DISUSUN OLEH :
ERVIANA : 218240034
NAHDANIA A : 218240038
KELAS : AKK VI
Dengan Memanjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, serta dukungan dari semua yang penulis cintai, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Distibusi dan pemusnahan Logistik Obat
RS ”. Adapun salah satu maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
nilai tugas kami.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................4
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
A. Latar Belakang.................................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................6
C. Tujuan..............................................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
A. Sistem Distribusi Obat.....................................................................................................................7
B. Metode Pendistribusian Logistik Obat Rumah Sakit.....................................................................11
C. Cara Pemusnahan Obat Di RS.......................................................................................................15
D. Pemusnahan Obat dan Sediaan Farmasi.........................................................................................19
E. Pemusnahan Peralatan Medis........................................................................................................22
BAB III......................................................................................................................................................24
PENUTUP.................................................................................................................................................24
A. Kesimpulan....................................................................................................................................24
B. Saran..............................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan obat merupakan manajemen di rumah sakit, salah satunya yaitu tahap
distribusi diantara indikator adalah kecocokan antara obat dengan kartu stock, turn over
ratio, tingkat ketersediaan obat, persentase nilai obat yang kadaluarsa dan rusak,
persentase stock mati, ketidaklancaran distribusi obat berdampak negatif terhadap rumah
sakit baik secara medis, maupun secara ekonomis[ CITATION Uli19 \l 1033 ].
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan pelayanan pengobatan yang
bertanggung jawab terhadap pasien, yang bermaksud untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien, pelayanan kefarmasian di rumah sakit menjadi pelayanan yang sangat penting
salah satu adalah dimulai dari seleksi, pengadaan, penyimpanan, permintaan obat,
penyalinan, pendistribusian, penyiapan, pemberian, dokumentasi, dan monitoring terapi
obat. Hal tersebut dalam menjalankan pengelolaan pelayanan kefarmasian di rumah sakit
wajib mematuhi peraturan perundangundangan, yang bertujuan untuk menjamin
keselamatan dan kepuasan pasien. Apabila suatu sistem tidak diterapkan maka akan
berpengaruh terhadap mutu pelayanan dan keselamatan pasien [ CITATION Uli19 \l 1033 ].
Menurut Subagya (1995), Pendistribusian atau Penyaluran adalah kegiatan
menyalurkan barang sesuai permintaan, tepat waktu, tepat jumlah dan sesuai dengan
spesifikasi. Distribusi adalah suatu kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di
rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan serrta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan pendistribusian adalah agar
tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan kesehatan secara tepat waktu, tepat
jenis dan jumlah[ CITATION FAT19 \l 1033 ].
Tahapan pemusnahan terdiri dari membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang akan dimusnahkan, menyiapkan berita acara
pemusnahan, mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait, menyiapkan tempat pemusnahan, dan melakukan pemusnahan disesuaikan
dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku. Pemusnahan pada Instalasi
Farmasi RSI Faisal dilakukan setiap 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun sekali untuk
sediaan farmasi dan alat kesehatan dari setiap unit/depo yang telah kedaluwarsa dan yang
tidak memenuhi persyaratan dikumpulkan dan diserahkan ke petugas Gudang Farmasi
Rumah Sakit [ CITATION Ita20 \l 1033 ].
B. Rumusan Masalah
1. Bagaamana Sistem Distribusi Obat?
2. Bagaimana Metode Pendistribusian Logistik Obat Rumah Sakit?
3. Bagaimana Cara Pemusnahan Obat Di RS?
4. Bagaimana Pemusnahan Obat dan Sediaan Farmasi?
5. Bagaiamana Pemusnahan Peralatan Medis?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sistem Distribusi Obat
2. Untuk Mengetahui Metode Pendistribusian Logistik Obat Rumah Sakit
3. Untuk Mengetahui Cara Pemusnahan Obat Di RS
4. Untuk Mengetahui Pemusnahan Obat dan Sediaan Farmasi
5. Untuk Mengetahui Pemusnahan Peralatan Medis
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem distribusi dosis unit dapat dioperasikan dengan salah satu dari 3
metode di bawah ini, yang pilihannya tergantung pada kebijakan dan kondisi
rumah sakit (Kemenkes, 2010).
4. Sistem Kombinasi
a. Sentralisasi
a. Semua resep dikaji langsung oleh tenaga farmasi, yang juga dapat memberi
informasi kepada perawat berkaitan dengan perbekalan farmasi pasien.
b. Memberi kesempatan interaksi profesional antara tenaga farmasi-
dokterperawat-pasien.
c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas persediaan.
d. Mempermudah penagihan biaya pasien.
a. Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan distribusi
obat ke pasien yang cukup tinggi.
b. Jumlah kebutuhan personel di Instalasi Farmasi Rumah Sakit meningkat.
c. Tenaga farmasi kurang dapat melihat data riwayat pasien (patient records)
dengan cepat.
d. Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada waktu
penyiapan komunikasi.
Sistem ini kurang sesuai untuk rumah sakit yang besar, misalnya kelas A
dan B karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehingga jarak antara
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan perawatan pasien sangat jauh.
Seluruh kebutuhan obat atau barang farmasi setiap unit perawatan
termasuk dalam penyimpanan dan pendistribusian dipusatkan pada satu
tempat[ CITATION Uli19 \l 1033 ].
Rawat Jalan
Rawat Inap
GUDANG
Bedah Pusat
Rawat Darurat
1 Gambar Pendistribusian Obat Sentralisasi
b. Desentralisasi
a. Dispensing dosis awal pada permintaan baru dan larutan intravena tanpa
tambahan (intravenous solution without additives).
b. Mendistribusikan IV admixtur yang disiapkan oleh farmasi sentral.
c. Memeriksa permintaan obat dengan melihat medication administration record
(MAR).
d. Menuliskan nama generik dari obat pada MAR.
e. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan distribusi.
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri (4). Penarikan (recall) dilakukan oleh
pihak Distributor jika ditemukan obat yang telah diedarkan tersebut terdapat zat/bahan
kimia yang berbahaya untuk digunakan, dilihat dari nomor batch obat dan kandungan
obat baik bahan baku/zat aktif maupun bahan tambahan/ zat tambahan dari obat tersebut
Kegiatan ini dilakukan setiap akhir bulan, baik di Gudang Farmasi maupun
unit/depo yang ada di Rumah Sakit untuk mengetahui rata-rata
pemakaian/penggunaan perbekelan farmasi setiap bulannya.
Kegiatan ini dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali berupa laporan rencana
kebutuhan obat yang diperlukan untuk perencanaan periode berikutnya. Ini juga
sebagai acuan yang akan dikirimkan ke Kementrian Kesehatan untuk mengetahui
jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan yang akan digunakan pada setiap Rumah
Sakit yang ada di seluruh Indonesia.
e. SIMRS
Ini merupakan salah satu bentuk Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit
yang memuat data-data tentang pencatatan dan pelaporan resep; jumlah, jenis, expired
date, harga dari sediaan farmasi dan alat kesehatan
1) Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai yang akan
dimusnahkan
2) Menyiapkan berita acara penghapusan
3) Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait.
4) Menyiapkan tempat pemusnahan
5) Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta
pengaturan yang berlaku.
Penangan sediaan perbekalan farmasi yang rusak dapat dilakukan dengan cara
(Kemenkes, 2010):
a. Catatan dari manufaktur seperti nama dan nomor batch sediaan perbekalan
farmasi harus tertera pada resep pasien rawat jalan, order/P-3 pasien rawat
tinggal, rekaman pengendalian kemasan dan pada daftar persediaan dan etiket
yang bersangkutan.
b. Dokumen tersebut no 1 (resep, order perbekalan farmasi, dan sebagainya) dikaji
untuk menetapkan penerima (pasien dan unit rawat) no batch perbekalan farmasi
yang ditarik.
c. Dalam hal penarikan produk yang signifikan secara klinik, arus disampaikan
kepada penerima bahwa mereka mempunyai produk perbekalan farmasi yang
akan ditarik itu. Untuk pasien rawat jalan, peringatan harus dilakukan sedemikian
agar tidak menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi pasien harus
dijamin mendapat penggantian perbekalan farmasi yang ditarik. Pimpinan rumah
sakit, perawat, dan staf medik harus diberi tahu setiap penarikan perbekalan
farmasi. Beberapa penjelasan juga harus diberitahukan kepada pasien yang
menerima perbekalan farmasi yang ditarik.
d. Memeriksa semua catatan pengeluaran, kepada pasien mana perbekalan farmasi
diberikan guna mengetahui keberadaan sediaan farmasi yang ditarik.
e. Mengkarantina semua produk yang ditarik, diberi tanda “jangan gunakan” sampai
produk perbekalan farmasi tersebut diambil oleh atau dikembalikan ke
pabrik/produsennya.
Berdasarkan PP No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan Pasal 47 ayat (1), (2) dan (3), menyatakan bahwa :
a. Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilaporkan kepada Menteri
b. Laporan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dimaksud dalam
ayat (1) sekurang-kurangnya memuat keterangan:
1) Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan alat
kesehatan
2) Jumlah dan jenis sediaan farmasi dan alat kesehatan
3) Nama penanggung jawab pelaksana pemusnahan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
4) Nama satu orang saksi dalam pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
c. Laporan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam pasa (2) ditandatangani oleh penanggung jawab dan saksi dalam
pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan. [ CITATION FAT19 \l
1033 ]
Semua obat harus dibuang dengan cara yang aman dan tepat. Obat-obatan
harusdibuang di kontainer sampah yang relevan yang kemudian dikirim untuk
pembakarandan tidak harus dibuang di saluran pembuangan.Apoteker disarankan untuk
menggunakan drugs denaturasi kit untuk mengubahsifat obat. Di masa lalu, berbagai
metode telah digunakan untuk mengubah sifat obat termasuk grinding bersama-sama
dengan obat-obatan limbah lainnya, dan/ataudilarutkan dalam air sabun.
1. Sediaan Padat
2. Sediaan Cair
3. Formula Parenteral
Ampul cair harus dibuka dan isinya dikosongkan ke dalam denaturasikit atau
dibuang dengan cara yang sama seperti membuang cairan yangdiuraikan sebelumnya.
Ampul harus dibuang di tempat sampah benda tajam.Tempat sampah benda taja,
harus diberi label "mengandung limbah farmasidicampur dan benda tajam - untuk
insinerasi". Begitupun dengan ampul
yang berisi sediaan obat bubuk. Sarung tangan harus dipakai oleh orang yangmembuk
a ampul sebagai tindakan keamanan dan untuk meminimalkan risikocedera dari benda
tajam.
4. Formula Aerosol
1. Pemendaman di dalam tanah/ dikuburTeknik ini adalah cara tertua dan termudah
karena tdk perlu penanganan/ preparasisebelumnya. Digunakan utk jenis obat
padat (tablet, kaplet, serbuk, kapsul). Sebaiknya tehnik ini dilakukan stlh tehnik
enkapsulasi/inersiasi dan lokasi penguburannya harus jauhdr sumber air
minum/pemukiman.
2. Pembuangan kesaluran airSebelum dibuang kesaluran air, obat terlebih dahulu di
campur dengan sejumlah airuntuk mengurangi konsentrasinya. Cara seperti ini
dapat digunakan untuk sediaan cairseperti sirop, suspensi, emulsi dan larutan intra
vena.
3. EnkapsulasiObat-obat berbentuk padat dan setengah padat:
a. Masukkan kedlm suatu bak berlapis plastik/drum baja (75%)
b. Diisi suatu medium berupa campuran semen, kapur, pasir atau batu bara,
laluditambahkan air
c. Selanjutnya ditutup rapat dan kedap udara, lalu dipendam di dalam tanah
4. Insinerasi Merupakan proses oksidasi kering bersuhu tinggi (800 – 1200°C)
denganmenggunakan insinerator, sehingga gas yang dihasilkan dapat terurai pada
proses pertukaran panas (heat exchange).
5. Inersiasi Merupakan variasi dari enkapsulasi. Tablet dan pil harus dikeluarkan
dari blisternya,lalu direndam air, dicampur semen, kapur sehingga membentuk
pasta, untuk kemudiandipindahkan ke dalam truk pengangkut semen curah dan
dikubur. Pengelolaan limbahseperti ini bertujuan untuk meminimalkan resiko
berpindahnya substansi yang terkandungdalam limbah ke air permukaan atau air
tanah.
6. Dibakar dalam wadah terbuka Cara ini hanya direkomendasikan untuk obat-
obatan dalam jumlah kecil karenadampak pencemarannya. Kemasan yang
mengandung PVC (Poly Vinyl Chlorida) tidak boleh diikutsertakan. Namun
sebaiknya teknik ini dihindari Karena kandungan zat beracundapat dilepaskan ke
udara [ CITATION Kar17 \l 1033 ].
PENUTUP
A. Kesimpulan
Distribusi obat merupakan kegiatan yang dilakukan di rumah sakit sebagai suatu
tatanan prosedur jaringan personal, sarana, dan jaminan mutu, yaitu dengan
mendistribusikan sediaan farmasi untuk melakukan pelayanan terhadap pasien dalam
proses terapi pasien rawat inap, dan rawat jalan serta sebagai penunjang pelayanan medis.
Sistem distribusi obat yang telah di dispending intalansi farmasi rumah sakit ke tempat
perawatan penderita dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita, ketepatan
jadwal, tanggal, waktu, dan metode pemberian harus tepat terhadap personel, menjamin
mutu keutuhan obat[ CITATION Uli19 \l 1033 ].
Tahapan pemusnahan terdiri dari membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang akan dimusnahkan, menyiapkan berita acara
pemusnahan, mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait, menyiapkan tempat pemusnahan, dan melakukan pemusnahan disesuaikan
dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku. Pemusnahan pada Instalasi
Farmasi RSI Faisal dilakukan setiap 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun sekali untuk
sediaan farmasi dan alat kesehatan dari setiap unit/depo yang telah kedaluwarsa dan yang
tidak memenuhi persyaratan dikumpulkan dan diserahkan ke petugas Gudang Farmasi
Rumah Sakit [ CITATION Ita20 \l 1033 ].
B. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh
karena itu saya harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna
membandingkan dengan pembahasan yang saya buat, guna mengoreksi bila terjadi
kelasahan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arinda Zahra Puspitasari, I. K. (2016). Manajemen Logistik, Obat, Alat, Dan Fasilitas
Kesehatan Pemusnahan Logistik, 1-22.
Drs. Rusli. Sp., F. A. (2016). Farmasi Rumah Sakit Dan klinik , 1-189.
Ita Puspita San*, A. S. (2020). Pengelolaan Kebutuhan Logistik Farmasi pada Instalasi Farmasi
RS Islam Faisal Makassar, 1-85.
Soleman, N. E. (2016). Analisis Manajemen Logistik Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah DR Sam Ratulangi, 1-13.