Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT
Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT
Achmad Daengs, GS
email : bumigora80@gmail.com
Fakultas Ekonomi Universitas 45 Surabaya
ABSTRACT
Each company in running its business, conduct some activities, one of their activities to
supporting the company’s continuity by performing production process. Certainly, in
implementing them is required precise raw material stock. In the case of stock, it is necessary to
well-managed, and if does not good it will influence the company’s profil level. Too bulk of
material stock, compare to the procurement then will amplify the loss likely cause of damage,
quality reduction then will hampering the company smoothness and also otherwise. The
formulation that expressed is how to perform optimum raw material stock control in effort to avoid
raw material stock shortage in the company.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya peradaban manusia maka akan selalu diimbangi dengan
perkembangan atau peningkatan kebutuhan manusia itu sendiri, sementara pada sisi yang lain
pemenuhan kebutuhan akan dapat tercapai apabila ditunjang dengan ketersediaan barang dan jasa
yang mencukupi. Dengan fonomena yang demikian maka satu hal yang harus dicermati dalam
konsep ekonomi dijelaskan bahwa antara kebutuhan dan penyediaan barang dan jasa selalu
berbanding terbalik, sehingga hal ini menjadikan adanya pengelolaan bisnis atau kegiatan usaha
yang harus berkompetisi dalam artian persaingan.
Persaingan mengandung makna yang sangat abstrak, dalam arti bahwa persaingan yang
sehat akan menciptakan kemajuan dan sebaliknya persaingan yang tidak sehat justru akan saling
1
membawa kehancuran. Oleh karena itu sejauh mana menyikapi kedua hal tersebut, maka di sini
diperlukan pemahaman yang mendasar tentang makna pemenuhan kebutuhan dengan berbagai
parameternya dan di sisi lain makna dari penyediaan barang dan jasa yang sesuai dengan arah
kebutuhan.
Menjembatani arah dari kedua hal tersebut maka dari sisi penyedia barang dan jasa yang
harus lebih mampu menterjemahkan, mengingat pelaku-pelaku ekonomi pada bagian ini
dihadapkan pada berbagai tantangan kegiatan yang ada di lapangan. Sebagai hal yang perlu
dicermati bahwa persaingan antara perusahaan industri semakin hari semakin tajam hanya semata
untuk berebut pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan semakin ketatnya persaingan tersebut maka
dibutuhkan kiat-kiat tertentu agar perusahaan tetap dapat bersaing dengan perusahaan yang lain
dalam kontek produk yang sama.
Penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian persediaan bahan
baku yang optimal dengan cara menetapkan Economic Order Quantity (EQQ), Re Order Point
(ROP) , Safety Stock (SS), pada Perusahaan.
Harapan dapat memberikan manfaat : 1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan adalah sebagai
bahan perbandingan dan memberikan sedikit gambaran bagi peneliti lain yang ingin meneliti pada
bidang uang sama 2. Manfaat Bagi Pengambil Keputusan adalah merupakan bahan pertimbangan
bagi Perusahaan dalam mengatasi masalah yang sedag dihadapi. 3. Manfaat Bagi Peneliti adalah
sebagai bahan dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan untuk menambah wawasan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Schroeder (1995:4) persediaan atau inventory adalah stok bahan yang digunakan
untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan. Beberapa penulis
mendefinisikan sediaan sebagai suatu sumber daya yang menganggur dari berbagai jenis yang
memiliki nilai ekonomis yang potensial. Definisi ini memungkinkan seseorang untuk menganggap
peralatan atau pekerja-pekerja yang menganggur sebagai sediaan, tetapi kita menganggap semua
sumber daya yang menganggur selain daripada bahan sebagai kapasitas.
Sedangkan menurut Rangkuti (2004:1) persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu,
atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Johns dan Harding (1996:71), persediaan adalah suatu keputusan investasi yang penting
sehingga perlu kehati-hatian.
Kusuma (2009:132) persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk
digunakan atau dijual pada periode mendatang.
Menurut Meithiana (2017:46) : Pekerjaan harus menarik bagi pegawai, memberikan
kesempatan belajar, dan kesempatan menerima tanggung jawab.
Menurut Achmad Daengs, GS, Mahjudin (2015:96) : Product quality can be maintained
on the expertise and capabilities of personnel that involved in the production process from the
planning phase until the product is in the hands of customers.
2
b. Untuk memungkinkan produksi dan pembelian ekonomis. Sering lebih ekonomis untuk
memproduksi bahan dalam jumlah besar. Dalam kasus ini, sejumlah besar barang dapat
diproduksi dalam periode waktu yang pendek, dan kemudian tidak ada produksi selanjutnya
yang dilakukan sampai jumlah tersebut hampir habis.
c. Untuk mengatasi perubahan yang diantisipasi dalam permintaan dan penawaran. Ada
beberapa tipe situasi dimana perubahan dalam permintaan atau penawaran dapat diantisipasi.
Salah satu kasus adalah dimana harga atau ketersediaan bahan baku diperkirakan untuk
berubah. Sumber lain antisipasi adalah promosi pasar yang direncanakan dimana sejumlah
besar barang jadi dapat disediakan sebelum dijual. Akhirnya perusahaan-perusahaan dalam
usaha musiman sering mengantisipasi permintaan untuk memperlancar pekerjaan.
d. Menyediakan untuk transit. Sediaan dalam perjalanan (transit inventories) terdiri dari bahan
yang berada dalam perjalanan dari satu titik ke titik yang lainnya. Sediaan-sediaan ini
dipengaruhi oleh keputusan lokasi pabrik dan pilihan alat angkut. Secara teknis, sediaan yang
bergerak antara tahap-tahap produksi, walaupun didalam satu pabrik, juga dapat digolongkan
sebagai sediaan dalam perjalanan. Kadang-kadang, sediaan dalam perjalanan disebut sediaan
pipa saluran karena ini berada dalam pipa saluran distribusi.
3
kemerosotan jika satuan barang merosot sepanjang waktu, misalnya makanan dan darah.
Biaya kehilangan memasukkan biaya kecurian dan kerusakan yang dikaitkan dengan
penyimpanan satuan-satuan barang dalam sediaan.
a. Biaya kehabisan stok (stockout cost). Biaya kehabisan stok mencerminkan konsekuensi
ekonomi atas habisnya stok.
Menurut Siswanto (2007:122) biaya-biaya yang digunakan dalam analisis persediaan:
b. Biaya Pesan (Ordering Cost)
Biaya pesan timbul pada saat terjadi proses pemesanan suatu barang. Biayabiaya
pembuatan surat, telepon, fax, dan biaya-biaya overhead lainnya yang secara
proporsional timbul karena proses pembuatan sebuah pesanan barang adalah contoh biaya
pesan.
c. Biaya Simpan (Carrying Cost atau Holding Cost)
Biaya simpan timbul pada saat terjadi proses penyimpanan suatu barang. Sewa gudang,
premi assuransi, biaya keamanan dan biaya-biaya overhead lain yang relevan atau timbul
karena proses penyimpanan suatu barang adalah contoh biaya simpan. Dalam hal ini,
jelas sekali bahwa biaya-biaya yang tetap muncul meskipun persediaan tidak ada adalah
bukan termasuk dalam kategori biaya simpan.
d. Biaya Kehabisan Persediaan (Stockout Cost)
Biaya kehabisan persediaan timbul pada saat persediaan habis atau tidak tersedia.
Termasuk dalam kategori biaya ini adalah kerugian karena mesin berhenti atau karyawan
tidak bekerja. Peluang yang hilang untuk memperoleh keuntungan.
e. Biaya Pembelian (Purchase Cost)
Biaya pembelian timbul pada saat pembelian suatu barang. Secara sederhana biaya-biaya
yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
membayar pembelian persediaan.
f. Biaya Modal, merupakan konsep yang dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
ekonomi, menurut Achmad Daengs, Mahjudin (2014:50).
4
d. Biaya pemesanan konstan, meskipun asumsi ini umumnya valid, pelanggan asumsi dapat
diakomodir dengan memodifikasi model EOQ (Economic Order Quantity) awal dengan cara
yang sama dengan yang digunakan untuk harga per unit variabel.
e. Pengiriman seketika, jika pengiriman tidak terjadi seketika yang merupakan kasus umum,
maka model EOQ (Economic Order Quantity) awal harus dimodifikasi dengan cara memesan
stok pengaman.
f. Pesanan yang independen, jika multi pesanan menghasilkan penghematan biaya dengan
mengurangi biaya administraasi dan transportasi maka model EOQ (Economic Order
Quantity) awal harus dimodifikasi kembali.
Asumsi-asumsi ini menggambarkan keterbatasan model EOQ (Economic Order Quantity)
dasar serta cara bagimana model tersebut dimodifikasi. Memahami keterbatasan dan asumsi model
EOQ (Economic Order Quantity) menjadi dasar yang penting bagi manajer untuk membuat
keputusan tentang persediaan.
5
pengendalian permintaan/pemesanan barang yang optimal dengan biaya inventory serendah
mungkin. Jumlah biaya yang ditekan serendah mungkin adalah carrying cost (biaya penyimpanan)
dan ordering cost (biaya pemesanan).
Model EOQ Multi Item
Model EOQ multi item merupakan model EOQ untuk pembelian bersama (joint purchase)
beberapa jenis item. Asumsi – asumsi yang dipakai antara lain :
a. Tingkat permintaan untuk setiap item konstan dan diketahui dengan pasti, waktu tunggu (lead
time) juga diketahui dengan pasti. Oleh karena itu tidak ada stockout maupun biaya stockout.
b. Waktu tunggu (Lead Time)-nya sama untuk semua item, dimana semua item yang dipesan
akan datang pada satu titik waktu yang sama untuk setiap siklus.
c. Biaya simpan (Holding Cost), harga per unit (unit cost) dan biaya pesan (ordering cost) untuk
setiap item diketahui. Tidak ada perubahan dalam biaya per unit (quantity discount), biaya
pesan, dan biaya simpan.
Asumsi-asumsi yang digunakan tidak berbeda dengan model statis EOQ single item,
hanya saja ditambah lagi dengan dua buah asumsi, yaitu :
6
Lebih jauh lagi Gasperz menambahkan dalam system ROP (Re Order Point) setiap pusat
distribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan untuk produk guna melayani
pelanggannya, kemudian memesan dari pusat distribusi pada tingkat yang lebih tinggi apabila
kuantitas dalam stock pada pusat distribusi yang lebih rendah mencapai ROP (Re Order Point).
Menurut Bambang Riyanto (2001:83) faktor untuk menentukan ROP adalah
a. Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time).
b. Besarnya Safety Stock.
Re Order Point= (Lead Time × Penggunaan per hari)+ Safety Stock
Menurut Sofjan Assauri (1998 : 85) : Material handling merupakan kegiatan mengangkat,
mengangkat dan meletakkan bahan-bahan atau barang-barang dalam proses di dalam pabrik,
kegiatan dimana yang dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada
saat barang jadi atau produk akan dikeluarkan dari pabrik.
7
c. Economic Order Quantity (EOQ) Dalam menghitung pembelian bahan baku yang optimal
dipergunakan perhitungan EOQ (Economic Order Quantity). Menurut Assauri (1999 : 182).
EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau
sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam menentukan besarnya
jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variabel dari persediaan
tersebut.
Untuk menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dapat digunakan EOQ kebutuhan
tetap :
2.S .D
EOQ = , Sumber : Assauri (1999 : 182).
P.I
Keterangan :
D = Kebutuhan bahan per tahun
S = Biaya pemesanan tiap kali pesan
P = Harga bahan baku
I = % Biaya penyimpanan
Pembelian bahan baku diasumsikan memenuhi syarat berlakunya EOQ seperti berikut :
a. Permintaan atau produksi adalah konstans, seragam dan diketahui (deterministik).
b. Harga per unit produk adalah konstans.
c. Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan.
d. Biaya pemesanan per pesanan adalah konstan.
e. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang diterima (lead time) adalah konstan.
f. Tidak terjadi kekurangan bahan atau back order.
PEMBAHASAN
Menurut Mahjudin, Achmad Daengs, GS, Retno Susanti (2017:44) : Through the
research, the Customisation, Culture and Communities Strategy is recommended as method.
Data awal perusahaan sebelum menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Biaya Persediaan Bahan Baku Panci Masak Tahun 2005 - 2008
(dalam rupiah)
Tahun Total Biaya Pemesanan Total Biaya Penyimpanan Total Biaya Persediaan
2005 23.400.000 26.299.000 49.699.000
2006 30.000.000 3.652.500 33.652.500
2007 39.000.000 40.891.250 79.891.250
2008 45.600.000 56.819.125 102.419.125
Sumber : Intern Perusahaan
Dalam menyediakan bahan baku harus diperhatikan juinlah persediaan yang merupakan
persediaan terendah atau safety stock dan persediaan maksimum yang dimiliki perusahaan. Untuk
lebih jelasnya hubungan antara safety stock. Re Order Point, dan Economic Order Quantity dapat
dijelaskan pada gambar sebagai berikut ini :
8
Tahun 2005-2008
Gambar 1
Hubungan Antara EOQ, ROP, SS
Dan Persediaan Inventory Bahan Baku
Tabel 2
Biaya Persediaan Bahan Baku Panci Msisak Menurut EOQ Tahun 2005 - 2008
(dalam rupiah)
Tahun Tot. Biaya Pemesanan Tot. Biaya Penyimpanan Tol. Biaya Persediaan
2005 17.667.000 3.899.056 21.566.056
2006 28.125.000 3.495.800 31.620.800
2007 28.405.000 6.499.702 34.904.702
2008 36.214.000 7.599.003 43.813.003
Sumber : Data diolah penulis
Dari perhitungan yang dikemukakan di atas, maka dapat diperbandingkan antara kondisi sebelum
menggunakan perhitungan metode EOQ dan sesudah dilakukan perhitungan dengan metode EOQ
seperti tampak pada table
Tabel 3
Perbandingan Sebelum dan Sesudah
Pelaksanaan Pengendalian Dengan Metode EOQ
Tahun 2008
Keterangan Sebelum Sesudah
SS - 83.64 Kw
EOQ - 877,80 Kw
ROP - 167.28 Kw
Total biaya persediaan Rp. 102.419.125 Rp. 43.813.003
9
SIMPULAN
PT. Kedawung Setia Industrial, Surabaya adalah perusahaan yang berdiri tahun 1954, dulu
bernama divisi tekstil yang bergerak dalam bidang pembuatan karung terigu, pada tahun 1996
orientasi mind setnya berubah dari produsen tekstil menjadi divisi produk tepung terigu.
Selama berproduksi, sering terjadi kekurangan bahan baku.
Perusahaan belum menyusun perencanaan dan pengendalian bahan baku, sehingga sering
terjadi kekurangan bahan baku.
Dengan hasil perhitungan yang penulis lakukan temyatajika perusahaan menggunakan metode
EOQ dalam menyusun perencanaan dan pengendalian bahan baku, maka dapat menghindarkan
kekurangan bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Daengs GS, Mahjudin, 2014. Cost Of Quality Control To Improve Production Cost
Efficiency and Sales Productivity, Jurnal The Indonesian Accounting Review, STIE
Perbanas Surabaya. Hal. 115-128.
Achmad Daengs GS, Mahjudin, 2014. Pengaruh Earnings Management dan Level Of Disclosure
Tehadap Cost Of Equity Capital Pada Perusahaan Sektor Industri Real Estate dan
Property di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Bina Ekonomi, FE Universitas Katholik
Parahyangan Bandung, Vol. 18 No. 1 Januari 2014. Hal. 43-68.
Achmad Daengs GS, Mahjudin, 2015. Utilization of Quality Cost Report On Quality Improvement
Program in Order to Production Cost Efficeinsy at The Company, Jurnal of Economic
Sains, Universitas Ubudiyah Indonesia Aceh, Volume 1 No. Juni 2015. Page. 92-112.
Agus Ahyari, 1997. Manajemen Produksi, Edisi Empat, Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Assauri, Sofyan 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Elwood S. Buffa dan Rakesh K. Sarin. 1999. Manajemen Operasi dan Produksi Modern.
Terjemahan. Jilid Dua, Edisi Delapan. Bina Aksara. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1993. Dasar-dasar Management Produksi dan Operasi. Edisi Pertama.
Penerbit Fakultas Ekonomi. Gajah Mada. Yogyakarta.
Harsono. 1990. Manajemen Pabrik. Balai Aksara. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hendra Kusuma. 2009. Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Johns, D. T., dan H. A. Harding.1996. Manajemen Operasi. Jakarta : PT Pustaka Binaman
Pressindo.
Mahjudin, Achmad Daengs, Retno Susanti. 2017. An Appplication of Online Branding Design
With Customisation, Culture and Communities Strategy. ADRI International Journal of
Small Business and Enterpreneurship. Vol. 1 No. 1 Surabaya, Page. 34-45.
Meithiana, Indrasari, 2017. Kepasan Kerja dan Kinerja Karyawan, Penerbit Indomedia Pustaka,
Yogyakarta. Hal. 1-71.
Rangkuti,F. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Render,B., dan J. Heizer. 2005. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
Rika Ampuh Hadiguna. 2009. Manajemen Pabrik. Jakarta : Bumi Aksara.
Schroeder Roger.1995. Pengembilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi. Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
Siagiyan. P. Sondang. 1996. Manajemen Produksi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Siswanto. 2007. Operations Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
10
Soekanto Reksodiprodjo. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Cetakan ketiga. Penerbit
BPFE. Yogyakarta.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Suzan Fhelda, Achmad Daengs GS, 2017. Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan
Alat Kesehatan di UD. Putra Pertama Surabaya, Jurnal Pengabdian Masyarakat UNTAG
1945 Surabaya, Vol. 2. No. 2, Januari 2017. Hal. 14-23.
Thomas S. Kaihatu, Achmad Daengs, Agoes Tinus, 2015. Manajemen Komplain, Penerbit Andi
Offset, Yogyakarta. Hal. 1-156.
Tomy Johannes, Retno Susanti. 2017. Application of Safety Stock, Strategy Just In Time on
Distribution, Jurnal Global STIEUS Surabaya. Vol 1 No. 2. Hal. 52-62
Yamit, Julian. 1996. Manajemen Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta.
11