Digital - 124457-306.8 FAJ P - Penyesuaian Perkawinan-Metodologi
Digital - 124457-306.8 FAJ P - Penyesuaian Perkawinan-Metodologi
3. METODE PENELITIAN
grounded theory. Dalam penelitian ini, dilakukan tipe penelitian studi kasus untuk
memperoleh jawaban dari suatu permasalahan. Dengan menggunakan tipe
penelitian studi kasus, diharapkan dapat memperoleh gambaran jelas dari suatu
kasus secara spesifik, yakni gambaran mengenai penyesuaian perkawinan pada
pasangan yang menikah melalui proses sebambangan.
Ada tiga tipe penelitian studi kasus menurut Punch (dalam Poerwandari,
2005), yaitu tipe studi kasus intrinsik dimana suatu penelitian dilakukan karena
ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus tanpa maksud untuk
menghasilkan konsep atau teori; tipe studi kasus instrumental dimana penelitian
dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik dan juga untuk
mengembangkan dan memperhalus teori; tipe studi kasus kolektif dimana
penelitian dilakukan terhadap beberapa kasus, tujuannya adalah untuk
mempelajari fenomena/populasi/kondisi umum yang lebih mendalam. Di dalam
penelitian ini, jenis studi kasus yang digunakan adalah studi kasus instrumental
2. Usia Partisipan
Usia yang ditentukan adalah pasangan yang berada pada pembagian
rentang usia menurut Papalia, Olds, & Feldman (2003) yaitu berada pada
rentang usia dewasa muda hingga dewasa madya. Atas dasar bahwa
keberhasilan tugas perkembangan dewasa muda di kehidupan perkawinan
ketika seseorang memasuki masa dewasa madya dipengaruhi oleh kehidupan
perrkawinan di masa dewasa muda, maka selain mencari partisipan yang
berada pada usia dewasa muda peneliti juga mencari partisipan yang telah
3.4.2. Observasi
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut. Observasi selalu menjadi bagian dalam penelitian psikologis,
dapat berlangsung dalam konteks laboratorium maupun dalam konteks alamiah
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, kegiatan-
kegiatan yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi
berbagai catatan panjang yang tidak relevan (Poerwandari, 2005).
tidak semua calon partisipan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
Misalnya, latar belakang pendidikan calon partisipan hanya lulusan Sekolah
Menengah Pertama, suami-isteri sedang bertengkar, usia calon partisipan di atas
usia 60 tahun sehingga dikhawatirkan tidak dapat memahami pertanyaan dengan
benar, serta salah satu dari pasangan tidak bersedia untuk diwawancara.
Setelah memperoleh kepastian mengenai siapa saja yang bisa dijadkan
partisipan, peneliti kemudian menjalin rapport. Rapport dijalin melalui telepon
karena untuk menjali rapport dengan tatap muka langsung ada kendalanya.
Kendala berupa kesulitan dalam melakukan pertemuan karena masing-masing
partisipan bekerja, bahkan ada yang bekerja dan tinggal di luar kota Bandar
Lampung. Rapport cukup mudah untuk dilakukan karena semua partisipan
merupakan orang-orang yang dikenal baik oleh keluarga atau teman dari peneliti.
Apalagi, sebelum peneliti menjalin rapport, peneliti dibantu oleh keluarga atau
teman yang mengenal baik para partisipan dalam menjelaskan maksud dan tujuan
dari diadakannya wawancara. Peneliti pun menjelaskan pula bahwa pertanyaan
yang diajukan berupa berbagi pengalaman mengenai proses saat melakukan
sebambangan hingga setelah perkawinan terjadi. Saat partisipan bersedia, peneliti
kemudian membuat janji untuk melakukan wawancara sesuai waktu dan tempat
yang telah disepakati.
dilakukan pada pertengahan bulan Maret hingga awal bulan April 2007.
Wawancara kedua dan ketiga dilakukan pada awal bulan Juni 2007. Waktu yang
dibutuhkan selama melakukan wawancara per partisipan rata-rata dari 10 menit
hingga 2 jam. Perbedaan ini dikarenakan ada partisipan yang menjawab
pertanyaan (sejak diberikan pertanyaan) dengan cepat dan ada yang menjawab
dengan lambat, ada yang menjawab langsung ke poin utama pertanyaan dan ada
pula yang memberikan penjelasan panjang lebar terlebih dahulu. Perbedaan waktu
juga tergantung pada jumlah pertanyaan yang diajukan kepada para partisipan.
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yaitu:
1. Mempersiapkan semua kelengkapan yang dilakukan untuk melakukan
wawancara seperti tape recorder, panduan wawancara, dan alat tulis.
2. Melakukan orientasi wawancara yakni dengan menjelaskan tujuan dan
manfaat dari penelitian yang dilakukan serta alasan pemilihan sebagai
partisipan penelitian. Pada tahap ini juga dijelaskan bahwa data diri mereka
akan dijaga dan nama asli akan dijaga kerahasiaannya.
3. Meminta izin kepada partisipan penelitian untuk menggunakan alat perekam
4. Melakukan wawancara kepada partisipan. Peneliti memulai wawancara
dengan mengajukan pertanyaan sesuai pedoman yang telah dibuat. Terkadang,
tidak semua pertanyaan diajukan secara berurutan karena disesuaikan pula
dengan jawaban yang diberikan partisipan.