Anda di halaman 1dari 17

A.

Kasus
Tn. A umur 30 tahun dating ke RS diantar keluarga dengan keluhan sakit kepala
pada bagian frontal, kaku leher dan demam tinggi sejak satu minggu yang lalu. Klien
mengatakan nyerinya muncul sejak ia …, rasanya nyerinya seperti ditusuk-tusuk dengan
skala nyeri 8(1-10) dan muncul dengan durasi 30 dwtik. Istri klien mengatakan bahwa
klien sering mengalami kejang-kejang kurang lebih 30 detik. Istri klien juga mengatakan
suaminya juga sering mengeluh sulit tidur ketika hendak tidur. Hal ini membuat klien
terlihat lemah dan juga lemas.
Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat tanda krenig (+), tanda brudnizki (+),
ekstremitas teraba dingin dan terdapat benjolan pada leher bagian dextra. Tekanan
Darah :150/80, Suhu:38,30 C, Nadi:60x/menit, Respiratory Rate:28x/menit. Kulit terlihat
kemerahan dan terasa panas saat di palpasi. Klien tampak menahan nyeri. Saat berbicara
pasien tampak sering menutuk mata untuk mengurangi nyeriPada hasil CT scan
menunjukkan terdapat edema kepala pada bagian parietal. Setelah dilakukan pemeriksaan
darah lengkap dan juga lumbal pungsi, dokter menyatakan bahwa pasien mengalami
meningitis.
B. Pengkajian
1. Biodata
a. Pasien
Nama : Tn. A
Umur: 30 tahun
Pendidikan :S1
Agama : islam
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan :Menikah
Alamat : Gunungsari
Tanggal MRS : 5 Agustus 2021
Jam MRS :09.00 WITA
Diagnose medis :meningitis

b. Penanggung jawab
Nama :Ny.W
Umur :28 tahun
Agama :islam
Pendidikan :S1
Pekerjaan:PNS
status pernikahan :Sudah menikah
Alamat :Gunungsari
Hubungan dengan pasien :istri
2. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri dibagian kepala dan demam
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Klien menggatakan sudah satu minggu mengalami nyeri dibagian kepala, selain
itu juga terasa kaku di bagian leher klien. Klien juga mengatakan sudah demam
selama satu minggu. Sebelumnya klien sudah minum obat untuk menurunkan
demamnya tapi demamnya tidak mau turun. Suhu klien saat diperiksa 38,30 C.
istri klien juga mengatakan bahwa klien sering mengeluh sulit tidur karena nyeri
yang ia rasakan. Istri klien mengatakan bahwa dibagian leher kiri klien terdapat
benjolan yang sudah lama (kurang lebih 1 bulan). Awalnya klien merasa rishi
dengan benjolannya. Dari hari ke hari benjolan tersebut semakin membesar.
Ukuran benjolan kurang lebih 4 cm. akhirnya klien dibawa kerumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan.
b. Riwayat penyakit dahulu
Istri klien mengatakan sewaktu berumur 28 tahun klien pernah mengalami herpes
zoster selama satu minggu, dan sempat dirawat dirumah sakit. Namun
penyakitnya sudah sembuh.

c. Riwayat penyakit keluarga


Istri klien mengatakan bahawa di anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
hal seperti Tn.A.
4. Basic Promoting Physiology Of Health
a. Aktivitas dan latihan : sebelum sakit Tn.A mengatakan untuk aktivitasnya
dapat dilakukan dengan baik dan secara mandiri namun sejak ia masuk rumah
sakit aktivitasnya dibantu oleh keluarga karena tubuh klien yang lemas. Pada
saat dikaji pasien terlihat malaise.
b. Tidur dan istirahat : sebelum sakit Tn.A mengatakan bahwa ia biasanya tidur
siang kurang lebih 30 menit-1 jam, sementara untuk istirahat malam kurang
lebih 5-6 jam. Tn. A mengatakan tidak ada gangguan ketika hendak
beristirhat. Namun sejak dirawat dirumah sakit ia mengatakan sulit tidur
karena merasa nyeri, sehingga pada siang hari psien terlihat lemas. Keluarga
klien mengatakan suaminya sulit tidur ketika hendak tidur. Konjungtiva pucat
c. Kenyamanan dan nyeri. Klien mengatakan bahwa mengalami nyeri di bagian
kepala (frontalis)
P : Tn.A mengatakan nyerinya muncul sejak ia
Q : kualitas nyeri klien tajam seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis
S : skala nyeri 8 (1-10)
T : nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi kurang lebih 30 detik
d. Nutrisi : sebelum sakit Tn.A mengatakan untuk makan, ia makan 3 kali sehari
dengan teratur. Makanan yang biasa dimakan yaitu : nasi, sayur dan juga
daging. Selama sakit klien kurang nafsu makan sehingga klien terlihat kurang
bersemangat. Meskipun begitu, klien bias menghabiskan ½ porsi makan yang
diberikan tim gizi.
e. Cairan, elektrolit dan asam basa : Tn.A mengatakan bahwa sebelum sait ia
mengkonsumsi air 3-4 gelas sedang per hari (kurang lebih 1000-1200 ml)
dengan jenis minuman air putih. Selama sakit klien hanya minum 3 gelas air
turgor kulit baik dan terpasang cairan infus jenis RL 500 ml (20 tpm)
f. Oksigenasi : klien mengatakan tidak ada masalah masalab berkaitan dengan
pernafasan namun sejak sakit klien terkadang sesak napas jika melakukan
aktivitas berat seperti berlari atau menaiki tangga. RR klien meningkat pada
saat dikaji (28x/menit). Klien terpasang oksige 5 liter menggukanak nasal
kanul
g. Eliminasi bowel : Tn.A mengatakan bahwa sbeleum sakit BABnya lancar,
kurang lebih 1x sehari, Tn.A juga mengatakan tidak mengalami masalah saat
BAB seperti diare maupun konstipasi. Namun sejak klien mengatakan agak
sulit BAB dan kadang sampai 2 hari sekali BAB
h. Eliminasi urin : sebelum sakit, klien mengatakan tidak mengalami masalah
pada saat BAK. Tn.A mengatakan ia BAK 4-5x dalam sehari. Selama di
rumah sakit klien juga tidak mengeluhkan mengenai masalah BAK. Pada saat
dikaji pasien terpasang kateter
i. Sensori, persepsi dan kognitif : klien mengatakan untuk masalah sensori dan
persepsi tidak terdapat gangguan. Namun pada penglihatan klien agak
menurun karena klien merasa nyeri jika membuka mata.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
GCS :E3V5M6
Tanda-tanda vital :
TD :150/80 mmHg
Nadi :60x/menit
RR : 28x/menit
S :38,3 0 C
b. Kepala
Kulit kepala : bentuk kepala mesosepalus, terdapat pembengkakan di daerah
parietal
Rambut : warna rambut hitam merata, rambut sedikit rontok
Muka : bentuknya simetris, tidak ada kelainan bentuk wajah
Mata : kongjunctiva anemis, sklera normal, pupil isokor, palpebral normal
Hidung : bentuk simetris, tidak ada septum deviasi, tidak terdapat polip, keadaan
hidung bersih.
Mulut : keadaan mulut bersih, tidak ada karies gigi
Telinga : simetris, tidak ada serumen dan luka
c. Leher : bentuk tidak simetris karena terdapat pembesaran kelenjar limfe bagian
dekstra
d. Dada : bentuk simetris, tidak terdapat pembesara liver atau splenomegaly
e. Abdomen : tidak terdapat lesi, tidak terdapat asites, terdapat nyeri tekan. Bunyi
timpani dan redup pada kuadran III
6. Terapi medis

Jenis terapi Nama obat dosis Implikasi keperawatan


Cairan IV RL 500ml/inj Terapi untuk mengatasi
dehidrasi cairan tubuh
dexametason 40 mg Membantu mengurangi
rasa gatal diakibatkan
oleh berbagai kondisi
alergi pada kulit dan
mukosa
oksigen 5 l(nasal kanul) Untuk mengurangi
hipoksia
diazepam 0,2-0,5 Obat untuk mengurangi
mg/kgBB/dosis kejang-kejang
paracetamol 10 Terapi untuk menurnkan
mg/kgBB/dosis demam
amfisilin 150-200 Antibiotic
mg/kgBB/dosis
ibuprofen 400mg/6 jam Mengurangi rasa nyeri
atau kram akibat
menstruasi
C. Diagnosa Keperawatan
Nama klien :Tn.A
Umur :30 tahun
Diagnose Medis : meningitis
 Analisa Data

no Data fokus etiologi problem


1 DS:pasien mengatakan suhu Peningkatan hipertermi
badan terasa panas demam 1 laju
minggu yang lalu metabolisme
DO: suhu:38,30C, kulit klien
terlihat kemerahan dan terasa
panas saat di palpasi
2 DS : klien mengatakan terasa Agen cidera Nyeri akut
nyeri di bagian kepalanya yang biologis
sudah ia rasakan selama satu
minggu
P: klien mengatakan nyerinya
muncul sejak ia
Q : kualitas nyeri klien tajam
seperti ditusuk-tusuk
R :nyeri dirasakan di area
kepala bagian frontalis
S : skala nyeri 8 (1-10)
T : nyeri muncul secara tiba-
tiba dengan durasi 30 detik
DO: klien tampak menahan
nyeri. Pada saat berbicara klien
sering menutup mata untuk
mengurangi nyeri, tanda krenig
(+)

 Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermib/d peningkatan laju metabolism
2. Nyeri akut b/d agens cidera biologis
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama klien : Tn.A
Umur : 30 tahun
Diagnosa Medis : Meningitis

No Diagnose Tujuan dan intervensi rasional


keperawatan kriteria hasil
1 Hipertermia Setelah dilakuka 1. Monitor suhu tubuh 1. Memantau
b/d tindaka dan warna kulit apakah ada
peningkatan keperawatan klien terjadi
laju selama 3x24 jam 2. Kompres hangat peningkatan
metabolisme di harapkan pasien pada lipat atau tidak
hipertermi pada paha dan aksila 2. Dengan
pasien teratasi 3. Tingkatkan kompres
dengan kriteria sirkulasi udara hangat dapat
hasil : menggunakan kipas membuka
1. Suhu tubuh angina pori-pori
dalam 4. Anjurkan klien sehingga
rentang untuk minum terjadi
normal banyak air puth evaporasi
2. Nadi dalam 5. Kolaborasi dengan 3. Sirkulasi
rentang tim medis dalam yang baik
normal pemberian obat anti membantu
3. Warna kulit piretik menurnkan
tidak demam klien
kemerahan 4. Mencegah
4. Kulit dehidrasi
tidakterasa 5. Paracetamol
hangat dapat
menurunkan
demam
2 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kajian nyeri secara 1. Nyeri
b/d agens tindakan komperehensif merupakan
cedera keperawatan termasuk lokasi, pengalaman
biologis selama 3x24 jam karakteristik, durasi, subjektif
level nyeri klien frekuensi, kualitas yang harus
menurun dengan dan factor presipitasi dijelaskan
kriteria hasil : 2. Observasi reaksi oleh pasien
1. Klien dapat nonverbal dari 2. Merupakan
mengontrol ketidanyamanan indikato atau
nyerinya 3. Control lingkungan derajat nyeri
2. Klien yang dapat yang tidak
mampu mempengaruhi nyeri langsung
menerapkan seperti suhhu dialami
teknik ruangan, 3. Lingkugan
relaksasi pencahayaan dan yang tidak
secara kebisingan kondusif
mandiri 4. Ajarkan tentang hanya akan
3. Nonverbal teknik non memperparah
klien farmakologi untuk rasa nyeri
menunjukka mereduksi nyeri klien
n adanya seperti menggunakan 4. Pasien dapat
nyeri teknik nafas dalam menggunakan
4. Skala nyeri atau guided untuk
menurun imaginary menurunkan
5. Lakukan kompres rasa nyeri
dingin di bagian secara
yang mengalami mandiri
nyeri 5. Kompres
6. Kolaborasi dengan dingin
tim medis dalam mereduksi
pemberian obat nyeri
analgetik 6. Jenis obat
7. Evaluasi keefektifan analgetik
control nyeri dapat
menurunkan
nyeri
7. Salah satu
indicator
mengetahui
sejauh mana
keefektifan
control nyeri
E. Implementasi Keperawatan
Nama klien : Tn.A
Umur : 30 tahun
Diagnosa Medis : Meningitis

Hari/ jam Dx implementasi Respon hasil paraf


Tgl
Rabu, 1 1. Memonitor suhu 1. S: 38,50 C,kulit
4/08/21 tubuh pasien dan kemerahan dan
warna kulit klien teraba hangat
2. Melakukan kompres 2. Klien merasa
hangat pada lipatan sedikit nyaman
paha dan aksila 3. Klien mengatakan
3. Meningkatkan tidak suka
sirkulasi udara menggunakan
menggunakan kipas kipas angina
angin 4. Klien minum air
4. Menganjurkan klien kurang lebih 3
untuk banyak gelas sehari
minum air putih 5. Klien minum obat
5. Melakukan paracetamol
kolaborasi dengan
tim medis dalam
pembeian obat
antipiretik
2 1. Mengkaji nyeri 1. P:Tn.A
secara mengatakan
komperehensif nyeri sejak ia
termasuk lokasi, mengalami
karakteristik, durasi, meningitis nyeri
fekuensi, kualitas dan bertambah
dan factor presipitasi jika ia terlalu
2. Mengobservasi menggerakkan
reaksi nonverbal dari kepalanya
ketidaknyamanan Q: nyeri sperti
3. Mengajarkan teknik ditusuk-tusuk
non farmakologi R:nyeri
untuk mereduksi dirasakan diarea
nyeri seperti kepala bagian
menggunakan teknik frontalis
nafas dalam S: skala nyeri
4. Mengontrol 8(1-10)\
lingkungan yang T;nyeri muncul
dapat mempengaruhi secara tiba-tiba
nyeri dengan durasi
5. Melakukan kompres kurang lebih 30
dingin di bagian detik
yang mengalami 2. Klien terlihat
nyeri menahan nyeri
6. Melakukan 3. Klien
kolaborai dengan mengatakan
tim medis dalam paham dengan
pemberian obat teknik yang
analgetik diajarkan
7. Mengevaluasi 4. Lingkungannya
keefektifan control lebih tenang
nyeri 5. Klien emgatakan
nyerinya agak
berkurang
6. Klien minum
obat ibuprofen
7. Klien
mengatakan
control nyeri ini
berguna
meskipun tidak
langsung
menurunkan
secara signifikan

Hari/ jam Dx implementasi Respon hasil paraf


Tgl
Kamis, 1 1. Memonitor suhu 1. S: 38,50 C,kulit
5/08/21 tubuh pasien dan kemerahan dan
warna kulit klien teraba hangat
2. Melakukan kompres 2. Klien merasa
hangat pada lipatan sedikit nyaman
paha dan aksila 3. Klien
3. Meningkatkan mengatakan
sirkulasi udara tidak suka
menggunakan kipas menggunakan
angin kipas angina
4. Menganjurkan klien 4. Klien minum air
untuk banyak minum kurang lebih 3
air putih gelas sehari
5. Melakukan 5. Klien minum
kolaborasi dengan obat paracetamol
tim medis dalam
pembeian obat
antipiretik
2 1. Mengkaji nyeri secara 1. P:Tn.A
komperehensif mengatakan
termasuk lokasi, nyerinya muncul
karakteristik, durasi, ketika ia terlalu
fekuensi, kualitas dan banyak
factor presipitasi menggerakkan
2. Mengobservasi kepalanya
reaksi nonverbal dari Q: nyeri sperti
ketidaknyamanan ditusuk-tusuk
3. Mengajarkan teknik R:nyeri
non farmakologi dirasakan diarea
untuk mereduksi kepala bagian
nyeri seperti frontalis
menggunakan teknik S: skala nyeri
nafas dalam 6(1-10)\
4. Melakukan kolaborai T;nyeri muncul
dengan tim medis secara tiba-tiba
dalam pemberian dengan durasi
obat analgetik kurang lebih 15
5. Mengevaluasi detik
keefektifan control 2. Klien terlihat
nyeri memegang
kepala saat
berbicara
3. Klien
mengatakan
paham dengan
teknik yang
diajarkan dan
mampu
melakukannya
secara mandiri
4. obat ibuprofen
5. Klien
mengatakan
control nyeri ini
berguna jika
klien
mengalami
nyeri lagi

Hari/ jam Dx implementasi Respon hasil paraf


Tgl
Jumat, 1 1. Memonitor suhu 1. S: 36,50 C,kulit
6/08/21 tubuh pasien dan klien tidak
warna kulit klien terlihat
2. Menganjurkan klien kemerahan dan
untuk banyak minum teraba suhu
air putih normal
2. Klien minum air
kurang lebih 3
gelas sehari
2 1. Mengkaji nyeri 1. B P:Tn.A
secara mengatakan
komperehensif nyerinya muncul
termasuk lokasi, ketika ia terlalu
karakteristik, durasi, menggerakkan
fekuensi, kualitas kepalanya
dan factor presipitasi Q: nyeri sperti
2. Melakukan ditusuk-tusuk
kolaborasi dengan R:nyeri
tim medis dalam dirasakan diarea
pemberian obat kepala bagian
analgetik frontalis
3. Mengevaluas S: skala nyeri
keefektifan control 5(1-10)\
nyeri T;nyeri muncul
secara tiba-tiba
dengan durasi
kurang lebih 30
detik
2. Klien minum
obat ibuprofen
3. Klien
mengatakan
control nyeri ini
berguna jika
klien
mengalami
nyeri lagi
F. Evaluasi Keperawatan
Nama klien : Tn.A
Umur : 30 tahun
Diagnosa Medis : Meningitis

n Hari/ d evaluasi paraf


o tgl x
1 Jumat, 1 S : klien mengatakan suhu tubuh sudah mulai
6/08/21 turun
O: Suhu 36,50 C
A :masalah keperawatan klien teratasi
P:intervensi dihentikan
2 Jumat, 2 S :klien mengatakan masih terasa nyeri di
6/08/21 kepalanya, namun pada malam hari klien bisa
tidur dengan baik
O : skala nyeri 5
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
1. Kaji nyeri secara komperehensif
2. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik
3. Evaluasi keefektikan control nyeri

Anda mungkin juga menyukai