Anda di halaman 1dari 2

Khoerunnisa’ Salsabila_C1C020103_03_17102020

SYAHADATAIN

Ibarat bangunan, syahadatain itu adalah fondasinya. Nabi mengatakan bahwa agama
dibangun atas lima perkara, yang pertama adalah syahadatain (pondasi rukun islam) dan diikuti
rukun Islam yang lainnya. Ketika nabi Muhammad ditanya tentang Islam (dalam hadizt Jibril),
nabi menafsirkan Islam pertama kali dengan dua kalimat syahadat dan kemudian diikuti rukun
islam lainnya.

Persaksian terhadap syahadat tidak hanya diucapkan saja, tetapi harus diyakini dan
diwujudkan dengan amalan. Ibarat seorang saksi, dia tidak mungkin sebatas saksi dan tidak
mengetahui duduk masalahnya, tetapi dia juga harus paham terhadap apa yang dia saksikan. Hal
itu juga berlaku ketika kita bersaksi atas syahadat. Sementara sebagian kaum muslimin ada yang
sebatas mengucapkan, kemudian berbuat semaunya. Maka sama saja ia melanggar apa yang ia
ucapkan dan ia saksikan. Allah juga akan menghukum orang munafik-orang yang mengucapkan
syahadat namun berbuat semaunya, yaitu hukuman di neraka paling bawah dan posisinya di
bawah neraka untuk orang kafir.

Makna syahadat ‘laa ilaaha illallah’ adalah tidak ada sesuatu yang diibadahi yang benar
kecuali Allah Swt. Orang yang sudah bersaksi terhadap syahadat hanya akan beribadah kepada
Allah Swt. Syahadat ‘laa ilaaha illallah’ memiliki dua rukun, yaitu meniadakan dan menetpkan.
Meniadakan yang dimaksud adalah meniadakan yang diibadahi selain Allah. Rukun kedua,
menetapkan, berarti kita harus menetapkan bahwa hanya Allah lah yang diibadahi. Sesui firman
Allah pada surah Al-Baqarah (126), barangsiapa mengingkari selain Allah, meniadakan selain
Allah, kemudian ia menetapkan Allah sebagi zat disembah, maka dia memiliki tali yang kuat.

Selain bersaksi dengan syahadat, dia juga melakukan amalan seperti berdoa kepada
Allah, tawakal kepada Allah, mengadukan perkara dst. kepada Allah. Zaman dahulu, ada seorang
anak yahudi yang biasa melayani Nabi Muhammad. Anak Yahudi itu kemudian sakit, Rasulullah
pun menjenguk nya serta mengajaknya mengucapkan syahadat. Setelah diijinkan oleh ayahnya,
anak tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat dan Rasulullah pun mengucapkan “Segala puji
dari Allah Swt. yang telah menyelamatkan anak ini dari api neraka”. Kemudian di hari kiamat
nanti, akan didatangkan seorang yang memiliki amalan jelek yang sangat banyak. Allah
kemudian menunjukkan catatan kecil yang berisi syahadatain. Setelah ditimbang, ternyata
Khoerunnisa’ Salsabila_C1C020103_03_17102020

amalan di catatan kecil tersebut lebih berat dibandingkan amalan yang jelek dan sangat banyak.
Dari hal tersebut, kita tahu bahwa syahadat merupakan penyelamat dari api neraka.

Syahadat yang kedua, ‘ muhammadurrasulullaah’ berarti bahwa ia bersaksi bahwa Nabi


Muhammad adalah utusan Allah. Bermakna dia adalah seorang utusan Allah, dia adalah orang
yang paling dicintai dibandingkan dengan siapapun, dia adalah seorang rasul yang dibenarkan
setiap beritanya, dan kita harus menjalankan perintah Rasulullah. Jika kita telah beryahadat tetapi
menghalalkan yang haram, maka syahadat tersebut akan percumah atau sia-sia dan tidak
bermanfaat. Kemudian jika ada orang yang meyakini Nabi setelah Rasulullah, maka syahadatnya
akan sia-sia. Ada lagi, jika orang menyembelih hewan dan dipersembahkan kepada selain Allah,
maka hal itu perkara yang membatalkn persaksian dia terhadap dua kalimat syahadat.

Orang musyrik zaman dulu paham dengan makna syahadat. Orang musyrik adalah orang
yang beribadah kepada Allah, tetapi mereka tidak menerima jika Allah menjadi satu satunya
yang diibadahi. Mereka ingin beribadah kepada Allah dan menyembah kepada selain Allah. Jika
kita mengucapkan dua kalimat syahadat, tetapi dia tidak mau meninggalkan yang diibadahi
selain Allah maka ucapkan kita akan sia-sia.

Sebagai manusia, kita sudah seharusnya bersaksi kepada Allah dengan dua kalimat
syahadat serta meninggalkan yang diibadahi selain Allah.

Anda mungkin juga menyukai