Anda di halaman 1dari 22

H a l : EKSEPSI (Exceptio Obscuri libelli)

Nota Keberatan atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum


Nomor Register Perkara : PDS.01 / SLMN / Ft.1 / 04 / 2009 tertanggal
25 Mei 2009 Atas nama Terdakwa Drs.H.IBNU SUBIYANTO,Akt bin
SUPANGAT

Sleman, 11 Juni 2009

PENDAHULUAN

- Ibu Ketua dan Para Anggota Majelis Hakim Yang Kami Muliakan
- Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat
- Sidang Pengadilan Yang Mulia

Dengan hormat,

Bahwa berdasarkan Kekuatan Surat Kuasa Khusus yang bermeterai cukup


tertanggal 27 Mei 2009 (terlampir), sehingga oleh karenanya menurut Hukum
kami bertindak untuk dan atas nama serta demi kepentingan Hukum
Terdakwa, baik untuk dan atas nama diri pribadi maupun karena kedudukan
/ Jabatannya (ambtshalve) selaku Bupati Kabupaten Sleman,
D.I.Yogyakarta, Client kami :

Nama : Drs.H. IBNU SUBIYANTO,Akt


Tempat lahir : Yogyakarta
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Bupati Sleman
Alamat : 1. Rumah Dinas Bupati Sleman Jl. Candisari, Beran,
Tridadi, Sleman
2. Jl. Nusa Indah II / 2, Dero, Rt. 02 / Rw.14,
Condongcatur, Depok, Sleman

Dengan ini mengajukan EKSEPSI / NOTA KEBERATAN terhadap Surat


Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Register Perkara PDS.01 / Slmn /
Ft.1 / 04 / 2009 tanggal 25 Mei 2009 yang disampaikan dalam persidangan
Pengadilan Negeri Sleman pada tanggal 04 Juni 2009, sebagai berikut :

I.EKSEPSI DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM (Nietig co ipso / van


rechtswegenietig)

1. Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak memenuhi


Kualifikasi Juridisch Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, sehingga
1
Obscuur Libel (Gelap / Kabur) atau Confuse (membingungkan),
bahkan menyesatkan (misleading)

Hal ini berakibat sulit bagi Terdakwa atau Penasihat Hukum untuk
melakukan Pembelaan diri, sebagai suatu manifestasi Hukum dari
Dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum.

2. Bahwa Obscuur Libel yang Confuse atau misleading tersebut, yaitu


antara lain :

Disebutkan karena Surat Dakwaan adalah tidak memenuhi Kualifikasi


(Exceptie Disqualificatoir) sebagaimana diatur dalam Pasal 143 ayat
(2) huruf b KUHAP, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 143 ayat (3)
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tersebut menyebabkan Surat
Dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan tersebut BATAL DEMI
HUKUM (van rechtswegenietig).

“Surat Dakwaan Penuntut Umum harus cermat, jelas dan lengkap


“menguraikan mengenai Tindak Pidana yang didakwakannya”

II. EKSEPSI LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM ( Onslag van


rechtsvervolging )

Majelis Hakim Yang Mulia


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati

1. LANDASAN JURIDISCH

1.1 Bahwa Dasar Hukum diajukan Exceptie / Keberatan ini adalah


ketentuan pasal 156 ayat (1) KUHAP yang merupakan Hak
Terdakwa atau Penasihat Hukumnya yang diberikan oleh
Undang - Undang.

1.2 Bahwa dengan mengacu pada Ketentuan Pasal 191 ayat (2)
KUHAP, menurut M. Yahya Harahap (2006 – 122) yang
dikonstruksikan sebagai suatu “Onslag van rechtvervolging”,
Perkara ini dapat pula masuk dalam ruang lingkup Hukum
Administratief, sehingga apa yang didakwakan oleh Jaksa
Penuntut Umum tersebut pada dasarnya adalah berupa
Perintah Atasan kepada Bawahan (Ondergeschikt) mengenai
pemberian izin Penunjukan Langsung Tanpa Lelang kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sleman
untuk pengadaan buku Teks Wajib SD, SMP dan SMA melalui
Disposisi – disposisi Bupati yang ternyata dalam hal ini tidak
dilaksanakan atau bahkan disalahgunakan oleh Bawahannya,
sehingga dengan demikian adalah bukan merupakan kesalahan
Terdakwa.
2
Hal ini yang tidak pernah dicermati atau memang sengaja
dikesampingkan / disembunyikan, sehingga tidak dijadikan sebagai
bahan – bahan Pertimbangan oleh Jaksa Penuntut Umum, sehingga
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum seolah – olah dibuat – buat
(helemaal op gemaakt) / tidak sewajarnya atau seperti paksaan
(forceren), sehingga apabila dalam pemeriksaan dimuka
Persidangan nantinya bisa berakibat dan akan menimbulkan
sebagai bahan - bahan yang kurang dan apabila kurangnya bahan
yang disajikan dimuka Persidangan, akan menimbulkan adanyua
Bahan yang kurang untukmenjadi pertimbangan Hukum, sehingga
akan menjadi pula adanya Putusan yang kurang cukup
dipertimbangkan oleh Judex Facti (onvoldoende gemotiveerd), maka
putusan akan menjadi Cacat Hukum ;

Vide : Jurisprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I tanggal 16 –


12 – 1970 Reg. No. 492.K / Sip / 1970, Putusan M.A.R.I
tanggal 21 – 2 – 1980 Reg. No. 820.K / Sip / 1977 dan
Putusan M.A.R.I tanggal 26 – 6 – 2003 Reg. No. 2778.K /
Pdt / 2000, menyatakan bahwa :

“Apabila Hakim (Judex Facti) kurang cukup


“mempertimbangkan sehingga merupakan Pertimbangan
“Hukum Yang Kurang Cukup (onvoldoende gemotiveerd),
“maka Putusannya adalah Cacat Hukum dan Dapat
“Dibatalkan (vernietigbaar)”

Vide : Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.


67.K/Sip/1972, yang berbunyi :

“Bahwa Putusan Judex Facti dibatalkan, jika Judex Facti


tidak “memberikan alasan / pertimbangan - pertimbangan
yang “cukup

Vide : Jurisprudensi Mahkamah Agung R.I tanggal 22-7-1970 No.


638.K/Sip/1969, yang berbunyi :

“Mahkamah Agung menganggap perlu meninjau


Keputusan “Pengadilan Negeri / Pengadilan Tinggi yang
kurang cukup “dipertimbangkan (onvoldoende
gemotiveerd)

sedangkan juga dalam perkara ini Casuspotitie dan kedudukan


Terdakwanya, tidak akan sama dengan Terdakwa yang lain yang
diajukan perkara tersendiri, terpisah (splitsing) berdiri sendiri
karena Casuspotitie itupun berbeda dengan Terdakwa yang
selainnya dalam Perkara Pidana Korupsi pada Proyek Pengadaan
Buku Teks Wajib bagi SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA Dinas
Pendidikan Kab. Sleman Tahun Ajaran 2004/2005, meskipun ada
3
keterkaitannya antara Atasan dengan Bawahan, hal itu janganlah
(Jawa : Digebyah Uyah dianggap sama), untuk memerintahkan
Bawahannya agar pelaksanaannya dalam Penunjukan Langsung itu
harus sesuai dengan Peraturan Perundang – undangan yang
berlaku !!!

2. Berkenaan Disposisi Bupati Kepada Kepala Dinas Pendidikan Dan


Kebudayaan Kabupaten Sleman Mengenai PENUNJUKAN
LANGSUNG TANPA LELANG

Majelis Hakim yang kami muliakan


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang kami hormati

2.1 Bahwa Terdakwa karena jabatannya (ambtshalve) selaku Bupati


Kepala Daerah Kabupaten Sleman telah mengijinkan adanya
Penunjukan Langsung dan Ijin Kontrak Tahun Jamak kepada
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman untuk Pengadaan
Buku Teks Wajib SD, SMP dan SMA kepada PT. BALAI
PUSTAKA (Persero) adalah bukan merupakan Perbuatan
Melawan Hukum karena dengan perintahnya tersirat melalui
DISPOSISI, yaitu dilakukan harus menurut Peraturan
Perundangan yang berlaku (KEPPRES No. 80 tahun 2003),
sehingga Terdakwa dalam hal ini selaku Penguasa/atasan tidak
melakukan Pelanggaran Hukum. (Rechtmatige overheidsdaad
zaken)

2.2 Bahwa Terdakwa selaku Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sleman


yang melaksanakan fungsi atau tugas Kebijakan / Policy
sebagai Hak dan Kewenangannya untuk menyelenggarakan
Urusan – urusan Pemerintahan di dalam Negara kita ini,
Administrasi Negara sebagai jabatan Tata Usaha Negara adalah
yang sudah sepatutnya untuk memberikan Perintah / Petunjuk
kepada Bawahannya yang seharusnya dipatuhi.
Selanjutnya sebagai Bawahan, adalah seharusnya Tunduk
dibawah Perintahnya (Ondergeschikt), tetapi apabila perintahnya
tersebut dilanggar, tidak sesuai dengan perintahnya atau
disalahgunakan / menyimpang, maka akibatnya menjadi masalah /
Kasus baik dalam Perkara Pidana maupun dapat pula masuk dalam
ruang lingkup Hukum Administratief, sehingga Jurisdictie /
Justiciabel atau masuk dalam Kekuasaan mengadilinya dapat
pula pada Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN) Administratieve
rechtspraak.

2.3 Bahwa suatu Bukti yang sesungguhnya terjadi (feitelijk) dalam


Perkara ini adalah Terdakwa selaku Bupati dengan Perintahnya
melalui DISPOSISI – DISPOSISI Bupati Kabupaten Sleman
untuk memberikan Ijin Penunjukan Langsung Tanpa Lelang
tersebut, dengan pesannya yaitu harus dilaksanakan dengan syarat
SEPANJANG MENURUT PERATURAN PERUNDANG –

4
UNDANGAN YANG BERLAKU, ternyata telah diabaikan oleh
Bawahannya

Adapun Disposisi – disposisi tersebut adalah sebagai berikut :

1) DISPOSISI Bupati Sleman tertanggal 19 Februari 2003


kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman menanggapi
Suratnya No. 425.2 / 208.a tanggal 19 Pebruari 2004

Diberikan Ijin Penunjukkan Langsung Pengadaan Buku Wajib


SD, SMP dan SMA Kabupaten Sleman, dengan syarat : .

“SEPANJANG MEMENUHI ATURAN YANG “BERLAKU,


DIPERSILAHKAN”

2) DISPOSISI Bupati Sleman tertanggal 30 Maret 2006 , kepada


Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman menanggapi suratnya
No. 425.2 / 536 tanggal 30 Maret 2004

Mengenai Pendanaan Pengadaan Buku Pelajaran Wajib


Kabupaten Sleman diijinkan dengan Pesan / Perintah Bupati
Sleman secara tegas syaratnya :

“SEPANJANG TELAH MENURUT ATURAN – ATURAN


“YANG BERLAKU PENUNJUKAN LANGSUNG DAPAT
“DISETUJUI”

3) DISPOSISI Bupati Sleman tertanggal 31 Maret 2004 kepada


Kepala Bagian Administrasi Pembayaran Setda Kabupaten
Sleman (Wachdi Asrarudin) tentang Ijin Penunjukkan
Langsung Tanpa Lelang Pengadaan Buku Pelajaran Wajib
SD, SMP dan SMA, dengan persyaratan :

“SEPANJANG TELAH SESUAI DENGAN PERATURAN –


“PERATURAN YANG BERLAKU, DAPAT DISETUJUI”

3. Bahwa Surat Terdakwa / Bupati Sleman tersebut Nomor 425 /


00101026 tanggal 24 April 2004 dimaksud, yang pada prinsipnya
mengijinkan Penunjukkan Langsung, asalkan dengan syarat harus
memperhatikan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku,
yaitu Keppres RI. Nomor 80 tahun 2003

4. Bahwa Pendirian Bupati Sleman / Terdakwa mengenai IJIN


PENUNJUKAN LANGSUNG tersebut diatas ternyata justru malah
telah diteguhkan oleh Judex Facti, Hakim Majelis Pengadilan Tinggi
Yogyakarta Perkara Pidana Reg. Nomor 34/PID/2007/PTY dan Perkara
Pidana Reg. Nomor 36/PID/2007/PTY dalam memberikan penilaian
terhadap pendirian TERDAKWA didalam Pertimbangan –
pertimbangan Hukumnya untuk menjatuhkan Putusan Perkara
Pidana terhadap 2 (dua) Terdakwa, yaitu :
5
a. Terdakwa Drs. MUHAMMAD BACHRUM,MM tersebut
Putusan Perkara Pidana Register No. 34 / PID / 2007 / PTY pada
Pengadilan Tinggi Yogyakarta tanggal 15 Nopember 2007, (hal
75), berbunyi :

Menimbang,

Bahwa dalam Fakta yang terungkap dalam Persidangan Terdakwa


(Drs. MUHAMMAD BACHRUM,MM) dalam melakukan tindakan
tersebut tidak memperhatikan Surat Bupati Sleman 425 /
00101026 tanggal 24 April 2004, yang pada prinsipnya
mengijinkan Penunjukkan langsung dengan memperhatikan
Peraturan Perundang – undangan yang berlaku, yaitu Keppres
RI. Nomoor 80 tahun 2003 oleh karenanya Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) merupakan kewajiban yang tidak dapat ditiadakan

b. Terdakwa MUHDORI MASUKO HARYONO tersebut Putusan


Perkara Pidana Register No. 36 / PID / 2007 / PTY pada
Pengadilan Tinggi Yogyakarta tanggal 15 Nopember 2007 (hal
74), berbunyi :

Menimbang,

Bahwa dengan diterbitkannya Surat Bupati Sleman 425 /


00101026 tanggal 24 April 2004, yang antara lain menyatakan
bahwa dengan memperhatikan KEPPRES RI. No. 80 tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instansi
Pemerintah pada Pasaal 175, Pasal 308, Lampiran KEPPRES RI.
No. 80 tahun 2003 Bab I C 1.4 pada prinsipnya dapat
mengijinkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Sleman untuk :

- Melaksanakan Penunjukan Langsung Tanpa Lelang kepada


PT. Balai Pustaka (Persero) sebagai pelaksana Pengadaan
Pengangkutan Buku – buku Pelajaran bagi SD, SMP dan SMA di
Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman

- Mengadakan Kontrak Tahun Jamak dengan PT. Balai


Pustaka (Persero) dengan Sistem pembayaran sebagian pada
Tahun Anggaran 2004 dan sisanya pada Tahun Anggaran 2005

5. Bahwa kenyataanya pelaksanaan semua program Pemerintah


Kabupaten Sleman yang tertuang dalam PERDA telah dilaksanakan
dengan baik oleh Bupati (Terdakwa) selaku kepala Daerah dimana
telah di pertanggung jawabkan di hadapan DPRD Sleman periode
1999-2005 serta telah disampaikan laporanya kepada Presiden
melalui Menteri Dalam negeri dan tembusannya kepada Gubernur
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bentuk Pertanggung
6
jawaban Bupati dalam melaksanakan Pemerintahan di Kabupaten
Sleman sesuai dengan ketentuan pasal 2 (ayat 1 & 2) Peraturan
Pemerintah R.I. No. 56 Tahun 2001 dan pada
kenyataannya tidak ada keberatan sama sekali atas laporan Bupati
tersebut, tanpa adanya teguran-teguran sehingga DIAM berarti
SETUJU (STILZWIJGEND) atau Pendirian yang mengandung
suatu Pengakuan setelah mendapat laporan dari Bawahannya tanpa
adanya teguran.

III. KEBERATAN MENGENAI BPKP YANG TIDAK TEPAT


MELAKUKAN PEMERIKSAAN / AUDIT INVESTIGASI

Majelis Hakim Yang Mulia


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati

1. Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Register :


PDS.01 / SLMN / Ft.1 / 04 / 2009 tertanggal 25 Mei 2009 dengan
ditambah berpegang teguh pada dalil / keterangan secara sepihak
(eenzijdig) dari BPKP dalam melakukan Audit Investigasi sangat
meragukan Kebenarannya karena ternyata adalah “Salah Hitung”
mengenai Ketentuan Jumlah Kerugian Negara.

2. Bahwa Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)


Perwakilan D.I.Yogyakarta dalam melakukan Audit Investigasi
tersebut tidak benar karena tidak secara Prosedural, yaitu bahwa
hasil penanganannya Investigasi dimulai tidak Cross Check dengan
yang diperiksa yang diperlukan adanya tanggapan dari yang
diperiksa dalam hal ini TERDAKWA.

Vide : Pasal 16 ayat (4) Undang – undang No. 15 tahun 2004 yang
menandaskan yaitu harus adanya Tanggapan (Cross Check)
dari Pejabat Pemerintah yang bertanggungjawab) yang
diperiksa.

Sehingga dengan demikian bahwa BPKP yang dalam hal ini


mengenai Hasil Pemeriksaannya tersebut tidak melakukan Cross
Check kepada yang bersangkutan, (TERDAKWA / yang diperiksa
untuk diberikan secara timbal balik (wederkerig) dalam mengajukan
tanggapan yang didukung dengan bukti pendukungnya yang akurat
atau bukti yang menyatakan sebaliknya (tegenbewijs / contra
enquete), benar atau tidaknya pemeriksaan dari BPKP tersebut dan
karena hal ini tidak dilaksanakan oleh BPKP, maka hasil
pemeriksaannya adalah CACAT HUKUM dan DAPAT
DIBATALKAN (VERNIETIGBAAR) lebih – lebih lagi hasilnya
Pemeriksaan adalah SALAH Perhitungannya Kerugian Negara
tersebut.

7
3. Bahwa BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Hasil Audit
Investigasi atas Pengadaan Buku Teks Wajib SD, SMP dan SMA
dinilai hasil perhitungannya telah Merugikan Negara, adalah tidak
benar dan dinilai salah Perhitungan dan selanjutnya untuk
meluruskan adanya Perhitungan Kerugian Negara adalah sangat
diragukan kebenarannya, sekarang diajukan gugatan terhadap
BPKP dan pada Pengdailan Negeri Bantul tersebut Register Perkara
Perdata Nomor 21 / Pdt.G / 2009 / PN. Btl.

4. Kedua Pasal tersebut diatas tidak bisa diabaikan begitu saja oleh Auditor
tetapi dalam kenyataannya bahwa Audit Investigasi oleh BPKP tersebut
sama sekali tidak melakukan sesuai dengan Aturan Perundang –
undangan yang berlaku, jika mereka bertahan pada Surat Kerja Sama
(SKB) antara BPKP dengan KAPOLRI, justru mereka Melanggar
Hukum oleh karena Kerjasama tersebut berbenturan dengan BPK
yang berdasarkan bukan SKB tetapi berdasarkan Undang –
Undang yang lebih tinggi derajadnya dari pada Surat Kerjasama
(SKB) tersebut.

5. Sehingga untuk itu demi Kebenaran dan Kepastian Hukumnya,


maka BPKP yang menangani Audit Investigasi yang telah
melakukan kesalahan dalam Perhitungan tersebut sekarang ini
sedang menjadi Sengketa, melalui Proses Hukum Gugatan Perdata
dengan Register Perkara Nomor : 01 / Pdt.G / 2009 / PN.Yk pada
Pengadilan Negeri Yogyakarta, dan diajukan pula Gugatan Perdata
terhadap BPKP Perwakilan D.I.Yogyakarta tersebut pada
Pengadilan Negeri Bantul dengan Register Perkara Perdata No. 21 /
Pdt.G / 2009 / PN.Btl oleh karenanya Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum Nomor Register Perkara : PDS / SLMN / Ft.1 / 04 /
2009 tertanggal 25 Mei 2009 untuk tergesa – gesa diajukan, padahal
kepastian jumlah KERUGIAN NEGARA sangat diragukan
kebenarannya, kurang PASTI JUMLAHNYA, maka adalah belum
tepat waktunya (PREMATUUR) sekarang ini penilaiannya seolah –
oleh Kerugian Negara C.q Pemerintah Kabupaten Sleman sebesar
Rp. 12.127.155.44 (Duabelas milyar seratus duapuluh tujuh juta
seratus lima puluh lima ribu empat puluh empat rupiah), padahal
bukan berasal dari bukti yang didukung oleh Bukti Pendukung
yang Akurat / Valid, sehingga menjadi Salah dalam perhitungannya
tanpa pula adanya INBRENGEN dimasukkan dalam (yang wajib
perhitungan), baik berupa perhitungan baik DISKON maupun
wujud barang – barang bergerak (roerend goederen) dan tidak
bergerak (onroerend goederen) Negara diuntungkan, maka perlu
menunggu terlebih dahulu dari hasil Putusan Pengadilan Negeri
bantul tersebut Register Perkara Perdata No. 21 / Pdt.G / 2009 /
PN.Btl

6. Bahwa yang berhak melakukan Pemeriksaan / Audit Investigasi


adalah BPK bukan BPKP, karena kewenangan BPKP setelah tidak
8
ada REPELITA dan GBHN, BPKP tidak berhak melakukan
pemeriksaan dan kewenangannya berada pada BPK sesuai dengan
ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-undang No.15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan
Negara serta dalam Melakukan Pemeriksaan / audit, Pemeriksa
harus mengikuti Pedoman Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
agar mendapatkan hasil perhitungan yang berkualitas dan dapat
dipertanggung jawabkan.

7. Bahwa apa yang dilakukan Auditor BPKP banyak kekeliruannya,


antara lain Kerugian Negara yang dikatakan sebanyak kurang lebih
Rp.12.000.000.000,- (dua belas milyard), padahal hasil
pemeriksaannya pada bulan Oktober tahun 2005 yang dilaporkan
pada bulan Juni tahun 2006 yaitu dalam kurun waktu 2005 – 2006
tersebut telah terjadi adanya perbuatan – perbuatan hukum
terhadap kontrak – kontrak, dengan demikian tentunya ada hal –
hal yang tidak dimasukkan kedalam Laporan Hasil Audit BPKP
tersebut (artinya terjadi manipulasi yang otomatis meragukan
kebenarannya Hasil Audit BPKP tersebut)

IV. KEBERATAN TERHADAP KEPUTUSAN BUPATI NOMOR :


425/001026 TERTANGGAL 24 APRIL 2004, APABILA DIANGGAP
SEBAGAI PRODUK MELAWAN HUKUM

Majelis Hakim Yang Mulia


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati

1. Bahwa Ijin Persetujuan Penunjukan Langsung dan Ijin Persetujuan


Mengadakan Kontrak Tahun Jamak tahun anggaran 2004-2005
dengan PT Balai Pustaka (Persero) yang dituangkan dalam Surat
Bupati Nomor : 425/001026 tertanggal 24 April 2004 tersebut
dikeluarkan berdasarkan Hasil Kajian berupa telaah staff dari
Instansi terkait di Kabupaten Sleman yang disampaikan oleh
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan yang di tanda tangani
oleh Sdr. Drs. H. WACHDI ASRARUDIN, sehingga Perbuatan yang
dilakukan oleh Terdakwa telah memenuhi Asas Kehati-hatian
Dalam Bertindak (azas Prudential) dan sangatlah tidak patut
diduga sebagai Produk Melawan Hukum seperti yang di dakwakan
dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum.

2. Bahwa pada Kenyataannya Pelaksanaan Pengadaan Buku Teks


Wajib bagi SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA oleh PT.BALAI PUSTAKA
(Persero) disubkontrakan pada PT. PIP dan disub-kan lagi ke
7 Perusahaan Penerbit, sehingga ada selisih nilai kontrak, adalah
bukan perbuatan Terdakwa, tapi perbuatan H. Muhrod Irawan atau
PT.BALAI PUSTAKA (Persero); sehingga tidak benar dan salah
alamat apabila dimintakan Pertanggung Jawabannya pada

9
Terdakwa selaku BUPATI, tidaklah ADIL (onrechtvaardig), aneh,
dan hal itu akan menjadi suatu Perkosaan Hukum
(rechtsverkrachting) semata ;

V. KEBERATAN MENGENAI KEDUDUKAN HUKUM TERDAKWA

1. Bahwa dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum No. Register :


PDS.01 / SLMN / Ft.1 / 04 / 2009 tertanggal 25 Mei 2009 sangatlah
tidak jelas, Terdakwa apakah sebagai :

a. Orang yang melakukan (Pleger) ?

b. Orang yang menyuruh melakukan (Doen Pleger) ?

c. Orang yang turut melakukan (Mede Pleger) ?

Karena hal itu tidak diungkap dengan terurai unsur – unsurnya secara
jelas, cara yang bagaimana Terdakwa dalam hal ini sampai dituduh
terlibatkan, yaitu ikutserta berbuat, sehingga dikenai unsur – unsur dalam
Tuduhannya itu adalah tidak memungkinkan (onmogelijk).

2. Bahwa Tindak Pidana Korupsi selalu dilakukan dengan adanya


Kerjasama (Cooperation) dengan pihak lain / Instansi lain padahal
kenyataannya sikap atau maksud tujuan Terdakwa, terbukti baik
justru sebaliknya dalam Suratnya Bupati / Terdakwa No. 425 /
00101026 tanggal 24 April 2004 dan dalam memberikan
Perintahnya terhadap Bawahannya (Ondergeschikt) melalui Nota
Disposisi – disposisinya tersiratkan pesan : “Dipersilakan
Penunjukan Langsung di ijinkan asal dengan syarat Sepanjang
telah sesuai dengan Perundang – undangan yang berlaku.”

3. Sikap tegas Terdakwa yang positif (redelijk) dan yang penting


tujuannya (doelmatig) adalah justru baik dan sangatlah tepat dalam
hal ini kenapa malah disalahtafsirkan dan sama sekali tidak
menjadi Pertimbangan oleh Jaksa Penuntut Umum, sehingga
seolah – olah tujuannya yang baik tersebut disembunyikan (helen)
dan kesewenang – wenangan (willekeur) dalam menilai seseorang.

Hal ini haruslah dijelaskan secara Nyata (daadwerkelijk), sehingga


Kebenaran, Keadilan (rechtvaardig) dan Hukum semoga dapat
ditegakkan di Negeri ini, karena dengan demikian akan menyerang
kehormatan / Pencemaran nama baik, harkat dan martabatnya bagi
Terdakwa (feitelijke aanranding van de eerbaarheid), sehingga banyak
menimbulkan penafsiran – penafsiran yang akan mengurangi Penilaian
secara Obyektive.

Vide : Pasal 50 KUHP , menyebutkan :

10
“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk menjalankan
“Peraturan Undang - undang tidak boleh dihukum”

VI. MENGENAI KERUGIAN NEGARA

Majelis Hakim Yang Mulia


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati

1. Bahwa Dalam Penuntutan maupun memutuskan Perkara ini dalam


kaitannya dengan Kerugian yang diderita oleh Negara menurut
ketentuan Pasal 1 ayat 22 Undang-undang Perbendaharaan Negara
No. 1 tahun 2004 yang dimaksud dengan Kerugian Negara adalah
kekurangan Uang, Surat berharga, dan barang yang NYATA dan
PASTI JUMLAHNYA sebagai akibat adanya Perbuatan Melawan
Hukum.

2. Mengingat bahwa Perhitungan Negara harus didasarkan atas


Petunjuk Positif agar ada Kepastian Hukum (rechtszekerheid) dan
dalam hal ini Hasil Audit investigasi yang dilakukan oleh BPKP atas
Pengadaan Buku Teks Wajib SD, SMP, SMA seKabupaten Sleman
sedang disengketakan dalam Proses Hukum berhubung diajukan
Gugatan Perdata, dalam hal ini BPKP statusnya sekarang sebagai
Tergugat pada Pengadilan Negeri Yogyakarta dengan Register
Perkara No.01/Pdt.G/2009/PN.Yk dan sekarang ini dalam
Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Bantul dengan
Register Perkara No.21/Pdt.G/2009/PN. BTL oleh karenanya Surat
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Register Perkara :
PDS/SLMN/Ft.1/04/2009 tanggal 25 Mei 2009, sehingga demikian
adalah belum waktunya (Prematuur) apabila dalam Perkara ini
Negara sudah dikatakan telah RUGI sebesar Rp. 12.127.155.44
(Duabelas milyar seratus duapuluh tujuh juta seratus lima puluh lima
ribu empat puluh empat rupiah) ??? adalah sangat meragukan
kebenarannya kalau RUGI.

Vide : PERATURAN MAHKAMAH AGUNG R.I. No. 1 tahun 1956


tanggal 18 Maret 1956

Pasal 1, menyebutkan :

“Apabila pemeriksaan Perkara Pidana harus diputuskan hal


“adanya suatu hal Perdata atas suatu barang atau tentang suatu
“Hubungan Hukum antara dua pihak tertentu, maka
“Pemeriksaan Perkara Pidana dapat dipertangguhkan untuk
“menunggu suatu putusan Pengadilan dalam pemeriksaan

11
“Perkara Perdata tentang ada atau tidak adanya HAK
“PERDATA itu.”

VII. MENGENAI CASH BOND

Majelis Hakim Yang Mulia


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati

Bahwa mengenai dikeluarkannya CASH BOND oleh Terdakwa selaku


Bupati Kepala Daerah dengan dasar alasan sebagai berikut :

1. Bahwa CASH BOND / DANA TALANGAN di dalam Akuntansi


yang dikeluarkan oleh seorang Pejabat Pemerintah (BUPATI)
adalah tidak dilarang / dibenarkan menurut Hukum (Vide : PP No.
105 tahun 2000 jo. Kep. Mendagri No. 29 tahun 2002) dan di
Indonesia hal tersebut sudah terbiasa / lazim dilakukan oleh Pejabat
Pemerintah tergantung TUJUANNYA bagaimana (Doelmatigheid-
nya) untuk diberikan CASH BOND tadi, karena CASH BOND itu
hanya bersifat Pinjaman semnetara sebagai DANA TALANGAN
untuk kebutuhan yang sifatnya Sangat Mendesak atau dalam
Keadaan Darurat (noodtoestand) dimana pada saat diberikannya
CASH BOND karena adanya tagihan dari pihak PT. BALAI
PUSTAKA (Persero) akan tetapi Pejabat yang berwenang
mengeluarkan SPP selaku Pengguna Barang / jasa yaitu Kepala
Dinas Pendidikan yang saat itu adalah Sdr. Drs. M Bahcrum, MM
sedang dalam keadaan sakit yang berkepanjangan dan menimbang
bahwa saat itu harus segera menyelesaikan Revisi Buku agar dapat
didistribusikan pada tahun Ajaran baru serta untuk menjaga Aspek
Hukum agar tidak dianggap telah melakukan tindakan
Wanprestasi, demikian mengingat kontrak antara Pemerintah
Kabupaten Sleman dengan pihak PT. BALAI PUSTAKA (Persero),
sudah JATUH TEMPO serta dalam prestasi pekerjaannya yang
hampir 100% selesai, maka Bupati tidak salah apabila mengambil
Kebijakan untuk menyetujui adanya CASH BOND tersebut dan
pengambilannya juga berasal dari Sumber Dana yang memang
sudah dialokasikan untuk Kegiatan Pengadaan Buku Wajib SD,
SMP dan SMA Kabupaten Sleman apabila CASH BOND Diberikan
sudah sangat pantas (behoorlijk) tanpa adanya pamrih pribadi
tetapi jelas untuk kepentingan Umum / Masyarakat.

2. Bahwa yang berhak mengeluarkan Cash bond dalam Lingkup


Nasional adalah Presiden berurutan kebawah Gurbernur berurutan
kebawah ialah Bupati pada tingkat Kabupaten selaku Penanggung
Jawab Pengelolaan Keuangan Daerah adalah tidak dilarang. Dan
CASH BOND tersebut itupun juga telah dikembalikan, tidak ada

12
masalah mengapa diungkit, padahal tujuannya diberikan CASH
BOND adalah sudah Tepat, bukan untuk kepentingan Pribadi
(redelijk).

3. Dari kalimat tersebut tampak jelas bahwa Jaksa Penuntut Umum


tidak paham / tidak mengerti dan tidak dapat membedakan makna
antara Pembayaran dengan Cash bond, dimana Cash Bond adalah
Dana Pinjaman / Talangan dengan kewajiban mengembalikan dan
bukan merupakan Pembayaran meskipun diambil dari Dana
Anggaran yang sudah dipersiapkan untuk itu oleh karenanya
pemberian pinjaman / Cash bond tersebut adalah tidak Melanggar
Peraturan yang berlaku serta bukan merupakan Perbuatan
Melawan Hukum

4. Bahwa pada halaman 26 dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut


Umum menyebutkan bahwa telah dibuat Surat Perintah
Pembayaran (SPP) No. 963/19 tanggal 30 Juli 2005 oleh
Mulyani,Spd selaku pemegang kas Dinas Pendidikan Kab.Sleman
dan SPMU yang dikeluarkan BPKKD No. 52 /BT.BM tanggal 02
Agustus 2005 telah dicairkan uang Pembayaran tahap II Termijn II
Sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima milyar rupiah) dan Uang tersebut
oleh PT. BALAI PUSTAKA (Persero) dipergunakan untuk
Mengembalikan Pinjaman / Cash bond yang dipinjam pada tanggal
31 Mei 2005 sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dan
pada tanggal 24 Juni 2005 sebesar Rp.
3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).

5. Bahwa dari pernyataan tersebut diatas Nampak jelas adanya


INKONSISTENSI pernyataan Jaksa Penuntut Umum dimana
bahwa uang Pinjaman / Cash bond yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Kab. Sleman kepada PT. BALAI PUSTAKA (Persero)
telah di Kembalikan sehingga tidak ada permasalahan mengenai
pemberian Pinjaman / Cash bond dan Senyatanya (Feitelijk)
perbuatan Terdakwa dalam memberikan Disposisi kepada kepala
BPKKD Kab.Sleman Menyetujui Cash Bond adalah sebagai
tindakan yang dapat dibenarkan secara hukum karena tidak
melanggar ketentuan peraturan yang berlaku dan dalam
memberikan CASH BOND tersebut sama sekali tidak merugikan
Keuangan Negara, Justru tindakan tersebut dalam rangka
melaksanakan Fungsi, Tugas dan Wewenang Bupati seperti yang
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, bukan
untuk kepentingan pribadi, justru untuk kepentingan Umum /
Pemerintah Kabupaten Sleman dengan tujuan Positif (doelmatig)
dan harus dibayar, kerena sudah jatuh tempo prestasi pekerjaannya
demi menjaga nama baik / Reputasi Pemerintah Kabupaten Sleman,
13
sehingga tidak dinyatakan ada Wanprestatie, lebih – lebih Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang berkewajiban
membayar, betul – betul sedang dalam keadaan SAKIT dan
mengingat pula selain prestasinya Pengadaan Buku Pelajaran Wajib
tersebut sudah hampir 100% jadi, tetapi masih harus adanya revisi
dan Cetak Ulang, berhubung Teks Wajib pada Mata Pelajaran IPS
dan PKN SD serta besarnya CASH BOND tersebut tidak melebihi
jumlah Kewajiban Pembayaran, itupun berasal dari Sumber DANA
yang memang sudah dialokasikan untuk Pengadaan Buku
dimaksud, sehingga pengeluaran CASH BOND maksud tujuannya
adalah positif dan dalam keadaan yang mendesak perlu dikeluarkan
adanya CASH BOND.

6. Bahwa seluruh biaya revisi dan cetak Ulang akibat kesalahan


Redaksional akan ditanggung oleh PT. BALAI PUSTAKA (Persero)
sendiri, untuk keperluan yang mendesak tersebut, maka Bupati
(terdakwa) terpaksa mengeluarkan CASH BOND tersebut karena
SELAIN HAL ITU dapat dipertanggungjawabkan juga sebenarnya
sudah dikembalikan Lunas sehingga dengan demikian tidak perlu
untuk dipermasalahkan.

7. Bahwa berdasarkan hal – hal tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa


terhadap Kerugian Negara, Jaksa Penuntut Umum telah
menguraikan secara kurang jelas / kabur bahkan ada kekeliruan
dalam perhitungannya, dengan demikian, maka apa yang
disyaratkan dalam Pasal 143 ayat (2) Sub b KUHAP tidak dapat
terpenuhi. Akhirnya pihak Jaksa Penuntut Umum mencari – cari
alasan karena tergesa – gesanya berhubung adanya Spektakuler
Pemberitaan yang mencuat di permukaan Masyarakat, sehingga
Jaksa Penuntut Umum telah lalai dalam menyajikan Surat
Dakwaan ini secara cermat, jelas dan lengkap (volledig).

Majelis Hakim Yang Mulia


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati
Sidang Yang Kami Muliakan

PERMOHONAN

Bahwa berdasarkan hal – hal tersebut diatas yang telah kami sampaikan
dalam Eksepsi ini, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa mohon
kehadapan Yang Terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pidana No.
271 / Pid.B / 2009 / PN.Slmn untuk berkenan menerima dan memeriksa
Eksepsi ini serta selanjutnya menjatuhkan Putusan sebagai berikut ;

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Eksepsi atau Keberatan


Terdakwa untuk seluruhnya
14
2. Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Batal Demi Hukum
(van rechtwegenietig) atau Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
No.Reg.Perkara PDS.01 / SLMN / Ft.1 / 04 / 2009 tertanggal 25 Mei
2009 tersebut Cacat Hukum secara materiil dan merupakan Surat
Dakwaan yang kabur (Obscuur Libell), tidak memenuhi Ketentuan –
ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP atau setidak – tidaknya Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
tersebut Tidak Dapat Diterima (Niet ontvankelijk verklaard).

3. Memulihkan Hak Terdakwa dalam Kemampuan, Kedudukan serta Hak


dan Martabatnya.

4 Melepaskan Terdakwa dari segala Tuntutan Hukum (onslag van


rechtsvervolging)

5. Membebankan Biaya Perkara kepada Negara.

Demikian Eksepsi ini kami sampaikan kehadapan Yang Terhormat Majelis


Hakim Pemeriksa Perkara Pidana No. 271 / Pid.B / 2009 / PN. Slmn ini,
atas perhatian dan terkabulnya Permohonan kami dan Demi Tegaknya
Hukum, Keadilan dan Kebenaran diucapkan terimakasih.

Sleman, 11 Juni 2009

Hormat kami,
Tim Kuasa Hukum Terdakwa

1. R.M.H.SETYOHARDJO,S.H

2. R.HERKUS WIJAYADI,S.H

15
Bahwa adanya KERUGIAN NEGARA didasarkan pula adanya suatu Kepastian
Hukum (rechtszekerheid) demikian sebagaimana tersebut Pasal 1 ayat (2) Undang –
undang R.I. Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

“Kerugian yang NYATA (feitelijk) dan PASTI (Zeker) JUMLAHNYA, sehingga


dengan demikian “selanjutnya Hasil Jumlahnya Kerugian Negara yang pasti perlu
ditunggu pada Putusannya Perkara “tersebut pada tanggal 15 Juli 2009.

Bahwa kerugian Negara yang disampaikan oleh BPKP D.I.Yogyakarta berdasarkan


Laporan Hasil Audit Investigasi dan BPKP dengan JUMLAH KERUGIAN YANG
PASTI ADALAH MERAGUKAN KEBENARANNYA, dan kini masih melakukan
Proses Persidangan Gugatan Perkara Perdata pada Pengadilan Negeri Yogyakarta
Register No. 01 / Pdt.G / 2009 / PN.Yk.

16
17
3. EKSEPSI DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM (Exceptie
disqualificatoir)

3.1 Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak memenuhi


Kualifikasi Juridish Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, sehingga Obscuur
Libel (Gelap / Kabur) atau Confuse (membingungkan), bahkan menyesatkan
(misleading)

Hal ini berakibat sulit bagi Terdakwa atau Penasihat Hukum untuk melakukan
Pembelaan diri, sebagai suatu manifestasi Hukum dari Dakwaan yang diajukan
oleh Jaksa Penuntut Umum.

3.2 Bahwa Obscuur Libel yang Confuse atau misleading tersebut, yaitu
antara lain :

Disebutkan karena Surat Dakwaan adalah tidak memenuhi Kualifikasi yang


diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP yang menyebutkan :

“Surat Dakwaan Penuntut Umum harus cermat, jelas dan lengkap


menguraikan mengenai “Tindak Pidana yang didakwakannya”

karena itu harus Ditolak atau setidak – tidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima (Niet ontvankelijk verklaard)

EKSEPSI Lepas dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag van rechtsvervolging)

1. Bahwa dengan mengacu pada Ketentuan Pasal 67 KUHAP, Pasal 191 ayat (2)
KUHAP, menurut M. Yahya Harahap (2006 – 122) yang dikonstruksikan
sebagai suatu “Onslag van rechtvervolging” lagi pula dalam perkara ini, syarat
dengan masalah Hukum Administratief, masuk dalam ruang lingkup Hukum
Tata Usaha Negara, sehingga apa yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum
tersebut pada dasarnya adalah mengenai Perintah Atasan kepada Bawahan
(Ondergeschikt) melalui Disposisi – disposisi Bupati tidak dilaksanakan
bahkan disalahgunakan, bukan merupakan kesalahan Terdakwa.

Vide : Pasal 51 ayat (1) KUHP, menyebutkan :

“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk menjalankan perintah jabatan yang


diberikan oleh “kuasa yang berhak, oleh itu yang berhak akan itu tidak boleh
dihukum”
18
2. Bahwa dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum / JPU itupun tidak jelas,
Terdakwa didakwa oleh JPU apakah sebagai :

a. Orang yang melakukan (Pleger) ?


b. Orang yang menyuruh melakukan (Doen Pleger) ?
c. Orang yang turut melakukan (Mede Pleger) ?

Padahal senyatanya justru bertentangan dengan kenyataan, atau memutar


bahkan Fakta - fakta dengan tuduhan seperti ikut – ikutan, tetapi justru
sesungguhnya Terdakwa justru melarang Ijin Penunjukan Langsung Tanpa
Lelang dilaksanakan akan tidak sesuai dengan Peraturan Perundang –
undangan yang berlaku, sehingga caranya bagaimana yang dilakukan oleh
Terdakwa adalah tidak jelas untuk memenuhi unsur – unsur Pleger, Doen
Pleger atau Mede Pleger yang dituduhkannya itu.

PENUNJUKAN LANGSUNG TANPA LELANG

1. Bahwa Terdakwa selaku BUPATI Kepala Daerah Kabupaten Sleman adalah


mempunyai fungsi atau tugas kebijakan / Police sebagai Hak dan Kewenangannya
(bevoegd) untuk menyelenggarakan urusan – urusan (Administreren)
Pemerintahan Negara yang memiliki kekuasaan eksekutif di Negara kita ini serta
sudah sepatutnya untuk memberikan perintah atau petunjuk kepada bawahannya
(ondergesichkt) yang seharusnya dipatuhi, tetapi apabila Perintah Bupati tersebut
dilanggar oleh bawahannya, artinya dilakukan tetapi tidak sesuai dengan
perintahnya atau disalah gunakan, maka bukan merupakan kesalahan
Terdakwa / Bupati, dan seandainya mengakibatkan adanya masalah / kasus baik
dalam proses Hukum Pidana maupun dapat pula masuk dalam ruang lingkup
Hukum Administratief / Hukum Tata Usaha Negara

2. Bahwa ijin Penunjukan Langsung Tanpa Lelang Pengadaan Buku Teks Wajib SD,
SMP, SMA Kabupeten Sleman oleh Terdakwa selaku BUPATI adalah dibenarkan,
bukan merupakan suatu Pelanggaran Hukum bagi Terdakwa selaku Bupati

Dasar alasannya : membenarkan sikap Bupati Sleman memberikan ijin


Penunjukan Langsung Tanpa Lelang, yaitu :

Bukti T – 1 : Surat Bupati Sleman No. 425 / 00101026 tertanggal 24 April


2004

19
Surat Terdakwa / Bupati Sleman Nomor 425 / 00101026 tanggal 24 April
2004 dimaksud, yang pada prinsipnya mengijinkan Penunjukkan
Langsung, dengan syarat harus memperhatikan Peraturan Perundang –
undangan yang berlaku, yaitu Keppres RI. Nomor 80 tahun 2003

2.2 Sehubungan dengan adanya Bukti Surat Bupati No. 425 / 00001028
tertanggal 24 April 2004 dengan adanya Pendirian Bupati Sleman / Terdakwa
mengenai PENUNJUKAN LANGSUNG justru telah diteguhkan
kebenarannya yaitu terdapat dalam Pertimbangan – pertimbangan
Hukumnya Hakim Tinggi / Judex Facti yang pada intinya Perkara Pidana
Register No. 36 / PID / 2007 / PTY dan Perkara Perdata No. 34 / PID / 2007 /
PTY tertanggal 15 Nopember 2007 terhadap kedua Terdakwa (Drs, Muh.
Bachrum, MM dan Drs. Muhdori Masukoharjo) dalam memberikan alasan –
alasan oleh Hakim Tinggi / Judex Facti untuk menjatuhkan Putusan Perkara
Pidana terhadap 2 (dua) orang Terdakwa :

c. Terdakwa Drs. MUHAMMAD BACHRUM,MM tersebut Putusan


Perkara Pidana Register No. 34 / PID / 2007 / PTY pada Pengadilan
Tinggi Yogyakarta tanggal 15 Nopember 2007, (hal 75), berbunyi :

Menimbang,

Bahwa dalam Fakta yang terungkap dalam Persidangan Terdakwa (Drs.


MUHAMMAD BACHRUM,MM) dalam melakukan tindakan tersebut
tidak memperhatikan Surat Bupati Sleman 425 / 00101026 tanggal 24
April 2004, yang pada prinsipnya mengijinkan mengijinkan
Penunjukkan langsung dengan memperhatikan Peraturan Perundang
– undangan yang berlaku, yaitu Keppres RI. Nomoor 80 tahun 2003
oleh karenanya Harga Perkiraan Sendiri (HPS) merupakan kewajiban yang
tidak dapat ditiadakan

d. Terdakwa MUHDORI MASUKO HARYONO tersebut Putusan


Perkara Pidana Register No. 36 / PID / 2007 / PTY pada Pengadilan
Tinggi Yogyakarta tanggal 15 Nopember 2007 (hal 74),
berbunyi :

Menimbang,

Bahwa dengan diterbitkannya Surat Bupati Sleman 425 / 00101026 tanggal 24


April 2004, yang antara lain menyatakan bahwa dengan memperhatikan
KEPPRES RI. No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang / Jasa Instansi Pemerintah pada Pasaal 175, Pasal 308, Lampiran
KEPPRES RI. No. 80 tahun 2003 Bab I C 1.4 pada prinsipnya dapat
mengijinkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
untuk :

20
- Melaksanakan Penunjukan Langsung Tanpa Lelang kepada PT. Balai
Pustaka (Persero) sebagai pelaksana Pengadaan Pengangkutan Buku – buku
Pelajaran bagi SD, SMP dan SMA di Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman

- Mengadakan Kontrak Tahun Jamak dengan PT. Balai Pustaka (Persero)


dengan Sistem pembayaran sebagaian pada Tahun Anggaran 2004 dan sisanya
pada Tahun Anggaran 2005

Bukti Perintah Bupati yang benar, berdasarkan Peraturan Perundang –


Undangan yang berlaku :

3. DISPOSISI Bupati Sleman tertanggal 19 Februari 2003 kepada Dinas


Pendidikan Kabupaten Sleman menanggapi Suratnya No. 425.2 / 208.a
tanggal 19 Pebruari 2004
Diberikan ijin Penunjukkan Langsung Pengadaan Buku Wajib SD, SMP dan
SMA Kabupaten Sleman secara tegas diperintahkan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Sleman, tetapi dengan suatu syarat : .

“SEPANJANG MEMENUHI ATURAN YANG BERLAKU,


DIPERSILAHKAN”

4. DISPOSISI Bupati Sleman tertanggal 30 Maret 2006, kepada Dinas


Pendidikan Kabupaten Sleman menanggapi suratnya No. 425.2 / 536 tanggal
30 Maret 2004

mengenai Pendanaan Pengadaan Buku Pelajaran Wajib Kabupaten Sleman


diijinkan dengan Pesan / Perintah Bupati Sleman perintahnya secara tegas :

“SEPANJANG TELAH MENURUT ATURAN – ATURAN YANG


BERLAKU “PENUNJUKAN LANGSUNG DAPAT DISETUJUI

5. DISPOSISI Bupati Sleman tertanggal 31 Maret 2004 kepada Kepala Bagian


Administrasi Pembayaran Setda Kabupaten Sleman (Wachdi Asrarudin)
tentang Ijin Penunjukkan Langsung Tanpa Lelang Pengadaan Buku Pelajaran
Wajib SD, SMP dan SMA, dengan persyaratan :

“SEPANJANG TELAH SESUAI DENGAN PERATURAN – PERATURAN


YANG “BERLAKU, DAPAT DISETUJUI”

6. EKSEPSI Lepas dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag van rechtsvervolging)

1. Bahwa dengan mengacu pada Pasal 191 ayat (2) KUHAP, menurut M. Yahya
Harahap (2006 – 122) yang dikonstruksikan sebagai suatu “Onslag van
rechtvervolging” lagi pula dalam perkara ini masuk dalam ruang lingkup
Hukum Administratief, sehingga apa yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum tersebut pada dasarnya adalah mengenai Perintah Atasan kepada
Bawahan (Ondergeschikt) melalui Disposisi – disposisi Bupati apabila tidak
dilaksanakan bahkan disalahgunakan adalah bukan merupakan kesalahan
Terdakwa.
21
2. Bahwa dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum / JPU itupun tidak jelas,
Terdakwa didakwa oleh JPU apakah sebagai :

a. Orang yang melakukan (Pleger) ?


b. Orang yang menyuruh melakukan (Doen Pleger) ?
c. Orang yang turut melakukan (Mede Pleger) ?

Padahal senyatanya justru bertentangan dengan kenyataan, atau memutar bahkan


Fakta - fakta dengan tuduhan seperti ikut – ikutan, tetapi justru sesungguhnya
Terdakwa justru melarang Ijin Penunjukan Langsung Tanpa Lelang apabila
dilaksanakan akan tidak sesuai dengan Peraturan Perundang – undangan yang
berlaku, sehingga caranya bagaimana yang dilakukan oleh Terdakwa adalah
tidak jelas untuk memenuhi unsur – unsur Pleger, Doen Pleger atau Mede Pleger
yang dituduhkannya itu.

Laporan – laporan Kegiatan Terdakwa selaku Bupati

Bahwa Terdakwa dalam hal selaku Bupati Kabupaten Sleman pada setiap Tahun
Anggaran terutama pada Anggaran tahun 2004 dan tahun 2005 telah melaporkan
kepada :

- Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta


- Menteri dalam Negeri Republik Indonesia
- DPRD Kabupaten Sleman

Kesemuanya atau apa yang telah dilaporkan tersebut dengan tanggapan yang baik,
sama sekali tidak ada peringatan atau teguran kepada yang melaporkan, sehingga
menurut Hukum “DIAM berarti SETUJU (Stilzwijgenid)” adalah suatu pendirian
yang mengandung pengakuan setelah mendapat laporan tanpa adanya teguran,
sehingga dengan demikian apa yang dilaksanakan oleh Terdakwa selaku Bupati
kesemuanya ada benar, tidak ada yang melakukan Pelanggaran Hukum

22

Anda mungkin juga menyukai