Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN DASAR BUDIDAYA PERTANIAN

DISPLAY PRODUK PERTANIAN

Oleh :
Kelompok F5
Asisten :
Amelya Christianingsih

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG

2020
LEMBAR DATA ANGGOTA

PRAKTIKUM DASAR BUDIDAYA PERTANIAN

Kelompok : F5
Asisten : Amelya Christianingsih

No. Nama NIM


1. Mochammad Farel Fajrul Falakh 195040200111163
2. Nada Ramadhania Herdani 195040200111258
3. Yasintha Rahmasari 195040200111280
4. Khansa Naura Mufidah 195040201111178
5. Oldisya 195040201111204
6. Febri Ahmad Suyudi 195040207111001
7. Farah Luthfiyah 195040207111008

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan Laporan Display Pertanian
dengan komoditas semangka tanpa biji ini. Ucapan terimakasih juga kami
sampaikan kepada asisten praktikum kami serta tim asisten praktikum Dasar
Budidaya Tanaman lainnya yang telah memberikan bimbingan kepada kami hingga
laporan ini selesai tepat waktu.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan praktikum
Dasar Budidaya Tanaman ini agar kedepannya dapat mencapai hasil yang lebih
baik. Kami berharap semoga melalui laporan praktikum Dasar Budidaya Tanaman
ini segenap mahasiswa Universitas Brawijaya terutama mahasiswa Fakultas
Pertanian bisa mendapatkan Informasi dan mengaplikasikannya untuk diri sendiri
maupun untuk pertanian Indonesia sebagai wujud dalam pengabdian kepada
bangsa Indonesia.

Malang, 27 April 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR DAFTAR ANGGOTA..................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................iv
1. PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Manfaat ............................................................................................................2
2. METODOLOGI ......................................................................................................3
2.1 Waktu dan Tempat ...........................................................................................3
2.2. Alat dan Bahan ................................................................................................3
2.3 Metode Pelaksanaan ........................................................................................3
3. PEMBAHASAN .....................................................................................................7
3.1 Pemilihan Komoditas dan Teknik Budidaya Komoditas Semangka Tanpa
Biji ...................................................................................................................7
3. 2 Kriteria Panen dan Penanganan Pascapanen Komoditas Semangka Tanpa
Biji .................................................................................................................11
3.3 Display Produk dan Teknik Pemasaran Produk .............................................12
4. PENUTUP ...........................................................................................................16
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................16
4.2 Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

iii
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Buah Semangka Tanpa Biji ............................................................................... 7


2. Kemasan Komoditas Semangka Tanpa Biji ..................................................... 15

iv
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang keberadaannya tidak


bisa terlepas dari kehidupan manusia. Buah-buahan mengandung serat dan vitamin,
yang mana vitamin tidak diproduksi oleh tubuh. Salah satu buah yang kaya akan
nutrisi adalah semangka. Alasan utama pembudidayaan buah semangka adalah
untuk dimanfaatkan sebagai buah segar atau sebagai buah langsung konsumsi.
Dalam buah semangka juga terdapat banyak kandungan air, hampir 92% semangka
terdiri atas air. Kandungan nutrisi yang terkandung dalam 100 gram semangka
terdapat 30 kalori, 0,15 gram lemak, 7,55 gram karbohidrat, dan 0,61 gram protein.
Vitamin yang terkandung dalam buah semangka diantaranya vitamin A, vitamin C,
antioksidan, dan asam amino.
Masyarakat disuguhi banyak pilihan tempat untuk membeli buah semangka,
mulai dari pasar tradisonal, kedai buah-buahan, minimarket, hingga supermarket.
Namun, budidaya semangka di tanah air, masih cenderung kurang untuk dapat
dikatakan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Faktor yang menjadi
penyebab ketidakstabilan harga di pasaran adalah banyaknya hasil buah yang
panen pada waktu yang bersamaan. Pada awalnya pasar di Indonesia didominasi
oleh semangka berukuran besar. Menurut Badan Pusat Statistik (2009), Sumatera
Barat merupakan salah satu wilayah yang memproduksi semangka di Indonesia.
Pada tahun 2011 mencapai 15.294 ton dan pada tahun 2012 produksi semangka
mencapai 16.207 ton. Sedangkan pada tahun 2013 luas panen semangka 1.055 Ha
dengan hasil panen 17.154 ton dan tahun 2014 hanya memproduksi 11.776 ton.
Seiring dengan kemajuan teknologi, muncul ragam buah yang tidak memiliki
biji atau biasa disebut dengan buah tanpa biji, salah satunya adalah semangka
tanpa biji, semangka tanpa biji merupakan salah satu buah yang diminati oleh
konsumen, karena saat dikonsumsi cenderung lebih praktis tanpa perlu
membersihkan biji-bijinya terlebih dahulu. Kemudahan cara konsumsi ini menjadi
alasan konsumen untuk memilih buah semangka tanpa biji. Penanganan pasca
panen buah semangka tanpa biji juga tergolong mudah, karena tidak memerlukan
perlakuan khusus. Yang pertama buah dipetik dan dikumpulkan, kemu dian buah
digolongkan sesuai dengan kategori. Setelah disortir, buah dapat disimpan pada
2

ruangan biasa (tanpa memerlukan perlakuan suhu khusus), dan yang terakhir buah
dikemas dan diangkut dengan hati-hati. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang
yang telah dipaparkan, tujuan dari penulisan laporan display produk tanaman adalah
untuk mengetahui komoditas pertanian apa yang dapat dikenalkan ke masyarakat.
Salah satu komoditas yang dapat diperkenalkan kepada masyarakat adalah
komoditas semangka tanpa biji ini. Selain itu, juga untuk memperkenalkan teknik
budidaya dan perawatan semangka agar dapat menghasilkan semangka berkualitas
tinggi dan tanpa biji, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi atau
membantu perkembangan dan pertumbuhan tanaman semangka, khususnya
semangka tanpa biji.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari laporan display produk ini diantaranya yaitu :
1. Bagaimana cara budidaya buah semangka?
2. Bagaimana cara mendapatkan buah semangka tanpa biji?
3. Apa ciri buah semangka yang diap panen?
4. Bagaimana cara perawatan pasca panen buah semangka?
5. Bagaimana cara pemasaran yang tepat untuk buah semangka tanpa biji?
1.3 Manfaat

Manfaat yang didapat setelah menyusun laporan display produk tanaman


adalah diharapkan pembaca dapat menerapkan cara membudidayakan buah tanpa
biji, khususnya semangka. Pembaca diharapkan mampu mengetahui metode
budidaya dan perawatan tanaman semangka agar dapat menghasilkan buah yang
berkualitas tinggi. Selain itu diharapkan pula dapat mengetahui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi maupun membantu petumbuhan dan perkembangan tanaman
semangka. Kemudian yang terakhir pembaca diharapkan dapat mengetahui ciri
buah semangka siap panen dan mengetahui bagaimana cara penanganan pasca
panen, serta mengetahui metode pemasaran buah semangka tanpa biji.
2. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Tanaman semangka memiliki waktu tanam yang ideal yaitu di awal musim
kemarau. Waktu yang diperlukan mulai dari pengolahan tanah hingga panen adalah
2 bulan. Tanaman semangka cocok ditanam di kawasan dengan curah hujan 40
hingga 50 mm setiap bulannya. Buah ini cocok ditanam di daerah atau tempat
dengan suhu kurang lebih 25℃ pada siang hari. Tanaman semangka dapat tumbuh
di dataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk kelembaban udara, tanaman ini
cocok ditanam di daerah yang kering atau miskin uap hara dan ditanam di lahan
tanpa naungan. Tanaman semangka tidak memerlukan persyaratan tanah yang
khusus. Supaya dapat tumbuh optimal, tanaman semangka menghendaki lahan
yang subur dan gembur dengan pH 6 – 6,7 (Cahyani, 2013).
2.2. Alat dan Bahan

Dalam melakukan budidaya tanaman semangka diperlukan alat dan bahan.


Alat yang digunakan dalam pengolahan tanah hingga pasca panen tanaman
semangka adalah gunting kuku, pH meter, cangkul, gunting, kantong plastik, plastik
transparan dan plastik mulsa. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih,
pupuk organik dan pupuk buatan, kapur, jerami kering, air dan tanah.
2.3 Metode Pelaksanaan

2.3.1 Teknik Budidaya Komoditas Semangka Tanpa Biji


Teknik budidaya komoditas meliputi beberapa tahap. Tahap yang pertama
adalah pembibitan. Pembibitan meliputi persyaratan benih yaitu pemilihan jenis
benih semangka yang disemaikan. Jenis benih adalah hibrida import, terutama benih
jenis triploid (tanpa biji). Penyemaian benih, yaitu perenggangan bibit biji semangka
untuk mempermudah dalam proses pertumbuhan. Selanjutnya adalah penyemaian,
yaitu kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari
penuh sejak terbit matahari hingga tenggelam. Setelah penyemaian adalah
pemindahan bibit, bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai dipindahkan
ke areal yang telah diolah.
Tahap kedua adalah pengolahan media tanam. Pengolahan media tanam
meliputi tahap persiapan, yaitu bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari
tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan terlebih
4

dahulu beberapa hari sampai tanah tersebut mudah dicangkul, kemudian diteliti pH
tanahnya. Selanjutnya, pembukaan lahan, yaitu lahan yang ditanami dilakukan
pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-
bongkahan yang merata. Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air
yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase
yang dibuat. Kemudian dilakukan pengapuran, yaitu dilakukan dengan pemberian
jenis kapur pertanian yang mengandung unsur Ca dan Mg yang bersifat menetralkan
keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat di dalam
tanah. Setelah itu adalah pemupukan, pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan
pupuk buatan.
Tahap ketiga adalah teknik penanaman. Meliputi penentuan pola tanam,
yaitu tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam
monokultur. Pembuatan lubang tanaman yaitu penanaman bibit semangka pada
lahan lapangan setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3
lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan
dengan kedalaman 8-10 cm. Kantong plastik diambil hati hati agar tidak rusak,
kemudian tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah
disiapkan. Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang yan telah disiapkan.
Tahap ke empat adalah pemeliharaan tanaman. Meliputi penjarangan dan
penyulaman. Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila
tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru
yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman
terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan. Tanaman
semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer
yang cenderung banyak. Kemudian melakukan perempalan melalui penyortiran dan
pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi
pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Setelah itu
dilakukan pemupukan, pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak
akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan
dengan fase pertumbuhan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida
dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Dan yang terakhir adalah
pengairan dan penyiraman dengan sistem irigasi yang digunakan sistem Farrow
5

Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air
pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan.
2.3.2 Kriteria Panen Komoditas Semangka Tanpa Biji

Kriteria panen komoditas meliputi ciri dan umur panen, cara panen periode
panen dan prakiraan produksi. Umur panen adalah 70-100 hari setelah penanaman.
Ciri-cirinya: setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil
maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan
jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji). Cara panen adalah
dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat cuaca
cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya,
dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer.
Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya. Periode
panen yaitu panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara
serempak dapat dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan
dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, ke-dua semua sisanya
dipetik sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun sudah mulai kering karena buah sudah
tidak dapat berkembang lagi maka buah tersebut harus segera dipetik. Prakiraan
produksi adalah hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan
pembatasan hasil buahnya, sehingga dapat diperkirakan jumlah produksinya.
Secara wajar, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap pohon (1 buah pada
cabang pohon dan 2 buah pada batang utama dari pohon) dengan berat buahnya 6-
8 kg per pohon.
2.3.3 Penanganan Pasca Panen Komoditas Semangka Tanpa Biji

Penanganan pasca panen komoditas meliputi pengumpulan, penyortiran dan


penggolongan, penyimpanan dan pengemasan serta penangkutan. Pengumpulan
hasil panen sampai siap dipasarkan harus diusahakan sebaik mungkin agar tidak
terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu buah dan harga
jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yang tepat, karena akan
mempengaruhi mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah, dengan kadar air
yang sempurna. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam
beberapa kelas antara lain: kelas A: berat ≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu
masak, kelas B: berat 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak dan kelas
6

C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak. Penyimpanan buah
semangka di tingkat pedagang besar dilakukan sebagai berikut: penyimpanan pada
suhu rendah sekitar 4,4 derajat C dan kelembaban udara antara 80-85%,
penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan
kadar CO2 untuk mengurangi proses respirasi), penyimpanan dalam ruang tanpa
pengatur suhu, merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas
dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap
lapisnya diberi jerami kering serta pengemasan dan pengangkutan. Di dalam
mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir
dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang secara benar dan hati-hati.
Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah pengangkutan,
melindungi buah saat pengangkutan dari kerusakan mekanik dapat dihindari dan
dibubuhi label pada peti kemas terutama tentang mutu dan berat buah.
3. PEMBAHASAN

3.1 Pemilihan Komoditas dan Teknik Budidaya Komoditas Semangka Tanpa


Biji

Semangka tanpa biji merupakan semangka hibrida F1, hasil persilangan


antara semangka jantan diploid dengan semangka betina tetrapolid. Semangka
tetraploid dihasilkan melalui proses perlakuan kimiawi dengan zat Colchicines.
Tanaman semangka tanpa biji lebih banyak digemari oleh masyarakat dibandingkan
semangka berbiji, karena selain rasanya yang manis juga mempunyai prospek
ekonomi yang tinggi dibandingkan tanaman semangka berbiji.

Gambar 1. Buah Semangka Tanpa Biji (Sastradihardja, 2006).


Teknik budidaya semangka meliputi beberapa tahap. Tahap yang pertama
adalah pembibitan. Jenis benih yang dipilih adalah hibrida import, terutama benih
jenis triploid (tanpa biji). Selanjutnya adalah penyemaian, yaitu kantong-kantong
persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit
matahari hingga tenggelam. Setelah penyemaian adalah pemindahan bibit, bibit
berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai dipindahkan ke areal yang telah
diolah. Menurut Nugrahini dan Dadang (2006), keuntungan cara menyemai tersebut
antara lain dapat menghemat jumlah benih, memudahkan pemeliharaan bibit, dapat
memilih bibit yang baik, dan sewaktu dipindahkan tanamkan ke lahan yang akan
ditanami tidak mengalami kelayuan (stagnasi).
Tahap kedua adalah pengolahan media tanam, areal bekas kebun perlu
dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Selanjutnya, pembukaan
lahan, yaitu lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan
tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata. Tanaman semangka
8

membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung mudah mengalir keluar melalui
saluran drainase yang dibuat. Kemudian dilakukan pengapura yang mengandung
unsur Ca dan Mg yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan
racun dari ion logam yang terdapat di dalam tanah. Setelah itu adalah pemupukan,
pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan pupuk buatan. Menurut Prajnanta
(2001), tanaman semangka dalam pembudidayaanya membutuhkan kalium lebih
banyak dibandingkan nitrogen dan fosfor.
Tahap ketiga adalah teknik penanaman. Meliputi penentuan pola tanam,
yaitu tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam
monokultur. Pembuatan lubang tanaman yaitu penanaman bibit semangka pada
lahan lapangan setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3
lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan
dengan kedalaman 8-10 cm. Kantong plastik diambil hati hati agar tidak rusak,
kemudian tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah
disiapkan. Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang yan telah disiapkan.
Tahap ke empat adalah pemeliharaan tanaman. Meliputi penjarangan dan
penyulaman. Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila
tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru
yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman
terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan. Kemudian
melakukan perempalan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda
yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka
yang sedang berkembang. Setelah itu dilakukan pemupukan, pemberian pupuk
organik pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan
pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pemberian pupuk
daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan
secara rutin.
Kriteria panen komoditas meliputi ciri dan umur panen, cara panen periode
panen dan prakiraan produksi. Umur panen adalah 70-100 hari setelah penanaman.
Ciri-cirinya: setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil
maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan
jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji). Cara panen adalah
dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat cuaca
9

cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya,
dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer.
Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya. Periode
panen yaitu panen dilakukan dalam beberapa periode.
Penanganan pasca panen komoditas meliputi pengumpulan, penyortiran dan
penggolongan, penyimpanan dan pengemasan serta penangkutan. Pengumpulan
hasil panen sampai siap dipasarkan harus diusahakan sebaik mungkin agar tidak
terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu buah dan harga
jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yang tepat, karena akan
mempengaruhi mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah, dengan kadar air
yang sempurna. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam
beberapa kelas antara lain: kelas A: berat ≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu
masak, kelas B: berat 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak dan kelas
C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak. Penyimpanan buah
semangka di tingkat pedagang besar dilakukan sebagai berikut: penyimpanan pada
suhu rendah sekitar 4,4 derajat C dan kelembaban udara antara 80-85%,
penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan
kadar CO2 untuk mengurangi proses respirasi), penyimpanan dalam ruang tanpa
pengatur suhu, merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas
dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap
lapisnya diberi jerami kering serta pengemasan dan pengangkutan.
Teknik budidaya semangka untuk mendapatkan hasil yang optimal menurut
Trisnaningsih et al. (2014) diantara yaitu :
1) Persiapan Lahan Produksi
Pemilihan lahan semangka dipilih pada tempat yang datar dan dekat
dengan mata air agar lebih mudah untuk melakukan penyiraman tanaman.
Untuk mendapatkan pertumbuhan produk yang optimum, tanaman semangka
membutuhkan tanah yang cukup gembur, seperti tanah dengan tekstur lempung
berpasir dan kaya bahan organik.:
Bersihkan lahan yang akan ditaman semangka dari pohon pelindung,
tunggul, dan semak –semak yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
semangka.Setelah lahan bersih, tanah perlu diolah lagi dengan cara
membaliknya menggunakan cangkul, sekop, atau traktor. Bersama dengan itu
10

perlu dibuat saluran irigasi/drainase disekeliling lahan agar air cepat mengalir
dan lahan cepat kering.
Melakukan pemasangan mulsa pada lahan yang akan ditanam
semangka dilakukan paling lambat tiga hari sebelum tanam. Mulsa yang
digunakan berupa plastik hitam perak dengan lebar 120 cm. Pemasangan
mulsa dilakukan sebelum terik matahari agar mulsa memuai sehingga rapat
menutup bedengan. Namun sebelum mulsa dipasang hendaknya bedengan
disiram terlebih dahulu hingga basah.
2). Pemilihan bibit
Bibit yang pilih yaitu varietas semangka tanpa biji. Setelah itu melakukan
pemecahan bibit agar mempermudah pertumbuhan saat dilakukannya
pengecambahan/penunasan. Lalu melakukan pengopenan dengan perendaman
bibit semangka menggunakan media air hangat kuku yang berkisar 15 – 20
menit. Setelah perendaman benih baru dilakukan penirisan air lalu bibit
dimasukkan kedalam kain selama 2 hari 1 malam.
Persiapan media tanam kecambah yang dilakukan oleh petani dengan
menggunakan polibag, dan masa penyamaian didalam polybag sampai jarak
tanam berkisar umur 5 – 7 hari kisaran atara berdaun dua.Setelah bibit berumur
7-10 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang
telah diolah.
3). Penanaman
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam
monokultur. Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah
persemaian berumur 10 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Tanam dengan
jarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80- 100
cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan yang tertutup mulsa diberi
lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
Adapun tahap penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung
kebutuhan dan kondisi cuaca.
4). Panen
Pemanenan pada saat semangka berumur 60-70 hari setelah penanaman.
Setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka
11

buah tersebu biasa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis
bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).

3. 2 Kriteria Panen dan Penanganan Pascapanen Komoditas Semangka Tanpa


Biji
Kriteria dalam pemanenan buah semangka tanpa biji dapat dilakukan saat
buah mempunyai kandungan gula yang maksimal (Suyatno, 2001). Untuk
mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari faktor yang mempengaruhi umur panen
semangka yang bervariasi antara 65-85 HST, lalu faktor dari varietas, iklim dan
lokasi yang mendukung, dan bagaimana penindakan terhadap budidaya semangka
tanpa biji ini.
3.2.1 Ciri-ciri Buah Siap Panen
Adapun menurut Prasnanta (2003), ciri - ciri buah yang siap panen
diantaranya yaitu warna dan tekstur kulit buah terlihat bersih, jelas, dan mengkilat,
kemudian sulur pada pangkal buah mengecil dan mengering disertai perubahan
warna menjadi coklat tua, suara buah bila diketuk dengan jari akan bersuara agak
berat, tangkai buah mengecil hingga terlihat tidak sesuai dengan ukuran buah itu
sendiri, dan yang terakhir bagian buah yang terletak di atas landasan telah berubah
warna dari putih menjadi kuning tua.
3.2.2 Penanganan Pascapanen Buah Semangka Tanpa Biji

Penanganan setelah pascapanen dilakukan secara bertahap dengan sortasi


dan grading, pengangkutan, penyimpanan dan pengepakan. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
a) Sortasi dan Grading
Proses sortasi dilakukan dengan memilih antara buah yang bagus fisik
dengan buah yang cacat (Suyatno, 2001). Jika ada buah yang tidak lolos
seleksi maka kemungkinan akan dipasarkan di pasar setempat saja.
Sedangkan buah yang lolos akan menjalani proses grading. Penggolongan ini
biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan pasaran. Penyortiran
dan penggolongan buah semangka dibedakan dalam beberapa kelas, antara
lain :
a. Kelas A: berat ≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
12

b. Kelas B: berat 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
c. Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
Pada umumnya berat yang diinginkan oleh pasar adalah kisaran 4-7 kilogram.
b) Pengangkutan
Buah yang telah ditimbang kemidian akan dikumpulkan lalu diangkut
menggunakan truk dan dilapisi bahan bahan lunak seperti koran dan jerami di
bagian atas dan bawahnya agar tidak rusak dalam perjalanan.
c) Penyimpanan dan Pengepakan
Buah semangka yang belum terangkut ke pasar dapat diletakkan dalam
gudang penyimpanan khusus yang terhindar dari tikus dan kecoa. Usahakan
ruangan gudang memiliki sirkulasi udara yang cukup agar dapat
mempertahankan kesegaran buah kira-kira sampai 2 minggu setelah
pemetikan, dan untuk penyimpanan di dalam gudang diusahakan jangan lebih
dari 1 minggu karena dapat menurunkan tingkat kesegaran dan aroma dari
buah yang dipanen.

3.3 Display Produk dan Teknik Pemasaran Produk

3.3.1 Pengertian Display Produk


Pengertian kata “display” sendiri menurut Sopiah (2008), adalah usaha yang
dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk
melihat dan memutuskan untuk membelinya. Sementara itu pengertian dari display
produk menurut Clow dan Baack (2010), adalah sebuah strategi pemasaran yang
sangat efektif yang dilakukan industri ritel dengan membuat penataan produk yang
indah, menarik, dan menggoda.
3.3.2 Tujuan Display Produk
Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk
memperoleh keberhasilan self service dalam menjual barang-barang. Hal ini dapat
dilihat di supermarket. Adapun tujuan display produk menurut Melati (2012), dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Attention dan interest customer.
Attention dan interest customer artinya menarik perhatian pembeli dilakukan
dengan cara menggunakan warna -warna, lampu – lampu dan sebagainya.
13

2. Desire dan action customer.


Desire dan action customer artinya untuk menimbulkan keinginan memiliki
barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah masuk ke toko,
dan kemudian melakukan pembelian.
3.3.3 Syarat Display Produk
Adapun syarat – syarat display produk menurut Sopiah (2008), adalah
sebagai berikut :
1. Rapi dan bersih.
Kerapian dan kebersihan barang maupun tempat pajang sangat
penting untuk menarik pembeli supaya bersedia melihat dari dekat. Hal
tersebut merupakan satu syarat penting dalam display.
2. Mudah dilihat, dijangkau, dan dicari.
Kebutuhan untuk merasa nyaman dalam berbelanja adalah
tersedianya kemudahan-kemudahan. Kemudahan tersebut diantaranya
kemudahan dalam mencari barang, mendapatkan informasi produk, dan
terjangkau oleh rata-rata orang normal (tidak terlalu tinggi atau rendah).
3. Lokasi yang tepat.
Hal ini diseuaikan dengan keadaan toko. Display juga diatur menurut
kelompok barang atau menurut kelompok yang berhubungan. Dengan
demikian, diharapkan lokasi dapat mengarahkan pembeli untuk membeli
semua barang. Harus diingat bahwa menurut penelitian, sebagian pembelian
dilakukan berdasarkan keputusan spontan dan pembeli dirangsang untuk
memilih sendiri barangnya. Untuk itu, display pada prinsipnya menonjolkan
produk-produk sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi mengingatkan
pembeli akan kebutuhannya.
4. Aman.
Display yang baik, aman dari segi barang dan pembeli. Misalnya,
menempatkan barang-barang yang mudah pecah di rak paling atas sehingga
sulit dijangkau pembeli dan memerlukan kewaspadaan jika hendak
mengambilnya.
14

5. Menarik.
Menarik mencakup perpaduan warna, bentuk kemasan, kegunaan
barang, serta adanya tema/tujuan yang pada akhirnya bermuara pada
suasana belanja yang menyenangkan. Pengaturan display yang logis menuju
pada keinginan pembeli untuk mengambil barang dengan
mempertimbangkan:
a) Produk yang tepat (cocok)
b) Tempat yang benar
c) Saat yang pas
d) Susunan yang memikat
e) Harga yang menarik
3.3.4 Pemeliharaan Display Produk
Menurut Widodo (2017), ada beberapa display produk yang harus
disesuaikan antara perawatan dan penyimpanan barang dagangan sehingga
memudahkan pegawai untuk hal – hal berikut : melakukan pengecekan keadaan dan
jumlah persediaan, melakukan pemilihan dan pencarian barang yang diperlukan,
pengambilan barang persediaan, penambahan penataan barang persediaan, dan
pemeliharaan barang secara baik.
3.3.5 Ide Display
Ide display dari kelompok kami yaitu semangka tanpa biji. Semangka ini
banyak dikenal sebagai semangka tradisional dengan bentuk yang cukup besar dan
lonjong. Semangka dengan biji memiliki kulit berwarna hijau yang tebal, daging buah
berwarna merah muda, biji berwarna hitam. Sementara itu semangka tanpa biji
mempunyai ciri yang tak jauh beda pula dengan semangka pada umumnya. Yang
membuatnya berbeda yaitu tidak adanya biji, rasanya juga lebih manis, dan lebih
banyak mengandung air dengan tekstur yang lebih renyah.
Semangka tanpa biji ini merupakan salah satu komoditas yang cukup
diminati di pasaran. Masyarakat lebih menyukai semangka tanpa biji lantaran lebih
mudah mengkonsumsinya, tanpa biji yang tertinggal di mulut. Target pasar kami
untuk komoditas ini fokus utamanya adalah di supermarket, minimarket, kedai buah,
dan juga pasar tradisional.Selain menjual secara utuh, kami juga menjual produk
semangka tanpa biji secara tidak utuh/telah dipotong. Yang dimaksud tidak utuh
disini adalah konsumen dapat membeli setengah, seperempat, atau beberapa
15

potong semangka saja tidak harus membeli secara utuh. Kami memasarkan produk
ini secara offline maupun online. Adapun target konsumen dari produk kami yaitu
anak – anak, remaja, dan juga konsumen dari semua usia.

Gambar 2. Kemasan Komoditas Semangka Tanpa Biji


4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Komoditas pertanian yang dapat diperkenalkan ke masyarakat salah satunya


buah semangka tanpa biji. Semangka tanpa biji merupakan hasil perkembangan
ilmu pengetahuan dalam bidang pertanian yang dapat menciptakan buah tanpa biji.
Adapun teknik budidaya semangka tanpa biji agar menghasilkan kualitas tinggi yaitu
pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman, dan pemeliharaan
tanaman. Sementara itu pada proses pembibitan, bibit yang dipilih adalah jenis
hibrida import, terutama jenis triploid (tanpa biji), yang mana ini bertujuan untuk
memperoleh hasil tanaman berupa semangka tanpa biji ini. Ciri – ciri buah
semangka yang sudah siap panen yaitu warna dan tekstur kulit buah terlihat bersih,
jelas, dan mengkilat, kemudian sulur pada pangkal buah mengecil dan mengering
disertai perubahan warna menjadi coklat tua, suara buah bila diketuk dengan jari
akan bersuara agak berat, tangkai buah mengecil hingga terlihat tidak sesuai
dengan ukuran buah itu sendiri, dan yang terakhir bagian buah yang terletak di atas
landasan telah berubah warna dari putih menjadi kuning tua. Adapun penanganan
pascapanen dari semangka tanpa biji ini meliputi sortasi dan grading,pengangkutan,
dan pengepakan. Adapun target pasar dari komoditas ini yaitu dengan menargetkan
pada supermarket, minimarket, kedai buah, dan juga pasar. Penjualannya adlah
dalam bentuk semangka tanpa biji utuh maupun yang tidak utuh/telah dipotong.
Target konsumen dari komoditas ini adalah anak – anak, remaja, dan juga
konsumen dari segala usia.
4.2 Saran

Semangka tanpa biji perlu dikembangkan lebih lanjut mengingat keperluan


konsumen. Masyarakat lebih menggandrungi semangka tanpa biji dibandingkan
dengan semangka biasa. Selain itu, agar semangka tanpa biji memiliki nilai ekonomi
yang lebih dengan cara ppengemasan menggunakan packing yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA

Aziez, A. Fatchul, Agus Budiyono, dan Adi Prasetyo. 2018. Peningkatan Kualitas
Semangka Dengan Zat Pengatur Tumbuh Giberelin. Agrineca. 18(2) : 1 – 6.
Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Ogan Ilir dalam Angka 2009.
https://oganilirkab.bps.go.id/. Diakses pada tanggal 16 April 2020.
Cahyani, Ni Putu Lia, I Made Sukerta, dan I Made Suryana. 2013. Penentuan Waktu
Tanam Semangka (Citrulus vulgaris) Berdasarkan Neraca Air Lahan di
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Agrimeta. 7(13) : 2 – 6.
Clow, K dan Baack, D. 2010. Integrated Advertising, Promotion, and Marketing
Communications. New Jersey : Prentice Hall.
Melati, Ina. 2012. Pengaruh Display Produk Pada Keputusan Pembelian Konsumen.
Bisnis dan Manajemen. 3(2) : 875 – 881.
Prajnanta, F. 2003. Agribisnis Semangka Non Biji. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sopiah, Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta : Andi Offset.
Suyatno. 2001. Semangka Introduksi Berkualitas Tinggi. Jakarta : Sinar Tani.
Satratradihardja, S. 2006. Kiat Sukses Memanen Semangka Tanpa Biji. Jakarta :
Dharma Utama Publishing.
Trisnaningsih, Umi., A. Hariyanto S., dan Bambang. 2014. Pengaruh Takaran Abu
Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Semangka.
Agroswagati. 2(2) : 210 – 218.
Widodo, Sugeng S. 2017. Pengaruh Discount, Display Produk, dan Lokasi Toko
terhadap Keputusan Pembelian. Simki – Economic. 1(1) : 2 – 5.
Wiharjo, F .A .S. 2005. Bertanam Semangka. Jakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai