Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN CINA DAN ASIA TENGGARA DALAM HAL

PERDAGANGAN
(THE RELATIONSHIP BETWEEN CINA AND SOUTHEAST ASIA IN TERM OF
TRADE)

Sumarjono, Handitya Elinia Ningtyas


Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: tyaelinia@gmail.com

Abstrak
Latar belakang dari penelitian ini adalah karena Asia Tenggara sejak jaman dahulu mulai dari awal
abad pertama sebelum Masehi mempunyai hubungan erat dengan Cina khususnya dalam hal
perdagangan yang ditandai dengan perluasan kontak Cina dengan Asia Tenggara dimana pedagang
Cina berlayar ke Asia Tenggara dengan menggunakan kapal yang diawaki oleh pelaut penutur
bahasa Austronesia atau secara luas dapat disebut sebagai orang Melayu. Perdagangan laut antara
Vietnam dan Tiongkok selatan umumnya membawa mutiara, koral, cangkang kura-kura, dan bulu
burung untuk di tukar dengan sutra dan emas. Seiring berjalannya waktu pada periode abad ke
tujuh hingga delapan menandai awal ledakan perdagangan dan depresi, pola puncak dan palung
yang akan bertahan sampai abad kelima belas. Dari abad kesepuluh sampai dengan abad ketiga
belas Sriwijaya merupakan kawasan Melayu yang menjadi entrepot unggulan. Di Sriwijaya barang
lain dari Asia Tenggara, India dan Timur Tengah diangkut untuk pasar Cina dan sebagai gantinya
maka negara yang berada di kawasan Asia Tenggara di pasok oleh Cina dengan barang-barang jadi
yang di butuhkan di kawasan Asia Tenggara. Dalam hal ini penting kiranya untuk menelisik dan
memahami sejarah hubungan perdagangan antara Cina dan Asia Tenggara. Penelitian ini
menggunakan beberapa metode penulisan sejarah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan suatu
gambaran mengenai perkembangan serta pengaruh perdagangan antara Cina dan Asia Tenggara
mulai abad pertama sebelum Masehi sampai dengan abad kelima belas.
Kata Kunci: Austronesia, entrepot, palung, perdagangan

Abstract
The background of this research is because Southeast Asia since ancient times starting from the
early first century BC has a close relationship with China, especially in terms of trade which is
marked by the expansion of China's contacts with Southeast Asia where Chinese traders sailed to
Southeast Asia using ships manned by Austronesian speaking sailors or can be broadly referred to
as Malays. The maritime trade between Vietnam and southern China generally brought in pearls,
coral, tortoise shells and bird feathers in exchange for silk and gold. Over time the period from
the seventh to eighth centuries marked the beginning of trading booms and depressions, patterns
of peaks and troughs that would last into the fifteenth century. From the tenth to the thirteenth
century, Sriwijaya was a Malay area that became a leading entrepreneur. In Sriwijaya, other
goods from Southeast Asia, India and the Middle East are transported to the Chinese market and
in exchange for the countries in the Southeast Asian region, China is supplied with finished goods
that are needed in the Southeast Asian region. In this regard, it is important to investigate and
understand the history of trade relations between China and Southeast Asia. This study uses
several methods of writing history. This article aims to provide an overview of the development
and influence of trade between China and Southeast Asia from the first century BC to the fifteenth
century.
Keywords: Austronesian, entrepot, trough, trade

PENDAHULUAN yang signifikan dengan kekaisaran India


atau Cina.[ CITATION Joh15 \l 1057 ]
Asia Tenggara menurut A. Reid,
dilihat dari dunia Mediteranian mempunyai Menurut Reid pada kurun waktu
wilayah geografis yang cukup terpisah (1450-1680) hubungan Asia Tenggara
dengan daerah sekitarnya yaitu Asia Timur, dengan beberapa daerah di luar wilayah
Pasifik, dan India. Konsep kawasan Asia masih terlalu sedikit, walaupun pada saat itu
Tenggara meskipun telah ditemukan seabad sudah dipengaruhi oleh kebudayaan dari
yang lalu, namun baru menjadi kukuh India dan Cina yang datang melalui
selama Perang Dunia II sebagai konsep perdagangan, namun berbeda dengan
strategis sekutu Barat yang harus direbut Vietnam Utara yang pernah ditaklukkan oleh
kembali dari Jepang, Inggris, Belanda, dan Cina dan serta merupakan daerah perbatasan
Prancis memang memiliki konsep mengenai antara Asia Tenggara dengan Cina. Namun
Asia Tenggara sebagai daerah yang terpisah berbanding terbalik bahwa interaksi dagang
dari Cina dan India. A. Reid juga diantara Cina dan Asia Tenggara berjalan
berpendapat bahwa di kawasan tersebut secara saling melengkapi kebutuhan masing-
terdapat beberapa hubungan dagang antar masing dan damai tidak ada hal paksaan atau
daerah di kawasan tersebut, selain itu ada pun pemberontakan. Perdagangan adalah
berbagai bahasa dan suku bangsa namun masalah yang cukup penting bagi Asia
juga ada beberapa kesamaan antar berbagai Tenggara karena bersifat unik dan dapat di
daerah tersebut. Unsur dominan dalam jangkau melalui laut serta menguasai jalur
lingkungan hidup di Asia Tenggara adalah maritim antara Cina dan pusat-pusat
hutan dan air. Asia Tenggara merupakan pemukiman penduduk Timur Tengah, Eropa,
daerah yang relatif terbuka dari beberapa dan India, yang mempengaruhi percepatan
invasi serta migrasi besar dari Asia Tengah, perdagangan maritim Internasional.
misalnya yang dialami oleh Cina dan India,
selain itu Asia Tenggara juga selalu terbuka METODE PENELITIAN
dan ikut serta dalam perdagangan antar
Prosedur dan Teknik Penelitian
samudra.
Dalam penelitian ini metode
Jauh sebelum Eropa datang orang merupakan factor yang perlu dalam
Cina sangat tertarik dengan barang langka memecahkan sebuah permasalahan serta
serta mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi berpartisipasi untuk menentukan sebuah
tentang hasil hutan dan laut dari Asia keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam
Tenggara. Walaupun secara kuantitatif hal penelitian ini menggunakan metode
ini tidak pernah dianggap besar di dalam penelitian historis, hal ini dimaksudkan agar
perdagangan regional maupun global, mempermudah untuk membuat rekontruksi
namun proses pengumpulan, transmisi dan masa silam dengan objektif serta sistematis
pemanfaatannya memiliki konsekuensi dengan cara pertama yaitu pengumpulan
budaya yang beragam baik di titik asalnya data, mengevalusi, memverifikasi dan
dan di tempat tujuan mereka. Segala macam mensintesiskan bukti dengan tujuan untuk
perangkat astronomi Eropa seperti misalnya menciptakan fakta serta dapat memperoleh
jam mekanis, cermin, dan senjata api lainnya sebuah kesimpulan akurat.
cukup menarik bagi Cina, Elit Jepang, dan
1. Heuristik
India. Ditemukannya perunggu besar yang
Seorang pemula seharusnya dapat
indah yang ditemukan misalnya di upacara
menentukan suatu subjek yang menarik dan
Dong Son di Vietnam modern merupakan
layak untuk diselidiki dengan empat
bukti nyata bahwa terdapat suatu wilayah
perangkat pertanyaan dimana, siapa,
yang luas di seluruh wilayah dan mekanisme
bilamana, dan apa (Gottschalk, 2008).
pertukaran barang yang efisien di Asia
Proses pertama dalam melaksanakan
Tenggara sebelumnya terjadi perdagangan
penelitian yaitu mencari sumber serta
mengumpulkan sumber yang relevan. Menurut (Kuntowijoyo 2013: 78-79)
Kuntowijoyo (2013: 73) mengemukakan menyatakan, terdapat dua metode yang
bahwa sumber atau yang sering disebut digunakan dalam interpretasi yaitu analisis
dengan data sejarah atau datum berasal dari dan sintesis. Analisis dapat diartikan dengan
bahasa Inggris dengan bentuk tunggal atau menguraikan sedangkan sintesis artinya
dalam bentuk jamak disebut data, serta yaitu menyatukan. Penulisan dalam artikel
bahasa Latin yaitu datum yang berarti dilakukan dengan langkah pertama
pemberian yang harus satukan atau melakukan kritik sumber, maka sumber
dikelompokkan sesuai dengan jenis history tersebut dianalisis dan selanjutnya
yang akan ditulis. disintesiskan secara teliti untuk
mendapatkan data-data yang lebih spesifik,
Dalam penelitian ini penulis relevan dan dapat membantu menafsirkan
mengumpulkan sumber dengan metode mengenai permasalahan yang sedang diteliti.
kajian pustaka dengan sumber yang sesuai
serta mempunyai keterkaitan dengan 4. Historiografi
permasalahan yang akan diteliti dapat Historiografi juga sering disebut
diperoleh melalui sumber dokumen tertulis sebagai penulisan kisah kesejarahan. Data
berupa kajian buku-buku maupun jurnal yang diperoleh dari sumber yang relevan
relevan yang diakses secara online sesuai kemudian di satukan menjadi satu agar dapat
dengan bahan kajian. menggambarkan peristiwa pada masa
lampau (Gottschalk, 2008:18). Historiografi
2. Kritik Sumber Indonesia modern baru di mulai sekitar
Kritik sumber terbagi menjadi tahun 1957, waktu diselenggarakannya
beberapa kritik yaitu kritik intern serta kritik Seminar Sejarah Nasional pertama di
ekstern. Kritik ekstern dilakukan untuk Yogyakarta ( Kuntowijoyo, 2013:2). Dalam
melakukan kritik guna mengetahui keaslian penelitian ini kisah sejarah tersebut adalah
dan keakuratan sumber-sumber sejarah yang mengenai Hubungan Cina dan Asia
dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu Tenggara Dalam Hal Perdagangan mulai
dikarenakan dalam melakukan penelitian ini abad pertama sebelum masehi hingga abad
penulis menggunakan sumber tertulis atau kelima belas.
kajian pustaka, maka kritik ekternnya adalah
meneliti dengan saksama hal dan masalah Sumber Penelitian
yang berkaitan dengan isi dari dokumen, Sumber penelitian menurut Zuldafrial
buku, atau karya tulis lainnya melalui (2012:46) merupakan subjek dimana data
bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, dan dapat diperoeh, sedangkan menurut
kata-kata yang digunakan. Sedangkan kritik Sugiyono (2009:225) sumber data dapat
intern digunakan untuk verifikasi keaslian diperoleh dengan menggunakan sumber
sumber dengan cara mengamati kebenaran primer dan sumber sekunder. Sumber primer
informasi dari penulis dan kemampuannya adalah sumber data yang langsung
dalam menyatakan sesuatu dengan tepat memberikan data kepada pengumpul data,
berdasarkan pada sumber-sumber autentik sedangakan sumber sekunder merupakan
lainnya (Kuntowijoyo, 2013: 77-78). sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Sumber primer
3. Interpretasi harus diperoleh dari orang yang sezaman
Dalam penelitian ini perlu bantuan dengan hadirnya peristiwa (Gottschalk,
dari bidang ilmu sosial lain dalam penulisan 2008: 43).
sejarah atau yang disebut pendekatan
multidimensional, pendekatan sejarah Dalam penulisan artikel ini, peneliti
struktual, sejarah analitis sangat dianjurkan mencari dan mengumpulkan sumber dari
oleh Sartono Kartodirjo (Kuntowijiyo, sumber kepustakaan. Dalam penelitian ini
2013:6). Selanjutnya adalah peneliti tidak melakukan pengumpulan
mengklasifikasikannya menurut jenis dan sumber melalui teknik wawancara. Peneliti
disintesiskan supaya mendapatkan hubungan menggunakan sumber dokumen berupa buku
antara data yang satu dengan yang lainnya. yang berjudul “Environment, Trade and
Society in Southeast Asia A Longue Duree
Perspective”. Selain itu penulis juga
menggunakan buku penunjang serta jurnal dan kepulauan yang meliputi wilayah
yang sesuai dengan penelitian ini. Indonesia dan Filipina. Wilayah ini juga
mendapatkan banyak pengaruh dari
PEMBAHASAN kebudayaan asing seperti salah satunya Cina.
Cina dapat mempengaruhi wilayah di
Pada awal abad pertama sebelum kawasan Asia Tenggara melalui jalur
Masehi, sudah terdapat perluasan kontak perdagangan. Mayoritas penduduk Asia
Cina dengan Asia Tenggara. Beberapa Tenggara adalah pencampuran penduduk
pedagang Cina berlayar ke Asia Tenggara asli dan para pendatang dari bangsa dari luar
dengan menggunakan kapal yang diawaki Asia Tenggara.
oleh pelaut penutur bahasa Austronesia atau
secara luas dapat disebut sebagai orang Cina sangat menyadari perbedaan
Melayu. Perdagangan laut antara Vietnam antara diri mereka sendiri dengan orang non
dan Tiongkok selatan umumnya membawa Cina. Selain dalam hal perdagangan Cina
mutiara, koral, cangkang kura-kura, dan bulu mempunyai keunggulan dalam hal budaya
burung untuk di tukar dengan sutra dan dan dalam hal perdagangan Cina tidak
emas. Selain itu kecenderungan para memperdulikan produk yang mereka
sejarawan ekonomi Asia Tenggara inginkan. Mereka tidak perduli walau
menggambarkan hal alami dari satu arah sekalipun produk itu berasal dari suku bar-
analitis sebagai produk dan komoditas yang bar.
ditukar dengan barang yang di cari oleh
orang Asia Tenggara khususnya tekstil Selama Dinasti Zhou beberapa
India, perlengkapan besi, sutra Cina dan produk mewah yang dikirim ke Cina
porselen. diantaranya gading, cula badak, cangkang
kura-kura, dan mutiara. Namun hal ini
Pada abad-abad awal Masehi orang memicu kerusakan alam karena hewan-
India dan orang Barat menyebut Asia hewan tersebut terancam punah. Badak Asia
Tenggara sebagai Golden Khersonese atau Tenggara terutama Dicerorhinus
Tanah Emas dan tidak lama kemudian Sumatrensis atau badak bercula dua saat ini
menjadi terkenal karena produk dari hutan sangat terancam punah. Selain itu hubungan
hujan tropisnya meliputi kayu, resin antara manusia dan lingkungan tidak hanya
aromatik, serta rempah-rempah terbaik dan serta merta tentang hewan, melainkan
terlangka di dunia. manusia juga membutuhkan hal lain seperti
obat-obatan yang mereka anggap sebagai
Perdagangan bagi masyarakat Asia barang langka dan sangat berharga. Hal-hal
Tenggara terhadap peluang ekonomi dan seperti itu tidak hanya diperlukan sebagai
budaya yang diberikan oleh perdagangan komoditas perdagangan yang berharga,
internasional dikonsistenkan dengan pola tetapi juga sebagai komoditas perdagangan
yang sudah ada pada peradaban sebelumnya. yang terpuji dan dihargai karena keindahan
Baik jaringan sosial ekonomi dan politik dan daya tarik instrinsik mereka.
internal yang berkembang dengan baik di
kawasan Asia Tenggara. Titik persimpangan Sejak abad pertengahan hewan
jalur perdagangan dan bentuk pertukaran eksotis, tumbuhan, dan obat-obatan, serta
atau perkembangan negara yang ada di Asia benda-benda yang tidak dapat dihasilkan di
Tenggara menyarankan cara yang sesuai. Cina maupun Eropa menjadi sebuah daya
tarik tersendiri. Selain dari Asia Tenggara
Kontak perdagangan tidak langsung barang mewah yang dihargai oleh orang
antara Cina dan Nanyang muncul kembali Tionghoa berasal dari India, melalui jalur
pada masa Dinasti Shang ketika cangkang darat yang disebut dengan jalur sutra.
cowrie digunakan sebagai mata uang. Sedikit diketahui bahwa rute awal
Nanyang merupakan sebutan dari orang perdagangan sebagaian produk mencapai
Cina untuk Asia Tenggra yang artinya Cina melalui daratan, dan beberapa ada yang
merupakan daerah yang terletak di Selatan menggunakan kapal kecil yang diawaki oleh
Samudra. Hal ini karena istilah Asia pelaut dari Melayu. Pada saat itu
Tenggara baru umum dipergunakan selama perdagangan adalah sumber kekayaan
masa Perang Dunia 2 untuk menggambarkan
wilayah dataran yang berada di Indo-Cina
penting bagi masyarakat pesisir Tiongkok di ditemukan di Indonesia bagian barat, telah
selatan Sungai Yangze. sampai ke Cina dan dianggap sebagai obat
bergengsi, dihargai, sebagai penyerap udara
Ketertarikan orang Cina pada hal- jahat dalam tubuh, selain itu dapat
hal alam, dianggap sebagai kemewahan dan digunakan sebagai obat untuk
berasal dari tempat asing yang ditelusuri dari menyembuhkan bisul dan memecahkan
jaman dahulu. Setidaknya sejak abad ketiga penumpukan darah.
cengkeh aromatik dari Maluku dibawa oleh
pedagang Nan Yueh dari provinsi selatan Begitu besar perdagangan Tang
Cina (sekarang Guangdong, Guangxi, dan meliputi aromatik dan rempah Asia
Yunnan) serta Vietnam utara (termasuk Tenggara digunakan untuk bahan makanan
Hanoi), digunakan oleh abdi dalem kaisar atau kuliner dan untuk mengharumkan
yang menuntut agar semua orang yang hadir pakaian dan air mandi telah telah menjadi
di hadapannya harus mempermanis nafas sebuah kebiasaan (Wheatley 1959: 32).
mereka (Whearley 1959:45). Selain itu dari Selain itu Jan Wisseman Christie (1998)
catatan Cina dari abad ketiga Masehi Cina mengemukakan hal itu dengan perluasan
menjadi daerah sebagai sumber koral, perdagangan produk Cina dari barat laut
mutiara, batu permata, dan berbagai macam Asia Tenggara dan peningkatan minat Asia
barang manufaktur dari tekstil hingga barang Tenggara pada ekspor Asia Selatan. Pada
hias berwarna yang bersifat pecah belah. periode abad ke tujuh hingga delapan
menandai awal ledakan perdagangan dan
Selain itu komoditas dari Asia depresi, pola puncak dan palung yang akan
Tenggara diantaranya karang merah dalam bertahan sampai abad kelima belas.
koleksinya dikenal sangat luar biasa dan Pengiriman rempah-rempah dari Maluku
merupakan jenis yang belum pernah dilihat munuju Cina dan Eropa mengalami
di Cina. Bentuk dari karang merah ini peningkatan yang signifikan pada tahun
biasanya setinggi tiga sampai empat kaki 1400 dan secara perlahan mengalami
dengan batang dan cabang yang tidak biasa perluasan hingga sampai abad kelima belas
dengan warna yang cerah. Koral ini sampai walaupun barangkali menyembunyikan
ke tangan Cina sejak zaman Han dan banyak penurunan di pertengahan abad dan lonjakan
dijumpai di kepulauan Filipina terutama pada dasawarsa akhir. Rempah-rempah yang
Mindanao. Gharuwood adalah salah satu dikirim meliputi cengkih, pala dan lada.
aromatik paling penting yang diimpor oleh
Asia Tenggara dan penguasaha mewah serta Cengkih yang diperdagangkan
kolektor akan mencari kualitas terbaik dari adalah putik dari bunga tumbuhan hijau
Kamboja atau daerah utara Semenanjung tropis yaitu Szygium aromaticum atau
Malaya. Pada periode Sung gharuwood Caryophullus aromaticus yang dikeringkan.
sudah ada dan berasal dari tenggara Pohon ini ada yang dapat menghasilkan
Sumatra, Jawa, dan bagian timur Nusantara sampai 34 kg cengkih jika panenan baik.
tetapi kualitasnya masih di bawah Kamboja Cengkih ini banyak di tanam di pulau-pulau
dan daerah utara Semenanjung Malaya. kecil seperti Ternate, Tidore, Makian, dan
Motir di lepas pantai barat Halmahera dan
Perdagangan dalam hal bahan obat baru berhasil di tanam di salah satu pulau
antara Asia Teggara dan Cina meliputi besar yaitu Bacan. Sedangkan pala adalah
aromatik pohon resin dari Asia Tenggara biji dan bunga pala (fuli) adalah penutup
sangat dihargai sebagai materia medica. luar biji dari pohon Myristica fragrans yang
Wolters telah mencatat bahwa kapur barus hanya dapat tumbuh secara subur di gugusan
yang dikenal dengan parfum P’o-lu’ dari pulau-pulau kecil yang dikenal sebagai
utara Sumatra pertama kali muncul dalam Banda, yaitu sebuah pulau di sebelah selatan
catatan Cina pada awal mula abad keenam pulau Seram. Tetapi lada dihasilkan di
ketika dokter merekomendasikan untuk tempat lain. Lada bulat atau lada hitam
membantu wanita dalam kesulitan dengan bahasa latin Piper nigrum
persalinan. Selain itu Century Benzoin dan merupakan barang dagang yang cukup
Unicorn Desiccate atau Dragon’s Blood penting. Lada diperkirakan berasal dari
merupakan resin yang berwarna merah dan Kerala, pantai Malabar di India Barat Daya,
diperoleh dari spesies Daemonorops yang yang masih tetap dikenal dengan sebutan
“negeri lada” bagi para pelancong Eropa dan demikian sampai Dinasti Yuan dan Ming
Arab sejak zaman pertengahan. Namun pada awal (Ptak 1999: 149). Pada masa dinasti
abad kedua belas sumber Cina mulai Sung pada akhir abad kesepuluh barang
menyebut lada sebagai produk dari Jawa, utama perdagangan meliputi cula badak,
meskipun sebuah catatan yang terdapat di gading, akik, mutiara, kura-kura, kerang,
dalam sebuah catatan yang terdapat di dalam dupa, dan kayu wangi. Pada abad kesepuluh
tarikh perjalanan Ghau Ju-kua (1250: 223) ini jumlah barang tidak signifikan dan pada
mengingatkan bahwa ada orang yang abad kedua belas menunjukkan jumlah
mengatakan bahwa kebanyakan lada itu impor mencapai beberapa ratus barang.
datang dari Malabar dan bahwa produk yang Antara tahun 1049 dan 1059 impor gading
dibeli oleh pedagang asing di Jawa berasal gajah, cula badak, mutiara dan aromatik
dari Malabar. tahunan di Cina mencapai 53.000 unit
dengan 1175 hitungan melonjak menjadi
Lada juga tidak disebut-sebut lebih dari 500.000 unit (Wheatley 1961: 60).
sebagai komoditas dari Sri Vijaya
(Sriwijaya) juga tidak tumbuh di daerah Dari abad kesepuluh sampai dengan
Sumatra ketika kunjungan Marco Polo abad ketiga belas Sriwijaya merupakan
(1292) atau Ibn Battuta (1355). Karena hal kawasan Melayu yang menjadi entrepot
itu dilaporkan di Sumatra utara oleh unggulan. Di Sriwijaya barang lain dari Asia
pengamat Cina pada awal tahun 1400 an Tenggara, India dan Timur Tengah diangkut
(Ma Huan 1433: 118; Rockhill 1915: 155- untuk pasar Cina dan sebagai gantinya maka
156), barangkali lada diperkenalkan disana negara yang berada di kawasan Asia
dari India atau Jawa sebelumnya. Lada Tenggara di pasok oleh Cina dengan barang-
tumbuh demikian baiknya di Sumatra barang jadi yang di butuhkan di kawasan
sehingga catatan orang Portugis awal Asia Tenggara. Sriwijaya diakui sebagai
memperkirakan bahwa Pasai saja yang partner utama dalam perdagangan antara
menghasilkan sebanyak separuhnya (1400- Asia Tenggara dengan Tiongkok dengan
1800 ton) seperti halnya Malabar. Pires jumlah misi upeti yang dikirim lebih dari
mengira bahwa bandar Pidi di Sumatra yang empat belas dengan periode waktu tiga
berdekatan pernah menghasilkan sekitar 500 puluh tahun yang dimulai pada tahun 960,
ton (Pires 1515: 82, I 149-144). Angka- hal ini membuktikan agresivitas kedua
angka Pires untuk produk lada Asia bagian dapat terlihat.
Tenggara berjumlah hampir 2500 ton,
dibandingkan dengan 3600 ton untuk Banyaknya jumlah aromatik,
Malabar. Sampai pada tahun 1530 sebagian gading, air mawar, tanduk badak, karang,
besar dari lada ini tetap berada dibawa ke dan barang bernilai tinggi di kawasan Timur
utara untuk memenuhi persediaan pasaran Tengah dan India adalah demonstrasi yang
Cina yang besar. diperhitungkan dari akses dan hubungan
Sriwijaya dengan zona perdagangan utama
Perdagangan maritim Cina dengan Asia dan kepekaannya terhadap kebutuhan
Asia Tenggara dan Timur Tengah tercapai pasar Cina (Heng 2009: 78-79). Sebagai
tingkat yang belum pernah tercapai gantinya utusan elit Sriwijaya disajikan
sebelumnya, yaitu selama periode Sung hadiah berupa priuk putih, pernis, sutra,
(960-1179 M). Banyak diketahui mengenai emas, perak, uang tunai tembaga, hiasan
kisaran dan variasi, nilai dan volume kepala, dan tali kekang (Heng 2009: 79).
rempah-rempah, aromatik, dan obat-obatan, Akhirnya Sriwijaya sukses tergantung pada
dalam catatan Tiongkok kontenporer disebut pemeliharaan baik dengan bagian
dengan hsiang yao, yang mengalir ke Cina perdagangan regional. Namun pada akhir
dari Tonkin, Semenanjung Malaya, Siam, abad kesepuluh pasokan cengkeh, lada
Jawa, Sumatra Barat, Kalimantan Barat dan hitam, dan dupa cendana dari Jawa dan
sebagian kepulauan Filipina, melalui Maluku tersendat karena akibat dari konflik
jaringan pedagang Arab dan Hindu di Era antara Sriwijaya dengan Jawa mengenai
Sung. masalah tanam monopoli perdagangan yang
pertama dengan membatasi aliran produk di
Impor cengkeh hanya sedikit dalam lingkup kendalinya.
penting dalam periode Sung dan tetap
Permintaan Cina akan aromatik dan pergeseran, yaitu pembelian cengkih
obat-obatan yang eksotis mendorong upaya langsung oleh orang Cina di Maluku
untuk memahami sifat mereka melalui menjadi permintaan orang Cina melalui
observasi dan deskripsi. Pengetahuan perantara pedagang Melayu dan Jawa. Hal
komersial sangat berharga dan pedagang ini dapat diketahui bahwa banyaknya
Cina dapat dengan cepat mengembangkan bantuan migran Cina terhadap perdagangan
banyak kompleks berupa klasifikasi untuk di Asia Tenggara khususnya Indonesia dan
aromatik yang membaut perbedaan harus adanya ekspedisi Cheng Ho, tidak
antara kesegaran, pewarnaan, serta bau dari mengherankan jika penduduk Melayu dan
masing-masing aromatik seperti pada kasus Jawa sebagian adalah keturunan Cina (Reid
gharuwood, kamper, dan getah benjamin. 1992: 181-198). Banyak perhatian ilmiah
Selain itu terdapat ringkasan atau risalah yang telah diberikan pada interaksi antara
karya dari Yeh T’ing-kuei tentang aromatik Ming (Cina) dan Asia Tenggara, terutama
yang ditulis pada tahun 1151 menjadi contoh dalam kaitannya dengan bantuan angkatan
yang penting dalam menggambarkan laut yang tangguh serta tugas-tugas yang
penampilan, sensorik, khasiat obat, dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho yang
penggunaan lokal, nama vernakular benda legendaris dari 1405 hungga 1433, hingga
dan sub sikap. Sumber yang paling berharga peristiwa di Malaka dan Indonesia.
bagi para pedagang Sung adalah Chu-fan-
chi atau catatan dari negara asing yang Sejauh ini dapat diketahui bahwa
ditulis oleh Chao Ju Kua dan diterbitkan beberapa hasil alam dari Asia Tenggara
sebagai buku pegangan di tahun 1226. selama berabad-abad banyak dicari dan
dihargai oleh pedagang Cina dan Arab serta
Pada abad ke tiga belas para kolektor sebagai barang mewah.
perdagangan antara Cina dan Semenanjung Sedangkan sebagai gantinya Asia Tenggara
Malaya terkonsentrai di negara bagian yang mengembangkan selera yang tak terpusatkan
kaya akan produk hutannya. Kerajaan Tan- untuk hal-hal yang dibawa oleh orang asing
ma-ling (kemungkinan Kepulauan Natuna di berupa benda-benda yang mereka produksi.
lepas pantai barat laut Kalimantan) dianggap Chao Ju Kua menceritakan pedagang Cina
sebagai sebuah ketergantungan Sriwijaya berusaha memenuhi permintaan lokal untuk
dan negara bagian di distrik Ligor, kaca hias dan porselen di seluruh wilayah.
menawarkan lilin lebah, kayu hitam, kapur Porslen biru dan putih biasanya di
barus, gading, benang sutra, beras, perdagangkan di Jawa, porselen putih di
g[ CITATION Max17 \l 1057 ] ula, dan Nusantara bagian timur, dan celadon di
mangkuk tembikar (Wheatley 1961: 67). daerah Kalimantan. Selain porselen
Selain itu Teng-liu-mei juga diketahui perdagangan cinnabar juga bisa terjadi di
memiliki keunggulan dalam meminjamkan Jawa, dimana para wanita menggunakan
gharuwood dan lac. Pada 623 dan 624 bahan untuk mewarnai pakaian sutra dan
Masehi misi upeti dikirim ke Cina dari Siam, sebagai kosmetik khususnya cat kuku untuk
Semenanjung Malaya, Jawa, dan berbagai mewarnai kuku. Permintaan untuk cinnabar
daerah di Sumatra termasuk Palembang dan yang cukup tinggi maka juga dianggap
Jambi (Wang Gungwu 1958: 74). sebagai bahan pokok perdagangan (Chao Ju
Kua 1911: 83). Sedangkan di daerah
Kunjungan orang Cina merupakan Kalimantan dan Filipina diwarnai barang
gejala abad keempat belas yang relatif hanya berupa manik-manik kaca dan botol.
sebentar. Hal ini tepat dengan apa yang
diceritakan oleh orang-orang Ternate dan Perdagangan sebagai periode
Tidore kepada orang Portugis bahwa nenek transformasi sosial dan ekonomi utama.
moyang mereka pertama kali mengetahui Dalam periode ini terdapat sejumlah
nilai cengkih dari orang Cina, yang perkembangan revolusioner dari
perahunya datang dari utara, untuk pertama kemunculan dan kosmopolitanisasi kota-
kalinya menginjakkan kakinya di kepulauan kota pelabuhan sebagai pusat perdagangan
itu. Selanjutnya orang Jawa dan orang ke bentuk kontrak baru sebagai asumsi dan
Melayu mengikutinya dengan berlayar dari peningkatan monetisasi. Dalam hal ini
selatan. Namun sebuah laporan terperinci perdagangan membentuk tulang punggung
membantu mengkonfirmasi adanya perubahan. Berdagang dengan Sriwijaya
dapat mengenalkan masyarakat lokal pada tentu apabila ekspedisi itu mendorong
keragaman berbagai objek material meliputi produksi hasil pertanian untuk pasaran Cina.
permintaan yang menunjukkan pertumbuhan T’ien Ju-Kang (1981) menunjukkan bahwa
kosmopolitan serta apresiasi terhadap benda produk yang menonjol dari perdagangan
yang berasal dari alam maupun buatan Nanyang meliputi kayu sapan serta lada
tangan manusia. Kapal buatan Indonesia yang dikirimkan ke Cina sedemikian banyak
pada abad kesepuluh dipahami sebagai alat sehingga untuk pertama kalinya barang-
perdagangan antara Sriwijaya dan negara barang itu menjadi konsumsi massal di
bagian meliputi Mataram, Jawa, dengan wilayah itu pada abad kelima belas dan
membawa peralatan perunggu termasuk demikian melimpah di dalam pergudangan
cermin, patung yang sangat dihiasi untuk pemerintahan Cina sehingga dapat di pakai
agama dan rumah tangga menggunakan untuk pembayaran gaji sebagian tentara Cina
keramik yang diproduksi di Yue, dan pejabat Cina.
Guangdong dan Fujian. Sepanjang akhir
milenium pertama, kepulauan Filipina Perdagangan Asia Tenggara di
terhubung ke sistem perdagangan bedakan dari “epos Vasco da Gama” yang
internasional yang melibatkan Kalimantan, oleh para Panikkar (1953) dikatakan sejak
Jawa, Maluku, Champa, dan China. Ini tahun 1498. Sebaliknya pertumbuhan
memasok bijih emas, hasil hutan dan laut permintaan akan hasil bumi Asia Tenggara
sebagai ganti keramik dan sutra, terutama tampaknya dimulai relatif meningkatt secara
Cina, dan alas serta logam berharga. tiba-tiba pada tahun 1400 baik jika kita
melihat data pasaran Laut Tengah maupun
Cina merupakan pasar yang paling Cina, sementara itu adanya kemerosotan
penting bagi perdagangan Asia Tenggara pada tahun 1500-1530 mulai terlihat sangat
yang terjadi sebelum abad ketujuh belas. jelas. Pola perdagangan antara masa ini
Marco Polo (1298: 209) mengungkapkan lebih sulit diperkirakan. Hal ini dapat dilihat
jika setiap ada satu perahu Italia di bahwa Cina melarang perdagangan swasta,
Aleksandria, seratus perahu bermuatan pelayaran melintasi Laut Cina Selatan tetap
penuh rempah-rempah berlabuh di bandar berlanjut pada abad kelima belas. Mungkin
Cina “Zaiton”. Meskipun India juga hampir hal ini disebabkan karena pertama,
sama pentingya sebagai rekan dagang Asia pelaksanaan resmi tentang larangan
Tenggara, tampaknya perubahan dramatis di perdagangan swasta ini pada masa
dalam kebijakan kekaisaran Cina yang pemerintahan Ming lemah antara tahun 1457
berkaitan dengan perdagangan Nanyang dan tahun 1520 an, sehingga junjung milik
berakibat sangat tersendat-sendatnya para saudagar setiap tahun tetap melayani
perdagangan eksternal Asia Tenggara. jalur dari Fujian Selatan ke Nanyang (Wills
1974: 7; Mills 1979: 70). Kedua sistem
Dinasti Ming mulai berkembang pelayaran untuk mencari upeti sampai pada
dalam kekayaan dan populasinya selama dua puncaknya di abad kelima belas
abad pada akhir abad keempat belas. membangkitkan bertambahnya inisiatif dari
Dampak bagi perdagangan Asia Tenggara tiga kaisar pertama dari Dinasti Ming.
tidak otomatis hal ini karena adanya
larangan oleh para penguasa Ming terhadap Frekuensi Misi Pengiriman Upeti
perdagangan luar negeri, walaupun ke Cina
efektivitasnya tidak seragam. Namun tidak
diragukan lagi bahwa sangat melonjaknya Dari Jawa Pasai Siam
permintaan akan produk dari Asia Tenggara 1400-1409 8 3 11
adalah karena adanya ekspedisi perdagangan 1410-1419 6 7 6
negara oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming 1420-1429 16 5 10
(1402-1414) dan ekspansi sesaat Cina ke 1430-1439 7 4 4
Vietnam dan Burma. Permulaan zaman 1440-1449 5 3
perdagangan di Asia Tenggara mempunyai 1450-1459 3 2
simbol yang sangat coock yaitu pada saat 1460-1469 3 1 1
misi perdagangan negara yang pertama di 1470-1479 4
bawah pemimpin Laksamana Zheng He 1480-1489 3 3
yang terjadi pada tahun 1405. Sudah barang 1490-1499 2 3
1500-1510 1 besar, kota-kota bermunculan dan menjadi
Sumber: Ming Shi Lur, Juga wang 1970: 74 makmur, daerah tertentu di Asia Tenggara
dan Wade 1991 mulai beralih menganut agama besar yang
universal dan sebagian besar penduduknya
Salah satu cara untuk menghindari bergantung kepada perdagangan
larangan Cina dilakukan oleh kerajaan Pulau Internasional untuk sumber hidup, pakaian
Ryukyu, setelah dipersatukan oleh Raja Sho bahkan makanan.
Hashi pada tahun 1429. Penguasa-penguasa
ini mengambil sebuah keuntungan dari SIMPULAN
penangguhan perdagangan negara pada
tahun 1433 dan larangan Ming atas Kesimpulan
perdagangan swasta, sehingga mendorong
Perdagangan antara Cina dan Asia
para saudagar bangsa Fujian bermukim di
Tenggara diawali pada abad pertama
dekat ibu kotanya yaitu Okinawa dan
sebelum Masehi. Pada masa itu sejarawan
berdagang dibawah pengawasanya. Ia dan
ekonomi Asia Tenggara menggambarkan hal
penerusnya tetap mempertahankan akses ke
alami dari satu arah analitis sebagai produk
Cina dan Jepang dengan secara teratur
dan komoditas yang ditukar dengan barang
mengirimkan misi pengiriman upeti sebagai
yang di cari oleh orang Asia Tenggara
penghormatan tetapi sangat menguntungkan
khususnya tekstil India, perlengkapan besi,
kepada kedua istana itu. Oleh karena itu
sutra Cina dan porselen. Selanjutnya pada
Ryukyu menjadi perantara yang penting
abad pertengahan hewan eksotis, tumbuhan,
antara Asia Tenggara dan Asia Timur Laut
dan obat-obatan, serta benda-benda yang
ketika perdagangan langsung sangat
tidak dapat dihasilkan di Cina maupun Eropa
terganggu.
menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
Catatan perdagangan yang Ketertarikan orang Cina pada hal-hal alam,
disimpan di Rekidai hoan Ryukyu dianggap sebagai kemewahan dan berasal
menunjukkan bahwa dalam waktu tiga belas dari tempat asing yang ditelusuri dari jaman
tahun (1430-1442) paling sedikit tujuh belas dahulu.
misi dagang Ryukyu dikirim ke Ayutthaya,
Mulai abad ketiga cengkeh
delapan ke Palembang, dan enam ke Jawa.
aromatik dari Maluku dibawa oleh pedagang
Kegiatan dagang yang intensif juga
Nan Yueh dari provinsi selatan Cina.
dibuktikan melalui dokumen tahun 1463-
Selanjutnya pada abad kesepuluh sampai
1481, ketika Malaka, Ayutthaya, dan Pasai
dengan abad ketiga belas Sriwijaya
(Sumatra Utara) merupakan rekan dagang
merupakan kawasan Melayu yang menjadi
utama, dan tahun 1508-1554, ketika
entrepot unggulan. Namun pada akhir abad
Ayutthaya, Patani, Jawa Barat, dan Malaka
kesepuluh pasokan cengkeh, lada hitam, dan
(sampai ditaklukkan oleh Portugis pada
dupa cendana dari Jawa dan Maluku
tahun 1511) merupakan bandar yang sering
tersendat karena akibat dari konflik antara
dikunjungi kapal-kapal. Tetapi pola ini
Sriwijaya dengan Jawa. Pada abad ke tiga
mengalami kemunduran pada awal abad
belas perdagangan antara Cina dan
keenam belas dan Ryukyu tidak lagi menjadi
Semenanjung Malaya terkonsentrai di
faktor dominan di dalam perdagangan Asia
negara bagian yang kaya akan produk
Tenggara pada tahun 1550 an. Setelah itu
hutannya. Dari hal ini dapat ini dapat
mulai berlangsung penurunan secara terus
diketahui bahwa beberapa hasil alam dari
menerus yang mencapai titik terendah pada
Asia Tenggara selama berabad-abad banyak
tahun 1680.
dicari dan dihargai oleh pedagang Cina dan
Braudel mengatakan dengan tanpa Arab serta para kolektor sebagai barang
mengecilkan peranan dari individu dan mewah.
keadaan bahwa ia yakin bahwa masa
Penurunan kegiatan perdagangan
pertumbuhan ekonomi selama abad kelima
antara Cina dan Asia Tenggara terjadi pada
belas dan keenam belas menciptakan suatu
tahun 1500-1530 mulai terlihat sangat jelas.
kondisi yang senantiasa bermanfaat bagi
Pola perdagangan antara masa ini lebih sulit
negara-negara yang besar dan kecil. Hal ini
diperkirakan. Hal ini dapat dilihat bahwa
di buktikan dengan terjadinya perubahan
Cina melarang perdagangan swasta, melalui
pelayaran yang melintasi Laut Cina Selatan. Ucapan Terima Kasih
Salah satu cara untuk menghindari larangan
Cina dilakukan oleh kerajaan Pulau Ryukyu, Penulisan artikel ini dapat berjalan
setelah dipersatukan oleh Raja Sho Hashi. Ia dengan baik berkat dukungan dari berbagai
dan penerusnya tetap mempertahankan akses pihak. Saya sampaikan terima kasih kepada
ke Cina dan Jepang dengan secara teratur pihak yang telah membantu dalam
mengirimkan misi pengiriman upeti sebagai menyelesaikan artikel ini terutama kepada
penghormatan tetapi sangat menguntungkan Bapak Drs. Sumarjono, M.Si selaku dosen
kepada kedua istana. Upeti ini setiap tahun pembimbing dalam mata kuliah Sejarah Asia
berbeda-beda misalnya Jawa pada tahun Tenggara.
1400-1409 Jawa mengirimkan 8 upeti, 1410- Saran
1419 Jawa mengirimkan 6 upeti, 1420-1429
Jawa mengirimkan 16 upeti, 1430-1439 Menyadari bahwa penulis dalam
Jawa mengirimkan 7 upeti, 1440-1449 Jawa penulisan artikel ini masih jauh dari kata
mengirimkan 5 upeti, 1450-1459 Jawa sempurna, kedepannya penulis akan lebih
mengirimkan 3 upeti, dan pada tahun 1460- fokus dan dalam pembahasan artikel
1469 Jawa mengirimkan 3 upeti, serta pada berikutnya dengan sumber-sumber yang
tahun 1470-1479 Jawa tidak mengirimkan lebih relevan serta dapat
upeti ke Cina. Tetapi pola ini mengalami dipertanggungjawabkan. Untuk saran bisa
kemunduran pada awal abad keenam belas berisi saran dan kritik terhadap penulisan
dan Ryukyu tidak lagi menjadi faktor juga bisa untuk menanggapi terhadap
dominan di dalam perdagangan Asia kesimpulan dari bahasan artikel yang telah
Tenggara pada tahun 1550 an. Setelah itu dijelaskan.
mulai berlangsung penurunan secara terus
menerus yang mencapai titik terendah pada DAFTAR PUSTAKA
tahun 1680.
1. Berg, M. (2017). Asia-Europe trade: The Demand for Asia Goods and Long-Distance Shipping
From the Indian Ocean and South China Sea. The Sea in History The Early Modern World
Boydell Press, 308-318.

2. Chien-Peng Chung, T. (2017). China's Maritime Silk Road Initiative: Political Economic
Calculations of Southeast Asian States. Asian Survey, 416-449.

3. Christie, J. W. (1998). Javanese Markets and the Asia Sea Trade Boom of the Tenth to
Thirteenth Centuries A.D. Journal of the Economic and Social History of the Orient, 344-381.

4. David Henley, H. S. (2015). Environment, Trade and Society in Southeast Asia A Longue
Duree Perspective. Leiden: KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and
Caribbean Studies).

5. Diego, S. (2015). Citizenship, Nation-State and Nation-Building in Globalizing Southeast Asia.

6. Gottschalk, L. (2008). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia.

7. Hall, K. R. (2004). Local and International Trade and Traders in the Straits of Malaka Region
600-1500. Journal of the Economic and Social History of the Orient, 213-260.

8. Hall, K. R. (2011). A History of Early Southeast Asia Maritime Trade and Societal
Development, 100-1500. United Kingdom: Rowman & Littlefield Publishers, Inc.

9. Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

10. Lape, P. V. (2002). On the Use of Archaeology and History in Island Southeast Asia. Journal
of the Economic and Social History of the Orient, 468-491.
11. Lee, J. (2015). China's Economic Leverage in Southeast Asia. The Journal of East Asian
Affairs, 1-21.

12. Lieberman, V. (2010). Maritime Influences in Southeast Asia 900-1300 Some Further
Thoughts. Journal of Southeast Asian Studies, 529-539.

13. Reid, A. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 2 Jaringan Perdagangan
Global. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

14. Reid, A. (2014). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1 Tanah di Bawah
Angin. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

15. Schottenhammer, A. (2017). Maritime relations between the Indian Ocean and the China Sea
in the Middle Ages. The Sea in History - The Medieval World, Boydell Press, 794-807.

16. Suart-Fox, M. (2000). A Short History Of China and Southeast Asia Tribute, Trade, and
Influence. National Library of Australia.

17. Wade, G. (2008). Engaging the South Ming China and Southeast Asia in the Fifteenth Century.
Journal of the Economical and Social History of the Orient, 578-638.

18. Yu, H. (2017). China's Belt and Road Initiative and Its Implications for Southeast Asia. Asia
Policy, 117-122.

Anda mungkin juga menyukai