Anda di halaman 1dari 2

ASMA BRONKIAL VS ASMA KARDIAL

Asma bronkial adalah nama lain dalam bentuk umum dari asma. Istilah 'bronkial' terkadang
digunakan untuk membedakannya dari apa yang teradang dokter sebut “Asma Kardial”, yang
sebenarnya bukan asma yang sesungguhnya tetapi kesulitan bernapas yang disebabkan oleh gagal
jantung, terutama gagal jantung kiri. Meskipun kedua kondisi memiliki gejala yang sama, termasuk
sesak napas dan mengi , tetapi mereka mempunya penyebab dan perjalanan penyakit yang berbeda.

Asma Kardial
Pada asma kardial, berkurangnya pemompaan curah jantung dari kiri jantung keseluruh
tubuh yang mengacu kepada terjadinya menumpukan cairan di paru-paru (edema paru). Cairan yang
menumpuk ini dapat menyebabkan sesak napas dan timbul mengi. Asma kardial memiliki gejala
yang sangat mirip dengan asma bronkial.

Gejala utama dan tanda-tanda asma kardial adalah:


1. Sesak napas dengan atau tanpa mengi;
2. Batuk;
3. Napas cepat dan dangkal;
4. Peningkatan tekanan darah dan denyut jantung; dan
5. Perasaan ketakutan.

Pola sesak napas membantu dokter menentukan jenis asma. Pasien dengan asma bronkial
cenderung mengalami sesak napas pada pagi hari, sedangkan orang-orang dengan gagal jantung dan
asma kardial sering bangun dengan nafas terengah-engah tengah malam setelah beberapa jam
setelah tidur, dan harus duduk tegak untuk mengatur napas. Hal ini terjadi karena pada pasien
dengan gagal jantung, berbaring untuk waktu yang lama akan menyebabkan cairan menumpuk di
paru-paru dan menyebabkan sesak napas.
Dalam asma bronkial, gejala biasanya disebabkan oleh yang olahraga berat dan cenderung
lebih buruk setelah latihan fisik berat yang lama. Di sisi lain, asma kardial cenderung terjadi saat
pasien tidak melakukan aktivitas. Seseorang dengan gagal jantung dapat menemukan diri mereka
sesak napas saat naik tangga, atau pada kasus yang berat. Pasien dengan gagal jantung juga sering
memiliki masalah dengan pergelangan kaki yang bengkak dan memburuk selama beberapa hari.
Asma kardial dapat menjadi kondisi yang mengancam jiwa, dan Anda harus berkonsultasi dengan
dokter jika memiliki asma kardial
Asma Bronkial

Rebecca Yolanda - 11.2014.224-Coass IKA


Pada kebanyakan orang dengan asma bronkial, pola serangan mengi yang terjadi periodik
dengan periode pernapasan normal. Namun, beberapa orang dengan asma bronkial kronis (jangka
panjang) sesak napas pendek dan episode di mana mereka merasa lebih terengah-engah dari
biasanya. Risiko terkena asma bronkial termasuk orang yang secara genetik rentan terhadap asma
dan pada awal kehidupan terpapar alergen dalam ruangan, seperti tungau debu dan kecoa, dan
memiliki riwayat keluarga asma atau alergi. Paparan efek asap tembakau sebelum kelahiran atau
selama anak usia dini juga meningkatkan risiko terkena asma bronkial.
Serangan asma bronkial dapat dipicu (dipercepat atau diperburuk) oleh berbagai faktor,
termasuk:
1. Infeksi saluran pernapasan;
6. Cuaca dingin;
7. Olahraga;
8. Alergen (zat yang memicu reaksi alergi) seperti serbuk sari dan debu rumah tungau;
9. Asap rokok dan polusi udara lainnya; dan
10. Stres.

Gejala-gejala asma bronkial termasuk:


1. Perasaan sesak di dada;
11. Kesulitan bernafas atau sesak napas;
12. Mengi; dan
13. Batuk (terutama pada malam hari).

REFERENSI
1. Tanabe, T. et al. Cardiac Asthma: New insights into an old disease. Expert Review of
Respiratory Medicine. 6.6:705 (2012)
14. National Asthma Council Australia. Asthma Management Handbook 2006. Melbourne, 2006.
di unduh dari http://www.nationalasthma.org.au/uploads/content/742-
20150602_MyAsthmaGuide_web.pdf
15. Jorge, S., et al. Cardiac asthma in elderly patients: incidence, clinical presentation and
outcomes. BMC Cardiovascular Disorders 7:16 (2007)

Rebecca Yolanda - 11.2014.224-Coass IKA

Anda mungkin juga menyukai