1. Karakteristik Fisik Secara garis besar, bahwa Desa Banyumas ini merupakan wilayah yang di dominasi oleh lahan pertanian. Dilihat dengan monografi Desa Banyumas tahun 2018 menunjukkan bahwa luas wilayah Desa Banyumas adalah 439 Ha. Dari luasan tersebut sebagian besar berupa luas wilayah daratan rendah sebesar 339 Ha dengan melingkupi : a. Lahan perhutanan/daratan sebesar: 120 Ha b. Lahan pemukiman sebesar: 172 Ha c. Lahan perkebunan sebesar: 10 Ha d. Lahan peternakan sebesar: 7 Ha e. Fasilitas umum sebesar: 30 Ha Sedangkan sisanya adalah lahan sawah sebesar 100 Ha (berdasarkan data Kantor Desa Banyumas 2020). Sawah yang ada sebagian besar berupa sawah dengan irigasi sederhana (sekitar 65 ha), dan selebihnya berupa sawah tadah hujan (sekitar 35 ha). Kondisi ini berpengaruh terhadap frekuensi panen dan jenis tanaman yang umumnya ditanam oleh petani. Tanaman yang umumnya ditanam oleh petani adalah padi umbi- umbian dengan frekuensi tanam padi sebanyak 1 musim hujan dalam setahun dan tanam umbi-umbian sebanyak 1 musim kemarau dalam setahun. Sebagai tambahan bahwa lahan persawahan ini kebanyakan adalah lahan sawah garapan yang ada di Desa Banyumas. Jenis pertanian yang ada di Desa Banyumas ini di dominasi oleh pertanian sawah yang dimana pertanian sawah ini terbagi menjadi dua bagian, yakni sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sedangkan untuk teknik pertanian yang digunakan di Desa Banyumas saat ini cenderung masih bersifat tradisional, yakni dengan menggunakan tenaga manusia untuk bertani dan kadangkala petani menggunakan kerbau untuk membajak sawah agar untuk menggemburkan tanah sawah. 2. Karakteristik Sosial Desa Banyumas mengandung sejumlah kearifan lokal (local wisdom) yang apabila dicermati, nilai yang terkandung dalam kearifan tersebut menjadi kekuatan untuk beradaptasi dengan lingkungan tempat suatu masyarakat berdomisili di suatu wilayah desa. Kearifan tersebut dapat dicermati dari aturan, norma, tatakrama/tatasusila, bahasa, kelembagaan, nama dan gelaran, teknologi yang digunakan (konstruksi rumah, tata letak rumah, teknik irigasi, teknik pengolahan tanah dan peralatannya, teknik membuat jalan/jembatan, teknik perahu, dan sebagainya). Corak kehidupan masyarakat di Desa Banyumas dapat dikatakan masih homogen dan pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga. Serta hal yang sangat berperan dalam interaksi dan hubungan sosialnya adalah motif-motif sosial. Interaksi sosial selalu di usahakan supaya kesatuan sosial (social unity) tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sedapat mungkin dihindarkan jangan sampai terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang menjiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan. Kekuatan yang mempersatukan masyarakat pedesaan itu timbul karena adanya kesamaaan- kesamaan kemasyarakatan seperti kesamaan adat kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan pengalaman. Dengan demikian, corak kehidupan yang homogen dan pola interaksi horizontal yang ada di Desa Banyumas ini akan membentuk kekuatan dalam hal kekerabatan dan kebersamaan sosial yang di akibatkan oleh sistem kekeluargaan yang kuat. 3. Karakteristik Ekonomi Karateristik masyarakat Desa Banyumas dari segi mata pencaharian bersifat homogen. Ini dibuktikan dengan adanya dominasi dari adanya pertanian musiman, artinya masyarakat Desa Banyumas yang menjadi petani itu tidak sepenuhnya menanam satu jenis pangan akan tetapi terdapat beberapa jenis tanaman sesuai dengan musim yang sedang terjadi di wilayah Desa Banyumas. Tentunya, upaya perubahan jenis tanaman disetiap musimnya ini dilandaskan pada sisi ekonomi dimana untuk menjaga perekonomian masyarakat yang bergerak dipertanian agar tidak mengalami kerugian dikarnakan cuaca yang berubah-ubah. Kepemilikan lahan pertanian yang di miliki oleh masyarakat Desa Banyumas seringkali digunakan hanya untuk memenuhi konsumsi sehari-hari untuk mereka sendiri sehingga hasil-hasil pertanian yang ada di Desa Banyumas ini bukan untuk dijual. Rata-rata masyarakat Desa Banyumas yang bekerja sebagai petani ini di dominasi oleh para petani gurem, yakni mereka pada umumnya tidak mempunyai lahan garapan dan menggarap lahan pertanian milik orang lain yang memliliki modal usaha. Hasil pembagian panen tergantung kesepakatan antara pemilik modal dan petani gurem. Dengan demikian, untuk segi penghasilan melalui pemanfaatan sektor pertanian di Desa Banyumas justru kurang dimanfaatkan dan berdampak pada pendapatan yang di dapat oleh penggarap tani pun tidak besar. Adapula masyarakat di Desa Banyumas juga memiliki pekerjain lain diluar pertanian seperti menjadi buruh tebang kayu, dan memiliki usaha lain seperti toko klontong dan lainnya. 4. Karakteristik Budaya Adapun budaya yang ada di desa banyumas masih memegang teguh budaya leluhur dan bersifat lokal atau kedaerahan. Hal ini berusaha di pertahankan oleh masyarakat Desa Banyumas. Salah satu budaya tersebut tercerminkan pada seni budaya Terbang Tandak, seni Budaya Lesung, dan Tari Dzikir Saman untuk acara maulid Nabi Muhammad SAW. Dimana pada acara maulid nabi terlaksana hanya musim-musim tertentu di setiap tahunnya. Hal ini bertujuan agar nantinya anakcucu mereka dapat meneruskan tongkat estapet dari budaya lokal desa banyumas.
B. Geografi Desa Banyumas
Dilihat dari segi administrasi, Desa Banyumas adalah desa yang termasuk ke dalam salah satu bagian dari Kecamatan Bojong, Kabuparen Pandeglang, yang dibelah oleh sungai Cikaduen. Desa Banyumas merupakan pintu masuk gerbang Kecamatan Bojong dari yang berbatasan langsung dengan arah jalan raya menuju ke ibu Kota Kabupaten Pandeglang. Jarak pusat pemerintah Desa Banyumas dengan Ibukota Kecamatan Bojong sebesar ± 4 Km, sedangkan jarak pemerintah Desa Banyumas dengan Ibukota Kabupaten Pandeglang ± 24 Km. Desa Banyumas terbagi menjadi 3 wilayah Dusun, 8 wilayah RW dan 21 wilayah RT, yang secara umum dapat digambarkan pada batasan wilayah Desa Banyumas sebagai berikut: - Sebelah Utara : Desa Koncang Kec. Cipeucang; - Sebelah Timur : Desa Mangung Jaya Kecamatan Bojong; - Sebelah Selatan : Desa Bojong Kecamatan Bojong; - Sebelah Barat : Desa Mekar Wangi Kecamatan Saketi Tata letak/lokasi Desa Banyumas ini di anggap sebagai wilayah yang strategis, karena Desa Banyumas di lewati oleh keberadaan jalan raya provinsi yang menghubungkan antara wilayah Saketi dengan Malingping. Dampaknya adalah dengan adanya jalan lintas ini mampu memudahkan segala urusan yang berkaitan dengan akses transportasi menuju tujuan, salah satu contohnya yakni dengan adanya Jalan raya Saketi-Malingping mempermudah untuk pulang-pergi ke Pasar.
Dalam menggunakan pendekatan keruangan, diarahkan pada aktivitas manusia
dalam sebuah ruang untuk mengungkapkan aktivitas manusia yang ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain serta interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Pendekatan spasial (keruangan) ini difokuskan pada aktivitas para petani dalam mengembangkan taraf hidup mereka sendiri dengan memanfaatkan lahan sawah garapan. Ini membuktikan bahwa di dalam Desa Banyumas ini menjadikan suatu problematika yang terus berlanjut hingga saat ini. Jika dilihat baik-baik dengan menggunakan pendekatan ekologi melalui pola komunikasi yang ada di lingkungan Desa Banyumas, hal ini cenderung bersifat Horizontal/Tradisional. Akibatnya, masyarakat Desa Banyumas ini akan semakin kesulitan untuk berkembang karena masih stagnan atau diam ditempat dan hanya mengandalkan sifat kekeluargaan saja yang sangat kuat yang sudah terjalin hubungan tersebut. Selain itu, pendapatan yang diterima pun tidak akan cukup atau kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga terdapat sebagian masyarakat Desa Banyumas yang bekerja sebagai buruh di luar wilayah.