Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan pertolongannya sehingga kami dapat membuat makalah
Pendidikan Agama Islam ini yang membahas tentang “Organisasi Islam di
Indonesia Muhammadiyah”.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyusunkan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan
baik.
            Semoga makalah yang kami buat ini bukan hanya bisa bermanfaat bagi
kami namun juga bermanfaat bagi siapapun yang membaca makalah ini , kami
sadar dalam hal penulisan atau isi masih jauh dari sempurna maka dari itu kritik
dan saran sangat kami harapkan untuk lebih baik di kesempatan lain
kami ucapkan terima kasih. 

Tangerang Selatan, 30 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pembentukan Muhammadiyah......................2
2.2 Pendiri dan Tokoh Pendukung Muhammadiyah.....................3
2.3 Ciri Khas Gerakan.....................................................................4
2.4 Wilayah Penyebaran................................................................4
2.5 Kondisi Saat Ini.........................................................................5-8

 
BAB III : PENUTUP
3.1Kesimpulan..........................................................................9
3.2 Saran...................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia.


Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut
Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh
penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering
menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu
dengan alasan adaptasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu organisasi Muhammadiyah ?
2. Siapakah pendiri Muhammadiyah ?
3. Pada tahun berapa Muhammadiyah didirikan ?
4. Atas dasar apa Muhammadiyah didirikan ?
5. Latar belakang didirikannya Muhammadiyah ?
6. Organisasi ini bergerak di bidang ?

1.3 Tujuan

1.      Mampu menjelaskan latar belakang pembentukan Muhammadiyah


2.      Mampu mengetahui tokoh pendiri Muhamamdiyah serta tokoh pendukung
3.      Mendeskripsikan wilayah penyebaran organisasi Muhammadiyah.
4.      Menjelaskan kondisi saat ini organisasi Muhammadiyah

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pembentukan Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasiIslam yang besar di Indonesia. Nama


organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah
juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad
SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan
seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini
sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah
tertentu dengan alasan adaptasi.

1.    Latar Belakang Internal
a.    Aspirasi keagamaan KH. Ahmad Dahlan

     KH. Ahmad Dahlan yang terinspirasi dari QS. Ali Imran : 104. Bahwa perlu
“diadakan” suatu golongan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran. Dan bentuk golongan tersebut adalah dengan ORGANISASI.
Pengertian Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan pengertian Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari
pada-Nya.
b.    Keadaan Umat Islam
     Umat Islam saat itu (tahun 1900 an) berada dalam kondisi yang
memprihatinkan. Miskin, bodoh, terpinggirkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
musuh-musuh Islam untuk menghancurkan.

2
2.    Latar Belakang Eksternal
a.    Praktek ajaran Islam yang tercampur dengan ajaran lain.
Penyebaran ajaran agama Islam pada masa awal di nusantara menggunakan
system asimilasi yang tidak menimbulkan pertentangan dari masyarakat
nusantara yang masih beragama hindu, budha maupun kepercayaan. Asimilasi
yang dilakukan oleh wali songo sangat berhasil memasukkan Islam dalam
kehidupan masyarakat kala itu.
Namun ketika para wali sudah tiada, tarbiyah yang dilakukan belum berhasil,
ajaran Islam masih bercampur dengan ajaran yang lain, dan hal itu terjadi sampai
sekarang dan dianggap sebagai ajaran Islam. Sebagai contoh adalah ritual
Peringatan kematian 40 hari dan sebagainya. Hal inilah yang perlu diluruskan oleh
umat Islam.

b.    Adanya aktivitas misi Kristen (pemurtadan)


Penjajah Belanda dengan metodenya sendiri telah melakukan misi Gospel, yaitu
meng-injilkan daerah jajahannya termasuk Indonesia. Kristenisasi dapat berjalan
karena rakyat Indonesia yang mayoritas adalah umat Islam dalam keadaan miskin,
dan rendah dalam memahami agamanya.

2.2 Pendiri dan Tokoh Pendukung Muhammadiyah


Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung
Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).
Berikut adalah daftar nama ketua umum organisasi Muhammadiyah.
1.         K.H. Ahmad Dahlan
2.         K.H. Ibrahim
3.         K.H. Hisyam
4.         K.H. Mas Mansur
5.         Ki Bagoes Hadikoesoemo
6.         KH Faqih Usman
7.         K.H. M. Yunus Anis
8.         K.H. Ahmad Badawi
9.         Buya A.R. Sutan Mansur
10.     K.H. A.R. Fachruddin
11.     K.H. Ahmad Azhar Basyir
12.     Prof. Dr. H. Amien Rais
13.     Prof. Dr. KH. Ahmad Syafi'i Ma'arif
14.     Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, MA
15.     Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si.

3
2.3 Ciri Khas Gerakan

Muhammadiyah sebagai gerakan berwatak tadjid dan tajrid mengandung


pengertian purifikasi dan reformasi yaitu pembaruan dalam pemahaman dan
pengalaman ajaran islam ke arah keaslian dan kemurniannya sesuai dengan Al-
Qur’an dan As-sunnah. Dalam pengertian pertama ini diterapkan pada bidang
aqidah dan ibadah mahdah

2.4 Wilayah Penyebaran


Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama
”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat
Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom
Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu
Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui salat
istikharah (Darban, 2000: 34). Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912-1923),
pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan
seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, sekitar daerah
Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di
kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim
Amrullahmembawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang
di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang
Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah
inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruhSumatera, Sulawesi,
dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh
Indonesia.

4
2.4 Kondisi Saat Ini
Tidak ada catatan pasti jumlah massa organisasi Islam terbesar kedua ini. Akan
tetapi warga Muhammadiyah juga tersebar diseluruh willayah Indonesia dan
menjadi rebutan partai-partai politik.
Konon jumlah warga Muhammadiyah mencapai 40 juta. Dalam situs
Beritasatu.com disebutkan warga Muhammadiyah berjumlah lebih dari 35 juta
orang. Anggap saja jumlah warga Muhammadiyah adalah 40 juta, maka
presentasenya adalah 19,3 persen dari total jumlah umat Islam di Indonesia.
Adapun Muhammadiyah bergerak dan aktif di bidang:

1.      Bidang Pendidikan
Lahirnya pemikiran Muhammadiyah tampaknya dilatarbelakangi oleh berbagai
faktor yang berakar dari adanya rasa tidak puas terhadap sistem pendidikan yang
dualistis yaitu sistem pendidikan Barat yang lebih mengembangkan aspek
intelektual, atau sistem pendidikan yang bercorak sekuler yang bersifat negatif
terhadap agama dan membuat jarak sosial dengan mayoritas kelompok sosial
lainnya. Dalam waktu yang sama lembaga pendidikan Islam tetap
mempertahankan ciri pendidikannya yang khas, yang belum tersentuh oleh arus
kebudayaan Barat. Bahkan, pelajaran masih terpusat pada kitab-kitab lama
dengan metode yang belum banyak berubah sejak lembaga pendidikan itu
didirkan. Misalnya saja, dalam dunia pesantren; literatur kitab-kitab kuning
menjadi perioritas utama, dan mengabaikan kitab-kitab umum yang berasal dari
Barat.
K. H. Ahmad Dahlan memandang bahwa kedua jenis pendidikan yang demikian
sangat tidak memuaskan sehingga ia tidak cenderung pada salah satunya, tetapi
mencoba untuk mengkompromikan segi-segi positif dan kedua jenis pendidikan
dan mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. K. H. Ahmad
Dahlan mencetuskan ide-ide dan pikiran-nya, di antara pokok pikirannya adalah :

5
1. Memasukkan pelajaran agama ke dalam lembaga pendidikan Barat
dengan membangun sekolah swasta yang meniru sekolah gubernemen dengan
memberikan mata pelajaran agama di dalamnya. Dengan demikian, pemikiran
Muhammadiyah mempunyai andil yang besar
dalam menjadikan pelajaran agama sebagai mata pelajaran yang diakui di sekolah
pemerintah. Hingga saat ini, mata pelajaran agama tercantum sebagai salah satu
bidang studi di sekolah-sekolah negeri dengan ketetapan MPRS No.
XXVII/MPRS/1966 psl 2 dan 3, serta keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 008.C/U/1975 yang menetapkan sembilan bidang studi yang
wajib diikuti oleh murid-murid yang beragama Islam.

2.    Penetapan sistem pendidikan Barat dalam lembaga pendidikan agama.


       K. H. Ahmad dahlan berusaha untuk mengkompromikan antara ilmu-ilmu agama
dan ilmu pengetahuan yang datang dari Barat yang bertujuan untuk menciptakan
sistem pendidikan yang melahirkan manusia yang memiliki kedua jenis
pengetahuan tersebut. Adapun bahan pelajaran yang dimasukkan ke dalam
bidang agama adalah :
a.    Kitab-kitab Fikih dan Mazhab Syafii
b.    Ilmu Tasawuf karangan al-Gazali
c.    Ilmu Kalam dan kitab Risalat al-Tauhid oleh Muhammad Abduh
       Pengetahuan umum yang diajarkan meliputi :
a.    Ilmu Sejarah
b.    Ilmu Hitung
c.    Menggambar
d.    Bahasa Melayu
e.    Bahasa Belanda
f.     Bahasa Inggris
Dengan gerakan pendidikan yang demikian, Muhammadiyah telah membawa
pembahruan dalam bidang pendidikan, baik dengan memasukkan mata pelajaran
agama di sekolah-sekolah umum dengan menyerap ilmu-ilmu yang datang dari
Barat dan Muhammadiyah tidak bersifat apriori terhadap Barat. Usaha
pendidikan Muhammadiyah teruis berkembang dewasa ini, Muhammadiyah
sudah mendirikan lembaga pendidikan mulai dari TK sampai PT.
Keberhasilan dalam bidang pendidikan memang sangat jelas. Sampai saat ini,
Muhammadiyah memiliki 84 Perguruan Tinggi di seluruh
Indonesia dan yang sangat menonjol dan berkualitas adalah Universitas
Muhammadiyah Malang dan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6
Keberhasilan dari pendidikan ini melahirkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang
menjadi pemimpin adalah seperti Prof. DR. Amin Rais,  dan Prof. Drs. H. Abd.
Malik Fdjar, M.Sc dan tokoh-tokoh yang lainnya.
Tujuan pembaharuan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah adalah
mencerdaskan bangsa, terutama Islam, agar mampu berpikir rasional
meninggalkan kebekuan akal dan taklid buta yang amat merugikan, tetapi tetap
berdasarkan kaidah agama Islam.

2.   Bidang Dakwah


Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah berupaya meng-ubah pikiran, perasaan
dan tingkah laku manusia menjadi islami sehingga terbentuk tatanan masyarakat
Islam.
Salah satu kebijaksanaan Muhammadiyah yang perlu dicatat ialah, bahwa di
samping dakwah dengan lisan dibarengi dengan dakwa bi al-hal. Ia mendirikan
panti-panti anak yatim, bantuan-bantuan kesehatan, klinik-klinik, rumah bersalin
sehingga umat dapat merasakan faedah kehadiran Muhammadiyah. Kedua media
dakwah tersebut, yakni bi al-lisan dan bi al-hal,  tinggal meningkatkan dan
menyesuaikan dengan perkembangan modernisasi dan teknologi.
Muhammadiyah dengan gerakan dakwahnya sangat bermanfaat bagi umat Islam,
baik yang berada di desa-desa maupun di kota-kota, Muhammadiyah telah
menyumbangkan peran aktifnya melalui gerakan penuda seperti Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) meng-adakan dakwah atau tabligh di berbagai
masjid, baik berupa pengkaderan maupun pengajian-pengajian keislaman.

3. Bidang Ekonomi
Visi dan pandangan hidup keagamaan warga Muhammadiyah perlu juga
mempertajam kepekaannya dalam wilayah enterprineurship (kewiraswastaan).
Gerakan sosial keagamaan yang berjalan tanpa dibarengi dan diperkokoh oleh
basis kekuatan ekonomi akan pincang. Jika dahulu basis-basis kekuatan ekonomi
terpusat kepada industri kecil, sekarang beralih ke wilayah pengelolaan lembaga
pendidikan. Hanya saja ,pengelolaan lembaga pendidikan sebagai sumber 
ekonomi belum dapat dikelola secara profesional.

7
4. Akidah dan Ibadah
Pandangan Muhammadiyah dalam masalah akidah antara lain
adalah tahyul dan khurafatmerupakan penyebab utama keterbelakangan umat.
Karena itu, keyakinan umat terhadap tahyul  dan khurafat  harus dikikis habis-
habisan, sehingga mereka memperpegangi dan memiliki akidah yang kuat, serta
membuat diri mereka lebih maju.
Dalam masalah ibadah, yang menjadi tujuan utama Muhammadiyah dalam bidang
usahanya adalah memberantas bid’ah. Menurut Muhammadiyah, bid’ah
merupakan kesesatan yang tidak pernah dipraktekkan oleh Nabi saw.
Dengan demikian, agenda pembaharuan pemikiran keagamaan Muhammadiyah
yang pluralis sosial keagamaan, tetap saja aktual dan sinkron dengan
pembangunan bangsa.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Muhammadiyah berartipengikut Muhammad yang mengandung
pengertian sebagai sekelompok orang yang  berusaha atau pelanjut dakwah rasul
dalam mengembangkan tata kehidupan masyarakat. Dengan demikian,
Muhammadiyah dimaksudkan sebagai organisasi yang gerak perjuangannya
ditujukan ; untuk mengembankan suatu tata kehidupan masyarakat sebagaimana
dikehendaki Islam, yang bertujuan untuk menyebarkan agama Islam, baik melalui
pendidikan maupun gerakan sosial. Dengan demikian, tercipta masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.

3.2   Saran
Makalah ini sangat membutuhkan kritik dan saran anda, supaya makalah ini
bisa menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara Bekerjasama


dengan Depag RI, 1997.
PP.Muhammadiyah, Profil Muhammadiyah 2005, Yogyakarta, 2005
PP.Muhammadiyah, Laporan Majelis-Majelis Pada Muktamar 2005
PP.Muhammadiyah, Laporan Organisasi Otonom Pada Muktamar 2005
PP.Muhammadiyah, Anggaran Dasar Muhammadiyah Yogyakarta, 2005
PP.Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah, No. 5 TH. Ke-92/1-15 Maret 2007.
PP.Muhammadiyah, Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45, Yogyakarta,
Suara Muhammadiyah, 1995

Anda mungkin juga menyukai