Anda di halaman 1dari 5

Dalam melakukan terapi terhadap pasien dikenal jenis-jenis terapi yang

diberikan baik itu terapi non farmokologi maupun terapi farmokologi.

1. Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi adalah terapi yang tidak menggunakan obat-obatan

dalam mengatasi keluhan pasien. Terapi non farmakologi dapat diberikan

bersamaan dengan terapi farmakologi namun pada beberapa kasus tertentu dapat

diberikan sendiri tanpa terapi farmakologi. Adapun terapi non farmakologi dapat

berupa:

a. Komunikasi, informasi, edukasi

Dalam melakukan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) ada poin-poin

yang harus disampaikan dengan pasien atau keluarganya yaitu informasi

mengenai:

1) Perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan.

2) Tahap-tahap yang harus dilakukan selama proses perawatan

3) Cara menyikat gigi yang baik dan benar serta aturan dalam menyikat

gigi

4) Perubahan gaya hidup dalam rangka memperbaiki kebiasaan buruk

seperti edukasi kesehatan gigi, gaya hidup yang memperparah

penyakit : merokok,drugs, alkohol.

5) Peran penting diet dan oral hygiene .

Pemberian informasi dan mengkomunikasikan dengan pasien tentan

jenis-jenis makanan yang dapat memicu penyakit yang diderita ataupun

memperparah penyakit pasien. Dokter sangat perlu dalam memberi


edukasi tentang kebersihan mulutnya baik cara pemeliharaanya maupun

alat-alat kebersihan gigi yang dianjurkan dan sebaliknya.

6) Perawatan pencegahan

Perawatan pencegahan sangat penting dalam mencapai keberhasilan

suatu perawatan. Adapun perawatan penecegahan antara lain bakterial

dental kontrol plak, pencegahan karies termasuk di dalamnya diet.

b. Terapi fisik

 Terapi fisik dapat berupa pemijatan, treatment panas dan dingin,

transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), akupuntur dan

relaksasi pada otot, senam wajah untuk membantu stimulasi sekresi saliva,

senam lidah pada pasien setelah dilakukan linguo frenektomi. Pada terapi

pemijatan terjadi relaksasi dari otot, meningkatkan aliran darah dan dapat

mengurangi rasa sakit.1 Pemijatan bermanfaat untuk mengurangi stress,

relaksasi otot, menurunkan tekanan darah, melancarkan sirkulasi dan

meningkatkan imunitas. Pada beberapa penelitian ditemukan juga manfaat

pemijatan ini yaitu mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada pasien bedah

maupun non bedah.1 Terapi TENS dan akupuntur bertujuan untuk

memperbaiki saraf-saraf yang terlibat dengan metode tersendiri, relaksasi

pada otot dapat dilakukan dengan senam.1,2 Senam pada wajah ada yang

bertujuan untuk para penderita Bell’s palsy dan juga ada yang bertujuan

untuk menstimulasi sekresi saliva. Terapi fisik juga dapat dilakukan setelah

terapi bedah, seperti senam lidah pada pasien setelah dilakukan linguo

frenektomi yang bertujuan agar perlekatan frenulumnya tidak relaps.


c. Terapi psikis dan lainnya (seperti terapi music, terapi bicara)

Terapi psikis yaitu terapi yang melibatkan perbaikan psikis atau dapat

melalui intervensi psikis seseorang. CBT atau Cognitive Behavioral

Therapy adalah salah satu terapi psikologis yang sering digunakan untuk

mengubah pemikiran, perilaku, atau emosi terhadap sesuatu. Terapi ini

juga bertujuan agar kita dapat menyelesaikan masalah dan meningkatkan

rasa bahagia.1,3 Prinsip CBT fokus pada pemikiran dan persepsi yang

memengaruhi perilaku. Oleh karena itu, pasien selalu diingatkan bahwa

pikiran dan persepsi yang “sehat” adalah kuncinya.1 Ada juga yang

dinamakan dengan interpersonal therapy (IPT) yang bertujuan untuk

mengubah pikiran dan perilaku yang berpengaruh terhadap hubungan

dengan seseorang.1,3 Terapi ini banyak digunakan untuk mengatasi

kelainan mood seperti gangguan bipolar. Selain itu ada juga yang

Psychodynamic therapy yang dilakukan lewat pembicaraan secara

mendalam. Terapi ini akan mendorong Anda untuk berbicara bebas

mengenai masalah, ketakutan, impian, dan fantasi yang Anda miliki.

Tujuannya, untuk mengurangi gejala negatif yang muncul dan

meningkatkan rasa percaya diri. Umumnya,  psychodynamic

therapy digunakan untuk mengatasi depresi. Terapi psikis lainnya dapat

berupa terapi hypnosis. Hipnoterapi dilakukan dengan menargetkan alam

bawah sadar pasien. Terapi ini membuat pasien lebih rileks sehingga dapat

mengurangi tingkat stres yang dirasakan. Terapi lainnya yang dapat

dilakukan yaitu terapi music, terapi secara spiritual dengan mendalami


ilmu agama, terapi bicara pada anak-anak dengan delayed speech, terapi

pada anak-anak untuk mengatasi rasa takutnya pada tindakan kedokteran

gigi dengan cara voice control, distraksi, komunikasi nonverbal, hand over

mouth technique, hand over mouth technique with air restriction,

hypnosis, visual pedagogy, memory reconstruction, tell-show-do, positive

reinforcement, modelling dan desensitisasi.4

Terapi tidak hanya dipilih satu macam pengobatan akan tetapi penting

adanya pendekatan menyeluruh psikologi pasien. Beberapa kondisi penyakit

mulut sudah kronis dan tidak sembuh dan bahkan beberapa diantaranya memiliki

prognosis jelek, tidak menguntungkan bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh

karena itu penting adanya keterlibatan, edukasi dan partisipasi pasien sehingga

perlu adanya komunikasi yang baik dengan pasien ataupun keluarganya dalam

perawatan dan dan dalam pengambilan keputusan perawatan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Geziry, Ahmed El; Toble, Yasser; Kadhi, Fathi Al; Pervaiz, Muhammad;

Nobani M Al. Non-Pharmacological Pain Management. Intech. Published

online 2016:13. https://www.intechopen.com/books/advanced-biometric-

technologies/liveness-detection-in-biometrics

2. Stevensen C. Nonpharmacological aspects of acute pain management.

Complement Ther Nurs Midwifery. 1995;1(3):77-84. doi:10.1016/S1353-

6117(05)80081-2

3. Park SC, Oh HS, Oh DH, et al. Evidence-based, non-pharmacological

treatment guideline for depression in Korea. J Korean Med Sci.

2014;29(1):12-22. doi:10.3346/jkms.2014.29.1.12

4. Anthonappa RP, Ashley PF, Bonetti DL, Lombardo G, Riley P. Non-

pharmacological interventions for managing dental anxiety in children.

Cochrane Database Syst Rev. 2017;2017(6).

doi:10.1002/14651858.CD012676

Anda mungkin juga menyukai