Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana dengan perkembangan akuntansi di Indonesia?

Sebelum tahun 1930-1942, pada tahun 1942 Belanda dikalahkan Jepang, lalu tahun 1945 merdeka
dari Jepang dan memasuki awal kemerdekaan. Yang mengajari akuntansi kepada orang Indonesia
awalnya adalah Belanda. Berarti akuntansi Indonesia memakai akuntansi Belanda yang pada waktu
itu akuntansi Belanda berbeda dengan akuntansi Amerika. Jadi awalnya yang dipelajari adalah
akuntansi Belanda yang menggunakan Continental Approach, sedangkan akuntansi Amerika
namanya Anglo American Approach. Continental itu benua (daratan). Jadi akuntansi Indonesia
dulunya adalah akuntansi dari benua Eropa.

Dulu ada yang namanya tata buku dan administrasi perusahaan modern. Pengakuan profesinya
kalau tata buku itu ada ujian sertifikasi profesinya yang bernama Bond A dan Bond B. Ujian Bond A
untuk perusahaan jasa tanpa persediaan barang, dan jika ingin diakui juga untuk perusahaan dagang
maka harus menempuh ujian Bond B. Kalau ingin mengetahui cost accounting harus mempelajari
APM (administrasi perusahaan modern). Semua itu ada ujiannya dan itulah yang dipakai di
Indonesia. Teorinya tidak berkembang karena continental itu lebih mementingkan keseragaman
teknik dan prosedur.

Lalu Jepang masuk dan Belanda pergi, semua perusahaan berhenti bekerja karena Jepang
menggunakan pendekatan perang jangka pendeknya itu sehingga bisnis hancur semua. Akuntansi
berhenti. Lalu perang kemerdekaan sehingga tidak sempat mengurusi perusahaan. Setelah Jepang
pergi, baru mulai mengelola kembali perusahaan-perusahaan yang ada.

Perusahaan yang ada adalah perusahaan Belanda dulu. Dan ternyata perusahaan belanda dulu itu
sahamnya sudah diperjualbelikan di bursa. Di Indonesia ada bursa saham di Jakarta, Semarang, dan
Surabaya yang memperdagangkan saham perusahaan-perusahaan Belanda. Jadi Indonesia sudah
punya bursa saat dijajah belanda, kemudian dihidupkan lagi bursanya.

Tahun 1959, perusahaan-perusahaan Belanda yang ada di Indonesia itu dinasionalisasi, diambil alih
oleh pemerintah dan menjadi milik pemerintah namanya berubah menjadi PN (Perusahaan Negara).
Akhirnya bursa saham yang jual beli saham menjadi mati karena sahamnya seratus persen jadi milik
pemerintah dan yang diluar tidak diakui. Kalau tidak ada bursa berarti tidak ada laporan keuangan
untuk bursa. Kalau tidak ada laporan keuangan untuk bursa berarti tidak ada auditor yang
mengaudit untuk laporan keuangan. Berarti standar akuntansi dan standar auditing macet semua.

Tahun 1959-1970 pergantian orde lama ke orde baru. Awal tahun 1970an, orde baru mulai berpikir
untuk menghidupkan kembali bursa saham. Dibentuklah panitia persiapan pembukaan bursa.
Diantaranya dalam panitia itu ada panitia penyusun standar akuntansi namanya adalah Prinsip
Akuntansi Indonesia.

Jadi ada komite penyusun prinsip akuntansi Indonesia karena kalau tidak ada standar akuntansi
maka laporan keuangan tidak bisa diaudit dan perusahaan tidak bisa go public. Jadilah laporan itu
menjadi Prinsip Akuntansi Indonesia yang diberi nama Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1974. Isinya
adalah ARS 7 yang diambil dari APB. ARS 7 adalah Inventory of Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP) for Business Enterprises. ARS 7 adalah kumpulan standar akuntansi berterima
umum untuk perusahaan bisnis. Jadi isinya adalah standar akuntansi yang berlaku di Amerika. PAI 74
itu disarikan dari ARS 7. Indonesia mendapatkan bantuan buku yang berisi ARS 7 yang dipelajari oleh
mahasiswa akuntansi FEB UGM pada saat itu yang langsung dari buku aslinya.

Untuk membentuk bursa saham tersebut, pendidikan akuntansi mulai dikembangkan. Mulailah
berubah menuju akuntansi Amerika dengan datangnya dosen dari Amerika yang mengajar akuntansi
di UGM dan UI, dan dosen-dosen UGM dan UI dikirim ke Amerika untuk belajar dan mahasiswa UGM
dan UI diberi buku dari Amerika. UNAIR, UNPAD, UNSRI, UB, USU itu belakangan. Mereka masih
menggunakan akuntansi Belanda. UGM dan UI yang sudah lebih dulu mempelajarinya, membantu
pengembangan akuntansi di universitas lain dan akhirnya pendidikan akuntansi di Indonesia mulai
berkembang dengan menggunakan sistem Amerika.

Lalu bangkit kembali bursa di Indonesia, dulu namanya BAPPEPAM (Badan Pelaksana dan Pengawas
Pasar Modal) karena bursa yang pertama kali itu dijalankan oleh pemerintah dan yang mengawasi
juga pemerintah. Setelah bursanya membesar banyak perusahaan publik mulai menjual saham,
bursanya dilepas ke swasta. BAPPEPAM kemudian berubah nama menjadi BAPEPAM (Badan
Pengawas Pasar Modal). Jadi yang merintis bursa pertama kali adalah pemerintah, sekarang sudah
dilepas ke swasta.

Bursa berjalan, akuntansi juga berjalan, lalu prinsip akuntansi Indonesia tahun 1974 diubah.
Dibentuk tim lagi untuk membentuk prinsip baru dan masih menggunakan standar Amerika lagi yaitu
APB Statement No 4. APB Statement no 4 diambil, diterjemahkan, diringkas, lalu dijadikan Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI) Tahun 84. Mahasiswa akuntansi FEB UGM menggunakan APB Statement
No 4 untuk dipelajari di kelas.

Mulailah muncul uneven playing field, dimana mulai muncul Internasional Accounting Standard
Committee yang terus berkembang menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Dulu
produknya bernama IAS, sekarang namanya IFRS. BAPEPAM sedunia mempunyai organisasi
internasional yang bernama IOSCO (International Organisation of Securities Commission). Organisasi
ini menyadari bahwa kalau standar akuntansi di dunia itu hanya satu. Mulailah timbul harmonisasi
yang belakangan berubah menjadi konvergensi. Jadi, BAPEPAM di setiap negara berdasarkan hasil
rapat IOSCO mendesak profesi akuntansi di negaranya masing-masing untuk mengadopsi IAS
(International Accounting Standard). Hampir semua negara berubah termasuk Indonesia, sedangkan
Amerika paling sulit untuk berubah karena akuntansinya yang paling maju. Tapi negara lainnya lebih
mudah menerima harmonisasi ini karena ditekan oleh BAPEPAMnya masing-masing. Indonesia
menyiapkan tim untuk mengambil IAS yang berjumlah 39 dan kemudian diterjemahkan.
Lalu terbitlah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kalau pernyataan tersebut diambil
dan digabungkan semua namanya SAK (Standar Akuntansi Keuangan). PAI berubah menjadi SAK dan
disetujui oleh IAI dalam kongres tahun 1994 di Bandung. Jadi:

PAI 1974 menggunakan ARS 7

PAI 1984 menggunakan APB Statement No. 4

PSAK yang diterbitkan tahun 1994 menggunakan IAS

Sejak tahun 1994, Indonesia mulai melepaskan diri dari standar Amerika dan beralih ke standar
internasional. PSAK terus dikembangkan sampai akhirnya menggunakan IFRS seperti sekarang ini.

Selain standar akuntansi, Indonesia juga memiliki standar audit. Standar audit di Indonesia awalnya
diambil dari AICPA. Dulu diberi nama NPA (Norma Pemeriksaan Akuntan). Lalu diperbaiki lagi dengan
menggunakan auditing standard dari AICPA dan diberi nama SPAP (Standar Profesional Akuntan
Publik). Diperbaiki lagi dan sekarang namanya Standar Audit, itu juga diambil dari AICPA, tapi
sekarang sudah berubah diambil dari IFAC (International Federation of Accountants). Jadi sama-
sama dimulai dari Amerika dulu dan berubah ke standar internasional.

Sistem kontinetal--- belanda ---

Pada tahun 1955, Indonesia pun belum mempunyai undang-undang resmi untuk peraturan tentang
standar keuangan. Pada tahun 1974, Indonesia mulai mengikuti standar Akuntansi Amerika yang
dibuat oleh IAI yang disebut dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar akuntansi di
Indonesia.

Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi
baik tingkat nasional, regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan
profesi akuntansi sendiri. Perkembangan akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957
hingga kini perkembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus.

1974 – Bursa saham mau dibangkitkan kembali ---otomatis butuh standar akuntansi. Pada tahun
1955, Indonesia pun belum mempunyai undang-undang resmi untuk peraturan tentang standar
keuangan.

1984 – Karena ikut standar amerika, ya kalau amerika berubah, pasti ikut berubah

1994 --- kesepakatan internasional untuk menyatukan standar akuntansi --- berubah

Perkembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan
profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak
standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional yang
dikeluarkan oleh IASC.

Untuk membentuk bursa saham tersebut, pendidikan akuntansi mulai dikembangkan. Mulailah
berubah menuju akuntansi Amerika dengan datangnya dosen dari Amerika yang mengajar akuntansi
di UGM dan UI, dan dosen-dosen UGM dan UI dikirim ke Amerika untuk belajar dan mahasiswa UGM
dan UI diberi buku dari Amerika. UNAIR, UNPAD, UNSRI, UB, USU itu belakangan. Mereka masih
menggunakan akuntansi Belanda. UGM dan UI yang sudah lebih dulu mempelajarinya, membantu
pengembangan akuntansi di universitas lain dan akhirnya pendidikan akuntansi di Indonesia mulai
berkembang dengan menggunakan sistem Amerika.

Anda mungkin juga menyukai