Anda di halaman 1dari 16

3 Tahap Perkembangan Kepribadian (Usia Dini – Dewasa)

Perkembangan terjadi pada manusia sebagai bentuk proses tumbuh kembang dan
berangsung melalui tahapan tahapan menuju kedewasaan. Manusia memiliki kperibadian atau
karakter yang menjadikannya unik dan membuatnya menjadi individu yang dibutuhkan dalam
masyarakat. Untuk mengetahui tahapan perkembangan kepribadian manusia berawal dari mana,
mari simak penjelasannya berikut ini:

Tahap tahap perkembangan setiap individu berbeda beda dan tidak bisa disamakan. Namun tahapan
perkembangan kepribadian secara umum bisa dilihat sebagai berikut:

1. Fase Pertama

Diutarakan oleh Charles H. Cooley (1864- 1929) bahwa tahap perkembangan kepribadian
yang pertama dimulai sejak usia dini yaitu pada usia satu sampai dua tahun. Pada usia ini anak sudah
mulai mengenali dirinya sendiri. Pada fase pertama ini kepribadian orang dibedakan menjadi dua
bagian. Unsur dasar yang dimaksud adalah unsur dasar kepribadian (basic personality structure)
dan capital personality. Kedua unsur dasar ini merupakan sifat dasar manusia yang berasal dari
biologis secara turun temurun. Berikut penjelasannya:

1. Bagian pertama yang berisi unsur unsur dasar sikap yang disebut attitudes. Attitudes bisa
bersifat permanen dan tidak mudah berubah di masa depan.

2. Bagian kedua berisi unsur unsur keyakinan atau disebut juga  capital personality dan bersifat
lebih fleksibel dan mudah dirubah atau dapat dievaluasi atau direkonstruksi kembali di
kemudian hari.

2. Fase Kedua

Fase kedua merupakan fase yang paling dominan dalam membentuk kepribadian dan bakat
pada seseorang. Fase ini ada pada usia dua sampai tiga tahun. Fase ini adalah fase perkembangan
potensi yang memang sudah dimiliki oleh anak. Perkembangan karakter yang terjadi sesuai dengan
lingkungan tempat tinggal dan tipe pergaulannya, struktur budaya dan nilai pada masyarakat
sosialnya.

Pada fase ini anak bisa sudah memahami pandangan orang lain terhadap dirinya, misalnya
manis, cantik, bodoh, pinter, atau lainnya. Penilaian bisa terjadi secara positif atau negatif. Apabila
anak mendapatkan penilaian positif maka anak akan merasakan rasa bahagia, senang. Sebaliknya
apabila anak mendapatkan penilaian negatif, maka anak akan merasa sedih, frustasi. Dengan begitu
anak akan berusaha untuk merubah dirinya dengan kepribadian yang baik agar mendapatkan
perhatian positif dari orang orang disekitarnya.

Fase ini berlangsung cukup panjang sampai menjelang dewasa dan mulai tampak perilaku
perilaku khas yang menandakan karakter unik seseorang tersebut. Tipe perilaku yang khas tampak
dalam beberapa hal berikut:

 Dorongan- dorongan (drives)


Unsur ini merupakan pusat dari keinginannya manusia untuk melakukan suatu aktivitas dan
membentuk motif tertentu dalam mewujudkannya menjadi nyata. Drives ini dibedakan menjadi
kehendak dan nafsu. Kehendak merupakan dorongan dorongan yang bersifal budaya artinya sesuai
dengan lingkungan, peradapan, dan tingkan perekonomian. Sedangkan nafsu merupakan kehendak
yang didorong oleh kebutuhan biologis misalnya nafsu makan, minum, dan lainnya.

 Naluri (instinct)

Naluri adalah dorongan yang bersifat alamia tau kodrati dan melekat pada manusia atau
makhluk hidup. Misalnya naluri seorang ibu yang ingin melindungi anaknya. Namuli dimiliki oleh
semua makhluk hidup yang memiliki pikiran dan didapatkan tidak dari pembelajaran namun
menyatu dengan hakekat makhluk hidup tersebut.

 Getaran hati (emosi)

Emosi adalah perasaan yang abstrak berasal dari hati dan distimulus oleh suatu kondisi atau
situasi. Emosi menjadi pengukur kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi perilaku, misalnya
senang, sedih, marah, empati, dan lain sebagainya. Meskipun pengungkapan ekspresi atau emosinya
sama, namun setiap individu memiliki ciri khas cara mengekspresikan emosi tersebut dengan
gerakan yang berbeda.

 Perangai

Peringai merupakan perwujudan dari hati dan pikiran manusia dan tampak dari tampilan
fisik seperti raut muka, perilaku, gerak gerik. Peringai merupakan unsur kepribadian yang mulai
nyata, dapat dilihat, dan terindentifikasi. Tipe kepribadian tercermin dari setiap perilaku individu.

 Intelegensi (IQ)

Intelegensi disebut juga tingkat kecerdasan yang ada pada setiap orang. Kemampuan
berpikir yang dimiliki setiap orang ini berbeda beda. Intelegensi didalamnya terkait dengan IQ,
ingatan, pengetahuan, pengalaman yang pernah diperoleh oleh seseorang dari interaksi sosialnya.
Intelegensi juga bersifat genetik atau diturunkan, sehingga keluarga yang cenderung cerdas akan
memiliki keturunan yang cerdas pula.

 Bakat (talent)

Bakat merupakan sesuatu yang sifatnya abstrak dan merupakan bawaan bersifat genetik dari
orang tua. Misalnya bakat bernyanyi, bakat menari, bakat seni, dan lainnya. Bakat merupakan dasar
dari pengembangan ketrampilan seseorang yang lebih baik lagi. Bakat bisa di asah terus menerus
untuk menjadi profesional dalam bidang tertentu. Melalui pengarahan dan pengembangan bakat
yang baik, akan mengembangkan potensi anak dengan sangat baik pula.

3. Fase Ketiga

Fase ketiga ini merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang yang mulai luas.
Fase ini merupakan fase terakhir. Fase ini ditandai dengan semakin stabilnya karakter seseorang
dengan perilaku khasnya. Pada fase ini perkembangan kepribadian cenderung menetap secara
permanen yaitu dengan terbentuknya perilaku yang khas dan perwujudan kepribadian yang bersifat
abstrak sebelumnya. Fase ketiga ini bisa terbentuk sampai usia dewasa yaitu sampai usia 25-28
tahun.

Setelah kepribadian ketiga terbentuk, maka diklasifikasikan menjadi tiga tipe kepribadian yaitu:

 Kepribadian normatif (normative man)

Tipe kepribadian ini merupakan yang ideal. Seseorang dengan tipe kepribadian ini memiliki
prinsip prinsip yan gkuat dalam menerapkan nilai sentral yang ada dalam dirinya. Prinsip prinsip yang
diterapkan merupakan hasil dari sosialisasi pada masa sebelumnya. Tipe kepribadian normatif ini
bisa didapatkan apabila seseorang mendapatkan perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap
orang lain sesuai dengan tata nilai pada suatu kelompok sosial lingkungannya. Tipe ini dapat
menyesuaikan diri dalam kelompok sosial dan memiliki kemampuan untuk menampung aspirasi
orang lain. Tipe kepribadian normatif mampu bersifat netral dan tidak mendominasi dalam suatu
kelompok.

 Kepribadian otoriter (otoriter man)

Tipe ini dibentuk dari proses interaksi dengan lingkungan sosial yang menghasilkan individu
yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang lain. Tipe ini
biasa terjadi pada anak tunggal.Anak tunggal sudah terbiasa mendapatkan kasih sayang dan
semuanya hanya untuk dirinya sendiri. Anak tunggal terbiasa mendapatkan perlindungan dan
dukungan dari orang sekitarnya sejak kecil, serta biasa memimpin kelompoknya. Kepribadian
otoriter pada individu menjadikannya tipe orang yang berfokus pada diri nya sendiri dan
mengendalikan sekitarnya sesuai keinginannya.

 Kepribadian perbatasan (marginal man)

Tipe kepribadian ini relatif stabil dan memiliki ciri khas dan prinsip tertentu yan
gditunjuukkan dengan perilaku tertentu dan sering kali mengalami perubahan. Sehingga orang
dengan tipe ini memiliki lebih dari satu karakter kepribadian. Orang bisa memiliki tipe kepribadian
perbatasan apabila dirinya hidup dalam lingkungan dua budaya, misalnya dengan latar belakang
orang tua yang berbeda negara dan beda budaya dan harus belajar dua struktur budaya yang
berbeda. Anak yang tumbuh dalam dua budaya yang berasal dari orang tuanya, akan memiliki
kepribadian yang cukup unik. Kepribadian anak berasal dari kebiasaan yang bercampur antar budaya
yang diterapkan dalam lingkungan rumahnya.

Demikian tahap tahap perkembangan kepribadian manusia dari mulai dini sampai
terbentuknya karakter atau kepribadian khas seseorang. Tahapan ini secara umum ada dan dialami
oleh semua orang, namun perubahan dan pembentukan karakter khas masing masing individu
berbeda. Ciri khas individu hasil dari perkembangan kepribadian ditunjukkan dari perilaku, gerak
gerik tubuh, ekspresi wajah, emosi, dan lainnya. Yang kemudian dikenal juga dengan empat karakter
manusia, seperti melankolis, phlegmatis, koleris, dan sanguinis. Kepribadian seseorang juga bisa
berkembang meliputi dua atau lebih dari karakter tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruh perbedaan perkembangan masing masing orang adalah
faktor genetik atau bawaan dari orang tu atau garis keturunan. Selain itu faktor lainnya dalah
lingkungan tempat individu tumbuh dan berinteraksi secara sosial. Individu individu disekitarnya
juga berperan dalam membentuk karakter atau kepribadian seseorang. Setiap orang juga memiliki
ciri khas, karakter, kepribadian misalnya bisa dilihat dari cara berbicara, cara bersikap, cara berjalan,
cara berfikir, emosi atau lainnya yang cenderung memiliki kemiripan dengan saudara se genetiknya.
Perkembangan Fisik Motorik Anak Menurut Agoes Dariyo (2007: 43) mengemukakan bahwa
yang paling menonjol dan nampak dalam diri individu adalah terjadinya perubahan fisik. Hal ini
terbukti dengan adanya perubahan fisik individu yang terjadi sangat cepat yakni sejak masa konsepsi
hingga masa kelahirannya. Kemudian dilanjutkan masa bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Fisik
atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua
organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik
menurut Kuhlen dan Thompson dalam Syamsu Yusuf LN. (2014:101) mengemukakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi empat aspek yaitu: (1) Sistem syaraf, yang sangat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2)Otot-otot, yang mempengaruhi
perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan
munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang
untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) Struktur
fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi. Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni
2016 720

Gerakan motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku
gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam
bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga. Proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan Perkembangan motorik adalah ini
berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana
apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system
dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Keterampilan Motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang


disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari
beratus-ratus otot yang rumit. Ketrampilan motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-
otot dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan
keterampilan motorik halus (fine motor skill). Secara garis besarnya, urutan perkembangan
keterampilan motorik ini mengikuti dua prinsip.

a. prinsip chepalocaudal (dari kepala ke ekor), menunjukkan urutan perkembangan, dimana bagian
atas badan lebih dahulu berfungsi dan terampil digunakan sebelum bagian yang lebih rendah.
Bayi terlebih dahulu belajar memutar kepalanya sebelum belajar menggerakkan kaki dengan
sengaja, dan mereka belajar menggerakkan kaki.
b. Prinsip proximodistal (dari dekat ke jauh), menunjukkan perkembangan keterampilan motorik,
dimana bagian tengah badan lebih dahulu terampil sebelum dibagian-bagian sekelilingnya atau
bagian yang lebih jauh. Bayi belajar melambaikan keseluruhan lengannya sebelum belajar
menggoyangkan pergelangan tangan dan jari-jarinya. Penulis membagi keterampilan motorik
menjadi dua bagian, yaitu: 1) keterampilan motorik kasar; 2) keterampilan motorik
halus.Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), meliputi keterampilan otototot besar
lengan, kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan melompat. Sedangkan, Keterampilan
motorik halus (fine motor skill), meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti
menyentuh dan memegang. (Desmita, 2013: 97-99) Berkaitan dengan kemampuan

motorik menurut Waharsono dalam Edy Waspada (2014: 33) mengemukakan bahwa sejalan
dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pulalah
kemampuan geraknya. Adapun perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil menurut mursid
(2015: 126- 127) bisa diidentifikasikan dalam beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat
diamati adalah sebagai berikut:

1. Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada usia 2 tahun terakhir masa anak kecil.
Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa yang kemudian bisa
dilakukannya bermacam-macam keterampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar meliputi:
meloncat, berlari, melempar, menangkap, dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi
dengan irama perkembangan yang berlainan.

2. Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan yang cukup
cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.

3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibanding pertumbuhan bagian
tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar di dalam melakukan
gerakan yang melibatkan tangan dan kaki.

4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat.

5. Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik bisa
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016 721 merangsang perkembangan pengenalan
konsep-konsep dasar objek, ruang, gaya, waktu dan sebab – akibat. Secara keseluruhan,
perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan
pribadi pada anak. Pencapaian perkembangan Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia Dini
Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada patokan
umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada usia tertentu. Adanya
patokan tersebut adalah dimaksudkan supaya anak yang belum mencapai tahap kemampuan
tertentu ini perlu di latih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal.
(Ahmad Susanto, 2011: 163) Pada umumnya, pembelajaran di TK untuk aspek perkembangan fisik
atau motoriknya lebih banyak difokuskan pada motorik halus. Sedangkan motorik kasar kurang
diperhatikan. Padahal pengembangan motorik kasar pada anak usia dini juga perlu bimbingan dari
pendidik. Perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan lainnya,
karena ketidakmampuan anak melakukan kegiatan fisik maka akan menimbulkan konsep diri negatif
pada diri anak. (Mursid, 2015: 122) Secara singkat mengenai pencapaian perkembangan motorik
kasar dan motorik halus pada masa anak-anak awal ini dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini:
 Perkembangan Motorik Masa Remaja

2.2.1 Kemampuan Gerak

Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolesensi cenderung mengikuti


perubahan-perubahan dalam ukuran badan, kekuatan dan fungsi fisiologis. Perbedaan-perbedaan
dalam penampilkan keterampilan gerak dasar antar kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak
laki-laki menunjukkan peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi.
Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan
melempar jarak jauh. Menurut Espenchade (1060), anak perempuan mencapai hasil maksimal dalam
lari pada usia 15 tahun, dan menunjukkan sedikit perubahan dalam melempar dan melompat
sesudah umur tersebut.

Selanjutnya penelitian lain oleh Vincent (1968) menyatakan bahwa anak perempuan mencapai skor
terbaik dalam kecepatan melempar, memantulkan bola ke tembok, dan melempar jarak jauh pada
umur 15,3 tahun. Untuk lari dan lompat tinggi penampilan terbaik pada umur 14,4 tahun, sedangkan
mahasiswa putri yang sehat dan segar mencapai skor tertinggi dalam lompat samping dan lompat
tali pada umur 18,4 tahun. Semua itu merupakan beberapa peningkatan penampilan wanita yang
terjadi setelah masa pubertas. Penampilan fisik sesudah pubertas lebih banyak dipengaruhi oleh
lingkungan budayanya.

Umumnya penampilan gerak anak perempuan dalam keterampilan dasar cenderung menurun
sebelum mencapai kematangan biologis, kira-kira 3 tahun sebelum kematangan skeletal. Sebaliknya
anak laki-laki terus mengalami peningkatan penampilan geraknya dengan bertambahnya
kematangan skeletal.

Kecepatan matang secara biologis laki-laki adanya hubungan dengan penampilan gerak. Umumnya
anak laki-laki masa puber meningkat secara terus-menerus dan teratur dalam lari dan melompat,
tetapi sedikit terlambat dalam lemparan. Hal ini berhubungan dengan serangkaian pertumbuhan
fisik, seperti tungkai yang memanjang, pinggul yang melebar sebelum pengembangan bagian
pundak.

Dalam lompat jauh tanpa awalan, menggaplung dengan lengan ditekuk, dan baring duduk (sit-ups)
dengan lutut ditekuk anak laki-laki umur 10 sampai 16 tahun menunjukkan peningkatan yang
berbeda. Peningkatan penampilan tertinggi untuk lompat jauh tanpa awalan terjadi antara umur 14
dengan 15 tahun dan umur 11 sampai 12 tahun untuk lengan menggantung dan sit-ups. Peningkatan
maksimum lompat jauh tanpa awalan dan menggantung bertepatan dengan puncak percepatan
pertumnbuhan tinggi badan, sedangkan peningkatan pada sit-ups 1 (satu) tahun sebelum puncak
percepatan pertumbuhan tinggi badan. Peningkatan yang lebih cepat pada anggota badan sehingga
secara mekanika memberikan keuntungan dalam melakukan sit-ups karena togok relatif lebih
pendek.

Pertumbuhan yang cepat pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh,
kekuatan dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam penampilan fisik selama masa
adolensensi.

2.2.2 Koordinasi dan Keseimbangan


Peningkatan koordinasi pada anak laki-laki terus berlangsung sejalan dengan bertambahnya umur
kronologis, sedangkan anak perempuan sudah tidak berkembang lagi sesudah umur 14 tahun.
Kelincahan anak laki-laki lebih unggul dibandingkan anak perempuan. Kelincahan memerlukan
kecepatan mengubah arah dari badan atau anggota badan, seperti melompat secara penuh
kemudian memutar posisi dan gerakan-gerakan sulit yang lain.

Kelincahan wanita dewasa kurang baik dibandingkan dengan wanita yang masih muda atau anak-
anak, tetapi dalam gerakan akrobatik yang memerlukan kontrol dan keseimbangan statis, wanita
dewasa lebih dapat menjaga posisinya. Terjadinya penurunan kelincahan seseudah umur 14 tahun,
hanya sedikit perubahan terjadi penurunan pada kontrol, kelentukan, dan keseimbangan bagi
perempuan,. Pertambahnya berat badan anak perempuan pada masa puber berpengaruh negetif
dalam penampilan geraknya.

Koordinasi gerak anak laki-laki pada awal pubertas mengalami perkembangan sedikit sekali, tetapi
setelah itu perkembangannya makin cepat. Berbagai hasil penelitian mengenai keseimbangan
dinamis selama masa  adolesensi menunjukkan bahwa keadaan yang stabil (palkteau) dialami oleh
perempuan pada umur 12 sampai 14 tahun dan pada anak laki-laki umur 14 sampai 16 tahun.
Perkembangan keseimbangan dinamis anak laki-laki menunjukkan bahwa sebelum umur 13 dan
sesudah umur 15 tahun menunjukkan perkembangan yang lebih besar dibandingkan masa usia
antaara 13 sampai 15 tahun.

2.2.3 Peningkatan Penampilan Gerak

Masa sebelum adolesensi dan adolesensi merupakan saat peningkatan, penampilan gerak, seperti
lari cepat, lari jarak jauh, lompat tinggi dsb. Peningkatan secara kuantitatif ini merupakan bagian
yang dihasilkan oleh pertumbuhan yang berlangsung terus, terutama pertumbuhan yang cepat
dimasa adolesensi. Yang menghasilkan penngkatan kekuatan dan daya tahan. Demikian pula
sumbangan diri unsur koodinasi tidak diragukan lagi dalam menunjang peningkatan keterampilan.

1. Lari (Running)

pengukuran kuantitatif untuk kemampuan lain umumnya dilakukan dengan mengukur kecepatan,
lari jarak pendek (30 yard) dan kelincahan lari. Kelincahan lari merupakan frekuensi yang dicapai
seseorang dalam mengubah arah.

1. Lompat (Jumping)

Penggunaan tes lompat umumnya kearah depan atau keatas. Penelitian yang dilakukan oleh
Espenchade (1960) menunjukkan bahwa peningkatan jarak lompatan kedepan untuk laki-laki dan
perempuan kira-kira 33 inci pada umur 5 tahun dan pada umur 10 sampai 11 tahun mencapai 60
inci. Sesudah itu laki-laki terus meningkat kira-kira 90 inci. Pada umur 17 tahun, sedangkan
perempuan mengalami kestabilan dengan jarak kira-kira 64 inci pada umur yang sama.

1. Lempar (Throwing)
Jarak lemparan sering digunakan untuk mengukur penampilan lempar, meskipun kecepatan dan
ketepatan juga ikut dinilai. Penampilan lempar berbeda dari penampilan lari dan lompat, demikian
pula perbeedaan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan yang terjadi sejak usia muda.

d.  .Keterampilan Dasar

Sebagian besar penelitian menyatakan,.bahwa usia untuk belajar gerak yang paling tepat adalah
masa sebelum adoleseasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nash (1960)  yang menyatakan
bahwa 85% keterampilan dasar dan minat terhadap ketramtpilan gerak harus ditemukan pada umur
12 tahun atas sebelumnya. Masa kanak-kanak merupakan waktu untuk belajar keterampilan dasar,
sedangkan masa adolesensi adalah waktu yang digunakan untuk  penyempurnaan dan penghalusan
serta mempelajari berbagai macam variasi ketrampilan gerak.

Keterampilan gerak .pada masa adolesensi sangat dipengaruhi oleh, penguasaan gerak dasar pada
masa anak – anak, Dan oleh faktor latihan. Oleh karena itu, kecenderungan keterampilan gerak
setiap individu pada masa adolesensi semakin bervariasi. Ada yang keterampilan dapat berkembang
dengan baik dan ada yang perkembangannya tidak baik.

e.. Kesegaran Jasmani

Pads masa adolesensi terjadi perbedaan yang mencolok dalarn hasil tes, kesegaran jasmani antara
laki-laki dan perempuan.

Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar I berikut.

 
Penurunan kesegaran jasmani anak perempuan masa  adolesensi ada kemungkinan bukan, karena
kurangnya motivasi antuk memperoleh skor yang baik dalam ,tes kesegaran jasmani,
meskipun sebenarnya mereka mampu melakukan. Sedikit sekali perempuan yang melakukan dengan
usaha yang sungguh-sungguh untuk tes lari 600 yard atau dalam tes kekuatan sebagai unsur dalam
tes kesegaran jasmani.

Seperti yang terlihat pada gambar I, penampilan kesegaran jasmani anak laki-laki meningkat seram
teratur sesuai bertambahnya umur sampai kira-kira 12 tahun. Setelah umur tersebut penampilan
meningkat secam cepat, sebaiknya penampilan perempuan setelah umur 12 tahun makin menurun.

Masa adolesensi merupakan saat yang baik untuk, pengembangan kesegaran jasmani.


pengembangan yang terjadi merupakan basil perubahan-perubahan dalam peningkatan luasnya otot
dan ukuran badan baik untuk laki-taki maupun perempuan.

Faktor latihan fisik sangat berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani. Latihan. peningkatan
daya tahan Cardiovascular  lebih baik dimulai Sejak awal, dan peningkatan pada masa adolesensi
lebih tinggi dibandingkan masa dewasa atau dapat dikatakan bahwa cardiovascular berkembang
lebih cepat dengan melakukan latihan di masa adolesensi. beberapa . hasil penelitian oleh Cooper
dan kawan-kawan (1975) menyatakan, bahwa dalam program latihan aerobik menghasilkan
pcningkatan cardiovascular 17,6% sampai dengan 20% untuk, anak-anak normal yang sedang
berkembang dan mengalami putumbuban cepat masa adolesensi.

 
 

5.

Perkembangan Motorik

Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuataannya antara usia 20tahun sampai 30
tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20 tahun sampai 25tahun, setelah itu
kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang
positif dengan kondisi fisik yangkuat dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan
yang baikmemungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-keterampilannya secara lebih baik

disamping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderungakan dapat
menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemapuan fisik.Dalam hal mempelajari
keterampilan-keterampilan motorik baru orang dewasa
yang berusia 20 tahun menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan hasil meraka yangmempelajarinya dalam mendekati usia setengah baya.Dengan bekal
kemmpuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapatmelaksanakan dengan baik kegiatan-
kegiatan dalam lingkup tugas-tugas perkembangannya.Orang dewasa yang mempunyai kemampuan
motorik yang baik akan dengan cepat menguasaiketrampilan-keterampilan dalam berolahraga dan
berkarya hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik dilingkungan
masyarakat maupun dilingkungan pekerjaan

Perubahan kemampuan motorik

Perubahan kemampuan motorik pada usia lanjut  yakni;

1. Kekuatan, orang lanjut usia lebih cepat capek dan memerlukan waktu lebih lama untuk
memulihkan diri keletihan

      dibanding orang yang lebih muda.

2.   Kecepatan,  penurunan kecepatan dalam bergerak.

3.   Belajar ketrampilan baru, mereka lebih lambat dalam belajar dibanding orang yang lebih muda
dan hasil akhirnya

      Kurang memuaskan.

4.   Kekakuan, , cendrung menjadi canggung dan kagok, yang menyebabkan sesuatu yang dibawa dan
dipegangnya tertumpah dan jatuh, melakukan sesuatu tidak hati-hati, dan dikerjakan tidak teratur.
Prinsip Perkembangan Motorik Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik
fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat
dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa
perkembangannya. Bagi anak usia sekolah dasar memperoleh kemampuan untuk bergerak secara
berurutan mengalami kemajuan dari mulai gerak sederhana hingga gerak yang lebih komplek dan
keterampilan gerak yang terkoordinasi. Proses perkembangan motorik cenderung bersifat terus
menerus dari mulai kepala sampai ke kaki. Jadi, pada prinsipnya rangkaian perkembangan motorik
hingga gerak yang tertata sangat bergantung pada faktor kematangan dan integrasi system syaraf
dan system kerangka otot. Anak yang mampu mencapai tarap perkembangan motorik yang
terkoordinasi sangat ditentukan oleh keadaan dan kemauan individu itu sendiri. Perkembangan
motorik biasanya menunjukan pola yang khas. Dimasa-masa awal, kemajuan yang diperoleh
biasanya berlangsung pesat, tetapi di masa-masa berikutnya kemajuan hanya bergerak secara
bertahap. Ini merupakan gejala umum dalam setiap proses perkembangan motorik, sehingga
dijadikan sebuah hukum, yaitu: kemajuan akan berlangsung cepat di masa-masa awal
perkembangan motorik dan akan berlangsung lambat pada masa-masa berikutnya.
Perkembangan Motorik bergantung pada

kematangan otot & syaraf,

Maksudnya gerakan motorik belum dapat dikuasai

dengan baik sebelum mekanisme otot dan syaraf

anak berkembang,.

Ada beberapa gerakan refleks dalam proses

kematangan otot dan syaraf dari mulai waktu

lahir sampai balita:

1. Gerak refleks telapak tangan (palmar grasp

reflex)

2. Gerak refleks menghisap (sucking refleks)

3. Gerak refleks Pencarian (Search reflex)

4. Gerak refleks Moro (moro refleks)

Lismadiana/lismadiana@uny.ac.id
. Gerak refleks tidak simetris leher (Asymmetrical

tonic neck

refleks)

6. Gerak refleks simetris leher (symmetrical tonic

neck refleks)

7. Gerak Refleks telapak kaki (plantar grasp refleks)

8. Gerak refleks kedua telapak tangan (palmar

mandibular refleks)

9. Gerak Refleks Berjalan kaki (stepping reflex)

10. Gerak refleks Berenang (swimming refleks)

Lismadiana/lismadiana@uny.ac.id

B. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak

matang, maksudnya sebelum sistem syaraf dan otot

berkembang dengan baik, upaya untuk mengajarkan gerakan

terampil bagi anak akan sia-sia

C. Perkembangan motorik mengikuti pola yang diramalkan,

maksudnya urutan perkembangan motorik dapat

diramalkan (misalnya cephalocaudal dan proksimal distal)

D. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan

motorik, maksudnya norma tersebut dapat digunakan

sebagai petunjuk yang memungkinkan orangtua atau orang

lain untuk mengetahui apa yang diharapkan dan pada umur

berapa hal tersebut dapat diharapkan dari anak.

E. Ada perbedaan individual dalam laju perkembangan

motorik, maksudnya setiap individu akan mempunyai pola

masing-2 secara indivdual dalam perkembangan motorik,

dapat lebih cepat atau lebih lambat masing-2 individu


Lismadiana/lismadiana@uny.ac.id

BEBERAPA HAL YANG MEMPENGARUHI LAJU

PERKEMBANGAN MOTORIK

• Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan

kecerdasan (IQ)

•Keaktifan janin dalam kandungan

• Kondisi pra lahir yang menyenangkan baik bayi

maupun sang ibu

• Kondisi awal kehidupan pasca lahir

• Gizi makanan sang ibu

• Kelahiran yang sukar yang dapat menyebabkan

kerusakan pada otak

• kondisi lingkungan, kesehatan dan gizi yang baik untuk bayi dan

sang ibu

• Tingkat IQ anak

Lismadiana/lismadiana@uny.ac.id

• Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk

menggerakkan semua bagian tubuh

• Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan

kesiapan perkembangan kemampuan motoriknya

• Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat

perkembangan motoriknya

• Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat

perkembangan motoriknya

• Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis

kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak

disebabkan perbedaan motivasi dan metode pelatihan


anak ketimbang perbedaan bawaan.

Lismadiana/lismadiana@uny.ac

Anda mungkin juga menyukai