Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana menghadapi Pengajaran sesat dalam Gereja?

1 Timotius 4:1-16

Pendahuluan:

Kitab 1 timotius adalah surat pribadi Paulu kepada Timotius yang dituliskan sekitar tahun 64 atau 65 M,
setelah pemenjaraan Paulus pertama di Roma (Kis28:16-31). Timotius merupakan anak didik Paulus dan
dia gembala di jemaat Efesus.

Tujuan Surat

Untuk memberikan dorongan dan petunjuk kepada Timotius seorang pemimpin yang masih muda

Sekilas Garis besar 1 Timotius

Pasal 1:3-11, 12-20. Paulus memperingatkan tentang guru-guru palsu dan mendesak Paulus untuk tetap
berpegan teguh pada imannya kepada Kristus.

Pasal 2:1-7, 8-15 – Uraian Paulus tentang Ibadah umum, pentingnya doa dan aturan dalam kebaktian
gereja.

Pasal 3:1-6 – Nasehat Paulus mengenai kriteria khusus untuk jabatan gereja.

Pasal 4:1-16 – Nasehat Paulus tentang guru-guru palsu, bagaimana mengenali dan menghadapi
mereka.

Pasal 5 – Nasehat praktis mengenai penggembalaan terhadap orang tua, muda, janda, penatua, budak.

Pasal 6 – Nasehat kepada Timotius untuk menjaga motifnya dalam melayani, teguh dalam iman, hidup
tanpa cela, melayani dengan setia.

Nah saya akan membahas satu perikop di pasal 4

Latar belakang perikop

Konteks Kitab. 1 timotius adalah surat pribadi Paulus kepada Timotius . Tujuan surat ini adalah untuk
memberikan dorongan dan petunjuk kepada Timotius sebagai seorang pemimpin yang masih muda
dalam memimpin jemaat di Efesus.

Timotius adalah rekan kerja Paulus yang paling dekat. Paulus mengutus Timotius untuk tinggal di Efesus
untuk melawan ajaran sesat yang muncul dijemaat itu.

Dan karena Paulus belum tidak bisa datang ke Efesus maka Paulus kirim surat untuk memberikan arahan
apa yang harus dia lakukan nya sebagai pemimpin yang masih muda. (1 tim 3:14)

Salah satu petunjuknya adalah bagaimana menghadapi para guru palsu di jemaat tersebut, karena itu
Paulus mengutus Timotius untuk melawan ajaran tersebut (1:3,4). Ajaran palsu dalam perikop ini
adalah: a. Melarang orang kawin b. Melarang orang makan daging.

Ajaran sesat di Efesus banyak dipengaruhi oleh kondisi kota efesus yang mayoritas penduduknya adalah
penyembah dewi Artemis (Diana), dan setengah penduduk kota adalah tukang sihir dan percaya akan
tahyul.
Dan anggota jemaat Efesus kebanyakan orang yahudi dan yunani perantauan, dimana mereka juga
terlibat bisnis dengan semua orang di kota itu.

Anggota-anggota jemaat ini banyak yang masih mempertahankan tradisi agama dan budaya mereka
dimasa lalu.

Dan jauh hari sebelumnya Paulus sudah memberikan amaran kepada penatuan jemaat Efesus bahwa
setelah dia pergi akan datang serigala-serigala yang ganas.

Akan ada anggota yang murtad (undur dari iman mereka) lalu mengikuti ajaran Gnostik Helenisme
Yunani.

Dan anggota yang murtad ini mengajarkan dan melarang orang untuk menikah, hidup membujang itu
lebih baik. Mereka juga mengajarkan dan melarang orang makan makanan yang diciptakan oleh Allah,
dalam hal ini tidak boleh makan daging.

Ajaran ini suatu Sinkretisme, yaitu ajaran campuran yang mengandung unsur-unsur Yahudi dan unsur
Gnostik Helenisme Yunani.

Intinya manusia adalah jiwa yang terperangkap di dalam alam semesta yang tidak sempurna yang
diciptakan Tuhan. Tubuh atau daging itu adalah jahat, sedangkan jiwa itu baik.

Jadi karena tubuh/daging itu jahat, maka jiwa yang baik ini harus melepaskan diri dari tubuh.

Caranya adalah melarang orang makan daging, melarang kawin dsb..

Maka mereka hidup menyiksa diri dengan tidak memakan daging dan tidak kawin supaya jiwa mereka
mencapai kesempurnaan dan akhirnya menyatu dengan alam dan bebas daru belenggu tubuh yang
jahat ini. ajaran ini mirip-mirip Budha..

Padahal dalam konteks Alkitab yang lebih luas, Tuhan tidak melarang kita makan makanan ciptaanya
termasuk ciptaan yang bernyawa yaitu daging. Namun jenis binatang apa yang boleh dan yang tidak
boleh dimakan, baik di darat, air, udara diatur oleh Tuhan dalam Imamat 11.

Nah, dalam pembacaan modern saat ini muncul salah membaca dari banyak orang. Perhatikan ayat 4:
1Ti 4:4-5 (karena di sinilah masalahnya). Hal ini terjadi karena penterjemahan satu kata yang kurang
cocok dengan semangat ayat itu.

“Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima
dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.”

Dalam terjemahan Basaha Indonesia baru, menjadi tidak ada satupun yang haram..

Sementara dalam konteks yang lebih luas, baik dalam kejadian 9: maupun Imamat 11, Tuhan membuat
pembedaan antara mana yang haram dan mana yang halal.

Maka kalau kita baca ayat ini maka sekarang seperti tidak ada lagi istilah haram dan halal, semua
sekarang sudah halal..apapun boleh dimakan asal didoakan, dan semuanya (babi, ular, lele, keong,
anjing, ulat, dll) sudah dikuduskan oleh Firman Tuhan dan semua itu menjadi halal..
Jadi kalau kita baca ayat ini seperti itu, maka Tuhan tidak konsisten dengan perkataanya..dan Paulus
sebagai orang Yahudi tulen, juga seorang rasul sudah tidak lagi membuat pembedaan mana yang haram
dan mana halal…

Untuk mennghindari salah baca, kita perlu lihat teks terjemahan aslinya bahasa Yunani: kata HARAM itu
tidak ada. Kata yang digunakan dl Bhs asli adalah APOBLETON Artinya DI TOLAK bukan haram.

Kata HARAM dalam Imamat 11 di PL terjemahan Yunani adalah AKATHARTOS. Artinya Jorok, kotor, tidak
bersih. Jadi kata HARAM sama sekali tidak ada di dalam 1 Timotius 4:4.

Maka terjemahan yang paling tepat adalah terjemahan King James Version( KJV). Kata yang digunakan
adalah REFUSED artinya sama dengan teks aslinya DI TOLAK.

Maka kita bisa membaca 1 tim 4:4

“Sebab semua ciptaan Allah itu baik, dan tidak satupun yang ditolak selagi diterima dengan ucapan
syukur. Sebab dikuduskan melalui Firman Allah dan doa.

Jadi apa yang ingin disampaikan paulus kepada Timotius dan kita, pertama adalah semua binatang tidak
ada yang di tolak Tuhan. Semua binatang punya kodratnya masing-masing dan semua baik dimata
Tuhan.

Berbeda dengan ajaran Gnostik yang mengatakan bahwa tubuh atau daging itu jahat, sehingga semua
binatang karena mereka terdiri dari daging, maka itu jahat, karena jahat maka tidak boleh dimakan.
Inilah yang ditentang Paulus.

Yang kedua, pernikahan adalah ciptaan Tuhan sejak ditaman eden. Dan paulus setuju dengan
pernikahan terbukti dengan banyak nasehat Paulus tentang pernikahan seperti dalam Efesus 5.

Walaupun paulus pernah menganjurkan hidup membujang karena pekerjaan Tuhan, namun dia tidak
menentang pernikahan.

Sedangkan ajaran Gnostik menentang dan melarang untuk menikah supaya bisa mencapai
kesempurnaan hidup.

Padahal untuk mencapai kesempurnaan hidup tidak perlu menyiksa diri dengan tidak makan daging dan
tidak menikah seperti kaum Gnostik.

Alkitab mengatakan dalam 1 Yoh 2:5, kita bisa sempurna jika menuruti Firman Tuhan.

“Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah;
dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.”

Jadi, segala sesuatu yang bertolak belakang dengan prinsip kebenaran Alkitab harus ditolak karena itu
adalah ajaran palsu.

Oleh karena itu, Silahkan menikah tapi carilah pasangan yang seiman dan se ide, cari pasangan yang
takut akan Tuhan, karena pernikahan itu adalah kudus dan Tuhan menganjurkannya.
Makanlah apa yang Tuhan sudah atur yang halal dalam imamat 11, tapi adalah jauh lebih baik untuk
masa sekarang ini mengurangi makan daging atau lebih baik pelan-pelan ditinggalkan, karena makanan
daging sudah tidak lagi sehat, sebisa mungkin kita kembali kepada makanan mula-mula di taman eden.

Kesimpulan:

Paulus menasehatkan Timotius dalam perikop 1 Timotius 4 adalah:

1. Untuk waspada terhadap ajaran palsu ini dan mengingatkan jemaat untuk mengikuti ajaran yang
sehat dalam soal iman, menjauhi ajaran gnostic (6-9).

2. Memberitakan dan Mengajar jemaat dengan kebenaran Firman Tuhan. (11)

3. Sebagai penatua harus punya integritas, walau masih muda tidak boleh kita dianggap remeh, hanya
karena tidak konsisten dalam pengajaran dan karakter. (12)

4. Penatua harus tekun belajar Alkitab, supaya bisa membangun dan mengajar. (13)

5. Setia dalam pelayanan sebagai orang yang diutus dengan pengurapan. Tidak boleh malas dan
menghindari tugas (14)

6. Penatua, jangan sampai terseret ajaran palsu melainkan teguh pada ajaran kebenaran,15-16.

Anda mungkin juga menyukai