Reaksi redoks (reduksi oksidasi) adalah reaksi yang menjelaskan berubahnya
bilangan oksidasi atom-atom dalam sebuah reaksi kimia Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan elektron. Dapat dikatakan bahwa reduksi adalah reaksi dimana suatu zat kehilangan oksigen. Oksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan penurunan elektron. Dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat mengikat oksigen. Reaksi autoredoks, atau istilah lainnya reaksi disproporsionasi adalah reaksi dimana suatu zat dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Contoh : Cl2(g) + 2KOH(aq) KBr(aq) + KClO(aq) +2H2O(l) Penyetaraan Reaksi Redoks dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1. Cara Setengah Reaksi Menuliskan masing-masing persamaan setengah reaksi reduksi dan reaksi oksidasi Menyetarakan unsur-unsur yang mengalami reaksi redoks Menambahkan (1) molekul H2O : - Pada yang kekurangan (1) atom O, jika reaksi berlangsung dalam suasana asam - Pada yang kelebihan (1) atom O, jika reaksi berlangsung dalam suasana basa Menyetarakan atom hidrogen dengan ion H+ jika suasana asam atau dengan ion OH jika suasana basa Menyetarakan muatan dengan menambahan elektron di sebelah kanan atau kiri persamaan reaksi Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi dengan menyamakan elektronnya 2. Cara Perubahan Bilangan Oksidasi Menyetarakan (menyamakan) unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan oksdasi Menentukan biloks unsur-unsur tersebut dan menentukan perubahannya Menyamakan kedua perubahan biloks Menentukan jumlah muatan di ruas kiri dan di ruas kanan Menyamakan muatan dengan cara : a. Jika muatan di ruas kiri lebih negatif maka menambahkan ion H+ sebanyak perbedaan muatan (ini berarti reaksi berlangsung dalam suasana asam) b. Jika muatan di ruas kanan lebih positif maka menambahkan ion OH sebanyak perbedaan muatan (ini berarti reaksi berlangsung dalam suasana basa) Menyamakan atom hidrogen di ruas kiri dan kanan dengan cara menambahkan H2O.