logam.
Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga
digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan
poliakrilonitril.
Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa
digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk
melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting untuk
menambah panjang rantai senyawa organik.
Mempercepat pematangan buah.
30
BAB II
Alkohol dan Fenol
A. Alkohol
1. Definisi Alkohol
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus
fungsi –OH. Contoh rumus struktur alkohol adalah metanol. Senyawa
alkohol sudah banyak di kenal dan di manfaatkan oleh manusia, baik dalam
bentuk minuman,makanan,maupun untuk keperluan medis. Beberapa jenis
makanan dan minuman yang beralkohol yang banyak di konsumsi orang
dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat,misalnya tape,singkong,anggur
dan lain-lain.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat
pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom
karbon lain.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut
grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal
ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar
pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu
juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki
pengertian yang lebih luas lagi.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar,
tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah
salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol
rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C 2H6O. Ia
merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter.
31
2. Sejarah alkohol
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan
pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada
peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina bagian utara
menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia
prasejarah dari masa Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian
etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu
menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut)
dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu
dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang
terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure
berhasil menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun kemudian
(1858), Couper mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian
etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus
kimianya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara
terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari
Perancis. Pada tahun 1828, Michael Faraday berhasil membuat etanol dari
hidrasi etilena yang dikatalisis oleh asam. Proses ini mirip dengan proses
sintesis etanol industri modern.
CH3-CH3 CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3 CH3-CH2-CH2-OH
Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum
alkanol adalah CnH2n+1 OH atau CnH2n+1O.
4. Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat
jenis atom C yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C
kuertner.Berdasarkan letak gugus fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu:
a. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada
atom C primer.
Contoh: CH3-CH2-OH
32
b. Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat
pada atom C sekunder.
Contoh: CH3-CH3-CH-OH
c. Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada
atom C tersier.
Contoh: CH3
│
CH3-CH3-C-OH
│
CH3
5. Tatanama Alkohol
Rumus
Nama IUPAC Nama umum
kimia
Alkohol monohidrik
CH3OH Metanol Alkohol kayu
C2H5OH Etanol Alkohol gandum
C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok
C5H11OH Pentanol Amil alkohol
C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol
Alkohol polihidrik
C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol
C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol
C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol
C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol
C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol Mannitol, Sorbitol
C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol
Alkohol alifatik tidak tersaturasi
C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol
C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol
C3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargil alkohol
33
Alkohol alisiklik
Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-
C6H6(OH)6 Inositol
geksol
2 - (2-propyl)-5-methyl-
C10H19OH Mentol
cyclohexane-1-ol
CH3-CH2-CH2-OH propanol
C2H5 etil
6. Keisomeran alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:
1. Keisomeran posisi
34
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena
perbedaan letak gugus –OH dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi
dalam alcohol mulai terdapat pada propanol yang mempunyai dua
isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.
CH3 CH3
│ │
H―CH―OH HO―C―H
│ │
C2H5 C2H5
3. Keisomeran fungsi
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadikarena perbedaan
gugus fungsi diantara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul
yang sama.
35
No Nama Rumus struktur Titik Kelarutan Mr
didih (g/100 g
air)
2. Sifat Kimia
Gugus –OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif,
sehingga menyebabkan alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi
antara lain:
36
8. Reaksi alcohol
1. Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida
dan gas hidrogen. Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
2. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-
beda, tergantung pada jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh
zat oksidator sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam
dapat digunakan untuk mengidentifikasialkohol primer, alkohol
sekunder, dan alkohol tersier.
a) Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat
teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3―CH2―OH CH3―COH+H2O
Etanol etanol
CH3―COH CH3COOH
Etanol asam etanol
R―OH+HX R― H2O
Contoh:
CH3― OH+HCl CH3―Cl+H2O
4. Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
37
C2H5OH + CH3COOH CH3 ― COOC2H5 + H2O
Etanol asam asetat etil asetat
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH CH2―CH= CH2 + H2O
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer,
atom H dan gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang
berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol sekunder, atom H
yang terlepas berasal dari atom C yang terikatpada rantai C terpanjang.
38
memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak
atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol
dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya untuk meninggalkan alkohol
itu. Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol itu sama dengan
yang terdapat dalam alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena itu,
alkohol teknis diracuni (didenaturasi) sehingga tidak dapat diminum
lagi.
Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi, harganya jauh
lebih mahal daripada alkohol teknis. Hal ini antara lain dimaksudkan
supaya orang tidak terlalu mudah memperolehnya. Etanol dapat
dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-bohidrat dengan bantuan ragi.
Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat tape ketan,
yang bahan-bahannya adalah beras ketan yang dimasak kemudian diberi
enzim (ragi) secukupnya dan dibiarkan beberapa hari. Etanol yang
terbentuk lalu dipisahkan dengan distilasi. Reaksi yang terjadi:
Asam
Dalam industri, etanol dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis
asam. Reaksi:
B. Fenolik
1. Pengertian Senyawa Fenolik
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada
tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi
39
(OH) dan gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama
berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan
memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol.
Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal
dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua gugus OH. Senyawa fenolik di alam terdapat
sangat luas, mempunyai variasi struktur yang luas, mudah ditemukan
di semua tanaman, daun, bunga dan buah.Ribuan senyawa fenolik alam
telah diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik
sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin, tannin), dan
kuinon fenolik.
Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya
satu gugus hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester
atau glioksida daripada senyawa bebasnya.Senyawa ester atau eter fenol
tersebut memiliki kelarutan yang lebih besar dalam air daripada senyawa
fenol dan senyawa glioksidanya.
Dalam keadaan murni, senyawa fenol berupa zat padat yang
tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi akan berubah menjadi gelap.
Kelarutan fenol dalam air akan bertambah, jika gugus hidroksil makin
banyak.
Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka ragam,
dan banyak digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai
substrat donor H. Reaksi oksidasi kopling, selain membutuhkan suatu
oksidator juga memerlukan adanya suatu senyawa yang dapat mendonorkan
H. Senyawa fenolik merupakan contoh ideal dari senyawa yang mudah
mendonorkan atom H.
40
Gambar: Golongan senyawa fenolik sederhana
41
Radikal fenoksi dari senyawa ini umumnya mengalami
pengkopelan diposisi atom C8, membentuk struktur dengan jembatan 8-
8 (8-8 bridges).
Lignan
Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu
senyawa dimer dengan struktur lignan.Senyawaan lignan memiliki
struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari 2 unit fenil propanoid
yang tergabung melalui ikatan 8-8. Ikatan khas ini digunakan sebagai
dasar penamaan lignan.
42
Gambar: Struktur senyawa golongan neolignan dan oxineolignan
Asam Ferulat
Asam ferulat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat,
yangmemiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman.Hal
ini memungkinkan untuk dapat memberikan keuntungan yang signifikan
di bidang kesehatan, karena senyawa asam ferulat memiliki aktivitas
antikanker dan antioksidan. Selain itu juga dapat menjadi prekursor
dalam pembuatan senyawa aromatik lain yang bermanfaat.
Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan
radikal bebas, seperti spesies oksigen reaktif (ROS).ROS kemungkinan
yang menyebabkan DNA rusak dan mempercepat penuaan.
Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa
asam ferulat kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas
antitumor perlawanan kanker payudara dan kanker hati.Asam ferulat
memiliki kemungkinan sebagai pencegah kanker yang efektif, yang
43
disebabkan oleh paparan senyawa karsinogenik, seperti benzopirene dan
4-nitroquinoline 1-oksida.Namun perlu menjadi catatan, bahwa hal itu
tidak diuji coba kontrol random pada manusia, sehingga hasilnya
kemungkinan pula tidak dapat dimanfaatkan untuk manusia.
Jika ditambahkan pada asam askorbat dan vitamin E, asam
ferulat kemungkinan dapat mengurangi stress oksidasi dan pembentukan
dimer timidine dalam kulit.
Pada tumbuhan, asam ferulat meningkatkan rigiditas dan
kekuatan dinding sel tanaman, melalui ikatan silang (cross linking)
dengan pentosan, arabinoxilan dan hemiselulosa, sehingga dinding sel
tidak mudah dihidrolisis secara enzimatis selama proses
perkecambahan.
Asam ferulat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras
merah), gandum, kopi, buah apel, nanas, jeruk dan kacang tanah.
Dalam perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan
dapat dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan vanilli, agen
perasa sintesis yang sering digunakan dalam ekstrak vanilla alami.
Asam ferulat adalah senyawa fenolik yang dapat dihasilkan salah
satunyaialah dengan reaksi kondensasi vanilli dengan asam malonat.
Adapun rumus bangun asam ferulat adalah sebagai:
Etil Ferulat
Etil ferulat tergolong ke dalam turunan senyawa asam hidroksi
sinamat,yang merupakan turunan dari asam ferulat dalam
bentuk ester. Senyawafenolik ini terdistribusi secara luas pada
berbagai jenis tanaman yang dapatdikonsumsi oleh makhluk
hidup. Senyawa tersebut terdapat dalam tanaman, terutama pada
benih padi dan gandum, tetapi dalam jumlah kecil. Oleh karena itu,
senyawa ini biasanya disintesis dari prekursor asam ferulat.
Bentuk fisik etil ferulat berupa kristal berwarna putih dan
memiliki aktifitas sebagaiantioksidan yang sangat baik
44
dibandingkan asam bebasnya. Etil ferulat digunakan sebagai
bahan aktif dalam pengobatan terapi untuk antihipertensi.
Adapun rumus bangun etil ferulat adalah sebagai:
45
.
4. Reaksi Senyawa Fenolik
Senyawa fenolik mempunyai ciri yang khas, yakni bisa membentuk
senyawa kompleks yang berwarna, yang biasanya berwarna biru atau ungu
biru apabila direaksikan dengan besi (III) klorida.Walaupun tidak selektif
pereaksi ini cukup berguna untuk mengetahui adanya gugus hidroksil
terutama kalau pemisahan komponen metabolit sekunder dari contoh yang
diteliti tidak mudah.
Selain itu, senyawa fenolik juga dapat mengalami sintesis polimer
fenolik bioaktif dengan proses yang relatif aman terhadap lingkungan (tidak
beracun), dapat dilakukan melalui reaksi kopling oksidatif fenolik secara
enzimatis, yaitu dengan bantuan biokatalis berupa enzim. Keuntungan
penggunaan enzim sebagai biokatalis adalah ketersediaan enzim yang sangat
berlimpah di alam, sifatnya yang ramah lingkungan dan menghasilkan suatu
produk yang tidak berbahaya. Sedangkan kekurangan dari penggunaan
enzim ini, yaitu enzim bersifat selektif, hanya dapat mengkatalisis
senyawa-senyawa dari golongan fenol dan amina aromatik, sehingga
penggunaannya di dalam industri polimer menjadi terbatas.
Salah satu cara yang sering digunakan dalam mengoksidasi
senyawa fenolik, yaitu melalui bantuan katalis enzim peroksidase. Enzim
peroksidase merupakan kelompok enzim oksidoreduktase yang mampu
mengkatalisis reaksi oksidasi oleh hidrogen peroksida dari sejumlah substrat
yang merupakan donor hidrogen seperti fenol, anilin dan lain sebagainya.
Enzim peroksidase dalam organisme hidup dapat mengkatalisis
senyawasubstratnya, sedangkan H2O2 berfungsi untuk menginisiasi
biosintesis beberapa metabolit sekunder yang diperlukan pada proses
pertumbuhan. Oksidasi fenolat oleh enzim peroksidase dengan
substrat H2O2 menghasilkan reaksi kopling oksidatif, sehingga terbentuklah
polimer fenolik.
Oksidasi yang dilakukan oleh enzim peroksidase terhadap senyawa fenolik
menyebabkan terbentuknya suatu radikal fenoksi, di mana radikal ini mampu
melakukan resonansi dengan posisi orto dan para pada cincin aromatiknya dan
selanjutnya akan bergabung dengan radikal fenoksi yang lain membentuk
senyawa baru polifenol. Cara ini sering dikenal sebagai polimerisasi secara
enzimatis.
5. Identifikasi Senyawa Fenolik
Untuk mengisolasi suatu senyawa kimia yang berasal dari bahan alam
hayati pada dasarnya menggunakan metode yang sangat bervariasi, seperti
46
yang diaplikasikan dalam proses industri. Metode metabolit pengempaaan
digunakan pada senyawa katecin daun gambir juga isolasi CPO dari buah
kelapa sawit.
Metode ini umum digunakan karena senyawa organik yang diperoleh
dengan kuantitas yang cukup banyak. Tetapi berbeda dengan senyawa bahan
alam hasil proses metabolit sekunder lainnya yang pada umumnya dengan
kandungan yang relatif kecil, maka metode-metode dan proses industri
tersebut tidak dapat digunakan.
Berdasarkan hal di atas maka metode yang umum dalam isolasi
senyawa metabolit sekunder dapat digunakan.Metode standar laboratorium
dengan kuantitas sampel terbatas dan perlunya menentukan metode yang
paling sesuai dengan maksud tersebut.
Dari identifikasi awal, maka dapat diamati kandungan senyawa dari
tumbuhan sehingga untuk isolasi dapat diarahkan pada suatu yang dominan
dan salah satu usaha mengefektifkan isolasi senyawa tertentu maka dapat
dimanfaatkan pemilihan pelarut organik yang akan digunakan pada isolasi
tersebut, di mana pelarut polar akan lebih mudah melarutkan senyawa polar
dan sebaliknya senyawa non polar lebih mudah larut dalam pelarut non
polar.
Sebelum melakukan isolasi terhadap suatu senyawa kimia yang
diinginkan dalam suatu tumbuhan maka perlu dilakukan identifikasi
pendahuluan kandungan senyawa metabolit sekunder yang ada pada masing-
masing tumbuhan, sehingga dapat diketahui kandungan senyawa yang ada
secara kualitatif dan mungkin juga secara kuantitatif golongan senyawa yang
dikandung oleh tumbuhan tersebut. Untuk tujuan tersebut maka diperlukan
metode persiapan sampel dan metode identifikasi pendahuluan senyawa
metabolit sekunder sebagai berikut:
Sebanyak 4 gram sampel segar dirajang halus dan dididihkan dengan
25 ml etanol selama lebih kurang 25 menit, disaring dalam keadaan panas,
kemudian pearut diuapkan sampai kering. Ekstrak dikocok kuat dengan
kloroform lalu ditambahkan air suling, biarkan sampai terbentuk dua lapisan,
yakni lapisan kloroform dan lapisan air.Beberapa tetes ditempatkan dalam
tabung reaksi ditambahkan besi (III) klorida, timbul warna hijau sampai
ungu menandakan positif mengandung fenolik.
Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh
bagian tumbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar
menggunakan sistem maserasi menggunakan pelarut organik polar seperti
metanol.
47
Beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang umum
digunakan antara lain :
1. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut
organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat
menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan
perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel
sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut
dengan pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena
dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk
proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dengan
memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut. Secara
umum pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan
dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat
melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder.
2. Perkolasi
Merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga
pelarut akan membawa senyawa organik bersama-sama pelarut. Tetapi
efektifitas dari proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik
yang sangat mudah larut dalam pelarut yang digunakan.
3. Solketasi
Solketasi menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan
dapat di hemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi
sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh
panas.
4. Destilasi uap
Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang
tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih
pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih banyak digunakan untuk
minyak atsiri.
5. Pengempaan
Metode ini banyak digunakan dalam proses industri seperti pada
isolasi CPO dari buah kelapa sawit dab isolasi katecin dari daun gambir.
Dimana dalam proses tidak menggunakan pelarut.Hasil yang diperoleh
berupa ekstrak yang mana seluruh spade senyawa bahan alam yang
terlarut dalam pelarut yang digunakan akan berada pada ekstak ini.
Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan
kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang
48
sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen – komponen pada
KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk
memisahkan komponen kimia tersebut dengan mengggunakan kolom
kromatografi dan sebagai fas diam dapat digunakn silika gel dan eluan
yang digunakan berdasarkan hasil yang diperoleh dari KLT dan akan
lebih baik kalau kepolaran eluen pada kolom kromatografi sedikit
dibawah kepolaran eluen pada KLT.
Pemilihan eluen sebaiknya dimulai dari pelarut organik yang tidak
polar seperti heksana dan peningkatan kepolaran dengan etil asetat atau
pelarut yang lebih polar lainnya masing – masing pelarut.
Selanjutnya suatu senyawa bahan alam hasil isolasi akan diidentifikasi
berdasarkan kimia, fisika, dan identifikasi dengan spektroskopi. Dari
isolasi yang menggunakan metode standar tidak semua senyawa akan
secara utuh seperti yang terdapat dalam tumbuhan tesebut, karena
sebagian senyawa ada yang terlarut dan terpecah dalam proses isolasi dan
hasil terjadi seperti putusnya ikatan glikosida membentuk aglikon dan
gula dengan adanya air.
Identifikasi senyawa metabolit sekunder dan elusidasi struktur
senyawa ditemukan merupakan pekerjaan yang sangat menentukan dalam
proses mengenal, mengetahui dan pada akhirnya menetapkan rumus
molekul yang sebenarnya dari senyawa tersebut.
Di antara metode identifikasi dan elusidasi struktur yang diperoleh
dapat dilakukan dengan metode standar yang sudah dikenal untuk
menentukan senyawa kimia dan termasuk derivat – derivatnya antara lain:
1. Metode Spektroskopi
49
Metode yang dapat menentukan serta mengidentifikasi gugus fungsi
yang terdapat dalam senyawa organik, yang mana gugus fungsi
dari senyawa organik akan dapat ditentukan berdasarkan ikatan tiap
atom dan merupakan bilangan frekuensi yang spesifik.
c. Nuklir Magnetik Resunansi Proton
2. Kromatografi
Penggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian
senyawa metabolit sekunder dan dapat dijadikan sebagai patokan
untuk proses pengerjaan berikutnya dalam menentukan struktur
senyawa.
Berbagai jenis kromatografi yang umum digunakan antara lain:
50
senyawa pada fasa padat yang digunakan terhadap senyawa organik
sehingga terjadi pemisahan masing – masing senyawa dari
campurannya.
d. Kromatografi Cair : Lebih dikenal dengan HPLC (High Pressure
Liquid Chromatography ) dan lebih dari 75 % dari pemakaian
HPLC menggunakan fasa padat ODS (Oktadesil Sifane) atau C – 18
sedangkan fasa cair sebagai pelarut pembawa senyawa dapat diganti
kepolarannnya pada saat digunakan dan kondisi seperti itu dikenal
sebagai fasa gradien. Pada kondisi gradien, senyawa nonpolar akan
diadsorpsi lebih lemah oleh fasa padat dan akan dielusi dengan
pelarut nonpolar dan sebaiknya senyawa polar akan diadsorpsi lebih
kuat dan membutuhkan pelarut polar. Jika sampel mempunyai
polaritas luas, pemisahan harus dilakukan dengan merubah
kepolaran pelarut yang digunakan. Efisiensi penggunaan HPLC
ditentukan dengan pengaturan dan penggunaan pelarut sebagai
pembantu dalam pemakaian HPLC.
51
BAB III
ALDEHID
1. Pendahuluan
52
Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok
gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi
karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus
fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.
Salah satu gugus fungsi yang kita ketahui yaitu aldehid yaitu suatu
senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonilyang terikat pada satu
buah atom atau dua buah atom hidrogen.
2. Pengertian Aldehid
53
3. Struktur Kimia
Aldehid adalah senyawa yang mengandung satu gugus karbonil (satu
ikatan rangkap C=O). Aldehid termasuk kedalam senyawa sederhana, karena
tidak memiliki gugus-gugus reaktif yang lain, seperti –OH atau Cl yang
terikat pada atom karbon pada gugus karbonil. Gambar di bawah ini
merupakan struktur kimia dari aldehid.
4. Tata NamaAldehid
Nama aldehid atau alkanal diturunkan dari nama alkana yang sesuai
dengan mengganti akhiran a menjadi al. Tata nama isomer alkanal pada
dasarnya sama seperti tatanama alkanol, tetapi posisi gugus fungsi ( -CHO )
tidak perlu dinyatakan karena selalu menjadi atom karbon nomor satu.
4
CH3-3CH-2CH2-1CHO
CH3
3-metil butanal
Nama lazim dari aldehida diturunkan dari nama lazim asam
karboksilat yang sesuai dengan mengganti akhiran at menjadi aldehida dan
54
membuang kata asam. Misalnya asam format nama lazimnya adalah
formaldehida.
O
H C H
Formaldehid
Jika rantai utama aldehida berupa cincin siklik maka penamaan
digunakan akhiran karbal dehida. Contoh:
C H
Siklobutanakarbaldehida (Formilsiklobutana)
55
senyawa hidrokarbon yang memiliki besar molekul yang mirip.
Ketiga senyawa ini memiliki panjang rantai yang sama, dan jumlah
elektronnya juga mirip (walaupun tidak identik).
Aldehid yang kecil dapat larut secara bebas dalam air tetapi
kelarutannya berkurang seiring dengan pertambahan panjang rantai.
Sebagai contoh, metanal, etanal dan propanal yang merupakan aldehid
berukuran kecil dapat bercampur dengan air pada semua perbandingan
volume. Alasan mengapa aldehid yang kecil dapat larut dalam air
adalah bahwa walaupun aldehid tidak bisa saling berikatan hidrogen
sesamanya, namun keduanya bisa berikatan hidrogen dengan molekul
air.Salah satu dari atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam
sebuah molekul air bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan
elektron bebas pada atom oksigen dari sebuah aldehid untuk
membentuk sebuah ikatan hidrogen.
56
Selain karena adanya ikatan hidrogen antara air dan molekul
aldehid,adanya gaya dispersi dan gaya tarik dipol-dipol antara aldehid
dengan molekul air menyebabkan aldehid berukuran kecil dapat larut
dalam air. Pembentukan gaya-gaya tarik ini melepaskan energi yang
membantu menyuplai energi yang diperlukan untuk memisahkan
molekul air dan aldehid atau keton satu sama lain sebelum bisa
bercampur.
B. Sifat Kimia
Reaktivitas gugus karbonil
57
gugus karbonil akan mengalami reaksi adisi, seringkali diikuti dengan
hilangnya sebuah molekul air.
58
6. Reaksi Senyawa Aldehid
A. Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi
oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah
dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk
mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat.
Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini
dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitratdengan larutan amonia
sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut
kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida
(Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga
membebaaskan unsur perak (Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai
berikut :
59
dianggap sebagai larutan CuO.Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling
menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
B. Reaksi Adisi
1) Adisi Alkohol
Aldehid Hemiasetal asetal
Hemiasetal adalah senyawa karbon yang gugus terikat itu sendiri
terdiri atas satu gugus eter (—O—) dan satu gugus alkohol (—OH)
2) Adisi HCN
Hidrogen sanida akan masuk ke ikatan rangkap C=O pada aldehid
dan keton menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai hidroksinitril.
Senyawa-senyawa ini biasa juga disebut sebagai sianohidrin.
60
3) Adisi Grignard
7) Reaksi cannizaro
Reaksi ini merupakan reaksi reduksi aldehida yang tidak
memilikihidrogen alfa. Karena tidak adanya hidrogen alfa pada gugus
karbonil makatidak akan terjadi ion karban, akibatnya aldehida yang
61
tidak memiliki hidrogenalfa tidak akan mengalami reaksi kondensasi
aldol.
8) Reaksi halogenasi
Apabila aldehida yang mempunyai hydrogen alfa direaksikan
dengangas klor atau gas brom, maka hydrogen alfa akan diganti oleh
atom klor ataubrom dengan adanya katalis asam dan basa.
62
Reaksi alkilasi secara umum dapat ditulis
63
8. Manfaat Aldehid
Larutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk mengawetkan
contoh biologi dan mengawetkan mayat, penghilang bau untuk sumbu
lampu/lilin.
Formaldehida untuk membuat plastik termoset (plastik yang tidak
meleleh pada pemanasan) sebagai desinfektans, membuat damar buatan.
formaldehida digunakan dalam pembuatan plastik, insulasi bangunan,
papan partikel, dan kayu lapis.
Asetaldehid banyak digunakan untuk pembuatan asam asetat.
Aseton digunakan sbg pelarut dan pengolahan senyawa kimia
Benzaldehid senyawa aromatik pemberi aroma buah ceri
Etanal atau asetaldehida sebagai bahan untuk karet . Zat warna dan
bahan organik yang penting misalnya asam asetat, aseton, etilasetat, dan
1- butanol.
Aseton merupakan pelarut yang baik untuk banyak zat organik (resin,
cat, zat warna dan cat kuku).
64
sempurna dari bensin yang keluar dari knal pot kendaraan bermotor, dari
cerobong pabrik yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil, dari
kebakaran hutan dan pembakaran sampah.
65
BAB IV
KETON
1. Pengertian Keton
Keton sebagai senyawa karbonil
Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah
gugus karbonil – sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa
yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif
yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di
gugus karbonil – seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam
karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah
gugus karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun
senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus
umum:R1(CO)R2.
O
R C R atau RCOR
suatu keton
O O O
O CH3CCH2CH2CH3 CH3CCH2CCH3
2-pentanon 2,4-pentanadion
sikloheksanon
66
O O O
CH3CCH3 CH3CCH2CH3 (CH3)2CHCC(CH3)3
IUPAC propanon butanon 2,2,4-trimetil-3-pentanon
trivial aseton metil etil keton isopropil t-butil keton
3. Sifat-sifat Kimia
Gugus karbonil bersifat polar, sehingga mengakibatkan senyawa keton
polar. Gugus karbonil akan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen,
sehingga keton larut dalam air. Ia merupakan akseptor ikatan hidrogen, dan
bukannya donor, sehingga ia tidak akan membentuk ikatan hidrogen dengan
dirinya sendiri. Hal ini membuat keton lebih mudah menguap daripada
alkohol dan asam karboksilat.
a. Keasaman
Hidrogen-α keton lebih asam (pKa ≈ 20) daripada hidrogen alkana
biasa (pKa ≈ 50). Hal ini disebabkan oleh stabilisasi resonansi ion enolat
yang terbentuk ketika berdisosiasi. Keasaman relatif hidrogen-α sangatlah
penting dalam reaksi enolisasi keton dan senyawa karbonil lainnya.
b. Sifat-sifat spektroskopi
Spektroskopi adalah salah satu cara yang penting untuk
mengidentifikasi keton. Keton dan aldehida akan menunjuukkan puncak
cm−1
yang signifikan pada spektroskopi inframerah di sekitar 1700 (agak
tinggi atau rendah, bergantung pada lingkungan kimiawi)
c. Ikatan dan Kereaktifan
Ikatan pada gugus karbonil, atom oksigen jauh lebih elektronegatif
dibanding karbon sehingga memiliki kecenderungan kuat untuk menarik
elektron-elektron yang terdapat dalam ikatan C=O kearahnya sendiri.
Salah satu dari dua pasang elektron yang membentuk ikatan rangkap C=O
bahkan lebih mudah tertarik ke arah oksigen. Ini menyebabkan ikatan
rangkap C=O sangat polar.
67
mengalami reaksi adisi, seringkali diikuti dengan hilangnya sebuah
molekul air. Ini menghasilkan reaksi yang dikenal sebagai adisi-
eliminasiatau kondensasi. Dalam pembahasan tentang aldehid dan keton
anda akan menemukan banyak contoh reaksi adisi sederhana dan reaksi
adisi-eliminasi. Aldehid dan keton mengandung sebuah gugus karbonil.
Ini berarti bahwa reaksi keduanya sangat mirip jika ditinjau berdasarkan
gugus karbonilnya.
4. Sifat-sifat fisik
a. Titik didih
Aldehid sederhana seperti metanal memiliki wujud gas (titik
didih -21°C), dan etanal memiliki titik didih +21°C. Ini berarti bahwa
etanal akan mendidih pada suhu yang
mendekati suhu kamar.
Aldehid dan keton lainnya berwujud cair, dengan titik didih
yang semakin meningkat apabila molekul semakin besar. Besarnya titik
didih dikendalikan oleh kekuatan gaya-gaya antar-molekul
b. Gaya dispersi van der Waals
Gaya tarik ini (dispersi van der waals) menjadi lebih kuat apabila
molekul menjadi lebih panjang dan memiliki lebih banyak elektron.
Peningkatan gaya tarik ini akan meningkatkan ukuran dipol-dipol
temporer yang terbentuk.
Inilah sebabnya mengapa titik didih meningkat apabila jumlah
atom karbon dalam rantai juga meningkat – baik pada aldehid maupun
pada keton.
c. Gaya tarik dipol-dipol van der Waals
Aldehid dan keton adalah molekul polar karena adanya ikatan
rangkap C=O. Seperti halnya gaya-gaya dispersi, juga akan ada gaya tarik
antara dipol-dipol permanen pada molekul-molekul yang berdekatan.
Ini berarti bahwa titik didih akan menjadi lebih tinggi dibanding
titik didih hidrokarbon yang berukuran sama – yang mana hanya memiliki
gaya dispersi.
d. Kelarutan dalam air
Aldehid dan keton yang kecil dapat larut secara bebas dalam air
tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan pertambahan panjang rantai
sebagai contoh,metanal,etanal dan propanon – yang merupakan aldehid
dan keton berukuran kecil – dapat bercampur dengan air pada semua
perbandingan volume.Alasan mengapa aldehid dan keton yang kecil dapat
larut dalam air adalah bahwa walaupun aldehid dan keton tidak bisa
68
saling berikatan hidrogen sesamanya, namun keduanya bisa berikatan
hidrogen dengan molekul air.
Salah satu dari atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam
sebuah molekul air bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan
elektron bebas pada atom oksigen dari sebuah aldehid atau keton untuk
membentuk sebuah ikatan hidrogen.
Pembentukan gaya-gaya tarik ini melepaskan energi yang
membantu menyuplai energiyang diperlukan untuk memisahkan molekul
air dan aldehid atau keton satu sama lainsebelum bisa bercampur.
Apabila panjang rantai meningkat, maka "ekor-ekor" hidrokarbon
dari molekul-molekul (semua hidrokarbon sedikit menjauh dari gugus
karbonil) mulai mengalami proses di
atas, dengan menekan diri diantara molekul-molekul air, ekor-ekor
hidrokarbon tersebut memutus ikatan hidrogen yang relatif kuat antara
molekul-molekul air tanpa menggantinya dengan ikatan yang serupa. Ini
menjadi proses yang tidak bermanfaat dari segi energi, sehingga kelarutan
berkurang.
6. Reaksi-reaksi Keton
Reaksi Adisi
Reaksi adisi diawali dengan protonasi dari oksigen. Protonasi ini akan
menambah muatan positif pada karbon karbonil sehingga karbon akan lebih
mudah diserang oleh nukleofil. Reaktivitas relatif reaksi adisi pada aldehida
dan keton sebagian disebabkan oleh adanya muatan positif pada karbon
karbonil. Makin besar muatan positif makin reaktif. Gugus alkil akan
membantu menyebarkan muatan positif sehingga menjadi kurang reaktif.
Contoh : formaldehida lebih reaktif dibanding aldehida atau keton lain
karena formadehida tidak terdapat gugus alkil untuk membantu menyebarkan
69
muatan positif. Apabila dalam struktur terdapat gugus penarik elektron
(misalnya Cl) maka reaktivitas senyawa.
O O O
R R R R H H
keton aldehid f ormaldehid
R C H
R + H2O R C R
suatu aldehida OH
atau keton
suatu hidrat
( dua OH pad a C
O OH
H+
CH3 C CH4 + H 2O CH3 C CH3
aseton
OH
2,2-propanadiol
(aseton hidrat)
HCH + H 2O H+ HCH(OH)2
70
Suatu alcohol dapat mengadisi suatu gugus karbonil. Dalam
kebanyakan hal, kesetimbangan letak pada sisi aldehida atau keton, sama
seperti dalam reaksi air.
Produk adisi satu molekul suatu alcohol pada suatu aldehida disebut
suatu hemiasetal, sedangkan produk adisi dua molekul alcohol (dengan
hilangnya H2O) disebut asetal (Hemiketal dan ketal merupakan nama padanan
untuk produk keton). Semua reaksi ini dikatalisis oleh asam kuat.
Umum :
O OR OR'
ROH ROH
H+ H+
RCH RCH RCH + H 2O
O CH 3CH2OH OCH2CH3
CH 3CH2OH OCH2CH3
H+
H+
CH3CH CH3CH CH 3CH + H 2O
asetaldehida OH OCH2CH3
Reaksinya :
O OH
CN -
R C R + HCN R C R
suatu aldehida CN
atau keton suatu sianohidrid
71
7. Reduksi dan Oksidasi Keton
a. Reduksi Keton
O OH NR2
[H]
RCR RCHR atau RCH2R atau RCHR
suatu aldehida suatu alkohol suatu hidrokarbon suatu amina
atau keton
b. Hidrogenasi
Ikatan pi suatu gugus karbonil dapat mengalami hidrogenasi katalitik,
sama seperti ikatan pi dalam suatu alkena. Alkena dapat dihidrogenasi
pada tekanan dan pada temperature kamar; untuk hidrogenasi suatu
gugus karbonil, biasanya diperlukan kalor dan tekanan. Suatu keton di
reduksi menjadi alcohol sekunder oleh hidrogenasi katalitik.
Rendemennya bagus sekali (90-100%).
OH
Ni
O + H2
500,65 atm
H
sikloheksanon sikloheksanon
suatu keton suatu alkohol sekund er
Jika suatu ikatan rangkap dan suatu gugus karbonil keduanya terdapat
dalam sebuah struktur, ikatan rangkap itu dapat dihidrogenasikan
sementara gugus karbonil tetap utuh, atau dapat pula keduanya
terhidrogenasi. Namun, gugus karbonil tak dapat dihidrogenesi tanpa
mereduksi ikatan rangkapnya. Jika diinginkan mereduksi suatu gugus
karbonil sementara ikatan rangkap karbon-karbon tetap utuh, haruslah
dipilih reduksi (dengan) hidrida logam.
C=C tereduksi (tetapi C=O tidak) :
O O
Ni
CH 3CH=CHCH2CH + H2 CH3CH2CH2CH2CH
250
3- pentenal
pentanal
C=C dan C=O direduksi:
72
O
Ni
CH3CH=CHCH2CH + H2 CH 3CH2CH2CH2OH
kalor, tekanan
3- pentena 1- pentanol
c. Hidrida logam
Atas dasar satuan molar maka gas hdrogen tidaklah mahal; namun suatu
reaksi hidrogenasi agak merepotkan. Biasanya peralatannya terdiri dari
tanki gas dan suatu bejana bertekanan. Suatu prosedur reduksi
alternative melibatkan penggunaan hidrida logam. Dua zat pereduksi
yang bermanfaat adalah litium aluminium hidrida (sering disingkat
LAH) dan natrium borohidrida, keduanya mereduksi aldehida dan keton
menjadi alcohol.
H
H
Li + H Al- H Na+ H B- H
H H
litium alumunium hidrida (LAH) Natrium borohidrida
OH
(1) LiAlH
CH3CH2CHCH3
O (2)H 2O, H+
2-butanol (80%)
CH3CH2CCH 3
OH
butanon (1) NaBH
CH 3CH2CHCH3
(2) H 2O, H +
2-butanol (87%)
Kedua hidrida logam ini sangat berbeda dalam kereaktivannya.
LAH merupakan zat pereduksi kuat, yang tidak hanya mereduksi
aldehid dan keton, tetapi juga asam karboksilat, ester, amida dan nitril.
Lah bereaksi hebat dengan air, biasanya reduksi dilakukan dalam pelarut
seperti eter tak berair.
Natrium borohidrida merupakan zat pereduksi yang lebih lembut
daripada LAH. Reaksinya dapat dilakukan dalam air atau alcohol berair
sebagai pelarut. Untuk mereduksi suatu aldehida atau keton, dipilih
NaBH4; lebih mudah penanganannya karena tidak reaktif terhadap air.
NaBH4 mereduksi aldehida dan keton dengan cepat, tetapi sangat lambat
mereduksi ester. Oleh karena itu gugus karbonil aldehida atau keton
dapat direduksi tanpa diiringi reduksi suatu gugus ester pada molekul
yang sama. Selektivitas semacam itu tak mungkin pada LAH.
73
ester tak direduksi
O O OH O
(1) NaBH 4
HCCH2CH2COCH2CH3 CH2CH2CH2COCH2CH3
(2) H 2O,H+
74
Reaksi Walff-Kishner
CCH3 CH2CH3
e. Amina Reduktif
Jika diinginkan suatu amina sebagai produk reduksi, maka senyawa
karbonil itu diolah dengan ammonia atau suatu amina primer untuk
membentuk suatu imina dengan kehadiran hydrogen dan suatu katalis.
Kemudian gugus C=N imina mengalami hidrogenasi katalitik dengan
cara yang sama seperti suatu gugus C=C atau C=O.
O
NH 3 H 2.Ni
CH CH=NH
-H 2O CH 2NH 2
NCH3 NHCH3
CH NH H 2.Pt
CH3CH2CCH3 3 2 CH3CH2CHCH3
-H 2O CH3CH2CCH3
butanon suatu imina N-metil-2-butilamina (69%)
O
KMnO4
CH3CCH3 tak ada reaksi
aseton
suatu keton
75
8. Pembuatan Keton
Cara yang paling lazim untuk mensintesis suatu keton sederhana ialah dengan
oksidasi suatu alcohol. Oksidasi alcohol sekunder akan menghasilkan keton.
OH O
Cr 2O3
H3CH2C C CH3 H3CH2C C CH3
H piridin
butanon
2-butanol
9. Penggunaan Keton
Keton suku rendah, misalnya aseton banyak digunakan sebagai bahan pelarut..
Kemudian pada berberapa keton yang lebih kompleks banyak digunakan
sebagai pemberi aroma karena keton mempunyai aroma yang menarik,
sebagai contoh adalah vanillin. Keton aril dapat dibuat dengan reaksi asilasi
friedel-orafis. Persamaan umum untuk reaksi ini dicantumkan.
O
heptanal (84%)
1-heptanon
CH3 CH3
+ H2CrO4 600
OH O
CH3CHCH3 CH3CHCH3
mentol menton (84%) S
O
HO
OCH3 vanilin
76
BAB V
ASAM KARBOKSILAT
Wujud dari asam karboksilat tergantung dari jumlah atom C –nya, untuk
senyawa asam karboksilat yang memiliki atom C kurang dari 10, maka wujud zat
tersebut adalah cair pada suhu kamar. Sedangkan asam karboksilat yang memiliki
panjang atom C 10 atau lebih berwujud padat. Asam karboksilat dengan panjang
rantai 1-4 larut sempurna dalam air, sedangkan asam karboksilat dengan panjang
5-6 sedikit larut dalam air dan asam karboksilat dengan panjang rantai lebih dari 6
tidak larut dalam air. Asam karboksilat larut dalam pelarut organik (seperti eter,
alkohol, dan benzena). Semua asam karbosilat merupakan asam lemah dengan
Ka= ±1x10-5.
77
1. Tata Nama Asam Karboksilat
a. Tata Nama IUPAC
Dimulai dengan asam + rantai karbon terpanjang yang mengandung
gugus karboksilat (CO2H) + akhiranoat.
Contoh :
O O
O
H C CH3 C CH3 CH2 CH2 C
OH OH OH
CH3
O O O
CH3 CH CH2 C H3C C C CH3 CH CH2 C
OH OH OH
CH3 CH3 OH
5 4 3 2 1
CH3 CH2 CH CH2 COOH CH3 CH CH2 CH COOH
5 3 2 1
4
CH3 OH CH3
asam 3 - metil pentanoat asam 4 - hidroksil - 2 - metil pentanoat
Jika terdapat lebih dari satu cabang atau gugus cabang maka penulisan
rantai atau gugus cabang menurut abjad
Jika senyawa mempunyai 2 gugus karboksilat, penamaan rantai utama
diberi akhiran dioat.
O O
C CH2 C asam propandioat (asam malonat)
HO OH
O O
O O
b. Tata NamaTRIVIAL
Tidakmempunyaisistematika
O
H C asam formiat
OH
O
CH3 CH2 CH2 C
OH asam butirat
78
O
CH3 CH2 CH2 CH2 C
5 4 3 2 1 OH
Cl
Alkil karboksilat
79
O
CH3 CH2 C > CH3 CH2 CH2 CH2 OH
OH
td td
Asam karboksilat mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air ® mudah
larut dalam air
O
R C
OH
rantai C non polar gugus polar
3. KeasamanAsamKarboksilat
Asam karboksilat terionisasi di dalam air membentuk larutan yang bersifat
sedikit asam
Keasaman asam karboksilat ¹ asam-asam anorganik karena asam karboksilat
terionisasi sebagian di dalam air ® asam lemah
O
O
+
CH3 CH2 C CH3 C O- + H
OH
[CH 3CO2 ] [ H ]
Ka 1.8 x 10 5
[CH 3CO2 H ]
alkohol
O O
CH3 C O CH3 C O
asam karboksilat
asam benzoat
O O
2 CH3 C OH + Na 2 CO 3 CH3 C O- Na+ + H 2CO3
asam asetat Na - asetat
CO2 H2O
4. PembuatanAsamKarboksilat
80
Asam karboksilat dapat disintesis atau dibuat melalui beberapa cara :
H+ O
CH3 CH2 CH2 OH + K2Cr2O7 CH3 CH2 C
OH
+
H
CH3 CH2 CH2 CH2 OH + KMnO4 CH3 CH2 CH2
O O
NH4OH
CH2 CH C + Ag (NH3)2+ CH2 CH C
H OH
OH OH OH OH
oksidator
aldehida
lemah
2. Oksidasi alkena RCH = HR dan R2C = CHR
O
H 3C H Oks H3C
C C CH2 CH3 C O HO C CH2 CH3
H 3C H3C
H2 H2
C C
H2C CH Oks H2C COOH
H2C CH H2C COOH
C C
H2 H2
Cl Cl
CH2 CH2 CH3 COOH
OH-
+ KMnO4
CH CH3 COOH
CH3
asam karboksilat
O O OH O
Pt
CH3 C CH2 C OH + H 2 CH3 CH CH2 C OH
25Oc
asam 3 - keto butanoat asam 3 - hidroksi butanoat
O
C OH H2C OH
H2O
+ LiAlH4
CH3 CH3
81
2. Dekarboksilasi asam b – keton dan b - dikarboksilat.
O O O
H2
H 3C C C C CH3 C CH3 + CO 2
OH
asam 3 - ketobutanoat aseton
Mekanisme
H
H O
O O
+ O C O
C C C
H3C CH2 O H3C CH2
etanol
O
CH3 C CH3
aseton
... ketokarboksilat dekarboksilasi
O O
CH3 C C OH
O O
3. Asam Lemak/Hidrolisis
Lemak/minyakdihidrolisismenghasilkanasamkarboksilat
82
6. Kegunaan Asam Karboksilat
Beberapa asam karboksilat yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari :
1) Asam Formiat (asam semut/asam metanoat)
Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut dalam
air, dan berbau tajam. Dalam jumlah sedikit terdapat dalam keringat, oleh
karena itu keringat baunya asam. Asam ini juga yang menyebabkan lecet
atau lepuh pada kulit.
Kegunaan asam formiat yaitu untuk mengumpulkan lateks, penyamakan
kulit, dan pada proses pencelupan tekstil.
2) Asam Asetat (asam cuka/asam etanoat)
Asam asestat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan asam formiat
yaitu: berwujud cair, tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan berbau
tajam.
Larutan cuka sebagai makanan yang umum digunakan sehari-hari
mempunyai kadar 25% volume asam asetat, sedangkan asam asetat murni
disebut asam asetat glasial digunakan untuk membuat selulosa asetat dalam
industri rayon.
3) Asam Sitrat
Asam sitrat juga terdapat pada jeruk, biasanya digunakan untuk pengawet
buat dalam kaleng.
4) Asam Stearat
Asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan sehari-hari
terutama digunakan untuk pembuatan lilin.
5) Asam Karboksilat lainnya
a. Asam laktak pada susu
b. Asam tartrat pada anggur
c. Asam valerat pada mentega
d. Asam glutamat pada kecap (garam glutamat dikenal dengan nama MSG
atau monosodium glutamat dipakai untuk penyedap makanan.
83
senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam
asetat mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39oC (102oF) dan dapat
membentuk campuran yang mudah meledak diudara (ambang ledakan
5,4% - 16%).
b. Asam Sitrat
Iritasi pada kulit dan mata jika terkena asam sitrat kering, mengkonsumsi
terlalu banyak dapat merusak email gigi, dalam konsentrasi tinggi dapat
merusak rambut.
c. Asam Glutamat (MSG)
Dampak terhadap kesehatan diantaranya dapat menyebabkan penurunan
fungsi otak, kanker, hipertensi, menimbulkan chinese restaurant syndrome,
asma, dan diabetes, serta berbagai masalah kesehatan lainnya.
84
BAB VI
ETER
1. Pengertian Eter
Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom
oksigen yang diikat 2 substituen (alkil/aril). Senyawa eter biasanya dipakai
sebagai pelarut dan obat bius.Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan
hydrogen sehingga titik didihnya rendah.Eter sedikit polar (lebih polar
darialkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis dan dapat
membentuk polieter.Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan
alkana.Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter
mamiliki dua gugus alkil.
R – H R – OR'
Alkana eter
Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-
O sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah.Menurut teori
ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektro negative daripada karbon, sehingga hidrogen yang
berada pada posisi alfarelatif terhadap eter bersifat lebih asam dari pada
hydrogen senyawa hidrokarbon.Walau demikian, hydrogen ini kurang asam
dibandingkan dengan alfa hydrogen keton.
Struktur Serupa
85
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil
eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus
alkoksi. Sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus
alkoksi (alkoksi alkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.
1) Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu ,kemudian di tambahkan eter.
Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di
Tentukan gugus-gugus alkil (substituen) yang mengikat gugus eter (-O-).
Contoh :
86
Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen ,sehingga penulisan
namanya harus berdasarkan urutan abjad huruf pertama nomor substituen.
Contoh:
FenilPropilEter FenoksiPropana
4. Sifat-Sifat Eter
87
Pada keadaan standar, hamper seluruh senyawa eter berwujud cair,
kecuali dimetileter (gas). Eter memiliki titik didih rendah karena sangat sulit
membentuk ikatan hidrogen.Eter memiliki titik didih yang relative rendah
dibandingkan isomeri alkoholnya.Kelarutan eter dalam air sangat kecil (+-
1,5%), sehingga merupakan pelarut yang baik bagi senyawa organic yang tidak
larut dalam air. Selain itu eter bersifat mudah terbakar.Dibandingkan terhadap
alkohol,eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran, Eter jauh lebih
mantap (lebih reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam
natrium.Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan alcohol dengan eter.
Sifat fisik
Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau
yang khas.
Eter tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter
membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Sifat kimia
Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat
akan menghasilkan aldehida.
Contoh :
Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.
88
Contoh :
Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen.Substitusi terjadi
pada atom Hα.
Contoh :
5. Pembuatan Eter
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol.Dietileter dapat dibuat
melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhusekitar 140°C
hingga reaksi dehidrasi sempurna.
89
Mereaksikan alkilhalida dengan perak(I) oksida Alkilhalida bereaksi
dengan perak(I) oksida menghasilkan eter. Hasil samping diperoleh garam
perak halida.
Contoh :
Dehidrasi alcohol primer Eter dapat dibuat dengan dehidrasi alkohol primer
dengan asam sulfat dan katalis alumina.
Contoh :
6. Reaksi Eter
Eter adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-
O-R'.Beberapa reaksi dari eter diantaranya adalah:
Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas karbondioksida dan uap air.
Contoh:
Reaksi
Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI.Jika asam halida terbatas:
90
Jika asam halida berlebihan:
91
Dampak
Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala,
sedangkan pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.
Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan.
Eter bahan yang mudah terbakar karena eter mudah tersulut oleh
kobaran maupun percikan api.
92
BAB VII
SENYAWA AROMATIK
Aromatisasi
Syarat-syarat Aromatisitas:
93
4. Jumlah elektron π molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel:
(4n+2) elektronπ.
5. Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.
2. Benzena
94
atom.Masalah ini akhirnya sedikit terpecahkan setelah menunggu selama 40
tahun. Ilmuwan Jerman, Friedrich August Kekule mengusulkan agar struktur
benzena berupa cincin heksagonal. Perhatikanlah gambar berikut.
b. Friedrich Kekule
H H H
CH2
H C H H C H C
C C C C C
H C
C C C C C
H C H H C H C
H
H H H
I II III
Formula Kekule Formula Dewar
95
Benzenaakan menghasilkan hanya satu produk monosubstitusi, C6H5Y.
Misal hanya satu bromobenzena yang akan diperoleh apabila satu atom
hydrogen (H) diganti oleh bromine. Setiap hydrogen pasti ekivalen
dengan hydrogen yang lain karena pergantian salah satu dari hydrogen
yang ada akan menghasilkan produk yang sama. Sifat ini hanya dapat
dipenuhi oleh benzena dengan struktur Kekule.
Benzena menghasilkan 3 (tiga) isomer produk terdisubstitusi, C6H4Y2
atau C6H4YZ. Misal C6H4Br2, C6H4ClNO2. Fakta ini lebih jauh
meyakinkan bahwa struktur benzena Kekule yang paling dapat diterima.
Struktur Kekule konsisten dengan fakta bahwa ada 3 (tiga) isomer
derivative dibromoyaitu :
Br Br Br
H C Br H C H H C H
C 1 C C 1 C C 1 C
2
3
C C C C C 4 C
H C H H C Br H C H
H H Br
Br Br
H C Br H C Br
C 1 C C 1 C
2 2
C C C C
H C H H C H
H H
IV V
96
ilmuwan mengetahui bahwa semua ikatan antaratom C memiliki panjang
yang sama, yakni 140 pm (pikometer). Oleh karena semua atom C memiliki
fungsi yang sama, ikatan rangkap senantiasa berubah-ubah.
c. Kestabilan Benzena
Kestabilan
cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari pana hidrogenasi dan
pembakarannya. Panas hidrogenasi dan pembakaran benzena lebih rendah
dari pada harga perhitungan.
97
Energi Potensial
Sikloheksatriena + 3H2
Energi resonansi
(36 kkal)
Sikloheksadiena + 2H2
Bensena + 3H2
Sikloheksena + H2
85,8 (Hit)
Sikloheksana
H H
H C H H C H
C C C C
atau
C C C C
H C H C I II
H H
H H
I II
98
e. Orbital Benzena
H o
H
1,39 A
C C
o
H
1,10 A
C
H C
o C H C H
C C
120
120o C C H H
H 120 o H
H H H H H H
H H H H H H
H H H
Kation siklopentadienil Radikal siklopentadienil Anion siklopentadienil
4 elektron 5 elektron 6 elektron
Aromatis
H H H
H H H
H H H
H H H
H H H
H H H
H H H
Kation sikloheptatrienil Radikal sikloheptatrienil Anion sikloheptatrienil
6 elektron 7 elektron 8 elektron
Aromatis
99
g. Tatanama Derivatif Benzena
Cl Br I NO2
Br Br Br
Br
Br
Br
o-Dibromobensena m-Dibromobensena p-Dibromobensena
orto meta para
CH3 Br OH NH2
1
Cl Br Br
NO2
6 2
5 3
4
NO2
NO2 Br
100
h. Reaksi Substitusi dan Tata Nama Senyawa Turunan Benzena
1) Reaksi Halogenasi
Br C6H5Br Bromobenzena
Cl C6H5Cl Klorobenzena
I C6H5l Iodobenzena
Contoh :
Reaksi antara benzena dan alkil halida disebut sintesis Friedel Crafts:
2) Reaksi Nitrasi
101
Pada reaksi nitrasi, atom H digantikan oleh gugus nitro
(NO2).Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat (HNO3)
dengan katalisator asam sulfat pekat (H2SO4).
3) Reaksi Sulfonasi
Pada reaksi sulfonasi, atom H digantikan oleh gugus sulfonat
(SO3H).Pereaksi yang digunakan adalah asam sulfat berasap (H2SO4 +
SO3) pada suhu 40 °C.
4) Reaksi Alkilasi
Pada reaksi alkilasi, atom H digantikan oleh gugus alkil
(CnH2n+1).Pereaksi yang digunakan adalah alkil halida dengan
katalisator aluminium klorida (AlCl3).
CH3CH2CH2C Propilbenzen
l C6H5CH2CH2CH3 a
Contoh :
102
Penamaan orto, meta, dan para untuk senyawa turunan benzena
menunjukkan letak 2 gugus atom yang diikat oleh nomor atom C pada
cincin benzena; kedudukan orto (atom C1 dan C2), meta (atom C1 dan
C3), sedangkan pada para (atom C1 dan C4). Jadi, nama untuk
senyawa turunan benzena tersebut adalah (C) parahidroksi anilina.
5) Reaksi Asilasi
Pada reaksi asilasi, atom H digantikan oleh gugus asil (CH3C=O).
Pereaksi yang digunakan adalah halida asam, seperti CH3COCl (asetil
klorida) dan CH3CH2C=OCl (propanoil klorida) dengan katalisator
aluminium klorida (AlCl3).
103
Substituen yang terikat pada cincin aromatis mempengaruhi reaksi
substitusi kedua/lanjutannya. Berdasarkan eksperimen terhadap laju nitrasi
pada benzena tersubstitusi (substitusi ke 2) menunjukkan bahwa kecepatan
nitrasi pada setiap benzena yang telah tersubstitusi oleh gugus yang berbeda
adalah tidak sama.
OH CH3 H Cl NO2
Pada serangan orto, para, salah satu muatan posistif pada ion
benzenonium (intermediet), muatan posistif berada pada karbon pembawa
104
metil membentuk karbokation 3o yang lebih stabil dari pada 2o.Pada
serangan meta hanya terbentuk karbokation 2o pada resonansi benzenonium.
Oleh karena itu gugus metil adalah pengarah orto, para.
2) Pengarah meta
105
meta hanya menghasilkan intermediet dengan 1 muatan positif yang lebih
disukai.
k. Generalisasi
Misal :
106
Menurut Erich Huckel, suatu senyawa yang mengandung cincin
beranggota lima atauenam bersifat aromatik jika:
semua atom penyusunnya terletak dalam bidang datar (planar)
setiap atom yang membentuk cincin memiliki satu orbital 2p
memiliki elektron pi dalam susunan siklik dari orbital-orbital 2p sebanyak
4n+2 (n= 0, 1, 2, 3, …)
Di samping benzena dan turunannya, ada beberapa jenis senyawa lain
yang menunjukkan sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan
tidak menunjukkan reaksi-reaksi seperti alkena. Senyawa benzena termasuk
dalam golongan senyawa homosiklik,yaitu senyawa yang memiliki hanya satu
jenis atom dalam sistem cincinnya. Terdapat senyawa heterosiklik, yaitu
senyawa yang memiliki lebih dari satu jenis atom dalam sistem cincinnya, yaitu
cincin yang tersusun dari satu atau lebih atom yang bukan atom karbon.
Sebagai contoh, piridina dan pirimidina adalah senyawa aromatik seperti
benzena. Dalam piridina satu unit CH dari benzena digantikan oleh atom
nitrogen yang terhibridisasi sp2, dan dalam pirimidina dua unit CH digantikan
oleh atom-atom nitrogen yang terhibridisasi sp2.
DAFTAR PUSTAKA
107
Acton, Q. Ashton. 2013. Aldehyde-Ketone Transferases-Advances in Research
and Application. Atlanta: Scholarly Edition
Joesten, MelvinD, John L Hogg, dan Mary E. Castellion. 2006. The World if
Chemistry: Essentials.United States: Cengage Learning
Sunarya, Yayan. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Setia
Purna Inves
108
Pine, Stanley H. et. Al. 1980. Organic Chemistry. Fourth edition. McGraw-Hill
Brown, H.W., Foote, S.C., Iverson, L.B, and Anslyn, V.E., 2009, “Organic
Chemistry”, pp. 431-433, Brooks/Cole Cengage Learning, Belmont.
Dinda, S., Patwardhan, V.A., Goud., V.V., and Pradhan, C.N., 2008, “
Epoxidation of Cottonseed Oil by Aqueous Hydrogen Peroxide Catalised by
Liquid Inorganic Acids”, Bioresource Technology, 99, pp. 3737-3744.
Gunstone, D.F., 1996, “Fatty Acid and Lipid Chemistry”, pp.186-188, Blackie
Academic & Proffessional, Chapman & Hall, Wester Cleddens Road,
Bishopbriggs, Glasgow.
Sutresna Nana. 2008. Cerdas belajar kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama
109