Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATA KULIAH KOSMETIKA

“SEDIAAN TONER WAJAH”

KURNIA MEGAWATI
260110130122

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

1
I. Pengertian Toner
Tonner merupakan sediaan yang digunakan untuk menyempurnakan
penggunaan pembersih, membersihkan sisa-sisa pembersih yang tertinggal serta
memberikan kesegaran pada kulit. Penyegar merupakan sediaan larutan air atau
campuran air dan alkohol. Biasanya jika menggunakan alkohol, hanya dipakai
dalam jumlah kecil. Penyegar umumnya mengandung active content yang
membantu mengencangkan dan memelihara kelembutan kulit wajah, astringent,
humectant dan bahan active lainnya biasanya ditambahkan (Marlina, 2011).

2. Persyaratan dan Formula Sediaan Toner


Persyaratan sediaan toner yaitu:
1. Larutan jernih
2. Tidak menyebabkan iritasi pada kulit
3. Menyegarkan kulit
4. Tidak memberikan kesan lengket
5. Aroma dan warna yang sesuai dan menarik
6. Memberikan kesan segar pada kulit
7. Stabil (tidak menjadi keruh selama penyimpanan dan penjualan)
8. Sebaiknya mempunyai pH 4-7
(Marlina, 2011).
Sedangkan formula tonner biasanya terdiri dari:
1. Pelarut (biasanya air atau campuran dengan alkohol)
2. Humektan
3. pH adjuster (asam atau basa)
4. Solibuliser
5. Active
6. Pengawet
7. Estetika warna, parfum
(Marlina, 2011).

2
3. Praformulasi
a) Mentimun
Mentimun mengandung 90% air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C. Mentimun
dapat menyegarkan juga membersihkan noda di wajah, mengecilkan pori
pori di wajah dan mengangkat kelebihan minyak di wajah (Nursiah, 2011).
Mentimun adalah salah satu jenis sayur yang dikenal di hampir
setiap negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara dan meluas
ke seluruh daratan baik tropis atau subtropis. Tanaman ini merupakan
tanaman yang semusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan
perantaraan alat pemegang seperti ajir atau tali plastic. Tanaman mentimun
memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan berbulu dengan panjang
yang bisa mencapai 1,5 m (Nursiah, 2011).
Klasifikasi botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L
(Nursiah,
2011).

b) Jeruk Nipis
Jeruk nipis mengandung flavonoid (poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan
narigin), minyak lomonene, linalool, kalsium, fosfor, besi, asam sitrat,
vitamin A, B1, dan C. Jeruk nipis juga berfungsi sebagai oner, kandungan
vitamin C ini efektif membantu menghilangkan noda di wajah, membantu
mengecilkan pori-pori di wajah dan membantu mencegah tumbuhnya
jerawat (Amelia, 2015).

3
c) Alkohol
 Sinonim : Ethyl alcohol; ethyl hydroxide; grain alcohol;
methyl carbinol.
 Rumus empiris & BM : C2H6O 46,07

 Kegiatan Antimicrobial: Etanol adalah bakterisida dalam campuran


air pada konsentrasi antara 60% dan 95% v/v, konsentrasi optimum
umumnya dianggap 70% v/v. Aktivitas antimikrobia ditingkatkan
dalam kehadiran asam edetic atau edetate salt. Etanol tidak aktif di
hadapan surfaktan nonionic dan tidak efektif melawan spora
bakteri.
 Tititk didih : 78.15oC
 Sifat : Mudah terbakar, terbakar dengan api, biru tanpa
asap
 Kelarutan : Larut dengan kloroform, eter, gliserin, dan air
(dengan kenaikan temperature dan kontraksi volume).
 Stabilitas dan Kondisi PEnyimpanan : Solusi etanol berair dapat
disterilkan dengan otoklaf atau filtrasi dan harus disimpan dalam
wadah kedap udara, di tempat yang dingin.
 Tidak Kompatibel : Dalam kondisi asam, solusi etanol dapat
bereaksi kras dengan bahan oksidator. Campuran dengan alkali
dapat menggelapkan warna karena dengan jumlah sisa aldehida.
Garam organic atau akasia dapat diendapkan dari larutan
mengandung air atau disperse. Larutan etanol juga kompatibel
dengan wadah alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa
obat-obatan.
(Raymond, et al., 2009).

4
Tabel Penggunaan alkohol

Use Concentration (% v/v)

Antimicrobial preservative ≥10


Disinfectant 60–90
Extracting solvent in galenical manufacture Up to 85
Solvent in film coating Variable
Solvent in injectable solutions Variable
Solvent in oral liquids Variable
Solvent in topical products 60–90
(Raymond, et al., 2009).

d) NaOH
 Natrium hidroksida mengandung tidak kuran dari 97,5% alkali
jumlah dihitung sebagai NaOH, dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
 Berat molekul : 40
 Organileptis
Bentuk : Batang, butiran, masa hablur ataun keeping, kering, keras,
rapuh, dan menunjukkan susunan hablur, mudah meleleh basah,
sangat alkali dan korosif, segera menyerap CO2
Warna : Putih
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%)
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(Raymond, et al., 2009).

e) Tween 80
 Sinonim : Polyoxyethylene Sorbitan Fatty Acid Ester;
Polysorbate 80; Polysorbatum 80

5
 Rumus Struktur :

 Fungsi: Agen pengemulsi, surfaktan non ionik, agen solubilisasi, agen


pembasah, agen pendispersi/pensuspensi.
 Deskripsi: Polysorbates mempunyai karakteristik berbau dan panas,
kadang berasa bitter taste.
 pH = 6.0–8.0 dalam 5% b/v aqueous solution
 Nilai HLB: 15
 Kelarutan: Larut dalam etanol, air; tidak larut dalam minyak mineral,
minyak sayur.
 Stabilitas dan penyimpanan: Polysorbates stabil untuk elektrolit dan
lemah dalam asam & basa; saponifikasi terjadi dengan asam dan basa
kuat. Asam oleat ester sensitif untuk teroksidasi. Polysorbates bersifat
higroskopis. Polysorbates sebaiknya disimpan dalam wadah yang
tertutup baik, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering.
 Ketidak cocokan: perubahan warna atau pengendapan terjadi dengan
berbagai zat, khususnya phenol, tannins, aspal, dan bahan seperti
aspal. Aktivitas antimikroba dari pengawet paraben akan dikurangi
dengan adanya polysorbates.
(Raymond, et al., 2009).

6
Tabel Penggunaan Tween 80:
Penggunaan Concentration
(%)
Agen pengemulsi  
Digunakan sendiri dalam emulsi minyak dalam air 1–15
Digunakan kombinasi dengan emulsifier hidrofilik dalam 1–10
emulsi minyak dalam air
Digunakan untuk meningkatkan pengikatan air dalam salep 1–10

Agen solubilisasi  
Untuk komponen aktif yang kelarutannya jelek dalam basis 1–10
lipofilik
Agen pembasah  
Untuk komponen aktif yang tidak larut dalam basis lipofilik 0.1–3

(Raymond, et al., 2009).

f) Propilengikol
 Sinonim : 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol;
methyl ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol, (−)-1,2-
Propanediol (+)-1,2-Propanediol
 Rumus empiris : C3H8O2
 Berat Molekul : 76,09
 Fungsi : Sebagai pengawet antimikroba, humektan, pelarut, penstabil
untuk vitamin dan sebagai pelarut campur.
 Kelarutan : dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%,
gliserin dan air; larut dalam 6 bagian eter, tidak bercampur dengan
minyak mineral tetapi akan melarutkan beberapa minyak essensial.
 Stabilitas : propilen glikol stabil dalam wadah tertutup tetapi pada
temperatur tinggi dan dalam keadaan wadah terbuka maka
propilenglikol akan mudah teroksidasi dan akan menaikkan produk
seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat.

7
 Pemerian : Propilen glikol berwarna jernih atau tidak berwarna,
kental, praktis tidak berbau, cairan yang manis, agak terasa getir
seperti gliserin. Propilen glikol mempunyai titik didih 188oC.
(Raymond, et al., 2009).

Tabel Penggunaan Propilen glikol


Penggunaan Bentuk takaran Konsentrasi (%)
Humectant Topikal ≈15
Pengawet larutan, semisolids 15–30
Pelarut atau pelarut campur Larutan aerosol 10–30
  Larutan oral 10–25
  Parenteral 10–60
  Topikal 5–80
(Raymond, et al., 2009).

Propilen glikol digunakan sebagai pelarut extracta dan pengawet pada


berbagai sediaan parenteral dan nonparenteral. Propilen glikol merupakan pelarut
umum yang digunakan selain gliserin dan untuk melarutkan berbagai material
seperti kortikosteroid, fenol, golongan sulfa, barbiturat, vitamin A dan D,
kebanyakan alkaloid dan berbagai anastesi lokal (Dwistuti, 2011).

g) Nipasol
Mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 100,5% C 10H12O3
dihitung terhadap zat yang dikeringkan.
 Sinonim: Propil p-hidroksi benzoate; propil parabean; Propil
pasasept; chemocide PK; solbrol P; Propil chemosept
 Rumus Molekul & BM: C10H12O3 / 180,21
 Rumus Struktur:

 Pemerian : serbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa

8
 Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%)P; dalam 3 bagian aseton P; dalam 140 bagian Gliserol P;dan
dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida.
 Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
 Khasiat: Pengawet
 Penggunaan: Penggunaan nipasol sebagai zat pengawet adalah 0,1-0,2
%
 pH: Propil Paraben menunjukkan aktifitas antimikroba pada pH antara
4-8
(Raymond, et al., 2009).

h) Nipagin
 Nama Kimia : Methyl-4-hydroxybenzoate
 Rumus empiris : C8H8O3
 Rumus Struktur :

 Berat molekul : 152,15


 Nama Lain : E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl
p-hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-23.
 Organoleptis
Bentuk : Kristal atau bubuk Kristal
Warna : Tidak berwarna atau putih
Bau : Berbau atau hampir tidak berbau
Rasa : Terbakar sedikit
 pH : 4-8

9
 Aplikasi : pengawet (antimikroba). Biasanya digunakan
kombinasi sebagai pengwet dengan perbandingan metal paraben (0,185)
dan propel paraben (0,02%)
 Stabilitas dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup
baik, kering dan sejuk.
 Ketidakcocokan : Aktivitas antimikroba dan metil
paraben jauh berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti
polisorbat 80, sebagai akibat dari micellization aktivitas. Namun, propilen
glikol (10%) telah ditunjukkan untuk mempotensiasi antimikroba yang
dari paraben di hadapan surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara
metil dan 80 polisorbat. Incompatibilitas lain dengan zat, seperti bentonit,
magnesium trisilicate, talk, tragacanth, natrium alginat, minyak esensial,
sorbitol, dan atropine juga bereaksi dengan berbagai gula
(Raymond, et al., 2009).

Tabel penggunaan Nipagin


Pelarut Kelarutan pada suhu 250C
Etanol 1:2
Etanol (95%) 1:3
Etanol (50%) 1:6
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Minyak mineral Parktis tidak larut
Minyak kacang 1 : 200
Propilen glikol 1:5
Air 1 : 400
1 : 50 pada suhu 500C
1 : 30 pada suhu 900C
(Raymond, et al., 2009).

10
Penggunaan Konsentrasi (100%)
Sediaan topical 0,02-0,3
Larutan oral dan suspense 0,015-0,2
Sediaan rectal 0,1-0,18
(Raymond, et al., 2009).

4. Pemilihan Toner Berdasarkan Jenis Kulit


1. Kulit normal
Ciri khas kulit normal yaitu apabila bangun tidur pada pagi hari, usaplah wajah
dengan tisu. Jika tisu tersebut kering maka kulit termasuk jenis kulit normal.
Sebenarnya kulit normal tidak terlalu membutuhkan toner karena kelembaban
kulitnya selalu seimbang (tidak kering namun tidak berminyak). Jika ingin
menggunakan toner, sebaiknya pilih toner bebas alkohol khusus kulit normal.
Biasanya produk toner untuk kulit normal yaitu aroma kenanga (Nikkadarwati,
2015).
2. Kulit kering
Ciri khas kulit kering yaitu mudah hilang kelembabannya, mudah perih dan
kulit terlihat mengelupas. Pakailah toner lembut bebas alkohol khusus untuk kulit
kering yang dapat menjaga kelembaban kulit. Biasanya produk toner untuk kulit
kering yaitu aroma mawar (Nikkadarwati, 2015).
3. Kulit berminyak
Ciri khas kulit berminyak yaitu apabila saat melakukan aktivitas, kulit mudah
mengeluarkan minyak. Cobalah gunakan tisu. Jika ada noda minyak berarti kulit
berminyak. Pilihlah toner yang mengandung alkohol yang efektif menyerap serta
mengontrol kelebihan minyak di wajah terutama daerah T). Biasanya produk
toner untuk kulit berminyak yaitu aroma jeruk (Nikkadarwati, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Asha. 2015. Masfaat Jeruk Nipis Untuk Wajah. tersedia online di
http://sehatsatu.com/manfaat-jeruk-nipis-untuk-wajah/ (Diakses pada 25
April 2015 pukul 21.34 WIB).

11
Dwiasturi, Rini. 2011. Pengaruh Penambahan CMC (Carboxymethyl Cellulose)
Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan dalam
Sediaan Gel Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camellia
Sinensis L). Tersedia online di
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal
%20Penelitian/vol13no2mei2010/2010%20Mei_06%20Rini_Dwiastuti.pd
f (Diakses 26 April 2015 pukul 20.08 WIB).
Marlina. 2011. Perawatan Wajah. Tersedia online di
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KE
LUARGA/195902031986032-
MARLINA/BU_112_Dasar_Rias/4__pERAWATAN_wAJAH.pdf
(Diakses pada 25 April 2015 pukul 17.45 WIB).
Nikkadarwati. 2015. Memilih Toner Wajah Sesuai Jenis Kulit. Tersedia online di
http://artikelkesehatanwanita.com/memilih-toner-wajah-sesuai-jenis-
kulit.html (Diakses pada 2 Mei 2015 pukul 18.30 WIB)
Nursiah, Hasyim. 2011. Formulasi sari mentimun (Cucumis sativus L.) sebagai
krim masker dengan berbagai konsentrasi emulgator nonionic. Tersedia
online di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?
act=tampil&id=55716&idc=7 (Diakses pada 25 April pukul 20.09 WIB).
Raymond, et al,. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. America : The
Pharmaceutical Press.

12

Anda mungkin juga menyukai