Anda di halaman 1dari 15

SISTEM JAMINAN HALAL

CV.SELVAS CATERING

Alamat Perusahaan :
Jl. Nuri No.30B, Pohruboh,
Condongcatur, Depok, Sleman – Yogyakarta
Email :dapurselvas@gmail.com
Telp : (0274) 7370148

September
2021
PROFIL PERUSAHAAN
a. Nama Perusahaan : Dapur Selvas
b. Nama Produk : Dapur Selvas
c. Nama Pemilik/Penanggung Jawab : FADLI
d. Alamat Kantor : Jl. Nuri No.30B, Pohruboh, Condongcatur
Depok, Sleman – Yogyakarta
Alamat Produksi : Jl. Nuri No.30B, Pohruboh, Condongcatur
Depok, Sleman – Yogyakarta
Alamat Cabang/Outlet :
e. Didirikan pada Tahun : 2019
g. Jumlah Karyawan : 4 orang
h. Nama Karyawan dan Jabatan :

Nama Karyawan Jabatan

Fadli Direktur
Niswatun Azizah Cheff
Farid Iqbal Staff Kitchen
Mohammad Taufiq Staff Restoran
1. KATA PENGANTAR
Segala jenis aspek kehidupan dipertimbangkan dari segi manfaat dan mudharatnya dan
Islam telah memberikan petunjuk yang jelas bahwa segala sesuatu yang memberikan manfaat
diperbolehkan hukumnya, sementara segala sesuatu yang justru membawa mudhorot dilarang
dalam Islam. Salah satu hal yang diatur dalam Islam adalah menyangkut makanan.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa makanan adalah salah satu hal yang sangat penting yang
dibutuhkan oleh manusia setiap harinya. Makanan memberi energi bagi manusia dan juga
berfungsi dalam menjaga kesehatan seseorang.
Dalam islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak sekali ayat Al-
qur’an dan Al-hadist yang membahas hal tersebut, Dengan demikian, mengkonsumsi makanan
dan minuman yang halal merupakan suatu kewajiban bagi umat islam.
Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yank diharamkan Allah, atau dengan
kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu tidak
mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat, namun
kita makan dan minum dari yang haram yang bukan terpaksa, maka akan sia-sialah usaha kita.
Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas tentang makanan dan minuman yang halal dan
yang haram dalam islam.
Dalam berbagai macam produk makanan yang ada di bumi melalui proses alamiah,
mekanisme produksi, apapun melalui rekayasa genetik tidak dapat dikonsumsi secara bebas
oleh manusia tanpa batas. Pembatas tersebut bukan saja terhadap yang diharamkan akan tetapi
yang dihalalkan pun ada pembatasannya dari Allah SWT. Hal tersebut sejalan dengan maksud
Firman Allah SWT dalam Al-qur’an Surat An’an ayat 141, maknanya dengan ungkapan
“Jangan berlebih-lenbihan” dan makna Sabda Rasulullah SAW : “Yang halal itu jelas dan yang
haram itu jelas”. Karena itu, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan produk lainnya seseorang
harus memenuhi juga tuntutan agama.
Umat islam sangat berhati-hati dalam memilih dan membeli pangan dan produk lainnya
yang diperdagangkan. Mereka tidak akan membeli barang atau produk lainnya yang diragukan
kehalalannya. Masyarakat hanya mau mengkonsumsi dan menggunakan produk yang benar-
benar halal dengan haminan tanda halal/ keterangan halal resmi yang diakui Pemerintah.
Fenomena yang demikian pada satu segi menunjukkan adanya tingkat kesadaran terhadap
pelaksanaan keyakinan menurut hukum islam, dan pada segi yang lainnya mendorong
timbulnya sensitivitas mereka ketika pangan dan produk lainnya bersentuhan dengan unsur
keharamannya atau kehalalannya.
Masalah halal dan haram bukan hanya merupakan isu yang sensitive di Indonesia, tetapi
selalu mengusik keyakinan umat islam di seluruh dunia. Umat islam di seluruh dunia amat
berkepentingan atas jaminan halal tidak saja terhadap produk makanan, minuman, dan produk
lainnya namun juga terhadap proses produksi serta rekayasa genetik. Terhadap produk dan
rekayasa genetik dimaksud dibutuhkan respons formative dari negara guna memenuhi
kebutuhan hak konstitusional warga negara yang dijamin oleh UUD 1945 dan norma filosofis
negara Pancasila. Maka dari itu kami senantiasa menanggulangi hal tersebut untuk
kenyamanan berkonsumen untuk mengkonsumsi produk kami.
Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, bahan pangan diolah melalui
berbagai teknik pengolahan dan metode pengolahan baru dengan memnfaatkan kemajuan
teknologi sehingga menjadi produk yang siap dilempar untuk dikonsumsi masyarakat di
seluruh dunia. Sebagian besar produk industri pangan dan teknologi pangan dunia tidak
menerapkan sistem sertifikasi halal.
Dalam menghadapi perdagnagan bebas tingkat regional, internasional, dan global,
dikhawatirkan Indonesia akan dibanjiri pangan dan produk lainnya yang mengandung atau
terkontaminasi unsur haram. Dalam teknik pemrosesan,penyimpanan,penanganan, dan
penegapakan acapali digunakan bahan pegawet yang membahayakan kesehatan atau bahan
yang mengandung unsur haram yang dilarang dalam agama islam.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-undang nomor 3
Tahun 1996 tentang pangan, undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang ketentuan-
ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen dan peraturan pelaksanaannya belum memberikan kepastian
hukum danjaminan hukum kepada umat islam untuk mengenal pangan dan produk lainnya
yang halal, bagi Republik Indonesia sebagai negara yang mempunyai bagoian terbesar warga
negara dan penduduk yang beragama islam, memberikan kepastian hukum dan jaminan hukum
terhadap kehalalan pangan dan produk lainnya adalah condio sine qua non.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, diperlukan upaya pengaturan dan
penataansuatu proses penjaminan kehalalan pangan dan produk lainnya dalam suatu undang-
undang yang mengatur mengatur tentang produk halal yang komprehensif, konsisten,
sistematik, dan mampu memberikan kepastian hukum bagi adanya jaminan halal pada setiap
pangan dan produk lainnya.
2. KEBIJAKAN HALAL
• Dapur Selvas menyadari bahwa sebagian besar penduduk Indonesia adalah
beragama Islam, maka untuk itu sangat penting memproduksi makanan yang halal,
berkelas dan berkualitas menurut syariat islam.
• Dapur Selvas tidak akan menggunakan bahan yang haram atau tidak jelas
kehalalannya serta tidak akan memproduksi makanan yang haram menurut syariat
Islam.
• Dapur Selvas akan senantiasa mengikuti ketentuan – ketentuan yang di
keluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan ( BPOM ) dalam memproduksi makanan yang halal, berkelas dan
berkualitas.
• Sistem jaminan halal ini merupakan panduan bagi seluruh jajaran manajemen
maupun karyawan Dapur Selvas guna memastikan bahwa semua yang terlibat dalam
proses produksi memahami dan memegang teguh prinsip kehalalan produk.

2.1. Komitmen Perusahaan Memproduksi produk Halal secara Konsisten


Telah menjadi komitmen perusahaan,sejak awal didirikan bahwa Dapur Selvas hanya
akan memproduksi makanan yang halal, baik secara proses maupun bahan baku yang
digunakan. Sistem jaminan halal ini merupakan panduan bagi seluruh jajaran manajemen
maupun karyawan Dapur Selvas guna memastikan bahwa semua yang terlibat dalam proses
produksi memahami dan memegang teguh prinsip kehalalan produk.

2.2. Sosialisasi Kebijakan Halal ke seluruh karyawan


Agar komitmen ini berjalan dengan baik, Pimpinan perusahaan mensosialisasikan
kebijakan terssebut kepada seluruh karyawan, mulai dari proses purchasing (pembelian) bahan
baku, penyimpanan (warehouse) hingga ke proses produksi. Sehingga makanan yang
dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan sebagai produk yang Halal.

2.3. Dasar-dasar Halal dan Haram menurut Al Quran dan Hadits


2.3.1. Dasar-dasar Halal dan Haram menurut Al quran
1. Al-Baqarah 168 :
“ Hai sekalian umat manusia makanlah dari apa yang ada di bumi ini secara halal
dan baik. Dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya ia
adalah musuh yang nyata bagi kalian “.
2. Al-Baqarah 172-173 :
“ Hai orang – orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang
kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
kepada-Nya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi
kalian bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih atas nama
selain Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak
berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”.
3. Al-Anam 145 :
“ Katakanlah, saya tidak mendapat pada apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu
yang diharamkan bagi yang memakannya, kecuali bangkai, darah yang tercurah,
daging babi karena ia kotor atau binatang yang disembelih dengan atas nama selain
Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak menginginkannya
dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Pengasih”.
4. Al-Maidah 3 :
“ Diharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih
dengan atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali yang kalian sempat
menyembelihnya. Dan diharamkan pula bagi kalian binatang yang disembelih di
sisi berhala “.
5. Al-Maidah 90-91 :

“ Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum khamr, berjudi,


berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran meminum khamr dan berjudu
dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan shalat, maka apakah kalian
berhenti dari mengerjakan pekerjaan itu “.
6. Al-Maidah 96 :
“ Dihalalkan bagi kalian binatang buruan laut dan makanannya “.
7. Al-A’raf 157 :
“ Dia menghalalkan kepada mereka segala yang baik dan mengharamkan
kepada mereka segala yang kotor “.

2.3.2 Dasar-dasar Halal dan Haram menurut Hadits


1. Dari al-Miqdam bin Ma’di karib dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Ketahuilah,
tidak halal hewan buas yang memiliki taring, keledai jinak, barang temuan dari harta
orang kafir Mu’ahad (yang menjalin perjanjian dengan negara Islam) kecuali ia tidak
membutuhkannya. Dan siapapun laki-laki yang bertamu kepada suatu kaum dan
mereka tidak menjamunya, maka baginya untuk menuntut ganti yang seperti jamuan
untuknya.” (HR. Abu Dawud).
2. Ibnu Abbas berkata : “Rasulullah melarang memakan binatang buas yang bertaring
dan burung yang bercakar.” [HR.Muslim, 1934]
3. Zahdam Al Jarmi berkata : “Saya pernah datang kepada Abu Musa Al ‘Asy”ari dan Ia
sedang makan daging Ayam, lalu Ia berkata : “ mendekat dan makanlah! Karena aku
melihat Rasulullah memakannya.” [HR.At Tirmidzi, 1836].
4. Hadits riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda yang artinya : “Lima Fawaasiq,
dibunuh baik dalam wilayah haram, atau diluar wilayah haram, : Gagak, Elang, tikus,
kalajengking, dan anjing penggigit.” [HR.Bukhari,1829. Muslim 1198].

SUSUNAN TIM HALAL

No. Nama Jabatan Berasal dari Bagian

1 Fadli Ketua Management


2 Niswatun Azizah Anggota Produksi/Quality Control
3 Farid Iqbal Anggota Produksi/Logistik
4 Muhammad Taufiq Anggota Servis

Tugas dan Tanggung Jawab


a. Ketua
 Merumuskan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan kehalalan produk yang
dihasilkan.
 Memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan SJH di perusahaan.
 Menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan SJH.
 Memberikan wewenang kepada koordinator auditor halal internal untuk melakukan
tindakan tertentu yang dianggap perlu yang berkaitan dengan pelaksanaan SJH
termasuk tindakan perbaikan terhadap kesalahan sampai pada penghentian produksi
atau penolakan bahan baku, sesuai dengan ataran yang ditetapkan LPPOM MUI.
b. QC ( Pengawasan Mutu )
 Menyusun dan melaksanakan prosedur pemantauan dan pengendalian untuk
menjamin konsistensi produk halal.
 Melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap bahan yang masuk sesuai dengan
sertifikat halal, spesifikasi dan produsennya.
 Melakukan komunikasi dengan KAHI terhadap setiap penyimpangan dan
ketidakcocokan bahan dengan dokumen kehalalan.
c. Produksi ( Production )
 Menyusun prosedur produksi yang dapat menjamin kehalalan produk.
 Melakukan pemantauan produksi yang bersih dan bebas dari bahan haram dan najis.
 Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan matrik formulasi bahan yang telah
disusun oleh KAHI dan diketahui oleh LPPOM MUI.
 Melakukan komunikasi dengan KAHI dalam hal proses produksi halal.
d. Logistik (Pembelian & Gudang)
d.1 Pembelian
 Menyusun prosedur dan melaksanakan pembelian yang dapat menjamin
konsistensi bahan sesuai dengan daftar bahan yang telah disusun oleh KAHI dan
diketahui oleh LPPOM MUI.
 Melakukan komunikasi dengan KAHI dalam pembelian bahan baru dan atau
pemilihan pemasok baru.
 Melakukan evaluasi terhadap pemasok dan menyusun peringkat pemasok
berdasarkan kelengkapan dokumen halal.
d.2 Gudang
 Menyusun prosedur administrasi pergudangan yang dapat menjamin
kehalalan bahan dan produk yang disimpan serta menghindari terjadinya
kontaminasi dari segala sesuatu yang haram dan najis.
 Melaksanakan penyimpanan produk dan bahan sesuai dengan daftar bahan dan
produk yang telah disusun oleh KAHI dan diketahui oleh LPPOM MUI.
 Melakukan komunikasi dengan KAHI dalam system keluar masuknya bahan dari dan
ke dalam gudang.

3. PELATIHAN
Pelatihan SJH diberikan kepada seluruh pemangku kepentingan di Dapur Selvas. Pelatihan ini
dilakukan dengan melibatkan seluruh personel yang pekerjaannya mungkin mempengaruhi
status kehalalan produk.

4.1 Pelatihan Halal Eksternal


Dikarenakan perusahaan baru saja didirikan, maka perusahaan belum pernah mengikuti
pelatihan halal eksternal. Namun perusahaan berncana akan mengikuti pelatihan eksternal yang
diadakan oleh MUI.
4.2 Pelatihan Halal Internal
Perusahaan belum mengadakan pelatihan Halal internal, hal ini dikarenakan kurangnya
informasi dan sumberdaya yang dapat memberikan pelatihan Halal internal. Setelah
perusahaan mengikuti pelatihan Halal ekternal, yang diadakan oleh LPPOM MUI maka,
perusahaan akan menerapkan jadwal rutin untuk melaksanakan Pelatihan Halal Internal.

4. BAHAN-BAHAN
No Nama No Nama No Nama
1 Beras Basmati 16 Cabe Rawit 31 Garam
2 Beras 17 Bawang Bombay 32 Kapulaga Hijau
3 Ayam 18 Sereh 33 Kapulaga Putih
4 Kambing 19 Daun Salam 34 Adas
5 Sapi 20 Daun Jeruk 35 Kayu Manis
6 Tomat 21 Kunyit 36 Cabe Bubuk
7 Selada 22 Jahe 37 Kaldu Bubuk
8 Wortel 23 Lengkuas 38 Terasi
9 Kentang 24 Lada Hitam 39 Jeruk Limau
Minyak Goreng
10 Kismis 25 Kemiri 40
Fortune
11 Susu 26 Merica 41 Mentega Blueband
12 Cream 27 Ketumbar 42 Saori Saus Tiram
13 Bawang Putih 28 Jinten 43 Bango Kecap Manis
14 Bawang Merah 29 Gula Merah 44 Delmonte Ketchup
15 Cabe Keriting 30 Gula Pasir 45 Delmonte Extra Hot
46 Mayonaise
5. PRODUK/MENU
NO DAFTAR MENU
1 Nasi Kebuli
2 Nasi Briyani
3 Nasi Mandi
4 Nasi Kabsah
5 Ayam Panggang
6 Sapi Panggang
7 Kambing Panggang
8 Kari Ayam
9 Kari Kambing
10 Sapi Lada Hitam
11 Ayam Betutu
12 Ayam Taliwang
13 Salad
14 Nasi Putih
6. FASILITAS PRODUKSI
PERALATAN DAN
NO PERLENGKAPAN
DAPUR
1 Freezer
2 Kulkas
3 Rice cooker besar
4 Rice Cooker standar rumah
5 Kompor Panggang
6 Kompor 2 mata
7 Gas 12 Kg
8 Selang Regulator
9 Presscooker
10 Panci
11 Pan 28"
12 Food tongs
13 Bowl besar
14 Bowl kecil
15 Peeler
16 Cutting board Besar
17 Pisau set
18 Food Container Sedang
19 Wajan
20 Spatula
21 Baskom
22 Saringan Daging
23 Saringan Sayur
24 Saringan Beras
25 Toples Bumbu
26 Dispenser
27 Grease trap
28 Kitchen sink sedang
29 Meja Panjang
30 Meja Plating
31 Rak piring
32 Rak Bumbu
33 Tong Sampah Besar
7. PROSEDUR PROSES (SOP yang kritis)

Pembelian
Penjualan
Bahan

Persiapan
Packing
Bahan

Masak Order

8.1 Prosedur tertulis terkait implementasi kegiatan atau tahapan produksi


a. PURCHASING
 Bahan-bahan yang di beli untuk proses produksi harus memenuhi persyaratan
halal sesuai dengan hukum dan syariat islam.
 Status kehalalan produk yang bersifat barang olahan dapat dibuktikan
dengan adanya sertifikat halal dari MUI atau instansi lain yang sudah diakui
oleh MUI.
 Setelah criteria halal sudah terpenuhi maka bagian purchasing membuat PO
(Purchasing Order ) ke supplier untuk barang tersebut.
 Setiap barang yang datang harus di cek oleh bagian QC untuk memastikan
bahwa barang yang diterima sesuai dengan spek sertifikat halal.
 Jika bahan tersebut sesuai dengan spek maka bahan tersebut dapat dinyatakan
Release untuk proses ( oleh bagian QA/QC ) dan untuk selanjutnya bahan
tersebut masuk dalam daftar approved ingredient.
 Jika bahan yang datang ternyata tidak sesuai dengan spek maka bagian
purchasing harus memberitahu kepada supplier untuk menentukan tindak lanjut.
 Untuk bahan yang sudak masuk dalam daftar approved ingredient jika suatu
saat ditemukan sertifikat halalnya sudah tidak berlaku maka bagian purchasing
harus meminta surat jaminan kepada supplier bahwa sertifikat halal untuk
produk yang bersangkutan sedang dalam proses perpanjangan.

b. QA / R & D
 Hanya bahan-bahan yang sudah jelas status kehalalannya yang dapat digunakan
dalam formulasi maupun pengembangan produk.
 Setiap melakukan perubahan formulasi harus mencantumkan /
mendokumentasikan perubahan tersebut dan mencatat denga jelas perubahan
apa yang dilakukan. Jika perubahan tersebut menyangkut penambahan bahan
maka bahan yang ditambahkan haru mempunyai status approved ingredient
dan ditulis lengkap spesifikasi produk, cara aplikasi dan no. serfifikat halalnya.
 Setiap melakukan penggantian bahan harus mencatat dengan jelas alas an
penggantian, bahan yang digantikan dan bahan yang menggantikannya. Bahan
yang menggantikan harus mempunyai status approved ingredient dan ditulis
lengkap spesifikasi produk, cara aplikasi dan no. sertifikat halalnya.
 Dalam pengembangan produk baru semua bahan yang digunakan harus
mempunyai status approved ingredient dan ditulis lengkap spesifikasi produk,
cara aplikasi dan no. sertifikat halalnya.
c. QC
 Melakukan control terhadap proses yang ada sehingga dapat menjamin
terciptanya produk yang halal.
 Memastikan peralatan proses yang digunakan tidak digunakan untuk bahan
haram atau najis.
 Memastikan sanitasi karyawan berjalan sesuai standard sehingga tidak ada
kontaminasi silang terhadap barang haram dan najis.
 Pengecekan terhadap bahan-bahan yang masuk, meliputi : tanggal
penerimaan, supplier, jenis bahan, jumlah yang diterima, jumlah yang ditolak
dan alasan penolakan, evaluasi, serta keberadaan dokumen halal.
BEBERAPA BAHAN KRITIS
1. Bahan Turunan Hewani
Bahan turunan hewani berstatus halal dan suci jika berasal dari hewan halal yang
disembelih sesuai dengan syarat islam, bukan berasal dari darah dan tidak
bercampur dengan bahan haram atau najis. Contoh bahan hewani atau mungkin berasal
dari turunan hewani adalah : Media pertumbuhan mikroba, Enzim dari pancreas
babi/sapi.
2. Produk Mikrobial
Status produk microbial dapat menjadi haram jika termasuk dalam kategori berikut :
 Produk microbial yang jelas haram, yaitu produk minuman beralkohol (khamr)
beserta produk samping dan turunannya.
 Produk microbial yang menggunakan media dari bahan yang haram pada
media agar, propagasi dan produksi.. Contoh media yang haram atau diragukan
kehalalannya diantaranya : darah, peptone ( produk hasil hidrolisa bahan
berprotein seperti daging, kasein atau gelatin menggunakan asam atau enzim).
 Produk microbial yang dalam proses pembuatannya melibatkan enzim dari
bahan yang haram.
 Produk microbial yang dalam proses pembuatannya menggunakan bahan
penolong yang haram.
 Produk microba rekombinasi yang menggunakan gen yang berasal dari
bahan yang haram. Contohnya : Enzim ά-amilase dan protease yang dihasilkan
oleh Saccharomyces cerevisae rekombinasi dengan gen dari jaringan hewan,
Hormon insulin yang dihasilkan oleh E. coli rekombinasi dengan gen dari
jaringan pancreas babi, Hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh E. coli
rekombinasi.

8. PENANGANAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI KRITERIA


Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria
 Produk yang berasal dari bahan dan fasilitas produksi yang tidak memenuhi kriteria
dipisahkan untuk menghindari terjadi kontaminasi pada saat proses produksi.
 Pengananan produk yang berasal dari bahan dan fasilitas produksi yang tidak
memenuhi kriteria dikeluarkan dari area proses untuk menghindari terjadi kontaminasi
dan produk terkirim ke konsumen.
 Bila produk yang tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur dijual, maka produk tersebut
harus ditarik dari pasaran.

9. KETELUSURAN
Produk Selvas Catering di distribusikan ke masyarakat di Indonesia dan membuat kode
produksi jadi jika ada kendala akan segera di ketahui mana yang bermasalah.

10. AUDIT/PENGAWASAN HALAL INTERNAL

No. Nama Auditor/Pengawasa Internal Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1 Fadli

11. RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN


 Tinjuan efektifitas SJH
RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN (menindak lanjuti hasil pengawasan)

 Penjelasan tentang tinjauan efektifitas SJH (paling tidak setahun sekali)


 Apakah sudah pernah menyelenggarakan rapat tinjauan manajemen?

No Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tempat dan Tidak Lanjut


1
2
dst

Anda mungkin juga menyukai