i
PRAKATA
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
MODUL III SUMBER KEUANGAN NEGARA ....................................... 1
KEGIATAN BELAJAR I SUMBER KEUANGAN NEGARA ................... 2
A. DESKRIPSI SINGKAT ............................................................... 2
B. RELEVANSI ............................................................................... 2
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN...................................................... 2
1. URAIAN ................................................................................ 2
a. Pengantar Umum Tentang Keuangan Negara ................ 2
b. Pengertian Keuangan Negara ......................................... 5
c. Ruang Lingkup Keuangan Negara .................................. 7
d. Sumber Keuangan Negara.............................................. 12
2. LATIHAN............................................................................... 13
3. RANGKUMAN ...................................................................... 13
4. PUSTAKA ............................................................................. 14
D. TUGAS DAN LEMBAR KERJA .................................................. 14
E. TES FORMATIF ......................................................................... 14
F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT...................................... 14
iii
MODUL III
SUMBER KEUANGAN NEGARA
1
KEGIATAN BELAJAR I
SUMBER KEUANGAN NEGARA
A. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar ini peserta kuliah akan mempelajari Sumber
Keuangan Negara yakni Pengertian Keuangan Negara, Ruang Lingkup
Keuangan Negara, dan Sumber Keuangan Negara.
B. Relevansi
Materi Sumber Keuangan Negara ini merupakan materi yang akan
mengantar peserta kuliah memahami Pengertian Keuangan Negara,
Ruang Lingkup Keuangan Negara, dan Sumber Keuangan Negara,
sehingga ke depan peserta matakuliah dapat lebih mudah memahami
semua materi yang diberikan.
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
a. Pengantar Umum Tentang Keuangan Negara
Keuangan negara adalah urat nadi negara, tanpa uang
negara tidak dapat menjalankan hidupnya. Keuangan dari rumah
tangga negara ini dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).1
Adapun hakikat atau falsafah APBN adalah hakikat Public
Revenue dan Expenditure kedaulatan. Apabila kedaulatan ada
di tangan raja, maka rajalah yang berhak sepenuhnya untuk
menentukan APBN tersebut.2
Dalam hubungan ini, Arifin menyatakan bahwa di dalam
Negara Republik Indonesia yang demokratis dan berkedaulatan
1
Arifin P. Soeria Atmadja. Keuangan Publik Dalam Perspektif Hukum. hal. 54.
2
Rene Stourm “The Budget” yang disitir oleh Vincent J. Browne: “The Control Of Public
Budget”, Public Affairs Press. hal 11. Dalam buku Arifin P. Soeria Atmadja. Keuangan Publik
Dalam Perspektif Hukum. hal. 54.
2
rakyat (lihat ketentuan Pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945, (sebelum
amandemen), serta Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 (sesudah
amandemen) kemudian menyimpulkan bahwa DPR memegang
kedaulatan dibidang budget (hak begrooting).3 Dengan demikian
melalui persetujuan DPR adalah terhadap APBN adalah tanda
kedaulatan rakyat.
Sejalan dengan pendapat ahli tersebut di atas, maka perlu
dikemukakan ketentuan dalam UUD NRI 1945 (sesudah
amandemen) yaitu Pasal 20 dan Pasal 23, untuk lengkapnya
sebagai berikut:
Pasal 20
Pasal 23
3
Arifin. Ibid. hal. 45-55.
3
dan bertanggungjawab untuk sebesar – besarnya
kemakmuran rakyat.
(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas
bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui
rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang
diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.
4
b. Pengertian Keuangan Negara
Sebelum memasuki pengertian keuangan negara menurut
hukum posistif, maka terlebih dahulu dikemukakan pendapat
para ahli tentang pengertian keuangan negara, yaitu:
1. Prof. Dr. Harun Al Rasyid, S.H. :
Keuangan negara adalah APBN (pendapat ini didasarkan
pada Pasal 23 ayat 1 dan ayat 5 UUD 1945 sebelum
amandemen)
2. Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, S.H.
Keuangan negara adalah APBN, APBUMN, APBD, APBUMD.
(Didasarkan pada Pasal 23 ayat (1),(2),(3),(4),(5), serta sistem
pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum amandemen).4
4
Arifin P. Soeria Atmadja. Kapita Selekta Keuangan Negara Suatu Tinjauan Yuridis. UNTAR.
Jakarta. 1996. hal. 50-55.
5
negara untuk mengelola dan mempertanggungjawabkan
keuangan negara. 5
Pengertian keuangan negara dalam Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Keuangan Negara memiliki substansi yang dapat ditinjau
dalam arti luas maupun dalam arti sempit. Keuangan negara
dalam arti luas meliputi hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk uang dan barang milik negara
yang tidak tercakup dalam anggaran negara. Sementara itu,
keuangan negara dalam arti sem[it hanya terbatas pada hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang dan barang
milik negara yang tercantum dalam anggaran negara untuk tahun
yang bersangkutan.6
Tujuan diadakannya pemisahan secara tegas substansi
keuangan negara dalam arti luas dengan substansi keuangan
negara dalam arti sempit agar ada keseragaman pemahaman.
Hal ini mengandung manfaat terhadap pihak-pihak yang
berwenang melakukan pengelolaan keuangan negara sehingga
tidak melakukan perbuatan yang tidak bersesuaian dengan
hukum keuangan negara.
Keuangan negara sebagai substansi hukum keuangan
negara dapat ditinjau dari aspek, 1) keuangan negara dalam arti
luas, dan keuangan negara dalam arti sempit. Hal ini dilakukan
untuk memberi pemahaman secara yuridis terhadap keuangan
negara agar mudah dipahami sehingga dapat dibedakan secara
prinsipil.
Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan pengertian
keuangan negara sebagaimana tercantum dalam Penjelasan
Umum undang-Undang Keuangan Negara sebagai berikut:
5
M. Djafar Saidi. Hukum Keuangan Negara Teori Dan Praktik. Hal. 10.
6
M. Djafar Saidi. Ibid. hal. 11
6
1. Dari sisi objek, yang dimaksud keuangan negara meliputi
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal,
moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan,
serta segala sesuatu baik berupa uang mau[pun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
2. Dari sisi subjek, yang dimaksud keuangan negara meliputi
seluruh objek sebagaiman di atas yang dimiliki negara,
dan/atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
perusahaan negara/perusahaan daerah, dan badan lain yang
ada kaitannya dengan keuangan negara.
3. Dari sisi proses, keuangan negara mencakup seluruh
rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek
sebagaimana di atas dari perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggungjawaban.
4. Dari sisi tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan,
kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan
kepemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana di atas
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.
7
c. Penerimaan Negara;
d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;
f. Pengeluaran Daerah;
g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau
oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang,
serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/
perusahaan daerah;
h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau
kepentingan umum;
i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan
fasilitas yang diberikan pemerintah. (Pasal 2 UU No 17/2003).
7
Adrian Sutedi. Hukum Keuangan Negara. Sinar Grafika: Jakarta. 2010. Hal. 12-13
8
perkembangan dan perubahannya, analisis kebijakan,
evaluasi dan perkiraan perkembangan ekonomi makro,
pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan analisis
kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan fiskal
dalam rangka kerja sama internasional dan regional,
penyusunan rencana pendapatan negara, hibah, belanja
negara dan pembiayaan jangka menengah, penyusunan
statistik, penelitian dan rekomendasi kebijakan di bidang
fiskal, keuangan, dan ekonomi.
b. Fungsi penganggaran.
Fungsi ini meliputi penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan
kebijakan, serta perumusan standar, norma, pedoman,
kriteria, prosedur dan pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang APBN.
c. Fungsi administrasi perpajakan.
d. Fungsi administrasi kepabeanan.
e. Fungsi perbendaharaan.
Fungsi perbendaharaan meliputi perumusan kebijakan,
standar, sistem dan prosedur di bidang pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran negara, pengadaan barang
dan jasa instansi pemerintah serta akuntansi pemerintah
pusat dan daerah, pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran negara, pengelolaan kas negara dan
perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan
utang dalam negeri dan luar negeri, pengelolaan piutang,
pengelolaan barang milik/kekayaan negara (BM/KN),
penyelenggaraan akuntansi, pelaporan keuangan dan sistem
informasi manajemen keuangan pemerintah.
f. Fungsi pengawasan keuangan.
9
Sementara itu, bidang moneter meliputi sistem pembayaran,
sistem lalu lintas devisa, dan sistem nilai tukar. Adapun
bidang pengelolaan perusahaan negara/daerah.
Pendekatan sebagaimana tersebut melahirkan tolak ukur
untuk menetapkan substansi keuangan negara dalam arti luas.
Penetapan keuangan negara dalam arti luas tidak terlepas dari
pendekatan yang dilakukan secra normatif. Oleh karena itu,
keuangan negara dalam arti luas meliputi satu kesatuan tak
terpisahkan: a) anggaran pendapatan dan belanja negara; b)
anggaran pendapatan dan belanja daerah; c) keuangan negara
pada Badan Usaha Milik Negara; d) Badan Usaha Milik Daerah.
Dengan demikian, keuangan negara dalam arti luas mengandung
substansi tidak terbatas hanya pada anggaran pendapatan dan
belanja negara saja.
Pada hakikatnya keuangan negara dalam arti sempit
merupakan bagian keuangan negara dalam arti luas. Dalam
hubungannya dengan negara, keuangan negara dalam arti
sempit merupakan anggaran pendapatan dan belanja negara.
substansi keuangan negara dalam arti sempit berbeda dengan
substansi keuangan negara dalam arti luas sehinga keduanya
tidak boleh dipersamakan secara yuridis. Dengan demikian,
substansi keuangan negara dalam arti sempit hanya tertuju pada
anggaran pendapatan dan belanja negara yang ditetapkan setiap
tahun dalam bentuk undang-undang.8
Dalam hubungan ini, jimly Asshidiqqie (2008: 833-834)
mengemukakan kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan
dan pengeluaran itu pada mulanya dipahami sebagai keuangan
negara yang kemudian tercermin dalam perumusan ketentuan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
8
M. Djafar Saidi. Opcit. Hal. 12
10
yang disusun pada tahun 1945. Karena itu, dapat dikatakan
bahwa awalnya yang dimaksud dengan uang atau keuangan
negara sebelum perubahan Undang-Undang Dasar 1945 adalah
anggaran pendapatan dan belanja negara saja. Dalam
pengertian sempit ini diasumsikan bahwa semua uang negara,
masuk dan keluarnya, diperhitungkan seluruhnya melalui
anggaran pendapatan dan belanja negara. Tidak ada uang lain
yang termasuk pengertian uang negara di luar anggaran
pendapatan dan belanja negara.
Lebih lanjut dikatakan oleh Jimly Asshiddiqqie (2008: 834-
835) bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara memiliki
dua aspek, yaitu perhitungan pendapatan negara dan
perhitungan belanja negara. Perhitungan itu ditulis dalam
dokumen anggaran dengan rincian perhitungannya disertakan
sebagai dokumen lampiran. Akan tetapi, baju hukum terhadap
perhitungan anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan dalam
bentuk undang-undang. Karena itu, dari segi bentuk atau
formatnya, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
negara itu ditetapkan dalam bentuk undang-undang tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dokumen yang berisi
perhitungan anggran beserta rinciannya disertakan sebagai
lampiran yang tidak terpisahkan dari dokumen perhitungan
anggaran itu sendiri.
Untuk mecapai tujuan negara yang telah ditetapkan, hanya
sekedar cita-cita hukum ketika tidak didukung oleh keuangan
negara yang bersumber dari pendapatan negara yang
pemungutanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam arti pendapatan negara merupakan sumber
keuangan negara yang digunakan sebagai biaya pelaksanaan
tugas pemerintah dalam rangka upaya pencapaian tujuan
negara.
11
d. Sumber Keuangan Negara
Adapun jenis pendapatan negara sebagai sumber keuangan
negara adalah sebagai berikut:
1. Pajak negara yang terdiri dari:
a. Pajak penghasilan;
b. Pajak pertambahan nilai barang dan jasa;
c. Pajak penjualan atas barang mewah; dan
d. Bea materai.
Untuk lebih jelasnya, disilahkan membaca buku yang
berjudul “Pembaruan Hukum Pajak” Dan “Perlindungan
Hukum Wajib Pajak Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak”
diterbitkan oleh rajawali pers yang berkedudukan di
Jakarta.
2. Bea dan cukai yang terdiri dari:
a. Bea masuk;
b. Cukai gula; dan
c. Cukai tembakau.
3. Penerimaan negara bukan pajak yang terdiri dari:
a. Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana
pemerintah;
b. Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam;
c. Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara
yang dipisahkan;
d. Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh pemerintah;
e. Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang
berasal dari pengenaan denda administrasi;
f. Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak
pemerintah; dan
12
g. Penerimaan lainnya yang diatur dalam undang-undang
tersendiri;9
Jenis/macam-macam sumber-sumber keuangan negara
tersebut di atas, dapat dalam bentuk pendapatan negara
tersebut, setiap saat dapat mengalami perubahan, baik dalam
bentuk penambahan jenis pendapatan negara maupun dalam
bentuk pengurangan jenis penerimaan negara. Penambahan
ataupun pengurangan jenis penerimaan negara wajib diatur
dengan undang-undang sebagai konsekuensi dari negara
hukum.
Selain itu karna merupakan penambahan pendapatan
ataupun pengurangan harus mendapat persetujuan DPR,
sebagai tanda kedaulatan rakyat.
2. Latihan
1) Jelaskan pengertian keuangan negara menurut pendapat ahli!
2) Pendapat ahli tentang pengertian keuangan negara dikaitkan
dengan pengertian keuangan negara menurut hukum positif,
pendapat manakah yang lebih sesuai denga hukum positif?
3) Mengapa dikatakan persetujuan DPR itu adalah tanda
kedaulatan rakyat? Jelaskan.
3. Rangkuman
Jenis/macam-macam sumber-sumber keuangan negara
tersebut di atas, dapat dalam bentuk pendapatan negara tersebut,
setiap saat dapat mengalami perubahan, baik dalam bentuk
penambahan jenis pendapatan negara maupun dalam bentuk
pengurangan jenis penerimaan negara. Penambahan ataupun
pengurangan jenis penerimaan negara wajib diatur dengan undang-
undang sebagai konsekuensi dari negara hukum.
9
M. Djafar Saidi. Ibid. Hal. 16
13
4. Pustaka
Arifin P. Soeria Atmadja. Keuangan Publik Dalam Perspektif
Hukum.
Rene Stourm “The Budget” yang disitir oleh Vincent J. Browne:
“The Control Of Public Budget”, Public Affairs Press. Dalam
buku Arifin P. Soeria Atmadja. Keuangan Publik Dalam
Perspektif Hukum.
Arifin P. Soeria Atmadja. Kapita Selekta Keuangan Negara Suatu
Tinjauan Yuridis. UNTAR. Jakarta. 1996.
M. Djafar Saidi. Hukum Keuangan Negara Teori Dan Praktik.
Adrian Sutedi. Hukum Keuangan Negara. Sinar Grafika: Jakarta.
2010.
E. Tes Formatif
Tidak ada
14