1. Berpikir kritis adalah respon individu dalam bentuk penilaian secara teliti dan jeli serta
pemikiran yang beralasan dan reflektif dalam menerima mengkaji dan memahami terhadap
segala informasi yang diperoleh untuk membuat suatu keputusan yang dapat dipercayai dan
diimplementasikan
2. Pemecahan masalah adalah suatu upaya yang terencana dalam menemukan jawaban atas
permasalahan dengan mengidentifikasi permasalahan menganalisa penyebab masalah,
mengevaluasi dan mencari solusi/pemecahan masalah, menyusun action plan/perencanaan,
serta menerapkab dan melakukan evaluasi.
3. Kasus
Pengkajian Keperawatan
1. Biodata Klien Klein bernama Ny.S, umur 45 tahun, berjenis kelamin perempuan,
beragama islam dan suku jawa, beralamat di dusun mulyorejo, suaminya bernama Tn. M,
pekerjaan suami swasta, dirujuk masuk rumah sakit yaitu dengan keluhan nyeri kepala,
terdapat mual dan muntah.
2. Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri kepala, seperti berdenyut-denyut, dalam waktu
kurang lama 3 menit, terdapat mual muntah dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan kurang lebih 1 minggu klien mengalami
nyeri di bagian kepala, nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut, lokasi nyeri
merambat ke seluruh bagian kepala, skala nyeri yang dirasakan dari 1-10 berada di 5
(sedang), dan terdapat rasa mual dan ingin muntah.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mengatakan dulu pernah rawat inap di rumah sakit lain
dengan keluhan terdapat gumpalan darah pada kepala.
a. Bahasa Klien menggunakan bahasa jawa saat bersama keluarga, dan saat di lingkungan
umum menggunakan bahasa melayu.
b. Sumber dukungan Klien berharap agar bisa segera pulih dan dapat beraktivitas kembali,
suami, anak dan keluarganya selalu mendukung dan menemani.
c. Suasana hati Klien mengatakan suasana hatinya tidak karuan karena rasa sakit kepala
yang berat.
d. Tingkat perkembangan Klien tampak lebih banyak berbaring karena saat klien duduk,
klein merasa pusing. 26 8.
Pemeriksaan Fisik
l. Kulit Warna kulit klien sawo matang, tampak bersih, terpasang infus aserin di sebelah
tangan kanan.
9. Pola Nutrisi
a. Alergi Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan, obat dan cuaca.
b. Imunisasi Klien mengatakan bahwa dirinya sudah lupa pernah mendapatkan imunisasi
atau tidak.
c. Kebiasaan Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun minum alkohol.
d. Pola latihan Sebelum masuk rumah sakit: tidak terjadi 5 4 5 4 28 Setelah masuk rumah
sakit : klien hanya berjalan ke kamar mandi dengan bantuan suaminya.
e. Pola makan Sebelum masuk rumah sakit: klien mengatakan saat dirumah, klien makan 3x
sehari dengan porsi normal dan selalu habis. Setelah masuk rumah sakit : klien mengatakan
selama sakit dan masuk rumah sakit makan 3x sehari tetapi tidak habis dan hanya dua
suapan karena klien merasakan mual dan ingin muntah.
f. Pola tidur Sebelum masuk rumah sakit: klien mengatakan tidur ± 7 jam/hari. Setelah
masuk rumah sakit : klien mengatakan sulit tidur ± 5 jam/hari. g. Pola eliminasi Sebelum
masuk rumah sakit: klien mengatakan BAB 2 x/hari, BAK sering. Setelah masuk rumah
sakit : klien mengatakan BAB tidak ada, BAK sering.
Inf.PCT 3 x 1 gr IV
Keterolac 2 x 50 gr IV
ANALISA DATA
b. Data Subjektif: klien mengatakan makan 3x sehari tetapi hanya beberapa suapan saja
dikarenakan merasa mual dan ingin muntah. Data Objektif: klien tampak lemah, klien tamak
ingin muntah saat makan. Etiologi: faktor psikologis. Problem: Resiko defisit nutrisi.
c. Data subjektif: Klien menanyakan masalah yang sedang dihadapi. Data Objektif: klien
tampak merasakan bingung dengan keadaannya, klien selalu menanyakan akan masalah
yang saat ini dihadapi. Etiologi: kurang terpapar informasi. Problem: Defisit pengetahuan.
1) Data Subjektif dan Data Objektif: Data Subjektif: Klien mengatakan nyeri kepala seperti
berdenyut-denyut, klien mengatakan terdapat mual dan muntah. Data Objektif: klien tampak
meringis kesakitan, tekanan darah klein 118/70 mmHg, nadi 73 x/menit, respirasi 20
x/menit dan suhu tubuh 37°C.
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri.
c) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( mis. Terapi musik, terapi
pijat, terapi relaksasi nafas dalam, kompres hangat/ dingin).
d) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
e) Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. f) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
4) Implementasi
: a) Implementasi hari pertama tanggal 7 november 2023 tindakan yang diberikan kepada
Ny.S pada pukul 14.00 wib yaitu: Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri. Mengidentifikasi respon nyeri klien. Klien
mengatakan nyeri pada bagian kepala dengan P: sakit kepala, Q: seperti berdenyut-denyut
/diremas, R: Merambat ke seluruh kepala, S: 5, T: nyeri hilang datang dengan waktu yang
lama ± selama 3 menit. Klien tampak meringis dan lemah, tekanan darah klein 105/65
mmHg, nadi 73x/menit, respirasi 20 x/menit dan suhu tubuh 36,5°C. dan pada pukul 14.30
wib menganjurkan klien untuk melakukan relaksasi nafas dalam saat nyeri datang tiba-tiba,
mengkolaborasi pemberian obat Inj. PCT 3 x 1 gram dan Kutoin 3x 100 mg.
b) Implementasi hari kedua tanggal 8 november 2023 tindakan yang diberikan kepada Ny.S
pada pukul 08.00 wib yaitu: Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri. Mengidentifikasi respon nyeri klien. Klien
mengatakan nyeri pada bagian kepala berkurang dengan P: sakit kepala, Q: seperti
berdenyut-denyut /diremas, R: Merambat ke seluruh kepala, S: 3, T: nyeri hilang datang.
Klien tampak lemah, tekanan darah klein 105/66 mmHg, nadi 76x/menit, respirasi 20
x/menit dan suhu tubuh 36,7°C. dan pada pukul 08.20 wib menganjurkan klien untuk
melakukan relaksasi nafas dalam saat nyeri datang tiba-tiba, mengkolaborasi pemberian obat
32 Inj. PCT 3 x 1 gram, Kutoin 3x 100 mg dan Ketorolak 2 x 50 mg.
c) Implementasi hari ketiga tanggal 9 november 2023 tindakan yang diberikan kepada Ny.S
pada pukul 06.30 wib yaitu: Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri. Mengidentifikasi respon nyeri klien. Klien
mengatakan nyeri pada bagian kepala timbul kembali dengan P: sakit kepala, Q: seperti
berdenyut-denyut / tertusuk-tusuk, R: Merambat ke seluruh kepala, S: 5, T: nyeri hilang
datang dengan waktu yang cukup lama, klien mengatakan terdapat mual dan muntah tadi
subuh sekitar pukul 05.00, suami klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki nafsu
makan. Klien tampak meringis, klien tampak lemah lemah, tekanan darah klein 116/65
mmHg, nadi 77x/menit, respirasi 20 x/menit dan suhu tubuh 36,7°C. dan pada pukul 08.00
wib menganjurkan klien untuk melakukan relaksasi nafas dalam saat nyeri datang tiba-tiba,
mengkolaborasi pemberian obat Inj. PCT 3 x 1 gram, Kutoin 3x 100 mg dan Ketorolak 2 x
50 mg.
5) Evaluasi :
pukul 20.40:
Data Subjektif: klien mengeluh nyeri kepala skala 5 seperti tertusuk-tusuk dalam jangka
waktu yang lama dan sakitnya merambat.
Data Objektif: klien tampak meringis kesakitan, klien tampak lemah. Tekanan darah klein
118/65 mmHg, nadi 73 x/menit, respirasi 20 x/menit dan suhu tubuh 37°C. Analisa: masalah
belum teratasi. Perencanaan: Lanjutkan intervensi.
Data Subjektif: klien mengatakan nyeri berkurang, klien mengatakan nyeri hilang datang,
skala 3 dan menjalar. Data 33 Objektif: klien tampak lemah, tekanan darah klein 97/61
mmHg, nadi 81 x/menit, respirasi 20 x/menit dan suhu tubuh 36,5°C. Analisa: masalah
teratasi sebagian. Perencanaan: Lanjutkan intervensi.
pukul 13.00 :
Data Subjektif: Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala timbul kembali,seperti
berdenyut-denyut / tertusuk-tusuk, Merambat ke seluruh kepala, nyeri hilang datang dengan
waktu yang cukup lama, klien mengatakan terdapat mual dan muntah tadi subuh sekitar
pukul 05.00, suami klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki nafsu makan..
Data Objektif: klien tampak lemah, klien tampak meringis, tekanan darah klein 95/56
mmHg, nadi 76 x/menit, respirasi 20 x/menit dan suhu tubuh 36,8°C. Analisa: masalah
teratasi sebagian. Perencanaan: Lanjutkan intervensi.
Resiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan) ditandai dengan: