Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEILMUAN KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL CHILDBIRTH (KEHAMILAN,


PERSALINAN DAN NIFAS) STANDAR ICM

OLEH KELOMPOK 4
 Sugiarti S. Dulati
 NadaNova Nanda
 Nur Amalia Nasrul
 Sri Hardiyanti
 Nurfika Putri
 Khaerun Niza

UNIVERSITAS MEGA REZKY FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI KEBIDANAN TAHUN 2020 / 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb Penguasa alam,
Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah seminar ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para
sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah kesehatan tentang
“KEILMUAN KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL CHILDBIRTH (KEHAMILAN,
PERSALIANAN DAN NIFAS) STANDAR ICM”

Kami berterima kasih kepada Dosen kami yang bernama ANI T PRIANTIS.ST.,M.KES yang
telah membimbing kami dala penyusunan makalah ini sampai lebih baik.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa kebidanan untuk menambah wawasan dalam
bidang kesehatan.

Kami mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Makassar, 05 Februari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i    


DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A.    Latar Belakang....................................................................................1
B.     Rumusan Masalah............................................................................. 2
C.     Tujuan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A.    Deteksi Dini Psikologi.........................................................................3 
 Deteksi Dini Psikologi Pada Kehamilan..........................……… ……4
 Deteksi Dini Psikologi Pada Persalinan………………………………5
 Deteksi Dini Psikologi Pada Masa Nifas ……………………………..6
Adaptasi Psikologis yang memerlukan rujukan……………..................6
 Postpartum Blues / Baby Blues / maternity blues.......................7
 Depresi Postpartum………………………………….................7
 Psikosis Postpartum…………………………………................8
 Deteksi Dini Psikologi Pada Masa Menyusui...………………………9
 Dampak Psikologis Menyusui 

BAB III PENUTUP.................................................................................10  


3.1  Kesimpulan................................................................................. .....10  
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................     
BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek
ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu
kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta
kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk
mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan
kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal
(manuaba,2012).
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka
kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan
gerakan keluarga berencana (manuaba,2012).
Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya
sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya
untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu
post partum. Di samping itu, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan
kepada bidan melalui keluarga berencana (manuaba,2012).

Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam program
pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi serta terdaftar disahkan
dan mendapatkan ijin melaksanakan praktik kebidanan.

a) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepres no.23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 Kepres
no.23 tahun 1994 tentang pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap
berbunyi: bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan berlaku.
b) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 Pasal 1
butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 tentang penyelenggaraan
program pendidikan Bidan, berbunyi : Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti dan lulus program pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.
c) Definisi Bidan pada Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994 Dalam
Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994 tentang petunjuk teknis
pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap. Bidan adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
d) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 Pasal 1
butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 berbunyi Bidan adalah
seseorang wanita yang telah megikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
e) Definisi Bidan pada Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/IX/2010,pasal 1 ayat 1.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
f) Definisi Kebidanan Kebidanan (Midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari
sintesa berbagai disiplin Ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu
perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen untuk
dapat memberikan pelayanan kepada ibu dari masa pra konsepsi, masa hamil, ibu
bersalin / post partum, bayi baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan
kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada
pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka
tanpa intervensi eksternal. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat,
maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana persalinan
dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan tanpa bantuan obat-
obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural, menggunakan sedikit atau tanpa
intervensi medis buatan seperti pemantauan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan
ibu untuk menjadi pemimpin dalam proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang
membuatnya nyaman. Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat
pengetahuan tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah
kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan
ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan praktik pertolongan
persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari filosofi persalinan adalah proses
alamiah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Standar Praktik Kebidanan


Standar praktik kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang di
inginkan mampu di capai, berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan yaitu
standar pelayanankebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam system
pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatankeluarga dan masyarakat (Depkes RI,2001 :53)
Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang
bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya di dasari etika dank
ode etik bidan.Standar praktik kebidanan di kelompokkan menjadi 9 meliputi :
 Standar pertama,Metode asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan
langkah pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnose perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.Defenisi operasional ada format
manajemen kebidanan terdiri dari :
o Format pengumpulan data
o Rencana format pengawasan resume
o Tindak lanjut catatan kegiatan
o Evaluasi

 Standar Kedua, Pengkajian


Pengumpulan data tentang status klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, data yang di peroleh di catat dan di analisis.
 Standar Ketiga : Diagnosis kebidanan
Diagnosis Kebidanan Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data
yang telah dikumpulan. Definisi Operasional : a) Diagnosa kebidanan dibuat sesuai
dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu keadaan psikologis yang
ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
b) Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada
asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.
 Standar Keempat: Rencana asuhan
Rencana Asuhan Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa
kebidanan. Definisi Operasional : a) Ada format rencana asuhan kebidanan b)
Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan
evaluasi.

 Standar kelima : Tindakan


 Tindakan Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan
perkembangan keadaan klien tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi
keadaan klien. Definisi Operasional :
a) Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.
b) Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi.
c) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan
klien.
d) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang
bidan atau tugas kolaborasi.
e) Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan dan
etika kebidanan serta memberikan hak klien aman dan nyaman.
f) Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
 Standar keenam: Partisipasi klien
Partisipasi Klien Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama partisipasi klien
dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Definisi Operasional :
a. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:
1. Status kesehatan saat ini
2. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
3. Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan
4. Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan
5. Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
b. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindak
kegiatan.
 Standar ketujuh : Pengawasan
Pengawasan Monitor atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus
menerus dan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien. Difinisi Operasional :
a. Adanya format pengawasan klien
Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis untuk mengetahui
keadaan perkembangan klien. c) Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat
pada catatan yang telah disediakan
 Standar kedelapan : Evaluasi
Evaluasi Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring
dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah
dirumuskan. Difinisi Operasional :
a) Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakannya tindakan kebidanan,
menyesuaikan dengan standar ukuran yang telah ditetapkan.
b) Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan.
c) Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.
 Standar Ke Sembilan : Dokumentasi
Dokumentasi Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar
dokumentasi asuh kebidanan yang diberikan. Difinisi Operasional:
a) Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan.
b) Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang
bertanggung jawab.
c) Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.

Ruang lingkup praktik kebidanan menurut ICM dan IBI Ruang Lingkup Praktik
Kebinanan meliputi asuhan:
a. Asuhan Mandiri (Otonomi) Pada anak perempuan, remaja putri dan wanita sebelum
dewasa, selama kehamilan dan selanjutnnya.
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (Tindak Pencegahan),Penyuluhan dan pendidikan
kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat: (Persiapan menjadi orang tua, menentukan
KB, Medeteksi kondisi abnormal pada ibu dan Bayi)
d. Konsultasi dan Rujukan
e. Perlaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada
pertolongan medis.

1. Lingkup Pelayanan Kebidanan kepada anak meliputi:


a. Pemerikasaan bayi baru lahir
b. Perawatan tali pusat c. Perawatan bayi
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemantuan tumbuh kembang anak
f. Pemberian Imunisasi g. Pemberian penyuluhan ( KEPMENKES RI NO 900 PASAL
18)

2. Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi :


a. Penyuluhan dan Konseling
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pelayanan Antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan ada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan Abortus
Imminens, hepertensi, gravidarum tingkat 1, preklamsi ringan dan anemi ringan
e. Pertolongan persalinan normal
f. Pertolongan persalinan normal yang mencakup, letak sungsang, partus macet kepala di
dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, pendaran post partum, laserasi jalan
lahir, distosia karena inersia uteri primer, postterm dan preterm.
g. Pelayanan ibu nifas normal
h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan an infeksi
ringan memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 berwenang
untuk:
1. Memberikan Imunisasi
2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
3. Mengeluarkan plasenta secara normal
4. Bimbingan senam hamil
5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6. Episiotomi
7. Penjahitan luka episiotomidan luka jalan lahir sampai tingkat 2
8. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
9. Pemberian infus
10. Pemberian suntikkan intamuskules uterotonika, antibioka dan sendative
11. Kompresi bimanual
12. Versi ekstraksi gemeli pada kelahiran bayi ke 2 dan seterusnya
13. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
14. Pengendalian anemia
15. Meningkatan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16. Resusitasi pada bayi baru alahir dangan asfiksia
17. Penanganan hipotermi
18. Pemberian minum dengan sonde atau pipet
19. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat sesuai dengan
formulir VI terlampir
20. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian Ruang lingkup berubah bila:
Dalama keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan
selain dalam wewenang yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa

3. Pelayanan Keluarga Berencana Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk


mewujudkan keluarga berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga secara
terencana.Pelayanan keluarga berencana diarahkan kepada upaya mewujudkan keluarga
kecil. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan mempunyai tugas dalam pelayanan
keluarga berencana.Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang
untuk:
a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam
Rahim, bawah kulit dan kondom.
b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim
e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana dan kesehatan
masyarakat.

4. Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bidan dalam memberikan pelayanan


kesehatan masyarakat berwenang untuk: a. Pembinaan peran serta masyarakat dibidang
kesehatan ibu dan anak b. Memantau tumbuh kembang anak c. Melaksanakan pelayanan
bidan komunitas d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama,
merujuk dn memberikan penyuluhan infeksi menular seksual, penyalahgunaan NAPZA,
serta penyakit lainnya. Ruang Lingkup 24 Standar Kebidanan Ruang lingkup standar
kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagi berikut:
 Standar Pelayanan umur (2 Standar)
 Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)
 Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)
 Standar pelayanan Nifas (3 Standar)
 Standar penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 Standar)

1. Standar Pelayanan Umum


 Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Tujuan : Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat untuk
mempersiapkan kahamilan yang sehat dan terencana serta menjadi
orang tua yang bertangung jawab.
 Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan
Tujuan : Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk
pelaksaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.

2. Standar Pelayanan Antenatal


 Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Tujuan : Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi
ibu, suami, dan anggota keluarganya, agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilan sejak dini dan secara teratur.
 Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Tujuan : Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini
komplikasi kehamilan
 Standar 5 : Palpasi Abdominal
Tujuan : Meperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin,
penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.
 Standar 6 : Pengelolaan Anamia pada kehamilan
Tujuan : Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan
melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung.
 Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan
Tujuan : Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada
kehamilan dan melakukan tindak yang diperlukan
 Standar 8 : Persiapan Persalinan Pernyataan Standar
Bidan memberikan saran yang tepat pda ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke-3, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan
akan di rencanakan dengan baik.
3. Standar Pertolongan Persalinan
 Standar 9 : Asuhan Persalinan kala 1
Tujuan : Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam
mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan
bayi.
 Standar 10 : Persalinan kala 2 yang aman
Tujuan : Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan
bayi.
 Standar 11 : Penatalaksanaan aktif Persalinan Kala 3
Tujuan : Membantu secara aktif mengeluaran plasenta dan selaput
ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian pendarahan paska
persalinan, memperpendek kala 3, mencengah Atoni Uteri dan Retensio
Plasenta
 Standar 12 : Penanganan Kala 2 dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomy
Tujuan : Mempercepat persalinan dengan melakukan Episiotomy jika
ada tanda- tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan
perineum.

4. Standar Pelayanan Masa Nifas


 Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Tujuan : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu di mulainya
pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemia dan infeksi
 Standar 14 : Penanganan pada 2 jam Pertama Setelah Persalinan
Tujuan : Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan
aman selama kala 4 untuk memulihkan kesehatan bayi, meningkatkan
asuhan sayang ibu dan sayang bayi memulai pemberian IMD.
 Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Tujuan : Memberikan pelayanan pada ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan dan penyuluhan ASI Ekslusif

5. Standar Penanganan Kegawatan obstetric dan Neonatal


 Standar 16 : Penanganan Pendarahan dalam kehamilan pada trimester 3
Tujuan : Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat
pendarahan dalam trimester 3 kehamilan.
 Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia
Tujuan : mengenali secara dini tanda –tanda dan gejala preeklamasi
berat dan memberikan perawatan yang tepat dan segera dalam
penanganan kegawatdarutan bila ekslampsia terjadi.
 Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama
Tujuan : Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat
keadaan kegawatdarutan pada partus lama / macet. Tujuan :
Mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan
vakum Ekstraktor
 Standar 19 : Persalinan dengan menggunaka vakum Ekstraktor
 Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta
Tujuan : Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi
Retensio Plasenta Total / Persial
 Standar 21 : Penanganan Pendarahan Pospartum Primer
Tujuan : Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan
kegawatdaruratan yang tepatt pada ubu yang mengalami pendarahn
Porspartum Primer / atoni uteri.
 Standar 22 : Penanganan Pendarahan Pospartum Sekunder
Tujuan : Mengenali gejala dan tanda- tanda pendarahan Pospartum
Sekunder Serta melakukan Penanganan yang tepat untuk
menyelamatkan jiwa ibu
 Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis
Tujuan : Mengenali tanda-tanda Sepsis puerperalis dan mengambil
tindakan yang tepat
 Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum
Tujuan : Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan Asfiksia
Neonaturum, mengambil tindakan yang tepat dan melakukan
pertolongan yang tepat kegawatdaruratan bayi baru lahir yang
mengalami Asfiksia Neonaturum.

Normal and Natural Childbirth

A. Pengertian Normal and Childbirth

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat
bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal.
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat bahwa
perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Setiap
individu mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa peristiwa kelahiran mer
upakan proses fisik dan psikis yang normal atau fisiologis.
Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana persalinan
dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan tanpa bantuan obat-
obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural, menggunakan sedikit atau tanpa
intervensi medis buatan seperti pemantauan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan
ibu untuk menjadi pemimpin dalam proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang
membuatnya nyaman. Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat
pengetahuan tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah
kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan
ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan praktik pertolongan
persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari filosofi persalinan adalah proses
alamiah.

Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun pada
waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut
ideologi (Moya Davis, 1993).

Filosofi sering dianggap sesuatu yang :


a. Elit
b. Sulit
c. Obcure
d. Abstrak

Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau Berdasarkan Filosofi Bahwa Persalinan
adalah Proses Alamiah/Fisiologis (Normal And Natural Child Birth)
Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses
alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses
childbirthmerupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan
meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan,
serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah. Setiap bidan dalam memberikan
asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal
sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang
berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang
disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga.3,4
Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan dengan filosofi
Normal andNatural Childbirthseringkali melarang makan dan minum bagi wanita yang akan
melahirkan. Alasan yang digunakan lebih kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang
melatarbelakangi kebijakan ini adalah bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan harus
menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius, kemungkinan dia akan muntah dan
menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam keadaan tidak sadar
karena efek obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum
selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa dimuntahkan.
Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk rumah sakit tidak
menjamin kosongnya perut. Ketika akan melahirkan, sistem pencernaan bekerja lebih lambat
dari biasanya sehingga makanan yang telah dimakan beberapa jamsebelum tiba di rumah sakit,
kemungkinan besar masih ada dalam perut. Selain itu, bahkan jika perut sudah “kosong” selama
beberapa jam, masih akan mengeluarkan asam lambung/”getah perut” dan cairan ini bisa
dimuntahkan dan kemungkinan akan terhirup ke dalam paru-paru, terutama pada klien yang
tidak sadar.
Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan yang dikonsumsi
tetap dapat memberikan kekuatan bagi wanita yang akan melahirkan untuk mendorong keluar
bayinya tanpa harus menjalani operasi. Dan dalam hal ini, wanita-wanita tersebut dapat langsung
merasakan manfaat dari makanan yang dikonsumsinya. Kontraksi yang terjadi bertambah kuat
dan dia mendapatkan kekuatan baru untuk mendorong keluar bayinya padahal sebelumnya dia
merasa seolah-olah tidak akan mampu melakukannya. Terkadang setelah makan, wanita yang
akan melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat normal/fisiologis. Muntah dengan
normal dapat membantu terbukanya mulut rahim, sesuai dengan Hukum Sphincter.6
Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap untuk terbuka, ada
kemungkinan sphincter tersebut akan tertutup kembali jika orang tersebut merasa
lelah/kekurangan tenaga, bingung dan takut. Hal ini disebabkan karena tingkat adrenalin yang
tinggi dalam darah tidak mendukung (bahkan terkadang merintangi) terbukanya
sphincter.Keadaan yang rileks dari mulut dan rahang secara langsung berhubungan dengan
kemampuan rahim,vagina dan anus untuk terbuka.6
Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan tenggorokan
melakukan pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara sphincterpada mulut/tenggorokan
dengan sphincter-sphincteryang ada pada rahim. Lemasnya otot pada mulut berarti semakin
elastisnya rahim. Wanita yang mulut dan tenggorokannya terbuka dan tidak tegang selama
proses melahirkan jarang sekali membutuhkan obat-obatan medis. Selama mereka tidak terlalu
terburu-buru mendorong bayi keluar, mereka cenderung akan melahirkan tanpa rasa sakit.
Dengan kata lain, wanita-wanita yang mengatupkan rahangnya pada saat mendorong bayi keluar
lebih cenderung merasakan sakit, sebab jaringan ototnya akan lebih kaku.6,7
Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama proses melahirkan.
Cara ini juga akan merangsang wanita melahirkan untuk buang air kecil sehingga wanita tersebut
akan lebih sering ke kamar kecil. Hal ini sangat baik, sebab ketika wanita duduk/jongkok di atas
toilet, kemungkinan besar otot pinggulnya akan mengendor. Cara ini juga akan menambah
tekanan pada rahim pada waktu menunggu terbukanya mulut rahim dan membantu lahirnya bayi
jika proses melahirkan sudah sampai pada “fase mendorong”. 8,9
Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi. Sebagian besar
wanita dapat menghilangkan rasa sakit yang dialaminya setelah menjalani
hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat menenangkan dan membuat rileks. Air dapat
membantu seorang wanita menuju keadaan yang tenang sehingga proses melahirkan akan
berjalan dengan lancar.Hal ini menunjukkan bahwa, pemberian makan dan minum dalam proses
persalinan mendukung terjadinya proses alamiah/fisiologisnya persalinan tersebut (Normal
danNatural Childbirth).
B. Prinsip Dasar
a) Memahami bahwa kelahiran anak perempuan proses alamiah dan fisiologis
b) Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak ada indikasi
sebelum ke tehnologi.
c) Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
d) Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan / Lembaga.
e) Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.
f) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung emosionalnya.
g) Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
h) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktuf dalam membuatkeputusan.
i) Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.
j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau keluar ga selama
kelahiran anak.
k) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

C. Program Pemerintah
 P4K
Pelayanan bidan dalam kegiatan pelaksanaan P4K (ProgramPerencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) dalam menurunkanangka kematian ibu antara lain seperti
mendata ibu hamil, membantu ibuhamil dalam menentukan tafsiran persalinan, penolong
persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon donor
darah.Pelayanan yang juga harus dilakukan oleh bidan adalah memastikan dan membantu
semua ibu hamil menempelkan stiker, persiapan KB pasca persalinan dan kunjungan
rumah. Adanya pelayanan dari bidan yangoptimal terkait pelaksanaan P4K (Program
Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi) yang diberikan kepada ibu hamil
bisameningkatkan kesehatan dan kesejahtraan masyarakat, terutama ibu hamil dan bayi
baru lahir serta terwujudnya manfaat dari program ini yaitu dapatmenurunkan angka
kematian ibu.
 Permenkes nomor 97 tahun 2014 pasal 14 ayat 1, berbunyi :
1. Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada ibu bersalin
dalam bentuk 5 aspek dasar meliputi :
 Membuat keputusan klinik
 Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
 Pencegahan infeksi
 Pencatatan rekam medis asuhan persalinan; dan
 Rujukan pda kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir c.Persalinan
sebagaimana dimasksud pada ayat 2 dilakukan sesuai standar asuhan
persalinan normal

D. Bentuk persalinan normal dan alamiah (Komplementer)

1) Melakukan senam ibu hamil untuk melatih otot agar tidak merasakan nyer i yang berlebih
ketika prosesn melahirkan
 Pengertian Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil secara fisik atau mental pada saat persalinan agar dapat berlangsung dengan
cepat, aman dan spontan(Sarwono, 2006). Senam hamil juga merupakan suatu
program bagiibu hamil sehat untuk menjaga kondisi fisik ibu dengan menjaga
otot-otot dan persendian. Misalnya di Amerika Serikat banyak sekaliwanita hamil
yang sudah mengerti dan mau melakukan senam hamil,salah satu metode senam
hamil yang saat ini sedang ramaidiperbincangkan adalah metode philates yang
ditemukan JosephPhilates (Brock, Katie, 2007)

 Manfaat latihan fisik bagi ibu dan janin


1) Bagi Ibu
1. Mempertahankan kemampuan fisik sebelum kehamilan
yangcenderung turun selama masa kehamilan
2. Memperkuat otot agar tubuh dapat menyesuaikan diri
untukmenyangga beban kehamilan dan memperbaiki postur tubuh
3. Mengurangi keluhan nyeri pinggang:
4. Membantu melancarkan proses pencernaan dan
mengurangikonstipas
5. Menambah rasa percaya diri terhadap timbuinya stres,
depresi,kecemasan dan membuat lebih rileks,
6. Mengurangi risiko terjadinya hipertensl dan diabetes melitus pada
kehamilan
7. Mengurangi gelambir di perut setelah persalinan (Belly)
8. Meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot panggul
untukmemperlancar proses persalinan.
9. Mempercepat proses pemulihan setelah melahirkan
2) Bagi Janin : Latihan fislk sejak awal kehamilan akanmeningkatkan pertumbuhan
plasenta, dan bayi dilahirkan dengan berat badan yang nomal.c.Kontra indikasi
latihanKontra Indikasi Absolut:
 Ketuban pecah
 Riwayat persalinan preterm (kurang bulan)
 kompetensia serviks
 Plasenta previa
 Hipertensi dalam kehamilan (pre eklampsia)
 Perdarahan per vaginam
 Kehamilan kembar (lebih dari satu)
 Anemia berat
 Penyakit jantungKontra indikasi Relatif: kontra indikasi dengan pertimbangan
medis yang cukup untuk melakukan latihan fisik, yaitu
1. Rasa lelah yang berlebihan
2. Nyeri perut, punggung dan suprasimfisis
3. Riwayat perdarahan per vaginam
4. Gangguan pada tungkai seperti inflamasi penyakit Gout(hiperunsemiapira) rematoid
arthritis
5. Palpitasi
6. Kontralksi rahim yang berlebihan
7. Berkurengnya gorak janin
8. Peningkatan berat bedan lbu yang tidak optimal
9. Letak sungsang timester terakhir
10. Pertumbuhan Intra uterin yang terambatd.

Hal-hal yang diperhatikan


1. Perlu melakukan pemeriksaan kesehatan awal (medicalclearance) untuk mengetahui ada-
tidaknya kontra indikasi
2. Meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang akan dilakukan(Informed Consent) dari
ibu hamil untuk mengikuti programlatihan fisik dengan memberikan penjelasan yang
sebaik- baiknya:
3. Melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur untuk mengetahui ada-tidaknya kontra
indikasi untuk melakukan program latihan fisik.
4. Menggunakan alas/matras yang memenuhi syarat untuk ketebalan 5 cm sebagai bantalan
saat melakukan senam lantai.
5. Menggunaken tempat latihan dengan ventilasi dan cahaya yangcukup,permukaan yang
rata dan tidak licin
6. Hati-hati sast bangun dari posisi tidur:
7. Hindari perubahan poslsi/gerakan yang bersifat mendadak;
8. Menggunakan kaos kaki yang tidak terlalu ketat untuk menahankaki yang bengkak;
9. Menggunakan pembalut wanita untuk menjaga bila terjadi air seni yang keluar akibat
melakukan gerakan-gerakan yangmermgakibatkan penekanan uterus terhadap kandung
kemih danlemahnya otot-otot dasar panggul.Persiapan latihan1)Memakai BH/bra yang
bertali lebar dan kuat untuk menyangga payudara2)Memakai pakaian olahraga yang tidak
tebal, dapat rmenyerapkeringat elastis, dan nyaman agar gerak tubuh tidak
terganggu(seperti: kaos, training pack 3)Memakai sepatu olahraga yang cukup dan sesuai
dengan jenislatihannya.4)Memakai kaos kaki olahraga dari bahan yang lembut dan
cukuptebal.

5) Pola makanan dan minuman yang dianjurkan menjelang latihanfisik:Minum air


secukupnya sebelum, selama, dan sesudah melakukanlatihan. Makan sebaiknya dengan
hidangan lengkap 3-4 jamsebelum latihan makanan kecil seperti biskuit atau roti 2-3
jamsebelum latihan makan cair misalnya bubur, jus buah 1-2 jamsebelum latihan 30 menit
sebelum latihan dianjurkan minum air putih saja

2. Hypnobirthing Hypno-Birthing
adalah penggunaan hypnosis untuk proses persalinan yang alami, lancar alami. Ibu hamil
masuk dalam relaksasiyang dalam dan dilakukan dalam keadaan sadar. Selain berguna untuk
mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan. Hypno-Birthing atau penggunaan
hypnosis selama masa kehamilan bisamencegah gangguan emosional, baik saat sebelum
persalinan dan setelah persalinan.
Hypno-Birthing
merupakan suatu metode baru yang dikhususkanuntuk wanita hamil dengan melakukan
relaksasi mendalam, betujuanuntuk mempersiapkan proses kelahiran normal yang lancar,
nyaman dengan rasa sakit yang minimum, Karena mampu memicu hormoneendorphin yang
merupakan hormon penghilang rasa sakit alami tubuh.
a. Pengertian Hypnotherapy
Menurut Aprillia (2010), hipnosis telah dipelajari secara ilmiahlebih dari 200 tahun,
sehingga terdapat definisi hipnosis yang berbeda – beda, seperti berikut ini :
1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam memengaruhi orang lainuntuk masuk ke
dalam kondisi trance hypnosis
2) Hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur, yang dapatsecara sengaja
dilakukan kepada seseorang. Seseorang yang dihipnotis bidan menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta menerimasugesti tanpa perlawanan.
3) Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikutidengan diterimanya
suatu pemikiran atau sugesti.
4) Keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaranmental tertentu yang
ditandai dengan meningkatnya sugestibilitassebagai efek sikap kooperatif dengan orang
lain.
5) Hipnosis merupakan suatu keadaan seseorang berada dalam keadaanrileks dengan
menggunakan energi sendiri.

b. Keuntungan dan Manfaat Hypnobirthing


Dengan melakukan Hypno-Birthing,maka kita dapat merasakan manfaat yang cukup
berarti buat kehidupan kita. Adapun manfaat yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1) Untuk Ibu
Ibu hamil bisa memanage atau mengurangi kadar rasa sakitsaat melahirkan,
meminimalisir stress, depresi saat masamelahirkan, karena ibu jauh lebih mudah
mengontrol emosinya.Ibu mendapatkan rasa nyaman, ketenangan dan kebahagiaan
karena persalinan yang lebih lancar. Mencegah kelelahan yang berlebihansaat proses
persalainan, malah beberapa kasus meski habis mengejan namun wajah menjadi jauh
lebih segar serta dapat mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.
2) Untuk Janin
Janin merasa ada kedekatan emosi dan ikatan batin lebih kuat,karena saat
melakukan Hypno-Birthing ibu dan janin menjalin komunikasi bawah sadar, bayi yang
dilahirkan relatif tidak kekurangan oksigen. Janin juga merasa damai dan mendapatkan
getaran tenang serta pertumbuhan hormone melalui plasenta lebih seimbang.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Standar praktik kebidanan adalah pelayanan kebidanan yang diberikan oleh
bidan yang telah terdaftar dan memperoleh surat izin praktik bidan (SIPB) dan dari pemerintah
(DIKES setempat) untuk melaksanakan praktik pelayanan kebidanan secara mandiri, tetapi
standar praktik mengacu kepada kopetensi inti (Care Competency).Standar profesi bidan yang
terbaru adalah aturan dalam PERMENKES RI No. HK.02.02/MENKES/149/2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik bidan. Lingkup praktik kebidanan yang digunakan meliputi asuhan
mandiri/otonomi pada anak-anak, remaja puteri dan wanita sebelum, selama kehamilan dan
selanjutnya. Standar Praktik Kebidanan terdiri atas: ·
Standar 1: Metode Asuhan ·
Standar 2 : Pengkajian ·
Standar 3: Diagnosis Kebidanan ·
Standar 4 : Rencana Asuhan ·
Standar 5 : Tindakan ·
Standar 6 : Partisipasi Klien ·
Standar 7: Pengawasan ·
Standar 8 : Evaluasi ·
Standar 9 : Dokumentasi

Lingkup Praktik Kebidanan :


1. Lingkup pelayanan kebidanan Kebidanan pada anak
2. Lingkup pelayanan kebidanan Kebidanan pada wanita hamil
3. Lingkup pelayanan Keluarga berencana
4. Lingkup pelayanan kesehatan masyarakat Ruang Lingkup 24 Standar Kebidanan Ruang
lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagi berikut:
Standar Pelayanan umur (2 Standar)
Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)
Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)
Standar pelayanan Nifas (3 Standar)
Standar penanfanan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 Standar)

Saran Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar praktek bidan. Bagi Petugas –
petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan dalam memberikan health
education dalam perawatan pada klien sesuai dengan standar praktek bidan. Daftar Pustaka

Pengertian Normal and Natural Childbirth


Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat
bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal.

Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun pada
waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut
ideologi (Moya Davis, 1993).

Filosofi sering dianggap sesuatu yang :


a. Elit
b. Sulit
c. Obcure
d. Abstrak

Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau Berdasarkan Filosofi Bahwa
Persalinan adalah Proses Alamiah/Fisiologis (Normal And Natural Child Birth)

Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses
alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses childbirthmerupakan kejadian
fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana
memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah.
Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah
dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang
berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan
kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga. 3,4
Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan dengan filosofi Normal
andNatural Childbirthseringkali melarang makan dan minum bagi wanita yang akan melahirkan. Alasan yang
digunakan lebih kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah
bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan harus menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius,
kemungkinan dia akan muntah dan menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam
keadaan tidak sadar karena efek obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan
minum selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa dimuntahkan.
Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk rumah sakit tidak menjamin
kosongnya perut. Ketika akan melahirkan, sistem pencernaan bekerja lebih lambat dari biasanya sehingga
makanan yang telah dimakan beberapa jamsebelum tiba di rumah sakit, kemungkinan besar masih ada dalam
perut. Selain itu, bahkan jika perut sudah “kosong” selama beberapa jam, masih akan mengeluarkan asam
lambung/”getah perut” dan cairan ini bisa dimuntahkan dan kemungkinan akan terhirup ke dalam paru-paru,
terutama pada klien yang tidak sadar.5
Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan yang dikonsumsi tetap dapat
memberikan kekuatan bagi wanita yang akan melahirkan untuk mendorong keluar bayinya tanpa harus
menjalani operasi. Dan dalam hal ini, wanita-wanita tersebut dapat langsung merasakan manfaat dari makanan
yang dikonsumsinya. Kontraksi yang terjadi bertambah kuat dan dia mendapatkan kekuatan baru untuk
mendorong keluar bayinya padahal sebelumnya dia merasa seolah-olah tidak akan mampu melakukannya.
Terkadang setelah makan, wanita yang akan melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat
normal/fisiologis. Muntah dengan normal dapat membantu terbukanya mulut rahim, sesuai dengan Hukum
Sphincter.6
Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap untuk terbuka, ada kemungkinan
sphincter tersebut akan tertutup kembali jika orang tersebut merasa lelah/kekurangan tenaga, bingung dan
takut. Hal ini disebabkan karena tingkat adrenalin yang tinggi dalam darah tidak mendukung (bahkan
terkadang merintangi) terbukanya sphincter.Keadaan yang rileks dari mulut dan rahang secara langsung
berhubungan dengan kemampuan rahim,vagina dan anus untuk terbuka. 6
Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan tenggorokan melakukan
pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara sphincterpada mulut/tenggorokan dengan sphincter-sphincteryang
ada pada rahim. Lemasnya otot pada mulut berarti semakin elastisnya rahim. Wanita yang mulut dan
tenggorokannya terbuka dan tidak tegang selama proses melahirkan jarang sekali membutuhkan obat-obatan
medis. Selama mereka tidak terlalu terburu-buru mendorong bayi keluar, mereka cenderung akan melahirkan
tanpa rasa sakit. Dengan kata lain, wanita-wanita yang mengatupkan rahangnya pada saat mendorong bayi
keluar lebih cenderung merasakan sakit, sebab jaringan ototnya akan lebih kaku.6,7
Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama proses melahirkan. Cara ini juga
akan merangsang wanita melahirkan untuk buang air kecil sehingga wanita tersebut akan lebih sering ke kamar
kecil. Hal ini sangat baik, sebab ketika wanita duduk/jongkok di atas toilet, kemungkinan besar otot
pinggulnya akan mengendor. Cara ini juga akan menambah tekanan pada rahim pada waktu menunggu
terbukanya mulut rahim dan membantu lahirnya bayi jika proses melahirkan sudah sampai pada “fase
mendorong”. 8,9
Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi. Sebagian besar wanita dapat
menghilangkan rasa sakit yang dialaminya setelah menjalani hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat
menenangkan dan membuat rileks. Air dapat membantu seorang wanita menuju keadaan yang tenang sehingga
proses melahirkan akan berjalan dengan lancar.Hal ini menunjukkan bahwa, pemberian makan dan minum
dalam proses persalinan mendukung terjadinya proses alamiah/fisiologisnya persalinan tersebut (Normal
danNatural Childbirth).8,9

DAFTAR PUSTAKA

JNPKKR. 2017. Asuhan PersalinanNormal. JNPKKR: Jakarta.


4.Depkes RI. 2001. Catatan PerkembanganDalam Praktik Kebidanan. Jakarta.
5.Ludka & Robert (Davies, L. & Deery), R. 2014. Nutrition in Pregnancy and Childbirth: Food
for Thought, Routledge, London and New York.
6.Scheepers, H.C. & Essed, G.G.M. Aspects of Food and Fluid Intake During Labour. European
J.Obgyn. 1998; 78(1):37-40
7.Speak, S. Food Intake in Labour: The Benefits And Drawbacks.J.Perinat Educ. 2002; 21:42
8.Arifia, M.I. 2010. Makan dan Minum MenjelangMelahirkan. Melalui
http://babyorchestra.wordpress.com/2010/10/22/makan-dan-minum-menjelang-
melahirkan/.Diakses pada tanggal 2 Maret 2018.
9.Beggs, J.A. Eat, Drink, and Be Laboring?.J.Perinat Educ. 2002 winter; 11(1):1-13
Elisabeth Siwi Walyani,Amd.Keb dan Th. Endang Purwoastuti,Spd, APP. 2014. Konsep
kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS Depdikbud, 2010. KAMUS BESAR
BAHASA INDONESIA.Jakarta: BALAI PUSTAKA Hj.Saminem,SKM. 2006. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai