Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Muhammad Afif Baihaqi Bin Salleh Sani (2090502162)
2. Muhammad Muarrif Bin Amran Sharip (2090502164)
3. Aulia Raudhotul Jannah (1930502085)
4. R.A Siti Khairunisa (1930502086)
Kelas :
BPI 1952 C
Kode Mata Kuliah :
BPI 4323
Dosen Pembimbing :
MANAH RASMANAH, M.Si
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Psikoterapi
Melalui Al-Qur’an.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Psikoterapi Melalui Al-Qur’an. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………. 11
B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………… 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maka terapi Al-Qur'an seperti membacakan ayat Al-Qur'an dan penyucian diri
penting untuk dilakukan agar mampu memberikan pemulihan terhadap orang dengan
masalah kejiwaan. Pemberian bimbingan rohani sangat diperlukan agar jiwa manusia
tidak terguncang sehingga ia dapat menjadi lebih kuat, yang pada akhirnya dapat
membantu proses penyembuhan. Bimbingan rohani dapat diberikan melalui terapi Al-
Qur'an terhadap orang dengan masalah kejiwaan. Pada hakikatnya, terapi juga
membutuhkan waktu, komunikasi dan kondisi yang tepat sehingga permasalahan yang
dialaminya mampu teratasi dengan cepat dan tepat serta berkesan untuk menyelesaikan
permasalahan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
1
d. Apakah cara pelaksanaan metode Ruqyah dengan Al-Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang memiliki banyak manfaat bagi
umat manusia. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia melalui
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang dipercaya menerima
mukjizat Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW menjadi penyampai, pengamal, serta penafsir
pertama dalam Al-Qur’an1. Fungsi Al-Qur’an antara lain :
1. Al-Huda (petunjuk)
Di dalam Al-Qur’an ada tiga posisi Al-Qur’an yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-
Qur’an menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Jadi Al-Qur’an tidak hanya
menjadi petunjuk bagi umat Islam saja tapi bagi manusia secara umum. Kandungan Al-
Qur’an memang ada yang bersifat universal seperti yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan itu bisa menjadi petunjuk bagi semua orang tidak hanya orang yang
beriman Islam dan bertakwa saja.
2. Asy-Syifa’ (Penyembuh)
1
Dini lidya, Fungsi Al-Qur’an, http://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/fungsi-al-quran-bagi-umat-
manusia, diakses pada tanggal 02 mei 2017
3
3. Al-Furqan (pemisah)
Nama lain Al-Qur’an adalah Al-Furqan atau pemisah. Ini berkaitan dengan fungsi
Alquran lainnya yang dapat menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil, atau antara
yang benar dan yang salah. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan berbagai macam hal yang
termasuk kategori salah dan benar atau hak dan yang batil. Jadi jika sudah belajar Al-
Qur’an dengan benar maka seseorang seharusnya dapat membedakan antara yang benar
dan yang salah. Misalnya saja saat mencari keuntungan dengan berdagang, dijelaskan
bahwa tidak benar jika melakukan penipuan dengan mengurangi berat sebuah barang
dagangan. Begitu juga dengan berbagai permasalahan lainnya yang bisa diambil
contohnya dari ayat-ayat Al-Qur’an.
4. Al-Mau’izah (nasihat)
2
Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an (Jakarta: Mizan, 2008), hal. 26.
3
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an tentang Zikir dan Doa (Jakarta: Lentera hati, 2006), hal. 206
4
Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an merupakan obat penyembuh
dan penawar atas berbagai macam penyakit, baik itu penyakit yang bersumber dari
jasmani maupun ruhani. Allah SWT berfirman :
ني إََِّّل َخ َس ًارا ِّ ِّ ُ آن ما هو ِّش َفاء ور ْْحةٌ لِّْلم ْؤِّمنِّني ۙ وََل ي ِّز
ِّ ِّ
َ يد الظَّالم َ َ َ ُ َ َ َ ٌ َ ُ َ َونُنَ ِّزُل م َن الْ ُق ْر
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian”. (Surah Al-Isra’ : 82)
نيِّ ِّ ِّ ُّ َّاس قَ ْد َجاءَتْ ُك ْم َم ْو ِّعظَةٌ ِّم ْن َربِّ ُك ْم َو ِّش َفاءٌ لِّ َما ِِّف
ِّ الص ُد
َ ور َوُه ًدى َوَر ْْحَةٌ لْل ُم ْؤمن ُ ََي أَيُّ َها الن
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman”. (Surah Yunus : 57)
Quraish Shihab menafsirkan dalam tafsir al-Misbah berkenaan ayat di atas,
mengemukakan bahwa Al-Qur’an adalah Syifa’un Lima fi as-Shudur (obat bagi yang
terdapat dalam dada). Penyebutan kata “dada” yang diartikan dengan hati menunjukkan
bahwa wahyu-wahyu Ilahi itu berfungsi menyembuhkan penyakit-penyakit ruhani
(psikologis), seperti ragu, dengki, takabbur, dan semacamnya. Al-Qur’an tidak hanya
dapat digambarkan sebagai sebuah teks suci yang berisi petunjuk dan hukum-hukum
normatif saja, atau sebagai sebuah mukjizat pada aspek ilmu balaghah dan ilmu
kalamnya, akan tetapi di sana terkandung mukjizat pengobatan, yaitu khasiat yang telah
ditetapkan oleh Allah di dalam ayat-ayat kitab-Nya4. Penyembuhan dengan menggunakan
ayat-ayat Al-Qur’an atau disebut juga dengan penyembuhan Qur’ani, sumber utama
kekuatannya adalah sebentuk doa yang menggunakan bahasa arab biasa disebut sebagai
ruqyah5.
Ruqyah adalah doa dan bacaan-bacaan dari Al-Qur’an dan Sunnah yang
mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah SWT dengan harapan
menjadi ikhtiar untuk pencegahan dan kesembuhan dari berbagai macam penyakit fisik,
psikis, gangguan jin dan sihir serta pembentengan diri dari segala bahaya. Bentuk
pengobatan terapi Al-Qur’an ini adalah menggunakan bacaan dari ayat-ayat dan doa-doa
yang Ma’tsur (diajarkan oleh Rasulullah SAW) kepada diri sendiri maupun orang lain.
Praktek pelaksanaan terapi Qur’ani (ruqyah) mengalami perkembangan yang cukup
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Minat masyarakat untuk mengikuti
4
Abdeddaem Kaheel, Obati dirimu dengan al-Qur’an, terjemahan Moh Syairozi (Tanggerang Selatan: Iniperbesa,
2015), hal. 26
5
Perdana Ahmad, Qur’anic Healing Technology (Jakarta: Pustaka Tarbih Smesta, 2014), hal. 1.
5
pengobatan alternatif ini cukup tinggi terutama untuk mengobati penyakit yang
diakibatkan oleh kesurupan jin, santet, dan sihir dalam masyarakat Islam di Indonesia.
Sungguhpun metode pengobatan Qur’ani menunjukkan kecenderungan yang
positif untuk pengobatan, akan tetapi kecenderungan metode ini belum mampu
mengubah pola berpikir masyarakat untuk mau menerima pengobatan dan
menggunakan metode ini secara total. Pada beberapa kasus misalnya, beberapa orang
lebih memilih menggunakan pengobatan konvensional yang jauh lebih modern daripada
menggunakan metode pengobatan alternatif ini. Padahal Metodology Qur’anic Healing
(ruqyah) ini telah dikuatkan lewat penelitian yang dilakukan Dr. Al-Qadhi di Klinik Akbar
kota Florida, Amerika Serikat, yang dikutip oleh Malik Badri membuktikan bahwa orang
yang mendengarkan Al-Qur’an baik yang memahami bahasa arab, maupun tidak. Seorang
Muslim akan merasakan perubahan psikologis dan fisiologis terhadap dirinya. Di antara
perubahan psikologis yang ditemukan adalah berupa penurunan tingkat kecemasan dan
kegelisahan di satu pihak dan munculnya rasa bahagia, stabilitas emosi, kejernihan fikiran,
perasaan puas, serta damai di sudut lain. Sedangkan perubahan fisiologis yang ditemukan
sebagai efek dari mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an adalah berupa penurunan tekanan
darah, penurunan detak jantung dan peningkatan kekebalan terhadap berbagai jenis
penyakit. Dalam keseluruhannya, hasil eksperimen yang dilakukan Dr. Al-Qadhi
menunjukkan bahwa 97% dari keseluruhan kasus, ternyata Al-Qur’an membawa
pengaruh pada hadirnya perasaan tenang yang nyata.
Kata Syifa’ pada Surah Al-Isra’ menurut Quraish Shihab adalah kesembuhan atau
obat dan digunakan juga dalam arti keterbatasan dari kekurangan atau ketiadaan arah
6
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hal. 391-
392.
6
dalam memperoleh manfaat. Abu Al-Fida mengemukakan bahwa barang siapa yang
merenungkan kata syifa dan rahmat, tentu ia akan menemukan pemahaman bahwa
rahmat adalah sesuatu yang melekat pada kondisi penyembuhan. Al-Qur’an juga
merupakan obat yang berkesan buat segala penyakit hati maupun badan. Namun tidak
semua orang di anugerahi keahlian dan kemampuan melakukan pengobatan dengan Al-
Qur’an. Apabila pengobatan melalui Al-Qur’an itu dilakukan dengan benar, tepat, penuh
keyakinan dan keimanan serta hati yang mantap dan memenuhi syarat-syaratnya, maka
tidak ada suatu penyakit yang mampu melawannya7.
Selama ini Al-Qur’an diindentikan dengan kebutuhan yang bersifat rohani dan
kejiwaan. Namun apabila diteliti dengan seksama, segala jenis penyakit bersumber dari
kondisi jiwa dan rohani yang bermasalah seperti stress dan depresi. Dengan demikian
kondisi stress dan depresi berdampak pada tidak berfungsinya sistem ketahanan dalam
tubuh hingga mengakibatkan tubuh menjadi mudah terserang berbagai penyakit. Dalam
Al-Qur’an, konsep penyembuhan, pengobatan atau perawatan dari suatu penyakit
mengandung makna untuk :
7
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hal. 391-
392.
7
c) Memperoleh ketenangan jiwa.
d) Menangkal berbagai macam penyakit.
Oleh karena itu, membaca Al-Qur’an tak hanya bernilai ibadah, tetapi juga dapat
menjadi obat penawar jiwa yang gelisah, pikiran yang tidak menentu, dan jasmani yang
kurang sehat. Sebagaimana firman Allah : “Dan kami turunkan Al-Qur’an sebagai penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isra’: 82), Al-Qurthubi menjelaskan,
ada beberapa pendapat dalam menafsirkan kata syifa’ pada ayat ini.
1. Al-Qur’an dapat menjadi terapi bagi jiwa seseorang yang dalam kondisi kebodohan
dan keraguan.
2. Al-Qur’an membuka jiwa yang rapuh.
3. Membaca Al-Qur’an juga menjadi terapi yang menyembuhkan penyakit jasmani.
a) Menurunkan kecemasan.
b) Menimbulkan efek relaksasi mental dan spiritual.
c) Menurunkan stress.
d) Mengurangi nyeri persalinan.
8
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hal. 391-
392.
8
e) Mengurangi respon nyeri pada pasien.
f) Menurunkan insomnia pada lanjut usia.
1. Membantu memberikan jalan keluar yang islami kepada orang-orang yang sedang
mengalami permasalahan hidup, baik berupa penyakit alamiah maupun penyakit
akibat sihir agar terhindar dan terlepas dari tipu daya syaitan.
2. Mengajak orang-orang yang belum mengetahui jalan syariat diantara saudara-
saudara kita agar menyelasaikan masalahnya secara cerdas kembali kepada Al-
Qur’an yang dapat melindungi seseorang dari hal-hal negative yang mengancam.
3. Menyelesaikan masalah dengan tidak menimbulkan masalah baru berupa fitnah
yang menimpah hati berupa fitnah syahwat dan syubhat, fitnah kesalahan dan
kesesatan, fitnah maksiat dan bid’ah, fitnah kezoliman dan kebodohan yang
mengakibatkan rusaknya ilmu, pandangan, pengetahuan dan keyakinan kepada
Allah SWT.
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, terapi ruqyah adalah terapi dengan melafalkan
doa baik al-Qur’an maupun Hadis dalam menyembuhkan penyakit. Beliau juga
mengatakan bahwa ruqyah tidak hanya digunakan untuk mengusir gangguan Jin tetapi
juga sebagai bentuk terapi fisik dan gangguan jiwa. Syaikh al-Bani mengatakan bahwa
ruqyah adalah bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari al-
Qur‟an dan Hadis yang sahih. Adapun sesuatu yang diucapkan oleh sebagian orang
berupa kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami maknanya, kadang-kadang
merupakan kalimat kufur dan syirik, maka (ucapan seperti itu) dilarang.
Metode ruqyah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu10 :
1. Metode Ruqyah Syar’iyyah
Bacaan yang dilakukan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang disyariatkan
Islam. Menurut Syaikh Nashiruddin al-Abani, ruqyah syar’iyyah adalah bacaan
yang terdiri dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah yang sahih, untuk
memohon kesembuhan kepada Allah dari gangguan yang ada, atau memohon
kepada-Nya perlindungan dari kejahatan yang akan datang atau yang
dikhawatirkan. Ruqyah syar’iyyah termasuk salah satu dari terapi Islam. Ruqyah
9
Abdullah, Muhammad Mahmud. Al-Ṭibb Al-Qur’ani. Terj. Muhammad Muhisyam, Sembuhkan Penyakitmu
dengan Al-Qur’ani. Yogyakarta: Beranda Publishing, 2010.
10
Abdullah, Bilal Naiman bin Che. Metode Ruqyah dalam Mengatasi Pasien Gangguan Kejiwaan di Yayasan Islam
Terengganu Malaysia. Skripsi Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Medan, 2019.
9
syar’iyyah adalah bacaan yang terdiri dari ayat Al-Qur’an dan hadis yang sahih
untuk memohon kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit.
Maka suatu hal tentang ruqyah dapat dikatakan syar’iyyah, apabila mengandung
tiga syarat yang akan dipaparkan penulis di bawah ini :
a) Menggunakan kalam Allah SWT, yaitu Al-Qur’an al-Karim, nama-nama- Nya,
dan sifat-sifat-Nya, di samping dari pada doa-doa yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW.
b) Menggunakan doa-doa berbahasa Arab atau bahasa apa saja yang diketahui
maknanya dan tidak menggunakan lafaz-lafaz yang sama sekali tidak diketahui
maknanya seperti membaca mantra, jampi-jampi, dan lain sebagainya.
c) Meyakini bahwa ruqyah tidak dapat berpengaruh dengan sendirinya tanpa
adanya izin dari Allah SWT.
11
Abdullah, Bilal Naiman bin Che. Metode Ruqyah dalam Mengatasi Pasien Gangguan Kejiwaan di Yayasan Islam
Terengganu Malaysia. Skripsi Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Medan, 2019.
12
Ainiyah, Luthfiatul. Penggunaan Ayat-ayat al-Quran sebagai Pengobatan (Studi Living Quran Praktik Ruqyah oleh
Jam’iyyah Ruqyah Aswaja Tulungagung). Skripsi Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2019.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
B. Saran
Psikoterapi adalah sebahagian daripada perlaksanaan syariat Islam itu sendiri bagi
membetuk mentalitas manusia daripada dipengaruhi oleh nafsu yang dapat
menghancurkan kepribadian manusia. Terapi yang telah diajarkan oleh Al-Qur’an
sangat memberi efek positif kepada manusia dan masih sesuai dilaksanakan pada
setiap tempat dan zaman.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Bilal Naiman bin Che. Metode Ruqyah dalam Mengatasi Pasien Gangguan Kejiwaan di
Yayasan Islam Terengganu Malaysia. Skripsi Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Medan,
2019.
Ainiyah, Luthfiatul. Penggunaan Ayat-ayat al-Quran sebagai Pengobatan (Studi Living Quran
Praktik Ruqyah oleh Jam’iyyah Ruqyah Aswaja Tulungagung). Skripsi Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung, 2019.
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an tentang Zikir dan Doa (Jakarta: Lentera hati, 2006), hal. 206
Aswadi, Konsep Syifa’ dalam Al-Qur’an (Jakarta: Direktorat pendidikan Tinggi Islam, Direktorat
Jendral Pendidilan Tinggi Islam, Kementrian Agama RI, 2012), hal. 5.
M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2007), hal. 103
Abdeddaem Kaheel, Obati dirimu dengan al-Qur’an, terjemahan Moh Syairozi (Tanggerang
Selatan: Iniperbesa, 2015), hal. 26
Perdana Ahmad, Qur’anic Healing Technology (Jakarta: Pustaka Tarbih Smesta, 2014), hal. 1.
Perdana Ahmad, Self Healing dengan Energi Ruqyah. (Jakarta: Adamssein media group, 2015),
hal. 2.
Malik Badri, Fikih Tafakkur: Dari perenungan menuju Kesadaran sebuah Pendekatan Psikoterapi
Islam (Solo: Era Intermedia, 2001), hal. 82.
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,
2002), hal. 391-392.
13