Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PERCOBAAN I

IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

NAMA : ALIZA ZAKIAH R

NIM : H041201068

HARI/TANGGAL : JUMAT/ 26 MARET 2021

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : KEZYA TANGKETASIK

LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam.Setiap jenis

makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat

membedakannya antara yang satu dengan yang lainnya.Sifat atau ciri yang

dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang

tidak dapat diturunkan.Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi berikutnya

mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk hidup.Pewarisan sifat dari

induk kepada keturunannya disebut hereditas.Cabang biologi yang khusus

mempelajari tentang hereditas adalah genetika.Tokoh yang sangat berjasa dalam

menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor Johann Mendel (1822 – 1884)

dari Austria.Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822.Karena jasanya itu beliau dijuluki

sebagai Bapak Genetika (Lewin, 1998).

Mendel mencoba mengidentifikasi penurunan dua sifat secara bersamaan,

misalnya warna biji dan bentuk biji yang diamati sampai generasi F2. Prediksi

awal Mendel dalam hal ini akan menghasilkan rasio fenotipe generasi F2 adalah

3:1 seperti pada persilangan monohibrid. Namun, ketika Mendel menggolongkan

keturunan F2 hasil yang diperoleh mendekati rasio 9:3:3:1 sesuai dengan hipotesis

alternatif Mendel dimana kedua pangan alel bersegregasi secara bebas satu sama

lain dan dapat membentuk kombinasi-kombinasi fenotip dengan rasio 9:3:3:1

(Campbell, dkk.,2008).
I.2 Tujuan Praktikum

Tujuan percobaan mengenai Imitasi Perbandingan Genetis untuk

mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-

gamet tertentu dan akan bertemu secara acak atau random.

I.3 Waktu dan Tempat Praktikum

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 Maret 2021 pukul

14.00-17.00 WITA.Bertempat di rumah masing-masing dikarenakan pandemic

COVID-19.Sehingga, praktikum diadakan secara virtual.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Imitasi Perbandingan Genetik

Hibrid adalah turunan dari suatu persilangan antara dua individu yang

secaragenetik berbeda.Arti hibrid semacam itu juga dikemukakan oleh

Gardner.Hibrid dapat dibedakan menjadi monohibrid, dihibrid, trihibrid dan

bahkan polihibrid tergantung pada jumlah sifat yang diperhatikan pada

persilangan itu.Persilangan dihibrid adalah persilanganantar individu untuk 2 gen

yang berbeda. Suatu genotip dihibrid adalah heterezigot padadua lokus. Dihibrid

membentuk empat gamet yang secara genetik berbeda dengan frekunesi yang

kira-kira sama karna orientasi acak dari pasangan kromosom nonhomolog pada

piringan metaphase meiosis pertama (Veyver, 2008).

Imitasi perbandingan genetis adalah perbandingan yang dimiliki makhluk

hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain karena memperhitungkan sifat genetik

yang dimiliki seseorang masing-masing berbeda. Imitasi perbandingan genetis

adalah perbandingan yang dimiliki makhluk hidup yang tidak dimiliki oleh orang

lain karena memperhitungkan sifat genetik yang dimiliki seseorang masing-

masing berbeda (Bandura, 1962).

Perbandingan genetis merupakan suatu cara membedakan dua hal atau tiga

hal berbeda dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya yang akan

menghasilkan perbandingan yang signifikan (Cahyono, 2010).


II.2 Hukum Mendel I

Hukum Mendel I dikenal juga dengan nama hukum Segregasi atau

pemisahan gen-gen yang sealel. Hukum Mendel I menyatakan: “pada

pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam

dua sel anak”. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan

dengan satu sifat beda).

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter

turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu

nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, dan alel dominan (nampak dari

luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).

2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari

tetua betina.

3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan

selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak

selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada

turunannya (Suryo, 1986).

Mendel melakukan sebuah percobaan, dimana Mendel mengambil serbuk

sari dari bunga tanaman yang bijinya berlekuk dan diserbukkan pada putik dari

bunga tanaman yang bijinya bulat.Semua keturunan F1 yang berupa suatu hybrid

berbentuk tanaman yang bijinya bulat. Ketika menyilangkan tanaman-tanaman F1

didapatkan keturunan F2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip kira-kira 3

biji bulat : 1 biji berlekuk (Suryo,1986).


P ♀Genotip : BB × ♂ Genotip : bb

Fenotip : bulat (homozigotik) Fenotip : berkerut (homozigot)

F1 Genotip : Bb

Fenotip : semua bulat (heterozigotik)

F1×F2 :♀ Genotip : Bb × ♂ genotip : Bb

Fenotip : Bulat (heterozigotik) Fenotip : Bulat (heterozigotik)

F2

Disini tampak bahwa bila terdapat dominasi sepenunhya, maka

persilangan monohobrid menghasilkan 4 kombinasi dalam keturunan dengan

perbandingan fenotip 3 : 1. Juga dapat diketahui bahwa individu dapat memiliki

fenotip sama tetapi memiliki genotip yang berlainan..

Dari percobaan diatas Mendel dapat mengambil kesimpulan bahwa pada

waktu pembentukan gamet-gamet maka gen-gen yang menentukan suatu sifat

mengadakan segregasi, sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja

(Suryo, 1986).
II.3 Hukum Mendel II

Hukum Kedua Mendel (hukum berpasangan secara bebas atau

independent assortment) Isi dari hukum pasangan bebas : Segregasi suatu

pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga

di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen

secara bebas. Hukum hukum asortasi gen (get berpasangan secara bebas) :

1. Setiap satu gen dari alel berpasangan secara bebas dengan gen dari alel lain.

2. Dapat dibuktikan melalui persilangan dihibrid, yaitu persilangan dengan dua

sifat berbeda, misalnya persilangan menggunakan sifat bentuk dan warna biji.

3. Tidak menunjukkan adanya dominansi penuh dengan rasio fenotip F2 adalah

9:3:3:1 (Nusantari, 2013).

Mendel melakukan percobaan, dimana mula-mula tanaman kapri yang

bijinya hijau (bbkk) disilangkan dengan tanaman yang bijinya bulat kuning

homozigotik (BBKK).Semua tanaman F1 (dihibrid) adalah seragam, yaitu berbiji

bulat kuning (BbKk). Persilangan tanaman F1 × F1 menghasilkan keturunan F2

yang memperlihatkan 16 kombinasi terdiri dari 4 macam fenotip, ialah berbiji

bulat kuning, bulat hijau, berkerut kuning, berkerut hijau. Mendel dapat

mengambil kesimpulan bahwa anggota dari sepasang gen memisah secara bebas

(tidak saling mempengaruhi) ketika berlangsung meiosis selama pembentukan

gamet-gamet. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Suryo, 1986).

Dari percobaan diatas, jadi pada dihibrid BbKk misalnya :

- gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK

- gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk

- gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK

- gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk


Sebagai contoh marilah kita ikuti percobaan Mendel dengan menggunakan

tanaman kapri Pisum sativum ia memperhatikan dua sifat keturunan yang

ditentukan oleh dua pasang gen, yaitu (Susanto, 2011) :

B = gen yang menentukan biji bulat

b = gen yang menentukan biji berkerut

K = gen yang menetukan biji berwarna kuning

k = gen yang menentukan biji berwarna hijau

P: ♀ BBKK  ♂bbkk

bulat kuning berkerut hijau

sel telur: BK serbuk sari: bk

F1: BbKk

bulat kuning

serbuk sari: BK, Bk, bK, bk

sel telur: BK, Bk, bK, bk

F2 :
Dari percobaan yang dilakukan oleh Mendel diatas, diperoleh diagram

persilangan antara dua tanaman dengan dua sifat berbeda.Tanaman F1 (dihibrid)

seragam. Persilangan F1 × F1 menghasilkan keturunan dengan perbandingan

fenotip 9:3:3:1 (Suryo, 1986).

II.4 Uji Chi-square

Sering kali kita ragu-ragu apakah data hasil percobaan yang kita lakukan

dapat dipercaya akan kebenarannya. Lebih-lebih jika diingat bahwa pada

percobaan biologis itu tidak mungkin didapatkan data yang segera dapat

dipertanggungjawabkan seperti halnya dengan matematika.Berhubung dengan itu

adanya penyimpangan antara hasil yang didapat dengan hasil yang diharapkan

secara teoritis harus dievaluasi. Suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu ialah

melakukan tes X2 (Effendi ,2020).

Rumus yang digunakan adalah :

𝑑2
𝑋2 = ∑( )
𝑒

Keterangan :

d : deviasi/penyimpangan, ialah selisih antara hasil yang diperoleh dan

hasil yang diramal

e : hasil yang diramal/diharapkan

∑ : sigma (jumlah)

Dalam perhitungan nanti harus diperhatikan pula besarnya derajat

kebebasan, yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi dengan

satu. Jadi andaikan perkawinan monohybrid menghasilkan keturunan dengan

perbandingan fenotip 3:1 (ada dominasi penuh), berarti ada 2 kelas fenotip,
sehingga derajat kebebasannya = 2 – 1 = 1. Jika terdapat sifat intermedier,

keturunannya memperlihatkan perbandingan 1:2:1. Berarti di sini ada 3 kelas

fenotip, sehingga derajat kebebasannya = 3 – 1 = 2. Pada perkawinan dihibrid

didapatkan keturunan dengan perbandingan 9:3:3:1. Berarti ada 4 kelas fenotip,

sehingga derajat kebebasannya adalah 4 – 1 = 3 (Suryo,1986).

Frekuensi gena merupakan pernyataan metematis suatu gena yang tersebar

dalam suatu populasi yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu lokus genetik

yang memiliki produk gena lebih dari satu atau bersifat alelik,maka frekuensi

gena tersebut juga frekuensi alel dari lokus tersebut. Dalam hal ini perlu

diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gena atau frekuensi alel

perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yang diperiksa (Bandura,

1962).

Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang

diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda.Pengunaan teori ini

memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil

tertentu dari persilangan tersebut. Metode chi kuadrat adalah cara yang tepat kita

pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan

denganh hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan cara

ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji

hipotesis itu ( Tariq, 2020).

Tujuan dari uji Chi-square adalah untuk mengetahui/menguji perbedaan

proporsi antara 2 atau lebih kelompok.Syaratnya yaitu Kelompok yang

dibandingkan independen dan Variabel yang dihubungkan katagorik dengan

katagorik. Adapun kegunaanya yaitu Ada tidaknya asosiasi antara 2 variabel


(Independent test), Apakah suatu kelompok homogen atau tidak (Homogenity

test), dan Uji kenormalan data dengan melihat distribusi data (Goodness of fit

test) (Henrich, 2007).

II.5 Penyimpangan Hukum Mendel

Penyimpangan semu terjadi karena interaksi antar alel dan genetik sebagai

berikut (Redei, 1965) :

A. Interaksi Alel : Berbagai bentuk interaksi alel adalah interaksi dominan tidak

sempurna, kodominan, variasi dua atau lebih gen sealel (alel ganda), dan alel letal.

1. Dominansi Tidak Sempurna (Incomplete Dominance) alel dominan tidak dapat

menutupi alel resesif sepenuhnya sehingga keturunan yang heterozigot memiliki

sifat setengah dominan dan setengah resesif.

2. Kodominan, dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel

yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Contohnya sapi berwarna merah

kodominan terhadap sapi putih menghasilkan anak sapi roan.

3. Alel Ganda, fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen. Umumnya gen

tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat terjadi akibat mutasi dan

mutasi menyebabkan banyak variasi alel.Gejala adanya dua atau lebih fenotipe

yang muncul dalam suatu populasi dinamakan polimorfisme.

B. Interaksi Gen : Interaksi genetik menyebab terjadinya atavisme, polimeri,

kriptomeri, epistatis dan hipostatis, serta komplementer. Interaksi ini

menyebabkan rasio tidak sesuai dengan Hukum Mendel, tetapi menunjukkan

adanya variasi.

1. Atavisme, munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen.

Contoh atavisme adalah sifat genetis pada jengger ayam. Ada empat bentuk
jengger ayam, yaitu walnut (RP), rose (RRP), pea (rrP), dan single (rrpp).

Perbandingan fenotipenya adalah walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.

2. Polimeri, bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif atau saling menambah.

Polimeri terjadi akibat interaksi atara dua gen atau lebih sehingga disebut juga

sifat gen ganda. Contoh polimeri terdapat pada percobaan persilangan gandum,

dilakukan H. Nilsson-Ehle yang menghasilkan perbandingan fenotipe 15 : 1.

3. Kriptomer, sifat gen dominan yang tersembunyi jika gen tersebut berdiri

sendiri, namun gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan lainnya,

maka sifat gen dominan yang tersembunyi sebelumnya akan muncul.Contoh

kriptomeri adalah persilangan pada bunga Linaria maroccana yang menghasilkan

perbandingan fenotipe bunga ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.

4. Epistatis dan Hipostatis, persilangan dimana gen epistatis memiliki sifat

mempengaruhi gen hipostatis. Epistatis dibedakan menjadi epistatis dominan

dimana gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain, epistatis resesif yaitu

gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain, epistatis gen dominan

rangkap adalah peristiwa dua gen dominan atau lebih yang bekerja untuk

munculnya satu fenotipe tunggal, dan komplementer adalah interaksi beberapa

gen yang saling melengkapi. Interaksi gen tersebut disebut juga epistatis gen

resesif rangkap.
BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis menulis,

kalkulator, kantong, dan penggaris.

III.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang diperlukan untuk percobaan ini adalah biji genetik

berbagai warna.

III.2 Prosedur Kerja

a) 40 biji genetik dan masing-masing dimasukkan pada 2 kantong, masing-

masing kantong berisi 20 biji genetic, terdiri dari 5 kuning hijua, 5 kuning

hitam, 5 merah hijau, dan 5 merah hitam.

b) Diambil satu biji genetik dari kantong kanan dengan tangan kanan dan

satu biji genetik dari kantong kiri dengan tangan kiri pada waktu yang

bersamaan dan akan menghasilkan sebuah kombinasi genetik.

c) Dicatat hasilnya, lalu dikembalikan kombinasi biji genetik kedalam

kantong asalnya, dan diacak supaya tercampur kembali.

d) Diulangi pengambilan (biji genetic) sampai dengan 16 kali pengambilan

dan dibuat tabel dari hasil percobaan tersebut.

e) Setelah dilakukan 16 kali percobaan, maka masing-masing praktikan

melaporkan hasilnya pada asisten dan menulis hasil data kelas (data yang

diperoleh dari setiap percobaan).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Tabel Kelompok

1. Dominansi Penuh

Tabel IV.1 Data Kelompok


Ke Genotipe/fenotipe

K_B_ K_bb kkB_ kkbb

(Kuning Bernas) (Kuning Kisut) (Putih Bernas) (Putih Kisut)

1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14. 
15. 
16. 
∑ 8 4 2 2
Tabel IV.2 Uji Chi-square Data Kelompok
Kelp. K_B_ K_bb kkB_ kkbb

(Kuning Bernas) (Kuning Kisut) (Putih Bernas) (Putih Kisut)

O 8 4 2 2
E 9 3 3 1
D -1 1 -1 1
d2 0,11 0,33 0,33 1
𝑒
x2 1,77

2. Dominansi Tidak Penuh

Tabel IV.3 Data Kelas

No KKBB KKBb KKbb KkBB KkBb Kkbb kkBB kkBb kkbb



1.
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14. 
15. 
16. 
∑ 1 2 3 1 2 3 2 0 1
IV.1.2 Tabel Pengamatan Kelas

Tabel IV.4 Data Kelas


Kelp. K_B_ K_bb kkB_ kkbb

(Kuning Bernas) (Kuning Kisut) (Putih Bernas) (Putih Kisut)

I 7 3 5 1
II 10 3 2 1
III 9 5 1 1
IV 8 4 2 2
V 11 2 1 2
VI 7 4 5 0
∑ 52 21 16 7

Tabel IV.5 Uji Chi-square Data Kelas


Kelp. K_B_ K_bb kkB_ kkbb

(Kuning Bernas) (Kuning Kisut) (Putih Bernas) (Putih Kisut)

O 52 21 16 7
E 54 18 18 6
D -2 3 -2 1
d2 0,07 0,5 0,22 0,16
𝑒
x2 0,95

IV.2 Pembahasan

Chi-square (Uji Chi Kuadrat) adalah pengujian hipotesis mengenai

perbandingan antara frekuensi observasi yang benar-benar terjadi/aktual dengan

frekuensi harapan/ekspektasi. Tujuan dari percobaan ini untuk mendapatkan

gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu

dan akan bertemu secara acak atau random.Metode yang digunakan adalah

metode papan catur dan pengujian kemungkinan dengan chi-square.


Dari hasil percobaan pada data kelompok diperoleh 8 K_B_ (Kuning

bernas), 4 K_bb (Kuning kisut), 2 KkB_ (Putih bernas), 2 kkbb (Putih kisut). Jika

menurut teori Mendel karena bersifat dihibrid (K_B_) maka perbandingan

fenotipnya adalah 9:3:3:1. Maka ekspetasi yang sesuai dengan teori Mendel

dihasilkan 9 K_B_ (Kuning bernas), 3 K_bb (Kuning kisut), 3Kkb_ (Putih

bernas), dan 1 kkbb (Putih kisut). Dari hasil perhitungan telah didapatkan 2 =

1,77. Oleh karena ada empat kelas fenotip (yaitu kuning bernas, kuning kisut,

putih bernas, dan putih kisut), berarti ada 3 derajat kebebasan yaitu 4 – 1 = 3.

Angka 1,77 tidak tercantum pada tabel, tetapi angka itu terletak antara angka 1,42

dan 2,37. Nilai kemungkinannya terletak antara 0,50 dan 0,70. Karena nilai

kemungkinan itu lebih besar daripada 0,05 (batas signifikan) maka dapat diambil

kesimpulan bahwa hasil percobaan itu bagus (memenuhi perbandingan 9:3:3:1

menurut Hukum Mendel).

Dari hasil pengamatan dengan data kelas diperoleh 52 K_B_ (Kuning

bernas), 21 K_bb (Kuning kisut), 16 kkB_ (Putih bernas), dan 7 kkbb (Putih

kisut). Jika menurut teori Mendel karena bersifat dihibrid (K_B_) maka

perbandingan fenotipnya adalah 9:3:3:1. Maka ekspetasi yang sesuai dengan teori

Mendel dihasilkan 54 K_B_ (Kuning bernas), 18 K_bb (Kuning kisut), 18 kkB_

(Putih bernas), dan 6 kkbb (Putih kisut). Hasil ekspetasi ini diperoleh dari

perbandingan teori Mendel dikali dengan jumlah total keseluruhan percobaan

yaitu 96. Pada K_B_ , menurut teori Mendel dihasilkan 9/16 × 96 = 54 yang

bersifat kuning bernas, namun dari percobaan diperoleh 52 berarti deviasi sebesar

-2, dimana deviasi ini diperoleh dari hasil yang diperoleh dikurangi dengan

ekspetasi. Pada K_bb dan kkB_, menurut teori Mendel dihasilkan 3/16 × 96 = 18
yang bersifat kuning kisut dan putih bernas, namun dari percobaan diperoleh 21

kuning kisut dan 16 putih bernas berarti terdapat deviasi sebesar 3 pada kuning

kisut dan -2 pada putih bernas. Dan pada kkbb, menurut teori Mendel dihasilkan

1/16 × 96 = 6 yang bersifat putih kisut, namun dari percobaan diperoleh 7 berarti

terdapat deviasi sebesar 1.

Dari data-data tersebut hasil dari total deviasi pangkat dua dibagi dengan

total ekspetasi maka diperoleh nilai X2 (chi-square) total sebesar 1,58. Nilai chi-

square ini dicari untuk membuktikan data hasil percobaan yang dilakukan dalam

praktikum sudah sesuai dengan teori yang ada supaya percobaan yang dilakukan

juga bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.Dari nilai chi-square yang

diperoleh dikonversi ke dalam tabel chi-square dengan memperhatikan derajat

kebebasannya.

Tabel IV.6 Chi-Square


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan biji

genetis sebagai imitasi perbandingan genetis diperoleh hasil yaitu perbandingan

8:4:2:2 dengan melakukan percobaan dengan cara mengambil dari kantong secara

acak atau random akan membentuk kombinasi-kombinasi yang menghasilkan

fenotipe dengan rasio mendekati perbandingan 9:3: 3:1, dan nilai kemungkinan

yang diperoleh terletak antara 0,50 dan 0,70. Karena nilai kemungkinan itu lebih

besar daripada 0,05 (batas signifikan) maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

percobaan itu bagus (memenuhi perbandingan 9:3:3:1 menurut Hukum Mendel).

V.2 Saran

Sebaiknya fasilitas di laboratorium diperbarui dan lebih ditingkatkan

kualitas dan kuantitasnya.

V.2.1 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya kakak asisten dapat mempertahankan keramahannya dan lebih

mempermudah para praktikan dalam memahami praktikum dengan cara

memperjelas prosedur percobaan yang di lakukan.

V.2.2 Saran untuk Asisten

Dari segi metode yang digunakan, praktikum terlaksana dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, F., 2010. Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Mendel. Institut Teknologi

Bandung.

Oktarisna, F. A., Andy, S., Arifin, N. S., 2013. Pola Pewarisan Sifat Warna Polong

pada Hasil Persilangan Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Varietas

Introduksi dengan Varietas Lokal. Jurnal Produksi Tanaman. 1 (2): 82-84.

Nusantari, E., 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar di

Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains. 1 (1): 59-60.

Agus, R., dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika. Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Ramandhani M. R., 2013. Penerapan Pattern Matching dalam Penentuan Pewarisan

Sifat Genetis Tetua pada Anaknya. Institut Teknologi Bandung.

Putri E. D., 2013. Aplikasi Kombinator dalam Analisis Genetika Mendelian. Jurnal

Pendidikan Sains. 1(1): 23-26.

Suryo, 2011. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Susanto, A. H., 2011. Genetika. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Bandura, A., 1962. Social learning through imitation. In M . R. Jones

(Ed.), Nebraska Symposium on Motivation. Lincoln: University of Nebraska

Press

Yunus Effendi, 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Pustaka Rumah C1nta. Magelang
Lewin, P. D., 1998. Embryology and the Evolutionary Synthesis: Waddington,

Development and Genetics. (Unpublished Doctoral Dissertation). University of

Leeds, Leeds.

McElreath, R., & Henrich, J., 2007. The Oxford Handbook of Evolutionary Psychology

(Oxford Library of Psychology). In R. Dunbar, & L. Barrett, The Oxford

Handbook of Evolutionary Psychology (Oxford Library of Psychology) (p. 17).

USA: Oxford University Press.

Redei, G. P., 1965. Non-Mendelian Megagametogenesis in Arabidopsis. Genetics,

51(6), 857-872.

Tariq, S., 2020. The Case of Qualitative Genetics in Fish. International Journal Paper

Advance and Scientific Review, 1(1), 14-20.

Veyver, I. B., & Peng, H.-H., 2008. Mendelian Inheritance and Its Exceptions. Glob.

libr. women's med, 1(1), 26-52.

Schwarzbach, E., dkk, 2014. Gregor J. Mendel - Genetics Founding Father. Czech J.

Genet. Plant Breed, 50 (2), 43-51.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai