MAKALAH Profesionalisme (Bu Ani)
MAKALAH Profesionalisme (Bu Ani)
OLEH KELOMPOK 4
Sugiarti S. Dulati
NadaNova Nanda
Nur Amalia Nasrul
Sri Hardiyanti
Nurfika Putri
Khaerun Niza
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb Penguasa alam,
Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah seminar ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para
sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah kesehatan tentang
“KEILMUAN KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL CHILDBIRTH (KEHAMILAN,
PERSALIANAN DAN NIFAS) STANDAR ICM”
Kami berterima kasih kepada Dosen kami yang bernama ANI T PRIANTIS.ST.,M.KES yang
telah membimbing kami dala penyusunan makalah ini sampai lebih baik.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa kebidanan untuk menambah wawasan dalam
bidang kesehatan.
Kami mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
1.1.Latar Belakang
Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek
ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu
kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta
kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk
mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan
kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal
(manuaba,2012).
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka
kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan
gerakan keluarga berencana (manuaba,2012).
Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya
sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya
untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu
post partum. Di samping itu, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan
kepada bidan melalui keluarga berencana (manuaba,2012).
Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam program
pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi serta terdaftar disahkan
dan mendapatkan ijin melaksanakan praktik kebidanan.
a) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepres no.23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 Kepres
no.23 tahun 1994 tentang pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap
berbunyi: bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan berlaku.
b) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 Pasal 1
butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 tentang penyelenggaraan
program pendidikan Bidan, berbunyi : Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti dan lulus program pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.
c) Definisi Bidan pada Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994 Dalam
Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994 tentang petunjuk teknis
pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap. Bidan adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
d) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 Pasal 1
butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 berbunyi Bidan adalah
seseorang wanita yang telah megikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
e) Definisi Bidan pada Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/IX/2010,pasal 1 ayat 1.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
f) Definisi Kebidanan Kebidanan (Midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari
sintesa berbagai disiplin Ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu
perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen untuk
dapat memberikan pelayanan kepada ibu dari masa pra konsepsi, masa hamil, ibu
bersalin / post partum, bayi baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan
kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada
pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka
tanpa intervensi eksternal. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat,
maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana persalinan
dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan tanpa bantuan obat-
obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural, menggunakan sedikit atau tanpa
intervensi medis buatan seperti pemantauan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan
ibu untuk menjadi pemimpin dalam proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang
membuatnya nyaman. Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat
pengetahuan tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah
kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan
ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan praktik pertolongan
persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari filosofi persalinan adalah proses
alamiah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Ruang lingkup praktik kebidanan menurut ICM dan IBI Ruang Lingkup Praktik
Kebinanan meliputi asuhan:
a. Asuhan Mandiri (Otonomi) Pada anak perempuan, remaja putri dan wanita sebelum
dewasa, selama kehamilan dan selanjutnnya.
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (Tindak Pencegahan),Penyuluhan dan pendidikan
kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat: (Persiapan menjadi orang tua, menentukan
KB, Medeteksi kondisi abnormal pada ibu dan Bayi)
d. Konsultasi dan Rujukan
e. Perlaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada
pertolongan medis.
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat
bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal.
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat bahwa
perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Setiap
individu mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa peristiwa kelahiran mer
upakan proses fisik dan psikis yang normal atau fisiologis.
Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana persalinan
dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan tanpa bantuan obat-
obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural, menggunakan sedikit atau tanpa
intervensi medis buatan seperti pemantauan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan
ibu untuk menjadi pemimpin dalam proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang
membuatnya nyaman. Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat
pengetahuan tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah
kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan
ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan praktik pertolongan
persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari filosofi persalinan adalah proses
alamiah.
Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun pada
waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut
ideologi (Moya Davis, 1993).
Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau Berdasarkan Filosofi Bahwa Persalinan
adalah Proses Alamiah/Fisiologis (Normal And Natural Child Birth)
Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses
alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses
childbirthmerupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan
meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan,
serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah. Setiap bidan dalam memberikan
asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal
sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang
berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang
disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga.3,4
Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan dengan filosofi
Normal andNatural Childbirthseringkali melarang makan dan minum bagi wanita yang akan
melahirkan. Alasan yang digunakan lebih kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang
melatarbelakangi kebijakan ini adalah bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan harus
menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius, kemungkinan dia akan muntah dan
menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam keadaan tidak sadar
karena efek obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum
selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa dimuntahkan.
Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk rumah sakit tidak
menjamin kosongnya perut. Ketika akan melahirkan, sistem pencernaan bekerja lebih lambat
dari biasanya sehingga makanan yang telah dimakan beberapa jamsebelum tiba di rumah sakit,
kemungkinan besar masih ada dalam perut. Selain itu, bahkan jika perut sudah “kosong” selama
beberapa jam, masih akan mengeluarkan asam lambung/”getah perut” dan cairan ini bisa
dimuntahkan dan kemungkinan akan terhirup ke dalam paru-paru, terutama pada klien yang
tidak sadar.
Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan yang dikonsumsi
tetap dapat memberikan kekuatan bagi wanita yang akan melahirkan untuk mendorong keluar
bayinya tanpa harus menjalani operasi. Dan dalam hal ini, wanita-wanita tersebut dapat langsung
merasakan manfaat dari makanan yang dikonsumsinya. Kontraksi yang terjadi bertambah kuat
dan dia mendapatkan kekuatan baru untuk mendorong keluar bayinya padahal sebelumnya dia
merasa seolah-olah tidak akan mampu melakukannya. Terkadang setelah makan, wanita yang
akan melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat normal/fisiologis. Muntah dengan
normal dapat membantu terbukanya mulut rahim, sesuai dengan Hukum Sphincter.6
Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap untuk terbuka, ada
kemungkinan sphincter tersebut akan tertutup kembali jika orang tersebut merasa
lelah/kekurangan tenaga, bingung dan takut. Hal ini disebabkan karena tingkat adrenalin yang
tinggi dalam darah tidak mendukung (bahkan terkadang merintangi) terbukanya
sphincter.Keadaan yang rileks dari mulut dan rahang secara langsung berhubungan dengan
kemampuan rahim,vagina dan anus untuk terbuka.6
Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan tenggorokan
melakukan pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara sphincterpada mulut/tenggorokan
dengan sphincter-sphincteryang ada pada rahim. Lemasnya otot pada mulut berarti semakin
elastisnya rahim. Wanita yang mulut dan tenggorokannya terbuka dan tidak tegang selama
proses melahirkan jarang sekali membutuhkan obat-obatan medis. Selama mereka tidak terlalu
terburu-buru mendorong bayi keluar, mereka cenderung akan melahirkan tanpa rasa sakit.
Dengan kata lain, wanita-wanita yang mengatupkan rahangnya pada saat mendorong bayi keluar
lebih cenderung merasakan sakit, sebab jaringan ototnya akan lebih kaku.6,7
Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama proses melahirkan.
Cara ini juga akan merangsang wanita melahirkan untuk buang air kecil sehingga wanita tersebut
akan lebih sering ke kamar kecil. Hal ini sangat baik, sebab ketika wanita duduk/jongkok di atas
toilet, kemungkinan besar otot pinggulnya akan mengendor. Cara ini juga akan menambah
tekanan pada rahim pada waktu menunggu terbukanya mulut rahim dan membantu lahirnya bayi
jika proses melahirkan sudah sampai pada “fase mendorong”. 8,9
Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi. Sebagian besar
wanita dapat menghilangkan rasa sakit yang dialaminya setelah menjalani
hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat menenangkan dan membuat rileks. Air dapat
membantu seorang wanita menuju keadaan yang tenang sehingga proses melahirkan akan
berjalan dengan lancar.Hal ini menunjukkan bahwa, pemberian makan dan minum dalam proses
persalinan mendukung terjadinya proses alamiah/fisiologisnya persalinan tersebut (Normal
danNatural Childbirth).
B. Prinsip Dasar
a) Memahami bahwa kelahiran anak perempuan proses alamiah dan fisiologis
b) Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak ada indikasi
sebelum ke tehnologi.
c) Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
d) Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan / Lembaga.
e) Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.
f) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung emosionalnya.
g) Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
h) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktuf dalam membuatkeputusan.
i) Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.
j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau keluar ga selama
kelahiran anak.
k) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
C. Program Pemerintah
P4K
Pelayanan bidan dalam kegiatan pelaksanaan P4K (ProgramPerencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) dalam menurunkanangka kematian ibu antara lain seperti
mendata ibu hamil, membantu ibuhamil dalam menentukan tafsiran persalinan, penolong
persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon donor
darah.Pelayanan yang juga harus dilakukan oleh bidan adalah memastikan dan membantu
semua ibu hamil menempelkan stiker, persiapan KB pasca persalinan dan kunjungan
rumah. Adanya pelayanan dari bidan yangoptimal terkait pelaksanaan P4K (Program
Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi) yang diberikan kepada ibu hamil
bisameningkatkan kesehatan dan kesejahtraan masyarakat, terutama ibu hamil dan bayi
baru lahir serta terwujudnya manfaat dari program ini yaitu dapatmenurunkan angka
kematian ibu.
Permenkes nomor 97 tahun 2014 pasal 14 ayat 1, berbunyi :
1. Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada ibu bersalin
dalam bentuk 5 aspek dasar meliputi :
Membuat keputusan klinik
Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Pencegahan infeksi
Pencatatan rekam medis asuhan persalinan; dan
Rujukan pda kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir c.Persalinan
sebagaimana dimasksud pada ayat 2 dilakukan sesuai standar asuhan
persalinan normal
1) Melakukan senam ibu hamil untuk melatih otot agar tidak merasakan nyer i yang berlebih
ketika prosesn melahirkan
Pengertian Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil secara fisik atau mental pada saat persalinan agar dapat berlangsung dengan
cepat, aman dan spontan(Sarwono, 2006). Senam hamil juga merupakan suatu
program bagiibu hamil sehat untuk menjaga kondisi fisik ibu dengan menjaga
otot-otot dan persendian. Misalnya di Amerika Serikat banyak sekaliwanita hamil
yang sudah mengerti dan mau melakukan senam hamil,salah satu metode senam
hamil yang saat ini sedang ramaidiperbincangkan adalah metode philates yang
ditemukan JosephPhilates (Brock, Katie, 2007)
2. Hypnobirthing Hypno-Birthing
adalah penggunaan hypnosis untuk proses persalinan yang alami, lancar alami. Ibu hamil
masuk dalam relaksasiyang dalam dan dilakukan dalam keadaan sadar. Selain berguna untuk
mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan. Hypno-Birthing atau penggunaan
hypnosis selama masa kehamilan bisamencegah gangguan emosional, baik saat sebelum
persalinan dan setelah persalinan.
Hypno-Birthing
merupakan suatu metode baru yang dikhususkanuntuk wanita hamil dengan melakukan
relaksasi mendalam, betujuanuntuk mempersiapkan proses kelahiran normal yang lancar,
nyaman dengan rasa sakit yang minimum, Karena mampu memicu hormoneendorphin yang
merupakan hormon penghilang rasa sakit alami tubuh.
a. Pengertian Hypnotherapy
Menurut Aprillia (2010), hipnosis telah dipelajari secara ilmiahlebih dari 200 tahun,
sehingga terdapat definisi hipnosis yang berbeda – beda, seperti berikut ini :
1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam memengaruhi orang lainuntuk masuk ke
dalam kondisi trance hypnosis
2) Hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur, yang dapatsecara sengaja
dilakukan kepada seseorang. Seseorang yang dihipnotis bidan menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta menerimasugesti tanpa perlawanan.
3) Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikutidengan diterimanya
suatu pemikiran atau sugesti.
4) Keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaranmental tertentu yang
ditandai dengan meningkatnya sugestibilitassebagai efek sikap kooperatif dengan orang
lain.
5) Hipnosis merupakan suatu keadaan seseorang berada dalam keadaanrileks dengan
menggunakan energi sendiri.
Saran Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar praktek bidan. Bagi Petugas –
petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan dalam memberikan health
education dalam perawatan pada klien sesuai dengan standar praktek bidan. Daftar Pustaka
Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun pada
waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut
ideologi (Moya Davis, 1993).
Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau Berdasarkan Filosofi Bahwa
Persalinan adalah Proses Alamiah/Fisiologis (Normal And Natural Child Birth)
Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses
alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses childbirthmerupakan kejadian
fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana
memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah.
Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah
dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang
berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan
kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga. 3,4
Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan dengan filosofi Normal
andNatural Childbirthseringkali melarang makan dan minum bagi wanita yang akan melahirkan. Alasan yang
digunakan lebih kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah
bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan harus menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius,
kemungkinan dia akan muntah dan menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam
keadaan tidak sadar karena efek obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan
minum selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa dimuntahkan.
Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk rumah sakit tidak menjamin
kosongnya perut. Ketika akan melahirkan, sistem pencernaan bekerja lebih lambat dari biasanya sehingga
makanan yang telah dimakan beberapa jamsebelum tiba di rumah sakit, kemungkinan besar masih ada dalam
perut. Selain itu, bahkan jika perut sudah “kosong” selama beberapa jam, masih akan mengeluarkan asam
lambung/”getah perut” dan cairan ini bisa dimuntahkan dan kemungkinan akan terhirup ke dalam paru-paru,
terutama pada klien yang tidak sadar.5
Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan yang dikonsumsi tetap dapat
memberikan kekuatan bagi wanita yang akan melahirkan untuk mendorong keluar bayinya tanpa harus
menjalani operasi. Dan dalam hal ini, wanita-wanita tersebut dapat langsung merasakan manfaat dari makanan
yang dikonsumsinya. Kontraksi yang terjadi bertambah kuat dan dia mendapatkan kekuatan baru untuk
mendorong keluar bayinya padahal sebelumnya dia merasa seolah-olah tidak akan mampu melakukannya.
Terkadang setelah makan, wanita yang akan melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat
normal/fisiologis. Muntah dengan normal dapat membantu terbukanya mulut rahim, sesuai dengan Hukum
Sphincter.6
Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap untuk terbuka, ada kemungkinan
sphincter tersebut akan tertutup kembali jika orang tersebut merasa lelah/kekurangan tenaga, bingung dan
takut. Hal ini disebabkan karena tingkat adrenalin yang tinggi dalam darah tidak mendukung (bahkan
terkadang merintangi) terbukanya sphincter.Keadaan yang rileks dari mulut dan rahang secara langsung
berhubungan dengan kemampuan rahim,vagina dan anus untuk terbuka. 6
Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan tenggorokan melakukan
pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara sphincterpada mulut/tenggorokan dengan sphincter-sphincteryang
ada pada rahim. Lemasnya otot pada mulut berarti semakin elastisnya rahim. Wanita yang mulut dan
tenggorokannya terbuka dan tidak tegang selama proses melahirkan jarang sekali membutuhkan obat-obatan
medis. Selama mereka tidak terlalu terburu-buru mendorong bayi keluar, mereka cenderung akan melahirkan
tanpa rasa sakit. Dengan kata lain, wanita-wanita yang mengatupkan rahangnya pada saat mendorong bayi
keluar lebih cenderung merasakan sakit, sebab jaringan ototnya akan lebih kaku.6,7
Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama proses melahirkan. Cara ini juga
akan merangsang wanita melahirkan untuk buang air kecil sehingga wanita tersebut akan lebih sering ke kamar
kecil. Hal ini sangat baik, sebab ketika wanita duduk/jongkok di atas toilet, kemungkinan besar otot
pinggulnya akan mengendor. Cara ini juga akan menambah tekanan pada rahim pada waktu menunggu
terbukanya mulut rahim dan membantu lahirnya bayi jika proses melahirkan sudah sampai pada “fase
mendorong”. 8,9
Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi. Sebagian besar wanita dapat
menghilangkan rasa sakit yang dialaminya setelah menjalani hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat
menenangkan dan membuat rileks. Air dapat membantu seorang wanita menuju keadaan yang tenang sehingga
proses melahirkan akan berjalan dengan lancar.Hal ini menunjukkan bahwa, pemberian makan dan minum
dalam proses persalinan mendukung terjadinya proses alamiah/fisiologisnya persalinan tersebut (Normal
danNatural Childbirth).8,9
DAFTAR PUSTAKA