Anda di halaman 1dari 32

Tahanan dan Propulsi Kapal merupakan salah satu mata

kuliah yang wajib di jurusan Teknik Sistem Perkapalan


yang menfokuskan penentuan bentuk dan jenis dari
alat peggerak kapal berupa propeller, sistem transmisi
tenaga, poros propeler, bantalan dan stern tube.
Perencanaan ini diawali dengan menentukan besarnya
tahanan kapal berupa tahanan yang disebabkan
adanya gaya fluida yang dapat menghambat gerak laju
kapal sehingga dapat menimbulkan tahanan pada suatu
kapal.
Sebelum kita menghitung tahanan pada kapal yang harus kita
ketahui adalah jenis-jenis tahanan serta metode-metode yang
digunakan dalam menghitung tahanan pada suatu kapal.
Dengan menggunakan definisi yang dipakai ITTC, selama
memungkinkan untuk digunakan tahanan terbagi atas berikut :
1. Tahanan Gesek
2. Tahanan Sisa
3. Tahanan Viskos
4. Tahanan Tekanan
5. Tahanan Tekanan Viskos
6. Tahanan Gelombang
7. Tahanan Tekanan
Gelombang
8. Tahanan Pemecahan
Gelombang
Pada perhitungan untuk mencari tahanan kapal dipakai data-
data yang akan digunakan adalah ukuran utama kapal, rumus-
rumus perhitungan, tabel, dan diagram yang diperlukan sesuai
dengan metode apa yang akan dipakai. Selain daripada itu yang
harus kita perhatikan adalah metode yang kita pakai dalam hal
DATA KAPAL
ini akan digunakan Metode perhitungan H a rva l d -
Nama : KM. BATURAJA
G u l d h a m m eTipe
r. : Kargo
Dimensi kapal :
a. Loa : 110.00 meter
b. Lwl : 105.57 meter
c. Lbp : 103.50 meter
d. B : 15.85 meter
e. H : 8.30 meter
f. T : 6.80 meter
g. Cb : 0.70
h. Cm : 0.98
i. Cp : 0.71
j. VS : 14.5
k. Rute Pelayaran : Kawasan ASIA Timur (15-20 %)
Dalam perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Harvald-Guldhammer ukuran-
ukuran yang dipergunakan adalah :
 Panjang antara garis tegak: Lbp = 103.50 m
 Panjang garis air : Lwl = 105.57 m
 Lebar : B = 15.85 m
 Sarat : T = 6.80 m
 Koefisien Blok : Cb = 0.70
 Koefisien Penampang Tengah : Cm = 0.98
 Koefisien Prismatik Longitudinal : Cp = 0.71
Algoritma dari perhitungan tahanan kapal adalah sebagai berikut:

• Menghitung Tahanan Total dengan Metode GULDHAMMER-HARVALD • Menghitung Tahanan Total Kapal
• Menghitung Volume Displacement • Menghitung Tahanan Dinas Kapal
• Menghitung Berat Displacement • Menghitung Daya Efektif Kapal
• Menghitung Luas Permukaan Basah • Menghitung Thrust Deduction Factor
• Menghitung Froude Number • Menghitung Wake Friction
• Menghitung Reynold Number • Menghitung Efisiensi Relatif Rotativ
• Menghitung Koefisien Tahanan Gesek • Menghitung Koefisien Propulsif
• Menghitung Koefisien Tahanan Sisa • Menghitung Delivered Power
• Menghitung Koefisien Tahanan Tambahan • Menghitung BHP
• Menghitung Koefisien Tahanan Udara dan Tahanan Kemudi • Pemilihan Motor Penggerak
• Menghitung Koefisien Tahanan Total • Perhitungan Engine-Propeller Matching
1) Perhitungan Volume Displacement 
Volume displacement merupakan perpindahan fluida
sebagai akibat adanya badan kapal yang tercelup
dibawah permukaan bawah air, dengan rumusan sbb:
 = Lwl x B x T x Cb
= 105.57 m x 15.85 m x 6.80 m x 0.7
= 7964.83422 m3
2) Perhitungan Berat Displacement 
=x  = 1025 kg/m3
= 7964.83422 m3 x 1025 kg/m3
= 8163955.0755 kg
= 8163.9550755 ton

3) Perhitungan Luas Permukaan Basah (S)


S = 1.025xLbp (CbxB+1.7xT)
= 1.025 kg/m x103.50m (0.70x 15.85m + 1.7 x 6.80m)
= 2403.41231250 m2
4) Menghitung Froude Number
V
Rumus : Fn =
g × Lwl ^0.5

Dimana : V = 14.5 knot = 7.46 m/s 1 knot = 0.51444 m/s


g = Percepatan gravitasi standar ( = 9.807 m/s2 )
7.46 𝑚/𝑠
Sehingga : Fn =
(9.807𝑚/𝑠 2 ×105.57 𝑚)^0.5
= 0,23
5) Menghitung Reynold Number
𝑉 ×𝐿𝑤𝑙
Rumus : Rn =
𝑣

Dimana : ѵ = Koefisien Viskositas kinematik ( =1.092x105 m2/s)

7.46 𝑚/𝑠 ×105.57𝑚


Sehingga : Rn =
1.092×105 𝑚2 /𝑠
787.5522 𝑚2 /𝑠
=
1.092×105 𝑚2 /𝑠
= 72120164.835165
6) Menghitung Koefisien Tahanan
Gesek 0.075
Cf = (log Rn  2) 2
0.075
=
(7.8580567106588  2) 2

= 0.002185516653
Koefisien tahanan gesek = 103Cr9 = 2.18
A a
a. Koreksi L /1/3
5.0 1.4
L /1/3 = (105.57/7964.83422)1/3
B b
= 5.4469350545673 (X)
5.5 1.2
L/ V1/3 = 5.0 (A) 103 CR = 1.4 (a) X Y
5.44 ???
L/ V1/3 = 5.5 (B) 103 CR = 1.2 (b)

𝑋−𝐴
Rumus interpolasi : Y = 𝐵−𝐴 x (b-a) + a
Sehingga, Harga 103 CR untuk L / ( 1/3) = 5.15 dapat dicari
dengan metode interpolasi diatas dan didapat persamaan :

5.44−5.0
Y= x (1.2-1.4) + 1.4
5.5−5.0
= 1.49381
b. Koreksi CR terhadap B/T c. Koreksi CR terhadap LCB

B/T = 15.85 / 6.80 Posisi dari titik benam memanjang kapal (buoyancy) akan
= 2.3309 mempengaruhi besarnya tahanan kapal, jika posisi dari LCB
standar berada didepan dari LCB sebenarnya (pada kapal)
Koreksi B/T : 103Cr = 103Cr + 0.16 (B/T-2.5)
maka tidak dilakukan koreksi tetapi jika letak LCB sebenarnya
= 1.49381+0.16(2.3309-2.5)
berada di depan LCB standar maka akan meningkatkan harga
= -0.279659271
tahahan kapal (kapal dalam kondisi trim). Koreksi ini dilakukan
untuk mengetahui penambahan dari CR akibat dari
penyimpangan letak LCB sebenarnya terhadap LCB standar.

Menghitung Cr Total = 103 CR + Koreksi B/T +


Koreksi LCB + Bentuk Buritan
= 1.49381+ (-0.279659271)+ 0.07 + 0
= 1.284150729

103 CR = 1.284150729
CR = 1.284150729/1000
CR = 0.001284150729
8) Koefisien Tahanan Udara Dan Tahanan Kemudi
7) Koefisien Tahanan Tambahan
103 CA = 0.4
Koefisien tahanan udara :
CA = 0.4/1000
103 CAA = 0.07
= 0.0004
CAA = 0.07 x 10-3
Koefisien karena tahanan kemudi:
103 CAS = 0.04
CAS = 0.04 x 10-3

CT = CR + CF + CA + CAA + CAS
= 0.001284150729+ 0.002185516653 + 0.0004 + 0.00007+ 0.00004
= 0.003979667382

RTotal = Ct x ( 0.5 x  x v2 x S )
= 0.003979667382 x (0.5x 1025 kg/m3 x 7.46
m/s^2 x 2403.41231250 m2)
= 0.003979667382 x 71896685.349296
= 272801.39192938 N
= 272.80139192938 kN
9) Kondisi Pelayaran Dinas

Untuk kondisi rata-rata pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran


tambahan pada tahanan dan gaya efektif yang disebabkan oleh angin, erosi
dan fouling pada badan kapal. Tambahan kelonggaran ini sangat
tergantung pada jalur pelayaran. Kelonggaran rata-rata (sea
margin/service margin)untuk tahanan atau daya efektif direncanakan sbb:
Jalur pelayaran Asia Timur, 15-20% Pada perancangan kapal ini diambil
sea margin sebesar 15%, sehingga :

RT (dinas) = RT + 15 % RT
= 272801.39192938 N + ( 15 % x 272801.39192938 N)
= 313721.60071879 N
 Daya Efektif (Effective Power-PE) = EHP  Daya Poros (Shaft Power-PS) = SHP
 Daya Dorong (Thrust Power-PT) = THP  Daya Rem (Brake Power-PB) = BHP
 Daya yang disalurkan (Delivered Power-PD) = DHP  Daya yang diindikasi (Indicated Power-PI)
EHP = RTdinas x Vs
= 313721.60071879 N x 7.46 m/s
= 2340363.1413622 N m/s (watt) 1 Hp = 745.699 watt
= 3138.4823385336 Hp

w = 0.5 x Cb - 0.05 Nilai t dapat dihitung apabila nilai w diketahui :


= 0.5 x 0.70 – 0.05 t=kxw
= 0.3 nilai k adalah antara 0.7-0.9, diambil nilai tertinggi yaitu k= 0.9
t = 0.9 x 0.3
= 0.27

Va = (1 - w) Vs
= (1-0.3) 14.5 knot
= 10.15 knot
a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)

Nilai dari ηrr untuk single screw ship antara 1.02 – 1.05. Diambil : 1.04

b. Efisiensi Propulsi (ηo)

Adalah open water efficiency yaitu efficiency dari propeller pada saat dilakukan
open water test.nilainya antara 40-70%, dan diambil : 50%

c. Efisiensi Lambung (ηH) d. Perhitungan Koefisien Propulsi (Pc)

ηH = (1 - t) / (1 - w) Pc = ηrr x ηo x ηH
= (1-0.27) / (1-0.3) = 1.04 x 0.50 x 1.0428571428571
= 1.0428571428571 = 0.5422857142857
DHP = EHP / Pc THP = DHP/ηH
= 3138.4823385336 Hp / 0.5422857142857 = 5787.5069467165 Hp / 1.0428571428571
= 5787.5069467165 Hp = 5549.6641954818 Hp

SHP = DHP/ηsηb
Dimana nilai ηsηb berada pada kisaran 96-98% (0.96-0.98) nilai yang akan digunakan adalah nilai
tertingginya yaitu 0.98.
Maka :
SHP = 5549.6641954818 /0.98
= 5662.9226484508 Hp
Perhitungan Power Main Engine
Perhitungan Power Main Engine

Pada perhitungan daya penggerak utama kapal, harga efisiensi reduction gear (ηG) yang
nilainya 98% untuk Single Reduction Gear dan 99% untuk Reversing Reduction Gear. Daya
pada perhitungan ini adalah daya yang digunakan untuk bergerak maju maka :
BHPmcr = BHPscr / 0.85
BHP Scr = SHP / 0.98 = 5778.4924984192 Hp / 0.85
= 5778.4924984192 Hp = 6798.2264687285 Hp 1 Hp = 0.746 kW
= 5071.4769456715 kW

Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat
ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini. Dengan
mempertimbangkan besarnya daya motor penggerak utama, maka motor penggerak
utamanya menggunakan Main Propulsion dari Rolls Royce type BV series B32:40V12P
dengan daya yang dapat dihasilkan sebesar 6000 kW dengan putaran mesin 750 rpm.
Spesifikasi Mesin
Perhitungan daya pada poros baling-baling, Shaft Horse Power (SHP) dengan daya
mesin yang dipilih

BHP = 6000 kW = 8042.8954423592 Hp


SHP = BHP x ηG
= 8042.8954423592 Hp x 0.98
= 7882.037533512 Hp

DHP = BHP x ηs ηb
= 7882.037533512 Hp x 0.98
= 7724.3967828418 Hp

Perhitungan ini dilakukan agar mengetahui kemampuan mesin yang dipilih apakan
mesin ini mampu menggerakkan kapal sesuai dengan kecepatan kapal yang kita
pilih dan dapat mengalahkan tahanan total kapal. Dalam perhitungan ini mesin
yang dipilih sanggup memenuhi daya yang akan digunakan yaitu daya DHP (5762.4
kW) masih diatas daya SHPmcr (5071.4769456715 kW).
Tujuan dari pemilihan type propeller adalah menentukan
karakteristik propeller yang sesuai dengan karakteristik
badan kapal(badan kapal yang tercelup ke air) dan besarnya
daya yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan misi kapal.
Dengan diperolehnya karakteristik type propeller maka
dapat ditentukan efisiensi daya yang ditransmisikan oleh
motor induk ke propeller.

Langkah – langkah dalam pemilihan type propeller :


1. Perhitungan dan pemilihan type propeller (Engine Propeller
Matching)
2. Perhitungan syarat kavitasi
3. Design dan gambar type propeller
Ada tiga parameter utama yang digunakan dalam perancangan propeller, antara lain : Delivered Horse Power
(DHP); Rate of Rotation (N); dan Speed of Advance (Va), yang selanjutnya disebut sebagai kondisi
perancangan(Design Condition). Adapun definisi dari masing-masing kondisi perancangan adalah sebagai berikut :

a. Delivered Horse Power (DHP), adalah power yang di- b. Rate of Rotation (N), adalah putaran propeller. Putaran
absorb oleh propeller dari Shafting System untuk propeller direncanakan berkisar di 295.74 RPM, dari
diubah menjadi Thrust Horse Power (THP). putaran main engine sebesar 295.74 rpm. Dalam
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, digunakan perhitungan ini, dicari nilai reduction gears yang yang
nilai DHP adalah sebesar : menghasilkan efisiensi paling tinggi. Dalam hal ini dipakai
DHP = 5787.5069467165 Hp. nilai rasio gear sebesar 1:2.536.

c. Speed of Advance (Va), adalah kecepatan aliran fluida pada disk propeller. Harga Va
adalah lebih rendah dari Vs (kecepatan servis kapal) yang mana hal ini secara umum
disebabkan oleh friction effects dan flow displacement effects dari fluida yang bekerja
pada sepanjang lambung kapal hingga disk propeller. Dari perhitungan sebelumnya,
telah didapatkan harga Va sebesar :
Va = 10.15 knots
Prosedur perancangan propeller dengan menggunakan bantuan data yang diturunkan dari pengujian-
pengujian model propeller series (Standard Series Open Water Data), adalah dimaksudkan agar nilai diameter dan
pitch yang optimal dari propeller yang dirancang tersebut dapat didefinisikan. Adapun prosedur perancangan
dengan menggunakan Bp-δ Diagram yang dikembangkan oleh Taylor adalah sebagai berikut :

1) Perhitungan Propeller

Dari perhitungan sebelumnya didapatkan :

Trust deduction factor (t) = 0.27


Wake Friction (w) = 0.3
DHP mesin yang dipilih (Pd) = 7724.3967828418 Hp
Speed advence (Va) = 7.46 m / detik
ρair laut = 1.025 ton = 1025 kg/m3
Putaran mesin (N) = 750 rpm
Rasio gear box = 1:2.536
Putaran propeller (Np) = 295.74 rpm = 4.929 rps
a. Menentukan nilai BP ( Power Coefficient )

0.1739 x √𝐵𝑝 = 0.1739 x √68.41606485192


Bp = 22455.523887968/328.22004873017 = 0.1739 x 8.2714003702633
Bp = 68.41606485192 = 1.4383965243888 (1.44)
Nilai diplotkan pada Bp -  diagram

b. Menentukan nilai P/D0 (Pitch diameter propeller ratio) dan (advance


coefficient) dari pembacaan Bp -  diagram

Dari nilai diatas ditarik garis vertikal keatas sampai memotong garis
maksimum efisiensi, sehingga nilai P/D0 dapat diketahui dan nilai  0
didapatkan dengan rumus :
 0 = 1/J/0.009875
Dari pembacaan grafik pemilihan propeller didapat nilai sebagai berikut :

Dari berbagai tipe dari propeller diambil untuk mengetahui tipe propeller
yang paling cocok untuk digunakan.
c. Menentukan nilai D0 , Db ,  b , P/Db , η

Untuk mendapatkan hasil dari D0 , Db ,  b , P/Db , dan η digunakan rumus :

 D0 = Va x  0 / N = ft
 Db = 0.95 x D0 = ft (0.95-0.96 untuk single screw propeller)
  b = Db x N / Va
1/Jb = 0.009875 x  b

Untuk nilai P/Db dan η kita kembali memplotkan nilai 1/Jb ke dalam grafik Bp-Sehingga akan kita dapatkan nilainya.
2) Perhitungan Kavitasi

Perhitungan kavitasi perlu dilakukan dengan tujuan untuk memastikan suatu propeller bebas dari
kavitasi yang menyebabkan kerusakan fatal terhadap propeller. Perhitungan kavitasi ini dengan
menggunakan Diagram Burril’s.

a. Menghitung nilai Ae
𝐷𝑜 2
𝐴𝑜 = 𝜋( )
2
𝐴𝑒
𝐴𝑒 = 𝐴𝑜 𝑥 ( )
𝐴𝑜
Dalam hal ini akan dipakai propeller tipe B3-35 sebagai contoh perhitungan dari sekian banyak propeller yang dipilih :

Ao = 3.14 x 4.629506
= 14.536648
Ae = 14.536648 x (Ae/Ao)
= 5.087827
Nilai Ae/Ao didapat dari tipe propeller yang digunakan, misalnya propeller tipe B3-35 berarti nilai Ae/Ao adalah
0.35 dan jika menggunakan propeller yang lain misalnya B6-50 berarti nilai Ae/Ao adalah 0.50 dan begitu pula
dengan yang lain.
b. Menghitung nilai Ap
Ap = Adx(1.067-(0.229xP/D))
Dimana : Ad = Ae
c. Menghitung nilai Vr^2

d. Menghitung nilai T

d. Menghitung nilai τC
Nilai σ 0.7R tersebut di plotkan pada Burrill Diagram untuk memperoleh τC diagram (pada lampiran).
Untuk syarat terjadinya kavitasi adalah τC diagram > τC hitungan.

Anda mungkin juga menyukai