Anda di halaman 1dari 14

Skenario 1

Seorang Perawat melakukan kunjungan rumah pada keluarga Ny.Hawa. Informasi yang didapat
dari kader, Ibu Hawa sudah beberapa hari sakit karena merasa khawatir dengan kondisi anaknya
(Tn. AJ) yang belum juga sembuh dari sakitnya yang sudah diderita sejak lebih dari 10 tahun
lalu. Ibu Hawa hanya tinggal berdua dirumah dengan anaknya tersebut. Tn. AJ (34 tahun) sudah
mengkonsumsi obat anti psikotik selama kurang lebih 10 tahun dan kontrol ke Puskesmas
diwilayah Muaro Jambi. Klien mengatakan malu dan minder karena merasa dirinya jelek.
Perasaan tersebut yang membuat klien menghindari orang lain, tidak mau bertemu teman
lainnya, dan membuat klien lebih banyak mengurung diri dikamar. Saat masih sekolah klien
merasa malu karena sering diejek oleh teman-temannya. Klien memiliki riwayat menjadi korban
bully disekolah sejak SMP. Klien juga mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan saat
kedua orang tua berpisah dan kakak satu-satunya meninggal dunia karena sakit kanker otak. Saat
pertama kali bertemu dengan perawat klien tampak malu, sulit memulai interkasi, dan kontak ma
ta jarang.

LO

1. Sebutkan masalah keperawatan pada kasus tersebut?


2. Buatlah standar pelaksanaan komunikasi pada pasien?
Step 1 : Identifikasi Istilah Sulit

1. Khawatir (Windi)
- Sikap berpikir berlebihan atau terlalu cemas yang biasanya disertai dengan rasa tidak
nyaman dan cemas yang memusatkan pikiran negative pada suatu hal yang belum
terjadi (Nurfajriindah)
- Reaksi emosinal yang menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam
(Grace)

2. Obat anti psikotik (Sherin)


- Obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala psikosis yang biasa dialami pasien
gangguan mental (agvira)
- Obat antipsikotik orang awam menyebutnya obat penenang karena obat ini
memenangkan dan menidurkan ,mengurangi /menghilangkan kan gejala-gejala
gangguan psikotik .akan tetapi dalam 2/3 kasus tidak menyembuh kan gangguan ini.
antipsikotik semula disebut sebagai nauroleptik karena obat ini diketahui dapat
menyebabkan neurolepsi yaitu pelambatan gerakan tubuh. antipsikotik dibagi 2 yaitu
antipsikotik tipikal dan atipikal (Esa)

3. Kader (Tiara)
- Kader kesehatan jiwa berperan dalam mengidentifikasi kelompok resiko melalui
pendataan, melakukan deteksi dini, memberikan pendidikan kesehatan, memotivasi
pasien dan keluarga serta melakukan sosialisasi program kepada masyarakat. (Silvi)
- secara terminologi pengertian kader adalah, subjek yang ada di dalam sebuah
organisasi yang tugasnya adalah untuj mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut.
(Windi)
- Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga
kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi
sebagai 'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut.
(Indah)
4. Bully (Elsa)
- Penindasan yang merupakan kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
yang lebih berkuasa dari yang lain bertujuan untuk menyakiti (Putry)
- Bully merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi seperti mengejek menghina
dan mengancam seseorang (Rani)

5. Minder (Nisa)
- Perasaan saat tidak yakin akan kemampuan, berpikir tidak layak untuk
diperhitungkan orang lain dan membandingkan diri dengan yang glain (Fiqry)
- Minder adalah segala rasa kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan
psikologis atau sosial yang dirasa secara subjektif ataupun karena keadaan jasmani
yang kurang sempurna (Rani)

Step 2 (Identifikasi Masalah) & Step 3 (Analisa Masalah)

1. Apa penyebab Tn.Aj mengonsumsi obat anti Psikotik ? (Meike)


Karena Obat ini dapat membantu mengendalikan gejala psikosis atau menurunkan
tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang bisa dikendalikan oleh obat ini adalah

1.Halusinasi
2.Delusi
3.Mania (senang yang berlebihan)
4.Kebingungan
5.Perilaku kasar
6.Pemikiran yang kacau
7. Kecemasan yang berat

Umumnya, dokter meresepkan obat antipsikotik untuk menangani gejala psikosis


pada kondisi:
1.Skizofrenia
2.Episode mania gangguan bipolar
3.Gangguan skizoafektif
3. Depresi berat (Era)

2. Tn. Aj mengkonsumsi obat anti psikotik selama kurang lebih 10 tahun, apakah ada
bahaya mengkonsumsi obat tersebut? Kalau ada jelaskan bahaya nya apa? (Nahdiah)
- ada, efek samping dan bahaya yg ditimbulkan berbeda-beda, tergantung dari
karakteristik masing-masing obat dan kondisi penggunanya. Berikut adalah beberapa
efek samping dan bahaya yang mungkin muncul akibat penggunaan obat antipsikotik:
a. Kantuk dan lesu
b. Bibir kering
c. Pusing
d. Sakit kepala
e. Penglihatan kabur
f. Berat badan bertambah
g. Gangguan seksual
h. Gangguan menstruasi pada wanita
i. Sindrom ekstrapiramidal (Tiara Annisa)
- Menurut saya ada. Beberapa obat antipsikotik tertentu dapat menyebabkan kadar
kolesterol tinggi dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Meski jarang terjadi,
obat antipsikotik juga dapat menyebabkan beberapa efek samping yang lebih serius
dan fatal, yaitu :
• Long QT syndrome, yang ditandai dengan gangguan irama jantung
• Sindrom neuroleptik maligna (SNM), yang ditandai dengan demam, kaku otot,
tekanan darah rendah, rasa lesu, dan kebingungan. (Grace)

3. Seberapa besar pengaruh obat antipsikotik pada pasien yg dikonsumsi dlm waktu jangka
panjang? (Ambarwati)
- 1. Antipsikotik tipikal memiliki potensi yang lebih besar, untuk menimbulkan efek
samping ekstrapiramidal. Efek samping ini mengganggu sistem ekstrapiramidal di
otak, yang berarti juga mengganggu sistem motorik serta koordinasi tubuh.
Efek samping esktrapiramidal karena konsumsi obat antipsikotik tipikal, dapat berupa
tremor, kejang, kekakuan otot, serta hilangnya kontrol atau koordinasi pergerakan
otot. Efek samping ini kadang menjadi permanen, walau konsumsi obat antipsikotik
tipikal telah dihentikan.
2. Obat antipsikotik atipikal
Berbeda dari antipsikotik tipikal, obat antipsikotik atipikal memiliki risiko yang lebih
kecil, untuk menimbulkan efek samping ekstrapiramidal.
Walau begitu, beberapa penelitian menunjukkan, efek samping antipsikotik atipikal
tidak selalu berisiko lebih kecil dibandingkan pendahulunya. Bahkan, golongan kedua
ini lebih cenderung menyebabkan diabetes tipe 2, peningkatan berat badan, dan
tardive dyskinesia.
Gejala ini mudah dikenali tetapi tidak dapat diperkirakan secara akurat karena
bergantung pada dosis, jenis obat, dan kondisi individual pasien. Gejala
ekstrapiramidal termasuk di antaranya:
- Gejala parkinson (termasuk tremor) yang akan timbul lebih sering pada orang
dewasa atau lansia dan dapat muncul secara bertahap.
- Distonia (pergerakan wajah dan tubuh yang tidak normal) dan diskinesia, yang lebih
sering terjadi pada anak atau dewasa muda dan muncul setelah pemberian hanya
beberapa dosis.
- Akatisia (restlessness) yang secara karakteristik muncul setelah pemberian dosis
awal yang besar dan mungkin memperburuk kondisi yang sedang diobati.
- Tardive dyskinesia (ritmik, pergerakan lidah, wajah, rahang yang tidak disadari
[invuntary movements of tongue, face and jaw]) yang biasanya terjadi pada terapi
jangka panjang atau dengan pemberian dosis yang tinggi, tetapi dapat juga terjadi
pada terapi jangka pendek dengan dosis rendah. Tardive dyskinesia sementara dapat
timbul setelah pemutusan obat.
Gejala parkinson tidak akan muncul jika obat dihentikan dan kemunculannya juga
dapat ditekan dengan pemberian obat antimuskarinik.Bagaimanapun, pemberian
secara rutin dari obat tersebut tidak dibenarkan karena tidak semua pasien
memberikan efek dan karena obat–obat tersebut dapat memperburuk tardive
dyskinesia. (Sherin)

4. Berdasarkan data dan riwayat klien pada kasus, apakah klien berpotensi mengalami risiko
bunuh diri? (Grace )
- Ya, karena pada saat pengkajian klien mengatakan minder merasa dirinya jelek
membuat klien menghindari orang lain, tidak mau bertemu teman lainnya, dan
membuat klien lebih banyak mengurung diri dikamar.klien juga merupakan korban
bully sejak SMP ,nah dari data tersebut ada kemungkinan klien berpotensi mengalami
risiko bunuh diri. (Windi)
- Banyak terjadi kasus bunuh diri akibat dari korban bullying dikarenakan turunnya
harga diri dan juga adanya resiko untuk mengisolasi diri dari lingkungan sosial
sehingga mengakibatkan tidak adanya tempat untuk menceritakan hal apa yang dia
rasakan dan apa yang dia alami yang berakibat kan pada depresi berat yang berujung
pada resiko keinginan untuk bunuh diri. (Dimas)

5. Apakah faktor bullying pada pasien dapat berpengaruh pada pasien sekarag? (Elsa)
- Iyaa, karena dampak dari bully bagi korban dapat menimbulkan efek negatif bagi
korban, seperti gangguan mental, rendah diri di kasus klien merasa diri nya jelek,
menarik diri dari lingkungan sosial sehingga klien tidak dapat berinteraksi dengan
orang lain dan jarang untuk melakukan kontak mata kepada orang lain, kemudian
klien juga merasa malu karena sering di ejek oleh teman temannya dan klien juga
mengatakan memiliki riwayat menjadi korban bully di sekolah sejak smp. Ada efek
lain yaitu bisa saja ada keinginan untuk menyakiti diri sendiri hingga dengan bunuh
diri (Putry)
- Faktor bullyin efeknya sangat berdamak besar terhada pasien jika dibiarkan hal itu
terjadi secra terus-menurus, hal itu akan merusak mental si pasien hingga berakhir
dengan bunuh diri dan menghambat pemulihan. (Silvi)
- Ya, karena Perilaku bully tersebut menimbulkan banyak efek negatif bagi korban, di
antaranya: Mengalami gangguan mental, seperti depresi, rendah diri, cemas, sulit
tidur nyenyak, bahkan sampai ingin menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan
untuk bunuh diri. (Windi)

6. Apakah pengalaman orangtua berpisah berdampak dengan kondisi pasien sekarang?


(Agvira)
- Iya bisa berdampak dikarenakan disaat masa masa sulitnya dia tidak mendapatkan
peran utuh dari orgtua sebagai support system apda dirinya (Elsa)

7. Bagaimana cara perawat menumbuhkan askep positif pada pasien dengan kondisi kasus
tersebut? (Nurfajrindah)
- Kita Harus berinteraksi bersama dia dengan bantu dia menemukan aspek positif
dalam diri Dia apa yang masih bisa dilakukan jadi kita latih itu supaya dia bisa
percaya diri lagi di lingkungan sekitarnya.( Silvi)

8. Bagaimana cara menghilangkan rasa minder pada pasien dengan kondisi yang dialami
pasien sekarang? (Putry)
- Minder atau dalam dunia medis sering di sebut avoidant personality disorder
merupakan kondisi mental atau kepribadaian dimana penderita menghindari
interaksi dengan social karean merasa dirinya lebih rendah dari orang lain.
Pengobatan dengan avoidant personality disorder, sangat bersifat spesialistik.
Karena hal tersebut membutuhkan terapi cognitive atau terapi perilaku . Selain
terapi perilaku, terapi pengobatan didapatkan untuk mencegah terjadi depresi atau
halusinasi.
a. rubah pola pikir, mencoba untuk memahami bahwa setiap manusia itu memiliki
kekurangan dan kelemahan. Tidak ada manusia di dunia ini di ciptakan dengan
sempurna.
b. sadari bahwa, bukan anda yang mengalami kekurangan melainkan orang lain
yang melakukan tindakan buruk kepada andalah yang memiliki kekurangan dan
gangguan mental. Karena pada umumnya orang yang suka membully atau
mencaci sesorang memiliki gangguan pada kejiwaan mereka
c. tidak semua orang berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, sadari bahwa
di dunia ini pasti akan sering terjadi suatu penolakan, dan hal itu adalah wajar
d. fokuskan pikiran anda kepada tujuan hidup anda, dan jangan terfokus pada
seusatu yang tidak membuat anda senang. Dengan berfikir positif yang mana
merupakan suatu bentuk keterampilan kognitif yang dapat dipelajari melalui
latihan yang bertujuan agar individu merasakan kepuasan hidupnya ,mengarahkan
individu untuk yakin akan kualitas diri dan menerima karakteristik pribadi nya
,serta menunjukkan rasa optimisme pada kemampuan yang dimiliki sehingga
individu merasa adanya harapan kesuksesan dimasa depan . (Esa)
- Observasi :
a. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
b. Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
c. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi social
d. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
e. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik :
a. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
b. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
c. Diskusikan perubahan akibat pubertas dan penuaan
d. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh
e. Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
f. Diskusikan persepsi pasien den keluarga tentang perubahan citra tubuh

Edukasi :
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
b. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
c. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. kelompok sebaya)
d. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
e. Latih peningkatan penampilan diri
f. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok.
(Meike)

9. Bagaimana tindakan seorang perawat dalam mengatasi kekhawatiran pada ibu pasien?
(Rani)
- dengan komunikasi dgn keluarga pasien dan mencari jalan keluar Untuk
menghilangkan rasa khawatir kan pasión santa membutuhkan peran dari ibu nya.
(Elsa)
- Tindakan yang dapat dilakukan perawat adalah melakukan terapi keluarga : terapi
sistem keluarga ,psikoedukasi . Psikoedukasi keluarga mampu menurunkan beban
keluarga dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa ,keluarga akan dibekali
dengan pengetahuan cara merawat melalui tindakan keperawatan pada keluarga .
Perawatab dpt melakukan terapi terhadap keluarga yang mana hal ini secara tidak
langsung juga dapat menyembuhkan pasien . Berikan pemahaman kepada ibu pasien
bahwa keluarga juga sangat berpengaruh terhadap perlakuan yang diberikan terhadap
pasien akan berdampak juga padakesembuhan pasien .Dukungan keluarga melalui
kehadiran mereka entah sebagai teman bicara atau melakukan aktivitas yang pasien
inginkan akan sangat berguna untuk percepatan kesembuhan pasien. Selain itu
dukungan keluarga agar pasien tetap menjalani program pengobatan yang dianjurkan
dokter. (Esa)
10. Apa manfaat obat anti psikotik? (Fiqri )
- manfaat obat anti psikotik yaitu obat ini dapat meredakan emosi dan agresi dan dapat
pula menghilangkan atau mengurangi gangguan jiwa seperti impian dan pikiran
khayal(halusinasi) serta menormalkan perilaku yang tidak normal (Nurfajrindah)
11. Bagaimana cara perawat agar klien mampu dan bisa menceritakan masalahnya? (Indah)
- Observasi
a. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menjalin hubungan

Terapeutik :
a. Pertahankan kesabaran dan kejujuran dalam mengembangkan hubungan
b. Berikan umpan balik positif terhadap aktivitas yang dilakukan
c. Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan individu, kelompok, dan social
d. Motivasi untuk mempertahankan komunikasi verbal
e. Motivasi melakukan aktivitas di luar dan lingkungan baru (mis. jalan – jalan,
berbelanja)
f. Dikusikan perencanaan kegiatan yang akan datang

Edukasi :
a. Anjurkan interaksi dengan orang lain yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
b. Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. kacamata dan alat bantu dengar)
c. Anjurkan berbagi masalah dengan orang lain
d. Anjurkan untuk menghormati hak orang lain
e. Anjurkan mengekspresikan kemarahan secara tepat
f. Anjurkan perencanaan kegiatan khusus
g. Latih peningkatan kemampuan yang dimiliki
h. Latih permainan peran dalam keterampilan komunikasi

Kolaborasi :
a. Rujuk ke kelompok keterampilan, jika perlu (Meike)

12. Apa faktor predisposisi dan presipitasi dari kasus tersebut? (Meike)
- Perbedaan dari faktor pedisposisi dan persipitasi faktor pedisposisi itu lebih dari 6
bulan sedangkan faktor persipitasi kurang dari enam bulan, dari kasus tersebut di
jelaskan bahwa klien memiliki riwayat bully sejak smp dan umur klien sekarang
sudah 34 tahun itu berarti lebih dari enam bulan masuk faktor pedisposisi, dan
mengalami kejadian tidak menyenangkan yaitu saat kedua orang tua berpisah dan
kakak satu-satunya meninggal dunia karena sakit kanker otak. untuk faktor
persipitasi dalam kasus mengatakan bahwa klien sudah mengalami bully lebih dari 10
tahun lalu sedang faktor persipitasi itu kurang dari enam bulan jadi saya tidak
menemukan faktor persipitasi dari kasus tersebut (Nahdiah)
13. Bagaimana cara perawat memberi edukasi kepada keluarga pasien agar mereka dapat
membantu pasien dalam penyembuhannya? (Sherin)
- Salah satu edukasi yang dapat kita berikan kepada keluarga korban bully yaitu
mengajarkan keluarga tersebut tentang Dukungan Emosional (Emotional or Esteem
Support)
Jenis dukungan emosi mencakup ungkapan simpati, empati, cinta,
kepercayaan, penghargaan, kepedulian dan pandangan positif dan
semangat/dorongan terhadap si korban tersebut. Dukungan
emosional ini memberikan rasa nyaman dan jaminan/kepastian akan
perasaan disayang dan dimiliki saat ada tekanan hidup. Keluarga sebagai
tempat yang aman, damai untuk beristirahat dan membantu anggota
keluarga dalam penguasaan emosi. Saat remaja menghadapi persoalan
tidak merasakan sendirian dalam menanggung beban, tetapi masih ada
orang lain yang mau mendengar keluhan serta membantu dalam
menghadapi solusi yaitu keluarga. Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai
untuk
istrahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi bagi
remaja korban bully itu. (Dimas)
- 1. Diskusikan masalah yang dihadapi klien kepada keluarga
2. Jelaskan kepada keluarga tentang tentang harga diri rendah
3. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien
atas kemampuannya
4. Jelaskan cara-cara merawat pasien
5. Demonstrasikan cara merawat pasien
6. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien
7. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah (Rani)
- 1. Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik :
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b) Perkenalkan diri dengan sopan.
c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
2. Buat statement positif terhadap pasien.
3. Diskusikan dengan klien tentang:Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,
lingkungan serta kemampuan yang dimiliki klien.
4. Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika diperlukan.
5. Dukung pasien untuk menerima tantangan baru.
6. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau menyalahkan diri sendiri.
7. Kolaborasi dengan sumber-sumber lain (petugas dinas sosial, perawat spesialis
klinis, dan layanan keagamaan).
8. Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah. (Elza)

14. Bagaimana sikap kita saat berhadapan dengan pasien korban Bullying? (Silvi)
- 1. Memberikan waktunya untuk beristirahat, karena bully tidak hanya menguras
emosi namun juga menguras fisik dan tenaga
2. Menumbuhkan rasa saling percaya terharap korban tersebut yang bertujuan
agar si korban bully mau menceritakan apa yang dia alami dan dirasakannya
3. Memberikan dukungan emosional berupa empati, simpati dan support sehingga
rasa percaya dirinya kembali tumbuh yang kita memberitahu kepada korban
tersebut bahwa kita berada disini bisa sebagai penyokong dalam menghadapi
situasi dia saat ini dan kita memberitahukan kepadanya bahwa dia tidak sendirian
karena ada banyak orang di sekitarnya nya yang mendukung keberadaan nya
(Dimas)
- karakter seseorang yang menjadi korban bullying tentu tidak terlepas dari
bagaimana cara mereka berperilaku dan bertindak. Untuk itu perlu adanya
evaluasi tanda-tanda bahwa benar adanya seseorang tsb mnj korban. Dengan cara
memperhatikan tingkat emosi yang dimilikinya, cara dia berbicara dan berespon
terhadap suatu hal, tingkat kegelisahan dan kecemasannya yang bisa langsung
dilihat ketika dia sedang bertindak, serta sesuatu yang bagi dirinya bersifat
mengancam sehingga mempengaruhi psikologisnya. Cara selanjutnya adalah
berikan ruang dan waktu untuk melakuan proses komunikasi secara terbuka yang
mendukung untuk seorang korban mudah dan mampu untuk mengutarakan apa
masalah yang terjadi padanya, dengan menggunakan dorongan yang dapat
mempengaruhi tingkat kemauan seseorang unuk mengungkapkan. (Ambarwati)
Step 4 : Mind Mapping

Tn.A ( 34 Tahun)

DO:
DS:
Klien tampak malu, sulit
1. Sudah mengonsumsi Obat Psikotik selama 10 memulai interaksi dan kontak
tahun dan control ke puskesmas Muaro jambi mata jarang saat pertama kali
2. Klien malu dan minder karena merasa dirinya bertemu dengan perawat.
jelek yang menyebabkan klien menghindari
orang lain , tidak mau bertemu temannya dan
mengurung diri di kamar
3. Klien dibully saat SMP
4. Saat sekolah klien merasa malu karena sering
diejek oleh temannya.
5. Klien mengalami hal yang tidak
menyenangkan saat kedua ortu klien bercerai
dan kakaknya meninggal dunia karena kanker
otak.

Ny. Hawa (Ibu Klien) sudah


sakit selama beberapa hari
karena merasa khawatir dengan
kondisi anaknya.

Harga Diri Rendah dan Isolasi


Sosial

Anda mungkin juga menyukai