Anda di halaman 1dari 13

Makalah

AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Di

Oleh:

Nur aisyah

Dosen: st. Zakiyah S. HI., M. Pdi

STIKES SYEKH YUSUF GOWA

T. A. 2020/2021
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 pendahuluan

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Manfaat

Bab 1 pembahasan

A. Pengertian agama dalam kehidupan manusia

B. Pengertian islam

C. Fungsi agama dalam kehidupan manusia

D. Ayat dan hadits tentang fungsi agama islam dalam kehidupan manusia

Bab 3 penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Agama merupakan salah satu tata cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain serta manusia dengan
lingkungannya, yang merupakan bagian dari makhluk ciptaan Tuhan. Maka dari itu kita sebagai umat
beragama harus lebih memahami betapa pentingnya agama dalam kehidupan manusia.

B. Tujuan

 Untuk mengetahui pengertian agama dalam kehidupan manusia


 Untuk mengetahui pengertian islam
 Untuk mengetahui fungsi agama dalam kehidupan manusia
 Untuk mengetahui ayat dan hadist tentang fungsi agama dalam kehidupan manusia

C. Rumusan masalah

 apa yang dimaksud dengan agama dalam kehidupan manusia


 Apa pengertian agama islam
 Apa saja fungsi agama dalam kehidupan manusia
 Apa saja ayat dan hadist tentang fungsi agama dalam kehidupan manusia

D. Manfaat

 Agar mampu memahami pentingnya agama dalam kehidupan manusia


 Dapat memberi pengetahuan lebih mendalam mengenai agama islam erta ayat dan hadist
tentang fungsi agama dalam kehidupan mamanus.

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian agama dalam kehidupan manusia


pentingnya peran agama dalam kehidupan manusia dapat dipahami dalam poin-poin berikut: Pertama,
agama menghidupkan nilai luhur moralitas. Diturunkannya agama kepada manusia mempunyai agenda
menghidupkan moralitas dalam rangka mengatur kehidupan manusia. Agama amat mendukung nilai
luhur yang menyeru kepada prinsip kebaikan, seperti keadilan, kejujuran, toleransi, dan tolong-
menolong.

Dalam proses kehidupan yang dijalani manusia, agama sangat mendukung untuk tindakan kebaikan.
Artinya, agama tidak hanya memberikan nilai-nilai yang bersifat moralitas, namun juga menjadikannya
sebagai fondasi keyakinan. Agama mensyarakatkan moralitas sebagai bagian iman secara keseluruhan.
Tak ayal, moralitas yang ditekankan agama bersifat mengikat kepada setiap penganutnya.

Abul Qosim Al-Khu’i menegaskan, tanpa bantuan agama, dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kebajikan
atau moralitas tersebut niscaya akan kehilangan maknanya dan akan menjelma menjadi serangkaian
nasihat belaka yang bersifat tidak mengikat. Dengan kata lain, nilai-nilai tanpa makna hanya bercorak
nasihat tidak lebih dari sekedar anjuran atau seruan belaka, misalnya, diucapkan seorang sahabat karib
kita, sementara kita sendiri bebas untuk menerima atau menolaknya.

Kedua,agama memberi kekuatan dalam menanggung penderitaan hidup. Agama menghidupkan


kekuatan dalam diri manusia untuk mampu menghadapi pelbagai penderitaan hidup dan berperan
sebagai benteng kokoh yang melindunginya dari serangan keputusasaan dan hilangnya harapan. Berkat
keimanan yang kuat dan keyakinan bahwa Allah pasti memberi pertolongan, setiap masalah yang
muncul dan setiap jalan buntu yang ditemui dalam kehidupannya dapat dipecahkan dan diatasi. Alhasil,
ia akan mampu menghindar dari rongrongan keputusasaan dan kesia-siaan.

Jadi, selain peran iman sebagai kekuatan pendorong/motivasi, tetapi juga merupakan faktor yang
memungkinkan manusia sanggup menghadapi dan menanggung cobaan hidup dengan penuh ketegaran
dan menyelamatkannya dari kepahitan akibat kegagalan dan kekecewaan yang alami.

Ketiga, agama menjadi pegangan dan pedoman hidup. Al-qur’an merupakan pedoman hidup yang tidak
pernah berubah setiap zaman. Meskipun terdapat berbagai perbedaan tafsiran dalam memahaminya,
namun tidak pernah ada perubahan dalam kitab suci yang diyakini kebenarannya tersebut.

Pada faktanya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya pegangan atau pedoman yang menjadi acuan
dalam hidup. Karenya, ia akan cenderung berusaha mengisi hidupnya dengan cara dan jenis pedoman
hidup apapun, meski pedoman tersebut beserta nilai-nilai yang dikandungnya itu keliru dan
menyesatkan. Pada saat itu, kehidupan intelektualnya tidak diisi dengan keyakinan yang masuk akal dan
ajaran yang sehat. Dalam keadaan demikian, agama dapat menjadi pegangan hidup dan intelektual
dengan ajaran yang sehat dan mampu menyelamatkan seseorang dari dorongan kecenderungan ke arah
kesia-siaan dalam menjalani kehidupan.

Keempat, agama mendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Selain memberikan pedoman hidup yang
bersifat spiritual, agama juga mendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Keyakinan agama mengajarkan
kepada manusia bahwa pengetahuan tak terbatas merupakan sumber dari keteraturan alam yang
berlaku di jagat raya ini (yang menjadi dasar dari teori ilmu pengetahuan), yang diibaratkan sebagai
sebuah buku mahabesar yang dikarang seorang sarjana yang sangat cerdas. Setiap halamannya yang
berisi serangkaian paragraf dan kalimat, mengandungi cahaya kebenaran yang mendorong kita untuk
mempelajari dan merenungkannya.

Demikian peran agama yang telah menggerakkan peradaban manusia. Proses terbentuknya kehidupan
manusia sepanjang sejarah hingga saat ini, tidak dapat dilepaskan dari peran agama. Dengan keimanan,
agama telah mampu mengarahkan kehidupan manusia kepada kehidupan yang baik, berkemajuan dan
keharmonisan.

B. Pengertian islam

Pengertian ISLAM

Islam berasal dari kata Al-Islam yang artinya berserah diri kepada TUHAN (ALLAH SWT), yang memiliki
pengertian adalah Agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu ALLAH. Dengan lebih dari satu seperempat
Milyar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia
setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan (Arab: ‫هللا‬, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang
yang tunduk kepada Tuhan, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi
perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para Nabi
dan Rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa MUHAMMAD adalah nabi dan
rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Aspek kebahasaan

Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti 'Menyelamatkan'
misal teks 'Assalamu Alaikum' yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya.
Islam/Islaman adalah Masdar/Kata Benda sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il/Kata Kerja yaitu 'Aslama'
=Telah Selamat (Past Tense) dan 'Yuslimu' =Menyelamatkan (Past Continous Tense)

Kata triliteral semitik 'S-L-M' menurunkan beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai
keislaman, yaitu Islam dan Muslim. Kesemuanya berakar dari kata Salam yang berarti kedamaian. Kata
Islam lebih spesifik lagi didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah
atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.

Aspek kemanusiaan

Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya
harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme.
Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari AL-QUR'AN. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam
sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..." Ayat lain menghubungkan
Islām dan din (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan
untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali
kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.

Kepercayaan

Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah SHADATAIN ("dua kalimat persaksian"),
yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan
Allah". Esensinya adalah prinsip keesaan Tuhan dan pengakuan terhadap kenabian MUHAMMAD.
Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, ia dapat
dianggap telah menjadi seorang muslim dalam status sebagai mualaf (orang yang baru masuk Islam dari
kepercayaan lamanya).

Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad sebagai Nabi Terakhir setelah diutusnya Nabi
Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam mempercayai bahwa Al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan
perbuatan Muhammad) sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental. Mereka tidak
menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai penerus dan pembaharu
kepercayaan monoteistik yang diturunkan kepada Ibrahin, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama.
Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen belakangan setelah kepergian para nabinya telah
membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks dalam kitab suci,
memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.

Umat Islam juga meyakini Al-Qur'an yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara
Malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah[2]:2). Di dalam Al-
Qur'an Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan Al-Qur'an hingga akhir zaman.

Adapun sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk beriman dan
meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum Al-Qur'an (Zabur,Taurat, Injil
dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu sebelum Muhammad. Umat Islam
juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh
manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-
satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa
Adam adalah satu agama yang sama dengan (tauhid|satu Tuhan yang sama), dengan demikian tentu
saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni) yang menjadikannya seorang Muslim.
Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang
mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam Al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering direferensikan
sebagai Ahli Kitab atau orang-orang yang diberi kitab.

Lima Rukun Islam

Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang
Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas. Tambahan dari
Lima Rukun, Hukum Islam (syariah) telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada
hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal
seperti kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.

Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:

1. Mengucapkan dau kalimat syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan
disembah dengan benar kecuali ALLAH saja dan meyakini bahwa MUHAMMAD adalah hamba
dan rasul Allah.
2. Mendirikan salat wajib lima kali sehari.
3. Berpuasa pada bulan Ramadan.
4. Membayar zakat.
5. Menunaikan ibadah Haji bagi mereka yang mampu.
6. Enam Rukun Iman

Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:

1. Iman kepada Allah


2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab Allah (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan suhuf)
4. Iman kepada Nabi dan Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar

C. Fungsi agama dalam kehidupan manusia

Pertama, Fungsi Edukatif

Agama memiliki fungsi untuk membimbing dan mengajar masyarakat sehingga tingkah laku mereka
dapat menjadi baik dan benar. Dalam konteks ini, masyarakat memiliki keterbukaan hati untuk dibina
dan digembleng sesuai dengan nilai-nilai agama yang diberikan. Agama menyampaikannya melalui
petugas-petugas agama, baik di dalam upacara keagamaan, renungan, khotbah, pendalaman iman atau
di luar negeri liturgis.

Ada banyak petugas yang dapat memberikan pengajanan keagamaan kepada masyarakat, misalnya
pendeta, imam, kyai, syaman, dan lain-lain. Orang-orang ini tentang kebenaran tentang kebenaran
dengan apa yang terlihat dalam kitab-kitab yang merupakan dasar iman dari setiap agama. Contohnya
Alkitab untuk umat Kristiani, al-Quran untuk umat yang beragama Islam, dll.

Pengajaran keagamaan ini dapat dilakukan di sekolah untuk anak-anak yang sedang sekolah, di tempat-
tempat ibadah untuk semua golongan, dan juga dapat dilakukan dalam bentuk seminar-seminar yang
bertujuan untuk meningkatkan semangat masyarakat dalam menghayati nilai-nilai keagamaan yang
didapatinya. Namun demikian, sistem ini dapat berhasil bukan karena orang-orang yang memberikan
jaminan secara baik. Harus percaya diri nampak ketika seluruh masyarakat yang mampu
mengaktulisasikan nilai-nilai agama yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai keagamaan yang dapat diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan. Misalnya nilai iman,
moral Instagram, kejujuran, cintakasih, keuletan, dan banyak nilai lainnya yang dapat merujuk
kehidupan masyarakat pada arah yang lebih baik. Masyarakat memiliki kewajiban untuk
menginternalisasikan nilai-nilai keagamaan ini ke dalam dirinya sehingga mereka dapat menciptakan
kehidupan yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat.

Malah, masyarakat yang menyimpang dari nilai-nilai akan mengalami banyak kesulitan dalam kehidupan
dan bahkan akan menjadi momok yang menyebabkan aneka macam masalah di tengah kehidupan
bermasyarakat.

Kedua, Fungsi Penyelamatan

Semua anggota masyarakat memiliki kerinduan yang besar untuk mencapai keselamatan, baik untuk
kehidupan sekarang maupun untuk kehidupan setelah kematian. Untuk itu, keselamatan tidak boleh
dipandang sebagai hal yang biasa-biasa saja, tetapi sesuatu yang cukup tergantung bagaimana manusia
menghayati kehidupan beragamanya. Jaminan untuk keselamatan hanya ditemukan dalam agama.
Dalam agama diberikan perawatan bagaimana cara untuk mencapai keselamatan.

Melalui agama, manusia dapat memahami "apa yang sakral" atau "makhluk yang tertinggi" atau Tuhan
dan berkomunikasi dengan-Nya [Sumber1]. Melalui relasi yang intens dengan Tuhan, manusia dapat
mengakui segala kesalahan di hadapan-Nya dengan cara pengampunan dan penyucian. Dengan
demikian, manusia dapat merasa bahagia dan kembali bisa membangun hubungan yang baik dengan
Tuhan Yang Sakral. Relasi yang harmonis dengan Tuhan memungkinkan manusia untuk selamat dari
segala bentuk kejahatan yang selalu datang silih berganti tanpa kita tahu kapan kejahatan itu datang dan
mengancam keberadaan kita.

Seorang umat beragama sangat percaya bahwa agama sanggup menghadirkan Tuhan dalam upacara-
upacara. Untuk itu agama menggunakan lambang-lambang, misalnya dalam agama Kristen pengaturan
bahwa titik pertemuan antara Tuhan dan manusia diwujudkan dalam tanda-tanda (lambang) yang
dibuat oleh Tuhan Yesus sendiri, yang disebut sakramen-sakramen gereja yang diatur ada tujuh.

D. Ayat dan hadits tentang fungsi agama islam dalam kehidupan manusia

Islam diturunkan kepada manusia sebagai rahmad namun nilai rahmat tersebut akan berpengaruh
kepada manusian yang melaksanaakan ajaran agamanya secara totalitas berfungsi berfungsi firman
Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqrah ayat 208 yang artinya:

Hai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam seluruhnya, dan jaganlah kamu turut langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
1. Islam juga agama yang mengajar selalu dan wajibnya amar ma'ruf nahi mungkar yang sudah
ditentukan berdasarkan Islam.

{ ‫كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون باهلل ولو آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون‬
‫ [ } وأكثرهم الفاسقون‬110 : ‫]آل عمران‬

Artinya: “Kalian adalah umat yang terbaik untuk manusia, memerintahkan kepada yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik ”. QS. Ali Imran: 110.

Ayat di atas menunjukkan gelar “umat yang terbaik” akan menolak umat ini selama syarat dilaksanakan,
yaitu AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR.

{ ‫ ولتكن منكم أمة يدعون‬bergabung di ‫ [ } الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون‬104 : ‫]آل عمران‬

Artinya: “Dan siaplah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
memerintahkan yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung
”. QS. Ali Imran: 104.

Ayat di atas menunjukkan perintah untuk AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR dan pelakunya, dialah orang
yang beruntung.

{ ‫ [ } يؤمنون باهلل واليوم اآلخر ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ويسارعون في الخيرات وأولئك من الصالحين‬114 : ‫]آل عمران‬

Artinya: “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka memerintahkan kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan;
mereka itu termasuk orang-orang yang saleh ”. QS. Ali Imran: 114.

Ayat di atas menunjukkan bahwa tanda keimanan dan keshalihan adalah menegakkan AMAR MA'RUF
NAHI MUNGKAR.

{ ‫والمؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ويقيمون الصالة ويؤتون الزكاة ويطيعون هللا ورسوله‬
ِ ‫ [ } أولئك سيرحمهم هَّللا ُ إِ َّن هَّللا َ ع‬71 : ‫ ]التوبة‬Artinya :
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh melakukan yang makruf, mencegah dari yang mungkar,
mengatur sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; sebenarnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”. QS. Di Taubah: 71.

Ayat di atas menunjukkan bahwa bentuk pertolongan seorang beriman kepada sesama orang yang
beriman adalah menegakkan AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR.

Islam juga agama yang mewajibkan untuk mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.
Jangan dibalik! Apalagi disebabkan karena posisi di masyarakat, tekanan sosial, takut dijauhi, takut
ditinggal jama'ah, takut dimarahi, takut menyalahi arus, atau takut dibenci manusia atau semisal dengan
alasan-alasan ini.

Contoh: Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ketika dimintai sesuatu oleh shahabatnya, yang
nota benenya, mereka adalah orang yang sangat butuh untuk disikapi lembut, agar hati mereka teguh di
dalam Islam. Tapi karena permintaan mereka adalah perkara yang merupakan sarana kesyirikan, maka
beliaupun shallallahu 'alaihi wasallam menunjukkan sikap yang tegas dan keras dihadapan mereka.

‫ عن أبى واقد الليثى‬ra ‫ لما خرج‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ هللا عنه أن رسول هللا‬bergabung di ‫خيبر مر بشجرة للمشركين يقال لها ذات‬
‫ «سبحان هللا‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ فَقَا َل النَّبِ ُّى‬. ‫أنواط يعلقون عليها أسلحتهم فقالوا يا رسول هللا اجعل لنا ذات أنواط كما لهم ذات أنواط‬
‫» هذا كما قال قوم موسى ( اجعل لنا إلها كما لهم آلهة ) والذى نفسى بيده لتركبن سنة من كان قبلكم‬.

Artinya: “Abu Waqid Al Laitsy radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu' alaihi
wasallam pernah pergi ke daerah Khaibar, beliau melewati pohon milik kaum musyrik, yang disebut
pohon Dzatu Anwath, mereka (kaum musyrik) menggantungkan senjata mereka di atasnya, maka para
shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath milik mereka (kaum
musyrik)”.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam Menjawab: “Maha Suci Allah, ucapan Penyanyi Adalah
sebagaimana perkataan kaumnya Musa ( ‫( ) اجعل لنا إلها كما لهم آلهة‬Yang artinya: Wahai Musa Jadikanlah
untuk review Kami Sebuah sembahan sebagaiman mereka memiliki sembahan), demi Jiwaku Yang
berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang sebelum kalian ”. HR. Tirmidzi
dan dishahihkan oleh Al Albani.

Demi Allah, really tidak ada manusia yang paling lembut, santun, kasih sayang selain Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi beliau tetap tegas dan keras ketika hal itu dibutuhkan.

Contoh lain:

ُ‫ فَقَا َل « َج َع ْلتَنِى هَّلِل ِ َع ْدالً بَلْ َما شَا َء هَّللا ُ َوحْ َده‬. َ‫ُول هَّللا ِ َما شَا َء هَّللا ُ َو ِش ْئت‬ َ َ‫س رضي هللا عنه أَ َّن َر ُجالً ق‬
َ ‫ال يَا َرس‬ ٍ ‫» َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬

Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhuma meriwayatkan bahwa ada seorang yang berkata
kepada Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam:“ Sesuai dengan apa yang telah dikehendaki Allah dan
anda (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) ”, lalu Nabi, ucapannya:“ Kamu telah menjadikanku
sejajar dengan Allah, tetapi (katakanlah) sesuai dengan Kehendak Allah satu-satu-Nya ”. HR. Ahmad
dishahihkan oleh Al Albani.

Contoh Lain: Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, meskipun beliau berlemah Lembut ketika memanggil bapaknya,
Tetap Saja beliau mencegah kemungkaran Yang dilakukan bapak beliau:

{ )44( ‫) يا أبت ال تعبد الشيطان إن الشيطان كان للرحمن عصيا‬43( ‫يا أبت إني قد جاءني من العلم ما لم يأتك فاتبعني أهدك صراطا سويا‬
)45( ‫ [ }يا أبت إني أخاف أن يمسك عذاب من الرحمن فتكون للشيطان وليا‬45-43 : ‫]مريم‬

Artinya: “Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang
tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus”.
“Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah ”. “Wahai bapakku, sebenarnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari
Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan”. QS. Maryam: 43-45.

Lihat! bagaimana Nabi Ibrahim 'alaihissalam tetap memanggil dengan panggilan yang lembut tapi tetap
juga AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR.

Pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah: 2. Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama
yang lembut, santun dan penuh kasih sayang”, yang terkonsolidasi.

1. Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“, akhirnya
membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar.

3. Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“, akhirnya
tidak berani berbicara ini salah, ini kesyirikan, ini bid'ah, ini maksiat dan tidak boleh dikerjakan.

Ingatlah ...

‫ عن عائشة‬ra ‫ « من التمس رضاء هللا بسخط الناس‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬: ‫ هللا عنها قالت‬ra ‫هللا عنه وأرضى الناس عنه‬
‫ومن التمس رضاء الناس بسخط هللا سخط هللا عليه وأسخط عليه الناس » رواه ابن حبان‬

Artinya: “Aisyah radhiyallah 'anha ungkapan:“ Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam bersabda: “Siapa
yang mencari keridhaan Allah dengan kemarah manusia maka Allah kan meridhainya dan menjadikan
manusia ridha kepadanya, dan siapa yang mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah maka
Allah akan murka. dan menjadikan manusia murka kepadanya ”. HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh
Al Albani.

Ingatlah ...

‫ عن أبي ذر‬ra ‫ وإن كان مرا‬,‫” قل الحق‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫” هللا عنه قال‬.

Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata: “Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam bersabda:“ Katakanlah
yang benar-benar hal itu pahit “. Hadits riwayat Ibnu Hibban dan dishahihkan dengan riwayat-riwayat
pembantu oleh Al Albani.

Ingatlah ...

) ‫ والمتكلم بالباطل شيطان ناطق‬, ‫ عن الحق شيطان أخرس‬q‫ ( الساكت‬: ‫قال أبو علي الدقاق رحمه هللا‬

Abu Ali Ad Daqqaq rahimahullah (w: 516H) Berkata: “Orang Yang diam Dari Kebenaran Adalah setan
Yang Bisu, sedang Yang berbicara DENGAN kebatilan Adalah setan yang Berbicara ”. Lihat kitab I'lam Al
Muwaqqi'in dan Al Jawab Al Kafi, karya Ibnul Qayyim
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama merupakan salah satu tata cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain serta manusia dengan
lingkungannya, yang merupakan bagian dari makhluk ciptaan Tuhan. Maka dari itu kita sebagai umat
beragama harus lebih memahami betapa pentingnya agama dalam kehidupan manusia.

Demikian peran agama yang telah menggerakkan peradaban manusia. Proses terbentuknya kehidupan
manusia sepanjang sejarah hingga saat ini, tidak dapat dilepaskan dari peran agama. Dengan keimanan,
agama telah mampu mengarahkan kehidupan manusia kepada kehidupan yang baik, berkemajuan dan
keharmonisan.

B. Saran

Saran yang bisa penulis berikan:

Perlu adanya metode penilitian lebih lanjut akan meningkatkan upaya peningkatan dikusi terhadap
pemuda sebagai salah satu cara memaksimalakan potensi genarasi dalam membentengi dirinya dari
radikalisme agama yang berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

https://belajargiat.id/agama/#:~:text=Pengertian%20agama%20adalah%20tata%20cara,bagian%20dari
%20makhluk%20ciptaan%20Tuhan

https://www.brilio.net/wow/pengertian-islam-menurut-bahasa-alquran-hadits-dan-ulama-
200423k.html

https://dalamislam.com/dasar-islam/fungsi-agama

https://www.krjogja.com/angkringan/opini/fitrah-dan-fungsi-agama/

Anda mungkin juga menyukai