Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

“Praktikum I, II, III, IV, V, VI”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu :

Dr. Tri Wahyu Agustina, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 8

Listianisa Sopiani 1192060053


Muhamad Iqbal 1192060058
Nabila Andjaresta 1192060071
Nursyifana 1192060061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
Daftar Isi
Daftar Isi .............................................................................................................................. i

Sel Tumbuhan .................................................................................................................... 1

Jaringan Permanen Sederhana ........................................................................................... 8

Derivat Epidermis ........................................................................................................... 15

Anatomi Akar dan Batang Sesi 1 ...................................................................................... 21

Anatomi Batang (Sesi 2) dan Daun (Sesi 1) ..................................................................... 27

Anatomi Bunga dan Daun sesi 2 ....................................................................................... 33

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 39

i
Judul Praktikum : Sel Tumbuhan
Tanggal Praktikum : Jum’at, 19 Maret 2021
Tujuan Praktikum : 1. Mengamati sel tumbuhan
2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan plastida

A. Landasan teori
Sel tumbuhan adalah sel yang terdapat pada tumbuhan dimana memiliki
komponen utama yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Di dalam sitoplasma terdapat
berbagai organel, dan setiap organel memiliki fungsi yang berbeda. Organel yang khas
pada sel tumbuhan ini adalah plastida, yang terdiri atas kloroplas, kromoplas, dan
leukoplas. Plastida yang penting adalah kloroplas, yang berwarna hijau karena
mengandung pigmen klorofil. Kromoplas biasanya berwarna kuning, oranye, atau merah
karena mengandung pigmen karotenoid. Leukoplas adalah plastida yang tidak
mengandung pigmen-pigmen, misalnya amiloplas, proteinoplas, dan elaioplas. Kloroplas
mengandung DNA yang mempunyai kemampuan genetika yang terbatas sehingga
disebut organel semiotonom (Mulyani, 2006).
Organel yang khas pada sel tumbuhan adalah plastida, yang terdiri atas kloroplas,
kromoplas, dan leukoplas. Plastida yang penting adalah kloroplas, yang berwarna hijau
karena mengandung pigmen klorofil. Kromoplas biasanya berwarna kuning, oranye, atau
merah karena adanya pigmen karetenoid. Leukoplas adalah plastida yang tidak
mengandung pigmen, misalnya amiloplas, proteinoplas, dan elaioplas (Mulyani, 2006 :
75).
Kloroplas pada umumya berbentuk seperti lensa yang biasanya berukuran 4-6 μm.
Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis dan pada kebanyakan tumbuhan pula dalam
pembentukan pati dari karbohidrat terlarut hasil fotosintesis serta melarutkannya kembali.
Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari proplastida.
Yang penting dalam difernsiasi kromoplas adalah sintesis dan penempatan pigmen
karotenoid seperti karotenoid (pada wortel, Daucus) atas likopen (pada Tomat,
Lycopersicon). Kromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan, namun
tidak seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oelh pigmen dalam plastida, sebab dalam
cairan vakuola juga dapat ditemukan berbagai zat warna (Hidayat, 1995).

1
B. Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Anatomi Kloroplas pada tanaman Gambar 1.3. Anatomi Kloroplas pada
Tomat (Solanum lycopersicum) tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)

Kromoplast

Gambar Literatur Kromoplas pada tanaman Keterangan


Tomat (Solanum lycopersicum )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum
Sumber:
Sumber : Nurul, Dewi. 2015. Uji aktivitas
https://www.dosenpendidikan.co.id/plastida/
anthihiperglikemia kombinasi jus kacang
Diakses hari selasa, 8 Juni 2021. Pukul
Panjang (Vagina unguculata L) dan jus
19:08
tomat (Solanum lycopersicum ) pada mncit
swiss webster jantan dengan metode induksi
aloksi skripsi. Skripsi
Jenis Plastida : Kromoplast
Pigmen : Karotenoid (likopen)
Gambar 2. Dokumentasi Anatomi Gambar 2. Anatomi Amiloplast pada
Amiloplast pada tanaman kentang (Solanum tanaman kentang
tuberosum) (Solanum tuberosum)

2
Hilum

Lamela

Gambar Literatur Anatomi pada tumbuhan Keterangan


Kentang (Solanum tuberosum)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Sumber Genus : Solanum
https://id.scribd.com/doc/188126538/Anato Species : Solanum tuberosum
mi-Tumbuhan Sumber : Mustofa, 2019. Penentuan sifat
Diakses hari selasa, 8 Juni 2021. Pukul fisik kentang (Solanum lycopersicum ):
19:17 SPHERICITY, LUAS PERMUKAAN
VOLUME DAN DENSITAS. Jurnal
teknologi pertanian Gorontalo. 4(2) : 46-51.
Jenis Plastida : Leukoplas
Pigmen : Amiloplas
Gambar 3. Kloroplas pada Jerussalem cherry Gambar 3. Anatomi Kloroplas pada tanaman
(Solanum pseudocapsicum) Tomat (Solanum lycopersicum)

Kloroplas

Sitoplasma

Gamba Literatur Kloroplas pada Jerusalem Keterangan


cherry (Solanum pseudocapsicum)

3
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Sumber :
Famili : Solanaceae
https://id.sodiummedia.com/4255256-
Genus : Solanum
chloroplast-is-the-green-cell-organelle.
Spesies : Solanum pseudocapsicum
Diakses hari selasa, 8 Juni 2021. Pukul
Sumber :
19:23
http:/plantamor.com/species/indo/solanum/p
sedocapsium
Diakses hari selasa, 8 Juni 2021. Pukul
19:28
Jenis Plastida : Kloroplas
Pigmen : Klorofil
Gambar 4. Anatomi Kromoplas pada Gambar 4. Anatomi Kromoplas pada
tanaman Paprika (Capsicum annuum) tanaman Paprika (Capsicum annuum)

Kromoplas

Gambar Literatur Anatomi Kromoplas pada Keterangan


tanaman Paprika (Capsicum annuum)

4
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Sumber: Spesies : Capsicum annuum
https//alitmahardika.blogspot.com/2012/07/k Sumber : Duwika, K. 2018. Analisis
romoplas-plastida-berwarna.html?m=1 pendapatan usaha paprika di Desa Pancasari
Diakses hari selasa, 8 Juni 2021. Pukul Kecamatan Sukasada Kabupaten Bulleng.
19:30 Jurnal mitra manajemen. 2(2) : 80-88.
Jenis Plastida : Kromoplas
Pigmen : Karotenoid

C. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan dengan mengamati bagian-bagian sel tumbuhan,
yang pertama yaitu pada pengamatan tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) ini, ditemukan
sebuah kromoplas yang menyebabkan tanaman ini berwarna. Pada kromoplas tomat
mempunyai karakteristik kristal dan juga membran. Hal ini dikarenakan kromoplas yang ada
didalam tomat mengandung pigmen likopen sehingga tomat ini berwarna merah atau pigmen
karoten sehingga berwarna orange atau ku ning. (Hidayat, 1995) menyebutkan bahwa pada
buah tomat terdapat dua jenis pigmen yang berupa kristal sempit dan globula (Mulyani, 2006).
Pada pengamatan tanaman kentang (Solanum tuberosum) di dapatkan hasil
bahwasanya pada tanaman kentang ini terdapat amiloplas yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan amilum. Amiloplas ini merupakan bagian dari jenis plastida yang disebut
Leukoplas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan. Di dalam amiloplas ini
terdapat hilum dan lamela. Butir besar menunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik di
tengah yakni hilum. (Hidayat, 1995) menyebutkan bahwa hilum bisa berada di tengah butir
pati atau agak ke tepi. Retakan yang sering terlihat berarah radial dari hilum nampaknya terjadi
akibat dehidrasi butir pati. Inilah yang disebut dengan lamela dimana lamela ini merupakan
lapisan yang mengeliling hilum. Terjadinya lapisan ini dianggap sebagai akibat letak molekul
yang padat di awal pembentukna lapisan dan secara bertahap menjadi lebih renggang di
sebelah luar.
5
Pada tanaman Jerussalem cherry (Solanum pseudocapsicum) ini ditemukan kloroplas
yang dapat dilihat juga terdapat butiran-butiran klorofil yang dihasilkan dan terisolasi oleh
plastida, dimana kloroplas pada tanaman jerussalem ini tersebar didalam sitoplasma. Kloroplas
pada tanaman jerussalem cherry ini berbentuk ulat dan berwarna hijau. Kloroplas merupakan
plastida yang mengandung klorofil (Mulyani, 2006). Kloroplas ini befungsi dalam fotosintesis
dan pada kebanyakan tumbuhan berfungsi pula pembentukan pati dari karbohidrat terlarut hasil
fotosintesis (Hidayat, 1995).
Pada pengamatan tanaman paprika (Capsicum annuum) ini, pada paprika terdapat
kromoplas yaitu sebagai pemberi warna merah. Warna pada tanaman paprika ini disebabkan
karena adanya pigmen karotenoid yang mungkin disimpan dalam benang protein (Mulyani,
2006). Kromoplas ini berfungsi untuk menarik serangga untuk mendatangi bunga dan
menyerbukinya pada tumbuhan tinggi. Sedangkan pada tumbuhan rendah berfungsi sebagai
pigmen fotosintetik (Ferdinand, 2009 : 8).
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam mengamati anatomi
tanaman Tomat (Solanum lycopersicum), Kentang (Solanum tuberosum), tanaman Jerussalem
cherry (Solanum pseudocapsicum), dan tanaman Paprika (Capsicum annuum). Organel yang
khas pada sel tumbuhan adalah plastida, yang terdiri atas kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.
Pada pengamatan tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) ditemukan kromoplas dengan
pigmen karotenoid yaitu likopen sehingga pada tomat ini memiliki warna merah. Pada
pengamatan tanaman kentang di temukan amiloplas yang disebut Leukoplas yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan makanan dimana pada amiloplas ini ditemukan hilum dan lamela.
Leukoplas adalah plastida yang tidak mengandung pigmen, misalnya amiloplas, proteinoplas,
dan elaioplas (Mulyani, 2006 : 75). Pada pengamatan pada tanaman Jerussalem cherry
(Solanum pseudocapsicum) ditemukan kloroplas yang mengandung pigmen klorofil sehingga
memiliki warna hijau. Pengamatan yang kempat yaitu mengamati tanaman Paprika (Capsicum
annuum) dimana pada tanaman ini ditemukan kromoplas dengan pigmen karotenoid yang
mungkin disimpan dalam benang protein.
E. Daftar Pustaka
Eka Fatmawati Tihurua, I. P. (2011). ANATOMI DAUN PIPERACEAE DARI
KAWASAN
GUNUNG SLAMET, JAWA TENGAH. Buletin Kebun Raya, No. 2 Vol. 14 Hal. 60.
Ferdinand, Fictor. 2009. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Visindo Media Persada.
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji . Bandung : Penerbit ITB.
6
Kartasapoetra, A. G. (1991). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (tentang sel dan
jaringan). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan . Yogyakarta: KANISIUS.
Nonym. (2012). Buku Penuntun Praktikum Botani Umum Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Sutrian, D. Y. (1992). Pengantar anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan.
Jakarta : PT Rineka Cipta .

7
Judul Praktikum : Jaringan Permanen Sederhana
Tanggal Praktikum : Jum’at, 26 Maret 2021
Tujuan Praktikum : 1. Mengidentifikasi macam-macam jaringan permanen sederhana pada
organ tumbuhan
2. Membandingkan jaringan parenkim pada batang tanaman dalam
aspek-aspek tersebut

A. Landasan Teori
(Mulyani, 2006) megatakan dalam bukunya bahwa jaringan adalah sekelompok sel
dengan asl usul, struktur, dan fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan
berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal usul dan tahap
perkembangannya. Pertumbuhan dan pengkhususan secara morfofisiologi sel yang dihasilkan
oleh meristem disebut diferensiasi. Secara teori, jaringan yang mengalami diferensiasi sedikit
demi sedikit kehilangan sifat embrionalnya dan mendapat status dewasa yang biasa disebut
juga dengan jaringan dewasa atau jaringan permanen.
Jaringan permanen merupakan jaringan yang sel-selnya tidak membelah,tetapi
berdiferensiasi. Adapun jaringan permanen sederhana (simple tissue) adalah jaringan yang
tersusun dari satu tipe saja.
Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai
organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur batang, korteks
akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan mesofil daun. Karena merupakan sel hidup,
parenkim ini masih mampu membela meski telah dewasa. Banyak sel parenkim bersegi
banyak dan garis tengahnya dalam berbagai arah bidang hampir sama (Hidayat, 1995).
Terdapat jaringan kolenkim berfungsi sebagai jaringna penyokong pada orga muda
yang sedang tumbuh, pada tumbuhan menena dan bahkan pada jaringan dewasa. Berdasarkan
penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi empat macam diantaranya kolenkim
sudut (angular kolenkim), kolenkim lamela (lamelar kolenkim), kolenkim lakuna (lakunar
kolenkim), kolenkim cincin (anular kolenkim) (Hidayat, 1995:45; Mulyani 116) .
Ada juga Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sekunder
yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi utama dari jaringan skelerenkim ini adalah
sebagai penyokong atau kadang kala sebagai pelindung. Sklerenkim adalah jaringan yang
terdiri dari sel dengan dinding sekunder yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi
utama dari jaringan skelerenkim ini adalah sebagai penyokong atau kadang kala sebagai
pelindung (Aryulina, 2004:44).
8
B. Hasil dan Pembahasan
Gambar 2.1. Sayatan melintang Gambar 2.1. Sayatan melintang Akar
Akar Anggrek Velamen Anggrek Velamen (Phalaenopsis sp.)
(Phalaenopsis sp.)

Gambar Literatur Sayatan melintang Akar Keterangan


Anggrek Velamen (Phalaenopsis sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Orchidales
Sumber:
Famili : Orchidaceae
http://bioliciousedu.blogspot.com/2015/05/lap
Genus : Phalaenopsis
oran-praktikum-anatomi -tumbuhan-akar-
Spesies : Phalaenopsis sp.
.html?m=1
Sumber : Dewanti, Rike. 2011. Aplikasi
Diakses pada hari Selasa, 8 Juni 2021 pada
penggunaan chitosan terhadap
pukul 22:26
pembentukan IpB pada anggrek. Skripsi.
Hal 10.
Sayatan : Melintang
Pembesaran : 10x10
Gambar 2.2. Sayatan kulit buah Pir Gambar 2.2. Sayatan kulit buah Pir
(Pyrus communis) (Pyrus communis)

9
Gamba Literatur Sayatan kulit buah Pir Keterangan
(Pyrus communis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Sumber:
Famili : Rosaceae
http://dnurningsih.blogspot.com/2012/04/jarin
Genus : Pyrus
gan-dasar-tumbuhan.html?m=1
Spesies : Pyrus communis
Diakses pada hari Selasa, 8 Juni 2021 pada
Sumber : Ardiyanto, Intan. 2009.
pukul 22:42
Pengaruh lama Perendaman Gigi dengan
Jus Buah Pir terhadap Perubahan Warna
pada Gigi. Skripsi. Hal 22.
Sayatan : Melintang
Pembesaran : 10x10
Gambar 2.3. Sayatan melintang tangkai daun Gambar 2.3. Sayatan melintang tangkai
Pepaya (Carica papaya) daun Pepaya (Carica papaya)

10
Gambar Literatur Sayatan melintang tangkai Keterangan
daun Pepaya (Carica papaya)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Sumber:
Famili : Caricaceae
http://asrie02.blogspot.com/2013/11/makalah-
Genus : Carica
botani-umum-pepaya.html?m=1
Spesies : Carica papaya
Diakses pada hari Selasa, 8 Juni 2021 pada
Sumber : Pratimasari, Diah. 2009. Uji
pukul 22:50
Aktivitas Penangkap Radial Buah Carica
papaya dengan metode DPPH. Skripsi. Hal
8.
Sayatan : Melintang
Pembesaran :10x10
Gambar 2.4. Sayatan melintang daun Pinus Gambar 2.4. Sayatan melintang daun Pinus
(Pinus merkusii) (Pinus merkusii)

11
Gambar Literatur Sayatan melintang daun Keterangan
Pinus (Pinus merkusii)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Sumber: Genus : Pinus
http://sihitammaniez.blogspot.com/2010/08/pr Spesies : Pinus merkusii
aktikum-anatomi-pada -daun.html?m=1 Sumber :
Diakses pada hari Selasa, 8 Juni 2021 pada https://plantamor.com/species/info/pinus/m
pukul 23:10 erkusii diakses pada hari Selasa, 8 Juni
2021 pada pukul 23: 20
Sayatan : Melintang
Pembesaran : 10x10

C. Pembahasan
Hasil dari pengamatan yang dilakukan diantaranya pada pengamatan sayatan akar
anggrek velamen (Phalaenopsis sp.) ini didapatkan bagian dalam dari sayatan melintang akar
anggrek ini yaitu dari bagian luar ke arah dalam terdapat epidermis dan parenkim korteks.

12
Terdapat beberapa jaringan yaitu eksodermis, epidermis, velamen, parenkim korteks,
parenkim empulur, perisikel, sklerenkim dan juga endodermis. Velamen adalah lapisan sel mati
di bagian dalam jaringan epidermis pada akar gantung (akar udara) tumbuhan anggrek.
Velamen ini berfungsi sebagai alat penyimpan air. Pada parenkim korteks terdapat semacam
butiran hitam seperti sel minyak. Sel parenkim pada tanaman ini pun berbentuk polyhedral dan
ruang antar selnya rapat yang terletak pada bagian korteks. Di pengamatan terdapat juga
empelur, Aryulina (2018:50) mengatakan bahwa empulur merupakan parenkim yang berada
ditengah-tengah stele. Lalu tersebar pula serat (sklerenkim) yang tersebar ditengah akar.
Menurut Susulowarto (2007:44) serat (serabut) pada sklerenkim berbentuk serat mempunyai
ukuran panjang yang bervariasi. Kebanyakan serat merupakan elemen yang panjang dengan
ujung runcing, imen dan dinding tebal. Serat terdapat pada akar, batang, daun dan buah.
Pada pengamatan kedua yaitu pada sayatan kulit buah Pir (Pyrus communis) terdapat
ditemukan jaringan sklerenkim jenis sklereid dengan tipe brakisklereid atau dikenal dengan sel
batu(sklereid). Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat, dan
berbanding keras yang tahan terhadap tekanan. Sklereid berkembang dari sel parenkim.
Sklereid dapat dijumpai dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil diantara sel-sel lain.
Pada umumnya terdiri dari satu lapis sklerenkim. Ciri-cirinya yaitu selnya mati, bentuknya
bulat, kotak dindingnya mengalami penebalan sekunder yang mengandung lignin pada seluruh
dindingnya, memiliki sifat yang elastis dan juga memiliki sklereid (sel batu) (Nurcahyo
Widyodaru Saputro, 2015).
Pada pengamatan ketiga yaitu pada sayatan melintang tangkai daun Pepaya (Carica
papaya) terlihat adanya epidermis, hypodermis, kolenkim angular, kolenkim tubular dan sel
parenkim yang memiliki dinding sel, inti sel, ruang antarsel dan kristsl druse. Selain itu terapat
kolenkim angular dan kolenkim tubular. Bentuk sel parenkim pada ujung tangkai pepaya yaitu
polyhedral atau segi banyak. Jaringan kolenkim yang mempunyai ruang-ruang antar sel
didalamnya yang disebut dengan kolenkim lakuna atau kolenkim tubular. Menurut Mulyani
(2017 : 116) kolenkim lakuna merupakan penebalan pada dinding sel kolenkim dan ini terjadi
pada dinding yang tersebar berbatasan dengan ruang antar sel. Lalu terdapat pular kolenkim
angular atau kolenkim sudut. Ciri yang ditemukan yaitu adanya penebalan pada sudut selnya.
Hal ini sesuai dengan ungkapan Mulyani (2017:116) yang menyatakan bahwa kolenkim
angilular adalah kolenkim yang mengalami penebalan pada sudut-sudut selnya.
Pada pengamatan keempat yaitu pada sayatan melintang daun Pinus (Pinus merkusii)
terdapat epidermis, parenkim empulur, hipodermis, parenkim mesofil dan parenkim
endodermis, resin kanal, dan terdapat pembuluh angkut xylem dan floem. Pada jaringan
13
parenkim ini merupakan parenkim lipatan yang memiliki dinding yang berlekuk-lekuk ke arah
dalam yang disebut lipatan. Selain itu, pada pinus merkusii memiliki sel parenkim yang terlipat
dalam proses fotosintesis yang berisi kloropls dan membentuk sebuah jaringan penguat.
Jaringan parenkim mesofil yang terdapat disini berbentuk silindris dan banyak tersebar
dibawah hipodermis. Hal ini sesuai dengan ungkapan Ferdinand (2009:30) yang menyatakan
bahwa mesofil tiang (palisade) tersusun atas sel parenkim yang berbentuk silinder yang
tersusun rapat dan terdapat klorofil didalamnya. Lalu parenkim mesofil umumnya terdapat
pada kelompok tumbuhan conifer. Hal ini sesuai dengan ungkapan Mulyani (2017 : 260) yang
menyatakan bahwa epidermis daun jarum (cornifer) misalnya pinus, terdiri atas sel yang
berdinding tebal dan ditutupi oleh kutikula yang tebal.
D. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dan diamati yaitu ada anggrek
(Phalaenopsis sp.), buah pir (Pyrus communis), tangkai daun Pepaya (Carica papaya) dan
daun Pinus (Pinus merkusii). Pada tanaman tersebut didapatkan macam-macam parenkim,
baik itu berdasarkan bentuknya maupun fungsinya. Salah satunya bis akita lihat pada
parenkim korteks dalam akar anggrek terdapat semacam butiran hitam seperti sel minyak.
Pada tanaman yang diamati terdapat berbagai macam parenkim diantaranya parenkim
empulur, parenkim koteks, parenkim endodrmis dan lain-lain.
E. Daftar Pustaka
Aryulina, Diah. 2006. Biologi XI. Erlangga: Jakarta.
Ferdinand, Fictor. 2009. Biologi X. Pusat perbukuan dapartemen pendidikan Nasional
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji . Bandung : Penerbit ITB.
Kartasapoetra, A. G. (1991). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (tentang sel dan
jaringan). Jakarta: PT Rineka Cipta
Mulyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan . Yogyakarta: KANISIUS.
Nonym. (2012). Buku Penuntun Praktikum Botani Umum Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Nuhidayati, Tutik. (2013) Perbandingan Anatomi Akar dan Daun pada Anggrek Epifit dan
Terestrial; Studi Kasus Beberapa Spesies Anggota Genus Liparis dan Malaxis
(Orchidaceae).Jurusan BIologi Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Vol.2, No.1.
Sutrian, D. Y. (1992). Pengantar anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan.
Jakarta : PT Rineka Cipta .

14
DERIVAT EPIDERMIS
Judul Praktikum : Derivat Epidermis

Tanggal Praktikum : Jum’at, 1 April 2021


Tujuan Praktikum : 1. Mengidentifikasi perbedaan stomata daun tumbuhan serta sel yang
membangunnya
2. Mengidentifikasi perbedaan bentuk trikoma, sel bulliform dari
berbagai tumbuhan

A. Teori Dasar
Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan biji, serta
pada batang dan akar sebelum tumbuh mengalami penebalan sekunder. Biasanya epidermis
hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Selain sel epidermis biasa,
terdapat sel epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata
serta sel-sel lain. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan didalamnya
seta sebagai tempat pertukaran zat. (Hidayat E. , 1995).
Tumbuhan tersusun atas beberapa jaringan, salah satunya adalah jaringan epidermis.
Jaringan epidermis merupakan lapisan paling luar dari tumbuhan yang berfungsi sebagai
pelindung jaringan di sebelah dalamnya. Morfologi maupun fungsi dari sel epidermis
memiliki bentuk yang tidak seragam, bahkan sel-sel epidermis juga berkembang menjadi sel
penutup pada stomata, sel rambut (trikoma), serta sel lain yang merupakan derivatnya
(Soerodikoesoemo & Santosa, 1987).
Derivat epidermis adalah suatu bangunan atau alat tumbuhan pada epidermis yang berasal
dari epidermis, tetapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu
sendiri. Macam-macam derivat epidermis antara lain adalah stomata, trikomata (rambut-
rambut), spina (duri), vilamen, sel kipas, dan sel kersik.
Trikoma merupakan salah satu derivate epidermis yang berasal dari bahasa yunani yaitu
rambut-rambut yang tumbu dan berasal dari sel-sel epidermis dengan bentuk, susuna serta
fungsinya yang memang bervariasi. (Sutrian, 1992) Trikoma pad jaringan epidermis memiliki
sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga yang ditentukan oleh adanya kelenjar
(glandula) atau tidak (nonsecretory) , kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakan trikoma.

15
B. Hasil dan Pembahasan
Gambar 3.1. Anatomi irisan membujur daun Gambar 3.1. Anatomi irisan membujur
Jagung (Zea mays) daun Jagung (Zea mays)

Gambar Literatur Anatomi irisan membujur Keterangan


daun Jagung (Zea mays)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Sumber: Genus : Zea
http://winiedoank.blogspot.com/2011/09/prakti Spesies : Zea mays
kum-bio-seluler.html?m=1 Derivat Epidermis : Stomata
Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada Tipe : Diasitik
pukul 10.56 Sumber : https://agrotek.id/klasifikasi-
dan-morfologi-tanaman-jagung/
Gambar 3.2. Anatomi irisan melintang daun Gambar 3.2. Anatomi irisan melintang
Rhoeo discolor daun Rhoeo discolor

Stomata

Sel Penjaga
Sel
Tetangga

16
Gamba Literatur Anatomi irisan melintang Keterangan
daun Rhoeo discolor
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Sumber:
Famili : Commelinaceae
https://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/tag/
Genus : Rhoeo
rhoeo-discolor/
Spesies : Rhoeo discolor
Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada
Derivat Epidermis : Stomata
pukul 10.59
Tipe : Anisositik
Sumber :
https://www.academia.edu/8444231/Klas
ifikasi_Rhoeo_Discolor

Gambar 3.3. Anatomi penampang melintang Gambar 3.3. Anatomi penampang


daun Jagung (Zea mays) Perbesaran 10x10 melintang daun Jagung (Zea mays)
Perbesaran 10x10

Trikoma

Sel Penjaga

Gambar Literatur Anatomi penampang Keterangan


melintang daun Jagung (Zea mays)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famil : Poaceae

17
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Derivat Epidermis : Trichoma
Tipe : Non Glandular
Sumber :

Sumber : https://www.academia.edu/35721730/ https://www.academia.edu/8444231/Klas


EPIDERMIS_DAN _TURUNANNYA ifikasi_Rhoeo_Discolor

Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada


pukul 11.05
Gambar 3.4. Anatomi penampang melintang Gambar 3.4. Anatomi penampang
daun Durian (Durio zibethinus) melintang daun Durian (Durio
zibethinus)

Floem
Trikoma

Gambar Literatur Anatomi penampang Keterangan


melintang daun Durian (Durio zibethinus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Sumber: Genus : Durio
http://amin- Spesies : Durio zibethinus
name.blogspot.com/2013/04/mengenal-jenis- Derivat Epidermis : Trichoma
trikoma-daun-durian.html?m=1 Tipe : Non Glandular
Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada Sumber : Handayani, F. (2016) Genetic
pukul 11.30 diversity of Lai (Durio kutejensis
[Hassk.] Becc.) based on morphological

18
and inter-simple sequence repeat
markers. Tesis S2, University of Gadjah
Mada.

Pada pengamatan irisan membujur daun jagung ini didapatkan sebuah derivate epidermis
yaitu berupa stomata dengan jenis stomata anisositik. Diasitik ini adalah ketika sel penutup
dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tak sama besar. Jenis ini umum terdapat pada
Cruciferae, Nicotiana, Solanum. Sedangkan pada irisan melintang daun jagung ini didapatkan
sebuah derivate epidermis yaitu berupa trikomata dengan jenis trikomata non-glandular (bukan
rambut kelenjar), Trikomata non-glandular adalah trikoma yang tidak memiliki sel kelenjar,
bentuknya dapat berupa rambut tunggal, rambut bercabang, rambut bintang dan rambut sisik,
dimana pada hasil pengamatan mengenai trikomata tanaman jagung ini jenis trikomanya
berbentuk rambut tunggal (Hidayat:1995)
Pada pengamatan irisan melintang daun Rhoeo discolor didapatkan sebuah derivat
epidermis yaitu berupa stomata dengan jenis stomata diasitik. Jenis diasitik atau jenis
Caryophyllaceae dimana setiap stoma dikelilingi dua asel tetangga. Dinding bersama dai kedua
sel tetangga ini tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah. Jenis ini
umum terdapat pada Caryophyllaceae, Acanthaceae. (Hidayat, 1995)
Pada pengamatan penampang melintang daun Durian (Durio zibethinus) ini didapatkan
sebuah derivat epidermis yaitu berupa trikomata dengan jenis trikomata non-glandular.
Trikomata non glandular ini adalah jenis trikoma yang tidak memiliki sel kelenjar, bentuknya
dapat berupa rambut tunggal, rambut bercabang, rambut bintang dan rambut sisik. Pada hasil
pengamatan menunjukkan bahwa trikomata pada daun durian ini memiliki bentuk seperti
rambut bintang atau rambut yang bercabang.
C. Kesimpulan
Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan biji, serta
pada batang dan akar sebelum tumbuh mengalami penebalan sekunder.
Trikoma merupakan salah satu derivate epidermis yang berasal dari bahasa yunani yaitu
rambut-rambut yang tumbu dan berasal dari sel-sel epidermis dengan bentuk, susuna serta
fungsinya yang memang bervariasi. Trikoma digolongkan menjadi dua, yaitu trikoma non
glanduler dan trikoma glanduler. Macam-macam bentuk trikoma non glanduler adalah rambut
sisik, rambut bintang (bersel banyak), rambut bercabang (bersel banyak), dan rambut tunggal.
Macam-macam jenis trikoma glanduler adalah trikoma hidatoda, kelenjar garam, kelenjar
madu, dan rambut gatal (Setjo : 2004).
19
Trikoma ditemukan hampir di semua organ tumbuhan (pada epidermisnya) yaitu pada
daun, batang, akar, biji, dan bunga. Secara morfologi, ada tidaknya trikoma biasanya
diidentikkan dengan bulu-bulu halus yang terdapat pada permukaan organ tumbuhan. Indikator
tumbuhan memiliki trikoma adalah jika menyentuh tumbuhan tersebut akan terasa kasar, gatal,
lengket, dan berbau menyengat. Hasil penelitian mengenai variasi bentuk trikoma memiliki
peran penting dalam pembelajaran yaitu sebagai penunjang sumber belajar untuk membantu
siswa dalam memahami suatu materi. Penjelasan variasi bentuk trikoma penting diberikan
kepada siswa sebagai tambahan informasi dalam mempelajari ilmu taksonomi terutama pada
tumbuhan. Penelitian yang mengenalkan variasi bentuk trikoma untuk dimanfaatkan dalam
pembelajaran belum ada. Sehingga, perlu adanya penelitian variasi bentuk trikoma yang
nantinya memiliki manfaat penting sebagai sumber belajar dan dapat memperkaya pengetahuan
bagi siswa ataupun mahasiswa dalam mempelajari derivate jaringan epidermis.

Daftar Pustaka
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji . Bandung : Penerbit ITB.
Kartasapoetra, A. G. (1987). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (tentang sel dan
jaringan). Jakarta: PT Rineka Cipta
Mulyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan . Yogyakarta: KANISIUS.
Nonym. (2012). Buku Penuntun Praktikum Botani Umum Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Sutrian, D. Y. (1992). Pengantar anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan.
Jakarta : PT Rineka Cipta .

20
Akar dan Batang (Sesi 1)
Judul Praktikum : Anatomi Akar dan Batang Sesi 1

Tanggal Praktikum : Jum’at, 10 April 2021


Tujuan Praktikum : 1. Mempelajari jaringan xylem dan floem pada Angiospermae
(monokotil dan diikotil).

A. Teori Dasar
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai
alatpencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar
memilikibagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain.
Berdasarkanasal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar
adventitif. Akar pri m er t erbent uk dari bagi an uj ung embri o dan dari perisikel,
s edangkan akaradventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari
perisikel atau keluardari organ lain seperti dari daun dan batang. Pada kebanyakan
tumbuhan dikotil dangimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang
memiliki satu akarpokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa
akar serabut, yangberupa rambut dan berukuran relatif sama. Pada irisan membujur akar
akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut ujung akar.
Ujung akarditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas,
terdapatzona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya
yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan
zonapemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh
kalipanjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar
(termasukmeristem) ke depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung
denganzona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan
danmenyempurnakan diferensiasinya.
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di
bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah. Histogenesis
epidermis akar berbeda dengan batang. Pada spermatophyta, xilem primer pada akar akan
bersifat eksark, sedangkan pada batang bersifat endark. Berkas xilem dan floem pada akar
tersusun berselang-seling, sedangkan pada batang berkas pengangkutnya kolateral, bikolateral,
atau amfivasal. Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat dibandingkan dengan daun

21
pada batang. Akar tidak mempunyai stomata, tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada
kesejajarannya pada batang (Sri Mulyani : 187-188 ).
Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu epikotil yang berisi beberapa buku yang
belum menanjang dan beberapa primordia daun. Pada perkecambahan biji, embrio membesar
dan mulai tumbuh, meristem pucuk batang muda menambah primordia daun dan buku. Panjang
buku beragam pada spesies yang berbeda(Yayan Sutrian : 108).
B. Hasil dan Pembahasan

Gambar 4.1 Anatomi Penampang Melintang Gambar 4.1 Anatomi Penampang Melintang
Akar Jagung (Zea mays) Perbesaran 10x10 Akar Jagung (Zea mays) Perbesaran 10x10
(Digambar)

Gambar Literatur Anatomi Akar Jagung (Zea Keterangan


mays)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Sumber : Genus : Zea
https://www.academia.edu/36375169 Species : Zea mays
/jurnal_akar_Struktur_Perkembangan_ Tipe Berkas Pembuluh : Radial
Tumbuhan Sumber : https://agrotek.id/klasifikasi-dan-
Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada morfologi-tanaman-jagung/
pukul 12:00
Gambar 4.2 Anatomi Penampang Melintang Gambar 4.2 Anatomi Penampang Melintang
Akar Cucurbitaceae Perbesaran 10x10 Akar Cucurbitaceae Perbesaran 10x10
(Digambar)

22
Gambar Literatur Anatomi Akar Keterangan
Cucurbitaceae
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Family : Cucurbitaceae
Sumber : http://digilib.unimed.ac.id/35480/
Genus : Cucurbita
1/Article.pdf
Species : Cucurbita sp
Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada
Tipe Berkas Pembuluh : Bikolateral
pukul 12:20
Sumber : http://p2k.um-
surabaya.ac.id/id3/2-3045-
2942/Cucurbitaceae_60240_um-
surabaya_p2k-um-surabaya.html

Gambar 4.3 Anatomi Penampang Melintang Gambar 4.3 Anatomi Penampang Melintang
Batang Helianthus sp Perbesaran 10x10 Batang Helianthus sp Perbesaran 10x10
(Digambar)

23
Gambar Literatur Anatomi Batang Helianthus Keterangan
sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Sumber : https://dosenbiologi.com/tumbuhan
Genus : Helianthus
/struktur-batang-dikotil-dan-monokotil
Species : Helianthus annuus
Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada
Tipe Berkas Pembuluh : Kolateral Terbuka
pukul 12:40
Sumber :
https://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-
morfologi-bunga-matahari/

Gambar 4.4 Anatomi Penampang Melintang Gambar 4.4 Anatomi Penampang Melintang
Batang Jagung (Zea mays) Perbesaran 10x10 Batang Jagung (Zea mays) Perbesaran
10x10 (Digambar)

Gambar Literatur Anatomi Batang Jagung Keterangan


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Sumber : Family : Poaceae
https://cahyanirusdiana08.wordpress. Genus : Zea

24
com/2019/01/20/praktikum-ix-anatomi- Species : Zea mays
tumbuha/ Tipe Berkas Pembuluh : Kolateral Tertutup
Diakses pada hari Rabu , 07 juni 2021, pada Sumber : https://agrotek.id/klasifikasi-dan-
pukul 13:01 morfologi-tanaman-jagung/

Dari hasil praktikum di atas, pada preparat akar jagung terdapat epidermis, korteks,
empulur, jarigan pembuluh, dan endodermis. Akar jagung ini terlihat berkas pembuluhnya
tersusun di bagian tengah sel. Tipe akar dari jagung adalah tipe berkas radial, yaitu letak berkas
xilem bergantian dan berdampingan dengan berkas floem. Kemudian jagung tidak memiliki
kambium yang memisahkan antara xylem dan floemnya seperti pada tanaman dikotil
umumnya. Pada akar jagung ini terdapat lapisan suberin pada dinding primernya. Juga terdapat
pita caspary namun kurang jelas pada gambar hasil pengamatan.
dikatakan bahwa dalam akar Zea mays, lapisan korteks tepat di bawah epidermis
memiliki pita caspary di dinding antiklinalnya. Pita tersebut ditemukan di sel sekitar 20 mm
lebih jauh dari ujung akar dibandingkan dengan pita caspary pada endodermis (Hidayat
1995:137).
Kemudian terdapat anatomi preparat melintang batang Helianthus annuus yang
memiliki tipe berkas pembuluh kolateral terbuka, yang menjadi ciri bagi kelompok tumbuhan
berkeping biji dua (dikotil). Kolateral terbuka merupakan berkas pembuluh melingkar, letak
antara floem dan xilem berdampingan dan terdapat kambium vasikuler diantara xilem dan
floemnya serta kambium intervasikuler diantara berkas pembuluhnya.
Berkas pembuluh jaringan aksial antara kelompok gymnospermae dan angiospermae
dikotil sebenarnya tersusun seperti cincin atau lingkaran yang terletak di perifer pada batang.
Pada batang jagung terlihat perbedaan yang kontras untuk berkas pembuluh angkutnya. Pada
tumbuhan monokotil mempunyai jaringan vaskuler yang tersebar secara acak di seluruh bagian
dari batang. Tipe berkas pembuluh yang dimiliki oleh batang jagung adalah kolateral tertutup,
yakni letak xilem dan floem berdampingan namun berkas pembuluhnya menyebar, dan
umumnya terdapat pada monokotil sehingga tidak ada kambium dan sulit dibedakan antara
parenkim korteks dan parenkim empulur (Dickison ,2000:126).
C. Kesimpulan
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di
bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah. Histogenesis
epidermis akar berbeda dengan batang. Akar mempunyai susunan primer seperti tudung
25
akar,epidermis, korteks, eksodermis, endodermis, silinder pembuluh, dan jaringan lainnya.
Pada pengamatan ini terdapat dua macam anatomi akar dari Zea mays yang memiliki tipe
berkas pembuluh radial dan terdapat akar Cucurbitaceae yang memiliki tipe berkas pembuluh
bikolateral.
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik
tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Jaringan pada batang
dapat dibagi menjadi jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh.

Daftar Pustaka

Arida Susilowati, I. W. (2013). Struktur Anatomi Saluran Resin pada Pinus merkusii Bergetah
Banyak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, No. 2 Vol. 11 Hal. 126.
Dickison, W. C. (2000). Integrative Plant Anatomy. San Diego: Academic Press.
Eka Fatmawati Tihurua, I. P. (2011). ANATOMI DAUN PIPERACEAE DARI KAWASAN
GUNUNG SLAMET, JAWA TENGAH. Buletin Kebun Raya, No. 2 Vol. 14 Hal. 60.
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.
Kumaladita, L. (2014). Hubungan Kekerabatan Jenis-Jenis tumbuhan Anggota Sub Famili
Caesalpinioidae di Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Kajian Morfologi Serbuk
Sari Sebagai Sumber Belajar Biologi Siswa SMA Kelas X. JUPEMASI-PBIO, Vol. 1
No. 1 Hal. 94.
Muyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Noflindawati, A. A. (2019). Karakter Morfologi dan Sitologi Bunga Pepaya Merah Delima.
Jurnal Biologi Universitas Andalas, No. 1 Vol. 7 Hal 24.
Sutriana, Y. (2011). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan .
Jakarta: Rineka Cipta.

26
Batang (Sesi 2) dan Daun (Sesi 1)
Judul Praktikum : Anatomi Batang (Sesi 2) dan Daun (Sesi 1)
Tanggal Praktikum : Jumat, 15 April 2021
Tujuan Praktikum : 1. Mempelajari struktur umum daun monokotil dan dikotil.
2. Mempelajari struktur umum daun Pinus merkusii

A. Teori Dasar
Struktur primer batang dari luar ke dalam secara berturutan adalah epidermis, korteks,
endodermis, dan stele yang berisi sistem pembuluh. Adapun tipe berkas pengangkut yaitu
kolateral, bikolateral, konsentris, dan radial. Menurut para ahli, stele digolongkan menjadi
beberapa tipe, yaitu protostele, sifonostele, solenostele, diktiostele, dan atakhtostele (Sri
Mulyani : 230-232).
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tumbuhan yang paling beragam.
Perbedaan tipe daun (filome) spermatophyta sangat beragam mengenai struktur dalam dan luar,
maupun mengenai fungsinya. Tipe daun dibedakan menjadi beberapa yaitu, helai daun, katafil,
hipsofil, dan kotiledon (Sri Mulyani : 245-246).
Jaringan pada tangkai dau mempunyai banyak persamaan dengan jaringan pada batang.
Ada yang berkas pengangkutnya kolateral, bikolateral maupun konsentris. Jaringan pembuluh
bersama dengan jaringan disekitarnya membentuk tulang daun. Ada beberapa tipe pertulangan
daun, yaitu menyirip, sejajar, menjari dan melengkung ( Yayan Sutrian : 210).
B. Hasil dan Pembahasan
Tabel Hasil Pengamatan Anatomi Batang dan Daun (Sesi 2)
Gambar 5.1 Anatomi Preparat Melintang Gambar 5.1 Anatomi Preparat Melintang
Batang Asplenium nidus Batang Asplenium nidus (Digambar)

Xylem
Pholoem
Parenkim
Korteks
Kolemkim

Epidermis

Gambar Literatur Anatomi Batang Asplenium Keterangan


nidus
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta

27
Class : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Species : Asplenium nidus
Sumber : http://digilib.iain- Tipe Berkas Pembuluh : Konsentris
palangkaraya.ac.id/230/5/BAB2 Amfikribral
hasilpenelitian.pdf Diakses pada 9 Juni 2021
pukul 17.40
Gambar 5.2 Anatomi Melintang Batang Bayam Gambar 5.2 Anatomi Melintang Batang
Tua (Amaranthus hybridus) Perbesaran 10x10 Bayam Tua (Amaranthus hybridus)
Perbesaran 10x10 (Digambar)

Parenkim

Berkas Pembuluh

Gambar Literatur Anatomi Batang Bayam Keterangan


(Amaranthus hybridus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Sumber : https://www.academia.edu/39822703/ Genus : Amaranthus
LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_- Species : Amaranthus hybridus
_Pengamatan_pada_Batang Diakses pada 10 Tipe Berkas Pembuluh : Kolateral
Juni 2021 11.12 Terbuka
Gambar 5.3 Anatomi Penampang Melintang Gambar 5.3 Anatomi Penampang Melintang
Daun Lilium sp Daun Lilium sp (Digambar)

28
Gambar Literatur Anatomi Daun Lilium sp Keterangan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Liliales
Family : Liliaceae
Sumber : http://suryanieti.blogspot.com/
Genus : Lilium
2011/05/laporan-praktikum-antum-anatomi-
Species : Lilium sp
daun.html Diakses pada 10 Juni 2021 pukul
Tipe Daun : Dorsiventral
11.23
Gambar 5.4 Anatomi Melintang Daun Pinus Gambar 5.4 Anatomi Melintang Daun Pinus
(Pinus merkusii) Perbesaran 10x10 (Pinus merkusii) Perbesaran 10x10
(Digambar)
Berkas
Epidermis Pembuluh

Epididimis
Stomata

Gambar Literatur Anatomi Daun Pinus (Pinus Keterangan


merkusii)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Coniferophyta
Class : Pinopsida
Ordo : Pinales
Sumber : https://www.academia.edu/35697865

29
/ANATOMI_TUMBUHAN_DAUN Diakses Family : Pinaceae
pada 10 Juni 2021 pukul 12.09 Genus : Pinus
Species : Pinus merkusii
Tipe Daun : Unifasial

Pada batang Asplenium nidus terdapat jaringan dasar seperti parenkim korteks dan
kolenkim, kemudian jaringan pembuluh seperti xilem dan floem. Seperti pada batang
umumnya memiliki jaringan-jaringan di atas. Yang menjadi perhatian bahwa tipe berkas
pembuluh pada batang Asplenium nidus ini termasuk tipe konsentris amfikribral, yang dimana
posisi floem mengelilingi xilem yang terdapat di tengah stele. Seperti yang dikemukakan oleh
Hidayat (1995), bahwa ikatan pembuluh amfikribral sering terdapat pada paku dan juga
terdapat sebagai ikatan pembuluh kecil pada bunga, buah, dan biji Angiospermae.
Pada batang bayam (Amaranthus hybridus) terdapat pengecualian pada batangnya. Tipe
berkas pembuluhnya bersifat kolateral terbuka karena bayam ini termasuk tumbuhan dikotil,
namun yang menjadi perhatiannya adalah perilaku kambium pembuluh yang tidak biasa,
sehingga pertumbuhan sekunder seperti ini disebut anomali, karena tidak mengikuti pola
pertumbuhan pada umumnya. Seperti yang sudah dijelaskan pada sebelumnya, kolateral
terbuka ini letak xilem dan floemnya berdampingan, xilem yang mengarah ke dalam dan floem
yang mengarah ke luar dengan berkas pembuluhnya yang tersebar.
Preparat daun Lilium sp menunjukkan adanya jaringan parenkim, sklerenkim, epidermis
atas, epidermis bawah, stomata, dan juga berkas pembuluh pengangkut seperti xilem dan
floem. Pada daun terdapat jaringan mesofil yang terdiri dari jaringan tiang (palisade) dan
jaringan spons (bunga karang). Pada Lilium sp ini memiliki tipe daun yang disebut
dorsiventral, yaitu antara jaringan palisade dengan spons dapat dibedakan dengan mudah.
Palisade terletak pada bagian atas dan spons berada di bawahnya. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan oleh Tihurua (2011:60), bahwa daun tipe dorsiventral ini merupakan helaian daun
yang mempunyai jaringan tiang tidak sama antara bagian atas dan bawah daun.
Terakhir, preparat daun Pinus merkusii terdapat epidermis, parenkim, hipodermis,
jaringan pengangkut seperti xilem dan floem, dan terdapat saluran sekretori. Menurut
Susilowati (2013), jaringan sekretori tersebut dicirikan dengan adanya sel-sel epitelium yang
berungsi sebagai selubung dan terbentuk akibat diferensiasi kambium. Tipe daun ini adalah
unifasial, yaitu jika jaringan tiang terdapat di kedua muka, sehingga antara jaringan tiang dan
spons sedikit sulit untuk dibedakan.

30
C. Kesimpulan
Struktur primer batang dari luar ke dalam secara berturutan adalah epidermis, korteks,
endodermis, dan stele yang berisi sistem pembuluh. Adapun tipe berkas pengangkut yaitu
kolateral, bikolateral, konsentris, dan radial. Pada praktikum ini terdapat batang Asplenium
nidus yang memiliki tipe berkas pembuluh konsentris amfikribral dan batang dari Amaranthus
hybridus yang memiliki tipe berkas pembuluh kolateral terbuka dengan anomali pada
batangnya.
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tumbuhan yang paling beragam.
Perbedaan tipe daun (filome) spermatophyta sangat beragam mengenai struktur dalam dan luar,
maupun mengenai fungsinya. Pada daun terdapat jaringan mesofil yang terdiri dari jaringan
tiang dan jaringan spons. Pada praktikum ini terdapat dua jenis tipe daun, yaitu tipe
dorsiventral pada daun Lilium sp dan tipe unifasial pada preparat daun Pinus merkusii.

D. Daftar Pustaka
Arida Susilowati, I. W. (2013). Struktur Anatomi Saluran Resin pada Pinus merkusii Bergetah
Banyak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, No. 2 Vol. 11 Hal. 126.
Dickison, W. C. (2000). Integrative Plant Anatomy. San Diego: Academic Press.
Eka Fatmawati Tihurua, I. P. (2011). ANATOMI DAUN PIPERACEAE DARI KAWASAN
GUNUNG SLAMET, JAWA TENGAH. Buletin Kebun Raya, No. 2 Vol. 14 Hal. 60.
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.
Hittah Wahi Sudrajat, W. O. (Agustus 2016). STUDI MORFOLOGI SERBUK SARI
KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L). Jurnal AMPIBI , Vol. 1 No. 2 Hal.
44.
Iknatius, B. (2017). IDENTIFIKASI ANATOMI TUMBUHAN SIRIH HUTAN (Piper
aduncum L). BIOLEARNING JOURNAL, Vol. 8 Hal. 53.
Kumaladita, L. (2014). Hubungan Kekerabatan Jenis-Jenis tumbuhan Anggota Sub Famili
Caesalpinioidae di Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Kajian Morfologi Serbuk
Sari Sebagai Sumber Belajar Biologi Siswa SMA Kelas X. JUPEMASI-PBIO, Vol. 1
No. 1 Hal. 94.
Muyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Noflindawati, A. A. (2019). Karakter Morfologi dan Sitologi Bunga Pepaya Merah Delima.
Jurnal Biologi Universitas Andalas, No. 1 Vol. 7 Hal 24.

31
Sutriana, Y. (2011). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan .
Jakarta: Rineka Cipta.

32
Anatomi Bunga dan Daun (Sesi 2)
Judul Praktikum : Anatomi Bunga dan Daun sesi 2
Tanggal Praktikum : Jumat, 23 April 2021
Tujuan Praktikum : Mempelajari struktur setiap bagian bunga dan daun.

A. Teori Dasar
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan angiospermae. Bunga terdiri
atas aksis (sumbu), dan pada sumbu inilah muncul organ bunga. Bagian sumbu yang
mempunyai ruas (Internodus) terdapat tangkai bunga yang disebut pedisel. Ujung distal dari
pedisel membengkak dan meluas disebut reseptakulum atau thalamus.
Organ bunga menempel pada reseptakulum. Bunga mempunyai empat macam organ.
Organ paling luar adalah sepala, yang secara bersama menyusun kaliks (kelopak bunga) yang
biasanya berwarna hijau, dan ditemukan paling bawah, tepat di atas reseptakulum.
Di sebelah dalam adalah korola (mahkota bunga), yang terdiri atas petala yang biasanya
berwarna. Kedua tipe organ ini bersama-sama membentuk periantum (perhiasan bunga).
Apabila semua organ periantum sama, disebut tepala. Di dalam periantum terdapat dua macam
organ reproduksi. Organ disebelah luar disebut stamen (benang sari) yang bersama-sama
membentuk androesium, dan organ di sebelah dalam disebut karpela (daun buah) yang
membentuk ginoesium (Mulyani : 2006).
B. Hasil dan Pembahasan
Tabel Hasil Pengamatan Anatomi Bunga
Gambar 6.1 Anatomi Polen Hibiscus sp Gambar 6.1 Anatomi Polen Hibiscus sp
Perbesaran 10x10 Perbesaran 10x10 (Digambar)

Gambar Literatur Anatomi Polen Hibiscus Keterangan


sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida

33
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus sp
Sumber : https://www.academia.edu/ Sumber : www.wikipedia.com
9511813/Pembuatan_Preparat_Pollen
_dengan_Metode_Asetolisis? Diakses pada
9 Juni pukul 20.42
Gambar 6.2 Anatomi Polen Bauhinia Gambar 6.2 Anatomi Polen Bauhinia
purpurea Perbesaran 10x10 purpurea Perbesaran 10x10 (Digambar)

Literatur Anatomi Akar Keterangan


Cucurbitaceae
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Sumber : https://www.scirp.org/pdf/
Genus : Bauhinia
AJPS20120700009_48016633.pdf Diakses
Species : Bauhinia purpurea
pada 9 Juni pukul 19.45
Sumber : www.wikipedia.com
Gambar 6.3 Anatomi Ovarium Carica Gambar 6.3 Anatomi Ovarium Carica
papaya Perbesaran 4x10 papaya Perbesaran 4x10 (Digambar)

34
Gambar Literatur Anatomi Ovarium Carica Keterangan
papaya
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Family : Caricaceae
Sumber : Genus : Carica
file:///C:/Users/HP/Downloads/Documents/ Species : Carica papaya
252-486-2-PB.pdf Diakses pada 9 Juni 2021 Sumber : www.wikipedia.com
pukul 10.49
Gambar 6.4 Anatomi Ovarium Hibiscus sp Gambar 6.4 Anatomi Ovarium Hibiscus sp
Perbesaran 10x10 Perbesaran 10x10 (Digambar)

Gambar Literatur Anatomi Ovarium Keterangan


Hibiscus sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae

35
Sumber : Genus : Hibiscus
https://www.slideshare.net/niketriwahyu/4- Species : Hibiscus sp
morfologi-bunga Diakses pada 9 Juni 2021 Sumber : www.wikipedia.com
pukul 22.19
Gambar 6.5 Struktur Anatomi Daun Gambar 6.5 Struktur Anatomi Daun
Unifacial Unifacial (Digambar)

Gambar 6.5 Literatur Struktur Anatomi Keterangan


Daun Unifacial
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Sumber : Genus : Zea
https://alponsin.wordpress.com/2018/10/09/ Species : Zea mays
anatomi-daun/amp/ Diakses tanggal 9 Juni Tipe Berkas Pembuluh : Radial
2021 pukul 12:07 Sumber : https://agrotek.id/klasifikasi-dan-
morfologi-tanaman-jagung/
Gambar 6.6 Struktur Anatomi Daun Gambar 6.6 Struktus Anatomi Daun
Isobilateral Isobilateral (Digambar)

Gambar 6.6 Literatur Struktur Anatomi Keterangan

36
Daun Isobilateral
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Coniferophyta
Class : Pinopsida
Ordo : Pinales
Sumber : Rudal, P. J. (2007). Anatomy Of Family : Pinaceae
Flowering Plants. New York: Cambridge Genus : Pinus
University Press. Diakses tanggal 9 Juni Species : Pinus merkusii
2021 pukul 12:12 Sumber : www.wikipedia.com

Dari hasil praktikum di atas, pada preparat polen Hibsicus sp memiliki struktur yang
terlihat jelas dengan adanya seperti duri-duri di bagian luar yaitu echin (ornamen), exine dan
intine. Struktur anatomi polen ini diperkuat dengan pernyataan Sudrajat (2016),bahwa
ornamentasi eksin serbuk sari Hibiscus sp adalah tipe ekinat karena bentuknya seperti duri.
Hasil gambar pengamatan polen Bauhinia purpurea kurang detail tetapi dalam literatur
menunjukkan adanya struktur exine, intine, ornamen, dan juga apertura. Menurut Kumaladita
(2014) dalam jurnalnya disebutkan hasil pengamatan mengenai Bauhinia purpurea ini
menunjukkan struktur apertura yang merupakan celah permukaan butir serbuk sari dengan tipe
apertura yaitu trikolporat.
Ovarium Carica papaya pada gambar menunjukkan adanya funiculus, plasenta, dan
ovule (bakal biji). Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Noflindawati (2019), yaitu bagian
yang paling dominan pada bunga pepaya adalah bakal buah (ovarium) yang di dalamnya
terdapat bakal biji (ovulum) yang melekat pada dinding ovarium melalui plasenta.
Pada gambar ovarium Hibiscus sp ini menunjukkan adanya struktur funiculus, plasenta,
dan ovule. Dalam pengamatan ini menunjukkan ovarium Hibiscus sp ini mempunyai kesamaan
dengan struktur ovarium tumbuhan pada umumnya. Seperti yang dikemukakan oleh Hidayat
(1995), pada ovarium Hibiscus sp ini beruang banyak dan terdapat sekat pemisah, dan terdapat
daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut dengan plasenta.
Pada preparat daun Pinus merkusii terdapat epidermis, parenkim, hipodermis, jaringan
pengangkut seperti xilem dan floem, dan terdapat saluran sekretori. Menurut Susilowati (2013),
jaringan sekretori tersebut dicirikan dengan adanya sel-sel epitelium yang berungsi sebagai
selubung dan terbentuk akibat diferensiasi kambium. Tipe daun ini adalah isobilateral, yaitu

37
jika jaringan tiang terdapat di kedua muka, sehingga antara jaringan tiang dan spons sedikit
sulit untuk dibedakan.
C. Kesimpulan
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan angiospermae. Bunga terdiri
atas aksis (sumbu), dan pada sumbu inilah muncul organ bunga. Organ bunga menempel pada
reseptakulum. Bunga mempunyai beberapa macam organ. Organ paling luar adalah sepala dan
di sebelah dalam adalah korola (mahkota bunga. Dua organ tersebut dinamakan periantum,
yang di dalamnya terdapat dua macam organ reproduksi. Organ di sebelah luar disebut stamen
(benang sari) yang bersama-sama membentuk androesium, dan organ di sebelah dalam disebut
karpela (daun buah) yang membentuk ginoesium.
Pada praktikum ini digambarkan preparat polen dari Hibiscus sp dan polen Bauhinia
purpurea memiliki struktur yang hampir sama, hanya terdapat perbedaan pada bagian luarnya
yang dinamakan ornamen (echin). Pada polen Hibiscus sp memiliki struktur ornamen yang
berbentuk seperti duri dengan tipe ekinat.
Sedangkan pada ovarium pun dari kedua gambar hasil pengamatan memiliki struktur
bakal buah pada umumnya, yaitu terdapat ovule (bakal biji), funiculus, dan juga plasenta. Pada
kedua ovarium ini beruang banyak dan terdapat sekat pemisah, dan terdapat daerah dinding
bakal buah dalam (adaksial) yang disebut dengan plasenta.
Daftar Pustaka
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.
Hittah Wahi Sudrajat, W. O. (Agustus 2016). STUDI MORFOLOGI SERBUK SARI
KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L). Jurnal AMPIBI , Vol. 1 No. 2 Hal.
44.
Kumaladita, L. (2014). Hubungan Kekerabatan Jenis-Jenis tumbuhan Anggota Sub Famili
Caesalpinioidae di Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Kajian Morfologi Serbuk
Sari Sebagai Sumber Belajar Biologi Siswa SMA Kelas X. JUPEMASI-PBIO, Vol. 1
No. 1 Hal. 94.
Muyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Noflindawati, A. A. (2019). Karakter Morfologi dan Sitologi Bunga Pepaya Merah Delima.
Jurnal Biologi Universitas Andalas, No. 1 Vol. 7 Hal 24.

38
LAMPIRAN
Lapmpiran Praktikum 1
Deskripsi Singkat Sel Tumbuhan

No. Sel Tumbuhan Deskripsi Singkat


1. Plastida Plastida adalah organel mampu membelah, tumbuh, dan berdiferensiasi menjadi berbagai
bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas
atau proplastida. Sedangkan pada daun, plastida berwarna hijau dan disebut kloroplas, serta pada
buah masak kadang-kadang kuning atau merah, disebut dengan kromoplas. Dalam sel yang
tidak menjadi hijau, seperti epidermis atau sel rambut tangkai sari (misalnya pada Rhoeo
discolor), plastida tidak berwarna atu disebut leukoplas (Hidayat, Anatomi Tumbuhan Berbiji,
1995).
Plastida disebut juga sebagai organel yang khas bagi sel tumbuhan, namun sel hewan tidak
memiliki plastida. Bentuk, warna dan ukurannya bermacam-macam. Tipe-tipe utama plastida
yaitu kloroplas, kromoplas, dan ada leukoplas (Fahan, 1995).
2. Kloroplas Kloroplas berbentuk seperti lensa, biasanya berukuran 4 - 6 µm. Di dalam kloroplas terdapat zat
hijau daun atau disebut klorofil, dan sedikitnya đua zat warna kuning atau merah, atau kelompok
zat warna (karotenoid): satu macam karoten atan lebih (C40H56) dan xantofil (C40H56O2). Fungsi
kloroplas untuk fotosintesis dan pada kebanyakan tumbuhan berfungsi juga dalam pembentukan
pati dari karbohidrat terlarut hasil fotosintesis, lalu melarutkannya Kembali (Hidayat, Anatomi
Tumbuhan Berbiji, 1995).

39
Kloroplas juga bertanggung jawab untuk meproduksi energi melalui sintesis glukosa. Mereka
mengandung klorofil, pigmen hijau yang menyerap energi cahaya. Kloroplas ini biasanya
ditemukan di sel khusus yang disebut sel penjaga yang terletak di daun dan batang dari
tanaman. Sel penjaga membuka dan menutup pori-pori kecil yang disebut stomata untuk
memungkinkan pertukaran gas yang diperlukan untuk fotosintesis tersebut (Weise, 2011).
3. Kromoplas Kromoplas merupakan plastida yang tidak memiliki klorofil tapi memiliki pigmen warna kuning,
merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh kandungan karotenoidnya. Kromoplas
biasanya berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari proplastida. Yang penting dalam
pembelahan kromoplas adalah sintesis dan penempatan pigmen karotenoid seperti karotenoid
(pada wortel, Daucus) atau likopen (pada tomat, Lycopersicon). Perkembangan pigmen
berkaitan dengan modifikasi, bahkan perombakan sama sekali, tilakoid. Proses ini, globula atau
gelembung lipid bertambah banyak. Dibeberapa kromoplas, pigmen disimpan dalam globula.
Pada kromoplas lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein yang berjumlah banyak. Bentuk
ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid contohnya yaitu pada tomat merah, perkemabngan
likopen berbentuk kristal berkaitan dengan membran tilakoid. Beberapa kristal menjadi sangat
panjang dan tilakoid memanjang, sementara likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam akar
wortel dibentuk sewaktu struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan selubung
lipoprotein.
Kromoplas dapat memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak seluruh
warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, hal ini dikarenkan dalam cairan
vakuola juga dapat ditemukan berbagai macam zat warna (Hidayat, Anatomi Tumbuhan Berbiji,

40
1995).
Kromoplas bertanggung jawab atas produksi dan penyimpanan pigmen kartenoid. Karotenoid
menghasilkan pigmen merah, kuning, dan oranye. Kromoplas terutama terletak di buah, bunga,
akar, dan daun yang matang dari angiospermae . Mereka bertanggung jawab atas pewarnaan
jaringan pada tanaman, yang berfungsi untuk menarik penyerbuk. Beberapa kloroplas yang
ditemukan dalam buah mentah diubah menjadi kromoplas saat buah matang. Perubahan warna
dari hijau menjadi warna karotenoid menandakan buah sudah masak. Perubahan warna daun
pada musim gugur disebabkan hilangnya pigmen klorofil hijau, yang menunjukkan warna
karotenoid yang mendasari daun. Amiloplas juga dapat diubah menjadi kromoplas dengan
terlebih dahulu beralih ke amilokromoplas (plastida yang mengandung pati dan karotenoid) dan
kemudian ke kromoplas (Horner H. d., 2007).
4. Leukoplas Leukoplas merupakan plastida yang tidak mengandung pigmen-pigmen, misalnya amiloplas,
proteinoplas, dan elaioplas. Kloroplas mengandung DNA yang mempunyai kemampuan genetika
yang terbatas sehingga disebut organel semiotonom (Mulyani, Anatomi Tumbuhan, 2006).
Leukoplas dapat mengubah glukosa menjadi pati untuk disimpan. Pati disimpan sebagai butiran
dalam amiloplas umbi, biji, batang, dan buah. Butir pati yang padat menyebabkan amiloplas
mengendap di jaringan tanaman sebagai respons terhadap gravitasi. Ini mendorong pertumbuhan
ke arah bawah (Horner H. d., 2007).
Leukoplas biasanya terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya, dan leukoplas ini
merupakan tempat penimbunan produksi tumbuhna seperti misalnya pati yaitu amiloplas, protein
yaitu proteinoplas, dan lemak yaitu elaioplas. Contohnya terdapat pada jaringan seperti umbi,

41
leukoplas membentuk butir pati yang discebut amiloplas. Statolit adalah amiloplas khusus dalam
tudung akar dan pada buku beberapa batang muda, serta terlibat dalam gaya berat. Leukoplas
membentuk minyak atau lemak, dan disehu elaioplas, misalnya pada epidermis daun Vanila
(Fahan, 1995).
5. Amiloplas Amiloplas merupakan plastida yang berfungsi untuk memproduksi dan menyimpan pati di dalam
kompartemen membran bagian dalam. Amiloplas merupakan organel yang umumnya ditemukan
di jaringan tumbuhan vegetatif seperti umbi (kentang) dan umbi. Amiloplas adalah jenis
leukoplas. Leukoplas jenis ini dapat mengubah glukosa menjadi pati untuk disimpan. Butir pati
yang padat menyebabkan amiloplas mengendap di jaringan tanaman sebagai respons terhadap
gravitasi. Ini mendorong pertumbuhan ke arah bawah. Amiloplas juga mensintesis pati
sementara. Pati jenis ini disimpan sementara di kloroplas untuk dipecah dan digunakan untuk
energi pada malam hari saat fotosintesis tidak terjadi. Pati sementara ditemukan daun (Horner H.
d., 2007).
Amiloplas bertanggung jawab atas semua sintesis pati pada tumbuhan. Mereka ditemukan
dalam jaringan parenkim tanaman yang menyusun lapisan luar dan dalam batang dan
akar; lapisan tengah daun; dan jaringan lunak pada buah-buahan. Amiloplas berkembang dari
proplastida dan membelah dengan proses pembelahan biner . Amiloplas yang matang
mengembangkan membran internal yang membuat kompartemen untuk penyimpanan pati.
Amilum atau pati dapat ditunjukkan dengan mudah karena berwarna biru atau hitam dengan
iodium. Bila ini dipanaskan sampai 70°C warna hilang dan menjadi biru lagi setelah dingin
kembali. Reaksi ini dianggap sebagai reaksi permukaan. Butir besar yang menunjukkan lapisan

42
yang mengelilingi sebuah titik di tengah, yakni hilum. Hilum bisa berada di tengah butir pati
atau agak ke tepi. Suatu retakan yang sering terlihat berarah radial dari hilum nampaknya terjadi
akibat dehidrasi butir pati. Terjadinya retakan lapisan ini dianggap sebagai akibat letak molekul
yang lebih padat di awal pembentukan lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih renggang di
sebelah luar. Hal itu menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di dalamnya. Jadi,
adanya lapisan dianggap akibat perbedaan kadar air dalam lapisan yang berturut-turut,
sedangkan taraf kepadatan menyebabkan perbedaan indeks bias (Hidayat, Anatomi Tumbuhan
Berbiji, 1995).

Daftar Pustaka
Fahan, A. (1995). Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.

Horner, H. d. (2007). Konversi Amiloplas ke Kromoplas dalam Mengembangkan Nektar Bunga Tembakau Hias Menyediakan Gula untuk
Nektar dan Antioksidan untuk Perlindungan. American Journal of Botany, 94.1. 12–24.

Mulyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Weise, S. E. (2011). Peran Transitory Starch dalam Metabolisme C3, CAM, dan C4 dan Peluang untuk Rekayasa Akumulasi Pati Daun. Jurnal
Botani Eksperimental, 62.9. 3109––3118.

43
Lampiran Praktikum 2

Table Deskripsi Singkat Sel Tumbuhan Jaringan P ermanen Sederhana

No. Sel Tumbuhan Deskripsi singkat


1. Eksodermis Eksodermis adalah Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis. Eksodermis terdiri dari
selapis sel atau lebih, berupa sel panjang dan sel pendek berselang-seling atau semacam saja (Muhiddin
Palennari, 2016, p. 79).
2. Parenkim korteks Jaringan dasar/ parenkim yang ditemukan di bawah epidermis yang mengelilingi silinder pusat dan dibatasi dari
silinder oleh endodermis disebut korteks. Fungsi Cortex dalam batang itu bertindak sebagai jaringan pelindung
(Kimball, 1991, pp. 1-20).
3. Sklerenkim Sklerenkim, seperti kolenkim, kuat dan berfungsi sebgaia penyokong. Walaupun demikian sel sklerenkim adalah
sel-sel yang mati, dinding sekundernya tebal dan mengandung lignin (Kimball, 1991, p. 14).
4. Epidermis Epidermis merupakan selubung yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan sebelum mengalami pertumbuhan
sekunder. Biasanya sel-sel epidermis ini hanya terdiri atas satu sel saja yang tersusun rapat sehingga sering kali
dapat dilepaskan berupa kulit yang tipis (Muhiddin Palennari, 2016, p. 40).
5. Velamen Velamen : lapisan sel mati di bagian dalam jaringan epidermis pada akar gantung (akar udara). Velamen beserta
epidermis disebut epidermis ganda (multiple epidermis) yang berfungsi untuk penyimpanan air. cth : Akar
anggrek. (Muhiddin Palennari, 2016, pp. 40-43).
6. Parenkim Empelur Empulur atau medula membentuk daerah pusat batang dan akar. Pada akar dicotyledonous, intinya sedikit atau
kurang. Namun, dalam akar monokotil itu berkembang dengan baik. Pada akar monokotil tertentu (misalnya,

44
Canna), empulurnya sclerenchymatous (Prawiro, 1997 , pp. 143-145).

7. Brakhiskelereid Brakhiskelereid, merupakan sel batu yang bentu knya seperti insang dijumpai pada floem kulit kayu serta daging
buah tertentu seperti pear (Pyrus communis) (Hasanuddin, 2017, p. 79).
8. Kolenkim Angular Kolenkim menyudut (angular) yaitu penebalan dinding sel terajadi secara mebujur di sudut-sudut sel. Contoh ini
dapat ditemukan pada Cucurbita, Begonia dan batang Solanum tuberosum (Muhiddin Palennari, 2016, p. 43).
9. Kolenkim Tubular Kolenkim tubuar/ lakunar, penebalan di bagian dinding sel yang menghadap ke ruang interselular. Ini dapat
dilihat pada tangkai daun spesies Compositae, Salvia (Muhiddin Palennari, 2016, p. 43).
10. Hipodermis Kalangi (2013) menyebutkan bahwa Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hypodermis.
Hal ini diperjelas oleh (Magfirah Rasyid, 2017) ia mengatakan bahwa pada beberapa tumbuhan, ada yang

45
memiliki beberapa lapis sel epidermis yang dikenal dengan hypodermis. Hipodermis berisi beberapa kloroplas
dan berdinding tebal. Sehingga melindungi tumbuhan dari kehilangan air.
11. Parenkim Mesofil Mesofil adalah jaringan yang ditemukan di bagian dalam daun, tersusun dari sel parenkim yang fotosintetik,
yang juga disebut sel klorenkim. Mesofil terdiri atas dua bagian, yaitu Parenkim palisade dan parenkim spons
(disebut juga jaringan bunga karang) (Magfirah Rasyid, 2017).
12. Parenkim Endodermis Parenkim Endodermis adalah lapisan sel uniseriate yang membatasi korteks dari prasasti. Terdiri dari sel-sel
berbentuk barel yang disusun cukup dekat satu sama lain tanpa ruang antar sel (Prawiro, 1997 , p. 145).
13. Xilem xilem adalah salah satu jaringan pengangkutt, Sel penyusun xilem yang telah mati dan dinding tebalnya terdiri
dari zat lignin yang berfungsi sebagai jaringan penguat (Muhiddin Palennari, 2016, p. 46).
14. Floem floem adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh yang berfungsi dalam transportasi hasil
fotosintesis, terutama gula sukrosa, dan berbagai metabolit lainnya dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan
lainnya, seperti batang, akar, bunga, buah, biji, dan umbi (Muhiddin Palennari, 2016, pp. 46-47).
15. Resin kanal Saluran resin adalah saluran memanjang, berbentuk tabung antar ruang yang dikelilingi oleh sel-sel epitel yang
mengeluarkan resin ke dalam saluran tersebut. Resin berkembang secra skizolisigen yaitu dengan berpisah dari
dinding sel tetangganya (Hasanuddin, 2017, p. 55).
16. Endodermis Endodermis Batas antara korteks dan stela adalah endodermis. Sel endodermis terdiri atas sel hidup yang
berbentuk silinder kosong. Pada dinding menjari dan melintang terdapat penebalan lignin (zat kayu) dan suberin
(zat gabus) (Saktiyono, 1989).

46
Daftar Pustaka

Hasanuddin, M. W. (2017). Anatomi Tumbuhan. Banda Aceh: Syiah Kuala University


Press. Kalangi, S. J. (2013). Histologi Kulit. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 3.

Kimball, J. (1991). Biologi. Jakarta : Erlangga.


Magfirah Rasyid, M. H. (2017). ANATOMI DAUN FICUS RACEMOSA L. (BIRAENG) DAN POTENSINYA DI TAMAN NASIONAL.
Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 6.

Muhiddin Palennari, H. L. (2016). Biologi Dasar Bagian Pertama . Makasar: Alauddin


University Press. Prawiro. (1997 ). Biologi Sains. Jakarta : Bumi Aksara.

Rizki Nisfi Ramdhini, A. I. (2021). Anatomi Tumbuhan. Jakarta: Yayasan Kita


Menulis. Saktiyono. (1989). Biologi 2. Jakarta : Bumi Aksara.

47
Lampiran Praktikum 3

Tabel Hasil Pengamatan Stomata dan Trichomata

Gambar Tipe Artinya


Nomor 2. Stomata Anisositik Anisositik, apabila sel penutup didampingi tiga sel tetangga yang tidak sama
(Hidayat, 1995, p. 69).
Nomor 3. Stomata Diasitik Diasitik. Bila tiap sel stoma dikelilingi oleh dua sel tetangga yang dinding bersamanya

tegak lurus pada sumbu sel penutup (Hidayat, 1995, p. 69).

Nomor 3. Trichomata Non Gladular Trikoma non glandular (bersel tunggal) tidak memiliki sel kelenjar, bentuknya
dapat berupa rambut tunggal, rambut bercabang, rambut bintang, rambut sisik.
Trikoma dan stoma terbentuk dari protoderm. Keduanya merupakan epidermis
(Hidayat, 1995, p. 285).
Nomor 4. Trichomata Non Gladular Trikoma non glandular (berbentuk duri/rambut atau sisik/bintang) tidak memiliki
sel kelenjar, bentuknya dapat berupa rambut tunggal, rambut bercabang, rambut
bintang, rambut sisik. Trikoma dan stoma terbentuk dari protoderm. Keduanya
merupakan epidermis (Hidayat, 1995, p. 285).

A. Stomata
Stoma tumbuhan dikotil dibedakan atas tipe:
1. Anomositik, bila sel tetangga serupa dengan sel epidermis lainnya.
48
2. Anisositik, apabila sel penutup didampingi tiga sel tetangga yang tidak sama.

3. Parasitic, bila tiap sel penutup didampingi sat atau lebih sel tetamgga yang sumbu memanjangnya sejajar dengan sumbu sel penutup.
4. Diasitik. Bila tiap sel stoma dikelilingi oleh dua sel tetangga yang dinding bersamanya tegak lurus pada sumbu sel penutup.
5. Aktinositik, bila stoma dikelilingi oleh beberapa sel tetangga yang tersusun melingkar.

6. Pada tumbuhan monokotil tipe stoma dibedakan atas jumlah sel tetangga yang mengelilingi stomanya (Hidayat, 1995, pp. 69-70).

Fungsi stomata bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis.

2. Sebagai jalan penguapan (transpirasi)

3. Sebagai jalan pernafasan (respirasi)


Berdasarkan tipe penyebaran stomata pada daun, maka stomata dibedakan menjadi 5 tipe, antara lain:
1. Tipe apel atau murbei, dimana stomata didapatkan hanya tersebar pada sisi bawah daun saja, seperti pada apel, peach, murbei,
kenari, dan lain-lain.

2. Tipe kentang, dimana stomata didapatkan tersebar lebih banyak pada sisi bawah daun dan sedikit pada sisi atas daun, seperti pada
kentang, kubis, buncis, tomat, pea, dan lain-lain.

3. Tipe oat, yaitu stomata tersebar sama banyak baik pada sisi atas maupun pada sisi bawah daun, misalnya pada jagung, oat, rumput,
dan lain-lain.

4. Tipe lily hutan, yaitu stomata hanya terdapat pada epidermis atas saja,misalnya lily air dan beberapa tumbuhan air.

5. Tipe potamogeton, yaitu stomata sama sekali tidak ada atau kalau ada vestigial, misalnya pada tumbuh-tumbuhan bawah air (Susi
Sulistiana, 2016, p. 142).

49
Sedangkan berdasarkan pada keadaan letak sel penutup yang berbeda dapatmenentukan macam-macam stomata seperti:

1. Stomata phanerophore, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun, seperti pada tumbuh-tumbuhan
hidrophyt. Stomata yangletaknya dipermukaan daun ini dapat menimbulkan banyaknya pengeluaran secara mudah dan selain itu
epidermisnya tidak mempunyai lapisan kutikula.

2. Stomata kriptophore, yaitu stomata yang sel penutupnya berada jauh dipermukaan daun, biasanya terdapat pada tumbuhan yang
hidup di daerah keringyang dapat langsung menerima radiasi matahari. Dengan demikian fungsinya untuk mengurangi penguapan
yang berlebihan, membantu fungsiepidermis, mempunyai lapisan kutikula yang tebal serta rambut-rambut. Biasanya sering terdapat
pada tumbuhan golongan kaktus.

Selain itu juga terdapat tiga kategori sel penutup, yaitu (Hidayat, 1995, p. 285) :

1. Mesogen, sel penutup dan sel yang ada di dekatnya yang dapat berkembang atau tidak berkembang menjadi sel tetangga. Memiliki
asal yang sama.

2. Perigen, sel yang di dekat stomata yang tidak memiliki asal yang sama dengan sel penutup.

3. Mesoperigen, sedikitnya satu sel tetangga yang memiliki hubungan langsung dengan stomata, sementara sel yang lain tidak.

Fungsi stomata pada daun adalah sebagai tempat pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida, pengatur penguapan (Fahan, 1991,
p. 180).

B. Trikoma
Trikoma merupakan salah satu derivate epidermis yang berasal dari bahasa yunani yaitu rambut-rambut yang tumbu dan berasal dari
sel-sel epidermis dengan bentuk, susuna serta fungsinya yang memang bervariasi. Trikoma pad jaringan epidermis memiliki sifat khusus

50
sebagai daya pertahanan dari serangga yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak (nonsecretory) , kerapatan, panjang,
bentuk, dan ketegakan trikoma.

Struktur maupun morfologi trikoma memiliki keragaman dan dapat dijadikan sebagai kunci dari identifikasi marga, spesies, subspecies
dan varietas dari berbagai family yang diteliti (Veni Puspita Dewi, 2015).

Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:


1. Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)
a. Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae,
Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
b. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
c. Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum.
d. Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.
2. Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
Trikom ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya:
trikom sekresi garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar, dll
(Hidayat, 1995, p. 285).
Trikoma (jamak: trikomata) adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari satu lebih sel yang terdapat pada organ tumbuhan selain akar.
Sel-sel trikoma dapat mengadakan penebalan sekunder. Trikoma dapat digolongkan atas trikoma glandular (rambut berkelenjar) dan
trikoma nonglanular (bukan rambut kelenjar). Trikoma glandular memiliki sel kelenjar yang dapat mengeluarkan zat seperti garam, gula,
dan terpen. Trikoma non glandular tidak memiliki sel kelenjar, bentuknya dapat berupa rambut tunggal, rambut bercabang, rambut
bintang, rambut sisik. Trikoma dan stoma terbentuk dari protoderm. Keduanya merupakan epidermis (Hidayat, 1995, p. 73).

51
Daftar Pustaka

Fahan, A. (1991). Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press.

Hidayat, E. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.

Susi Sulistiana, L. E. (2016). ACCUMULATION OF LEAD (Pb) AND STRUCTURE OF LEAF STOMATA CROTON (Codiaeum variegatum Lam. Blume).
Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2.

Sutrian, D. Y. (1992). Pengantar anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta .

Veni Puspita Dewi, l. H. (2015). STUDI TRIKOMA DAUN PADA FAMILI SOLANACEAE SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOG. JURNAL PENDIDIKAN
BIOLOGI INDONESIA , VOLUME 1 NOMOR 2.

52
Lampiran Praktikum 4

Tabel Tipe Berkas Pembuluh

No. Tipe Berkas Definisi Karakteristik


Pembuluh
1. Radial Ikatan pembuluh radial. Pada akar, letak berkas xilem - Berkas pengangkut tipe menjari
bergantian dan berdampingan dengan berkas floem. Susunan - Xylem dan floem yang tersusun
seperti itu disebut susunan radial (Hidayat E. , 1995, p. 158). berseling menurut arah jari-jari.
- Susunan seperti ini terdapat pada akar
sewaktu xylem dan floem dalam
keadaan primer (Hidayat E. , 1995, p.
158).
2. Bikolateral Ikatan Pembuluh Bikolateral, seperti kolateral, namun - Antara xylem dan floem terdapat
terdapat floem di sebelah dalam xylem sehingga ada floem kambium
eksternal dan floem internal. Ikatan pembuluh seperti ini - Antara xylem dan floem dalam
ditemukan pada beberapa familia seperti Cucurbitaceae dan terdapat parenkim penghubung
Solanaceae (Hidayat E. , 1995, p. 158). Hal ini diperjelas - Floem disebelah dalam xylem
dengan pendapat (Iknatius, 2017) , bahwa pada korteks - Terdapat floem ekternal dan internal
terdapat berkas pembuluh kecil yang menyebar secara - Tipe bikolateral terdapat pada beberapa
melingkar terdiri atas berkas xilem dan berkas floem. dicotyledoneae, misalnya pada
solanaceae, cucurbitaceae,

53
asclepiadaceae, apocynaceae,
convolvulaceae, dan compositae
(Hidayat E. , 1995, p. 158).
3. Kolateral Terbuka Berkas kolateral terbuka antara xylem dan floem terdapat - Pada kolateral terbuka kambium
kabium, jaringan pengangkut berupa lingkaran (dikotil dan dibedakan menjadi dua yaitu kambium
gymospermae). Pada tipe kolateral terbuka, kambium fasikuler, bila kambiumnya terletak
merupakan penghubung antara xilem dan floem (Mulyani, dalam berkas pengangkut dan
2006, p. 189). Hal ini diperkuat dengan pendapat dari kambium interfasikuler bila
(Dickison W. C., 2000, p. 126) yang mengatakan bahwa kambiumnya terletak di luar berkas
berkas pembuluh jaringan aksial antara kelompok pengangkut
gymnospermae dan angiospermae dikotil sebenarnya - Kambium fasikuler berperan dalam
tersusun seperti cincin atau lingkaran yang terletak di perifer pembentukan floem ke arah luar dan
pada batang. xilem ke arah dalam
- Pembuluh jarinan aksialnya tersusun
seperti cincin atau lingkaran
- Antara xylem dan floem terdapat
kambium
- Biasanya terdapat pada batang dikotil
(Dickison W. C., 2000, p. 126).
4. Kolateral Tertutup Di antara xilem dan floem tidak terdapat kambium - kolateral tertutup, seringkali dikelilingi
melainkan terdapat parenkim penghubung, sehingga disebut oleh sklerenkim sehingga disebut
dengan tipe kolateral tertutup. Letak berkas biasanya kolateral tertutup fibrovaskuler atau
54
tersebar (monokotil) (Mulyanie, 2012). selundang berkas pengankut
- Berkas pengangkut tersebut tersebar
tidak teratur
- Biasanya terdapat pada batang
monokotil (Mulyanie, 2012).

55
Daftar Pustaka

Dickison, W. C. (2000). Integrative Plant Anatomy. San Diego: Academic Press.

Hidayat, E. (1995). Antomi Tumbuhan Berbiji . Bandung: ITB.

Iknatius, B. (2017). IDENTIFIKASI ANATOMI TUMBUHAN SIRIH HUTAN (Piper aduncum L). BIOLEARNING JOURNAL, Vol. 8 Hal. 53.

Mulyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan . Yogyakarta : PT Kanisius.

Mulyanie, E. R. (2012). POHON AREN SEBAGAI TANAMAN FUNGSI KONSERVASI. Jurnal Geografi, Volume 14 No.2.

56
Lampiran Praktikum 5

Tabel Tipe Berkas Pembuluh/Jenis Daun

No. Tabel Tipe Berkas Definisi Karakteristik


Pembuluh/Jenis
Daun
5. Tipe Berkas Ikatan pembuluh konsentris, amfikribal : Floem mengelilingi - Floem mengelilingi xylem
Pembuluh : xylem disebut konsentris amfikribal (Setjo, 2004, p. 88). Hal (amfikribal).
Konsentris ini diperkuat dengan pendapat dari (Sumardi, 1993, p. 68) - Ikatan pembuluh amfikribal sering
Amfikribral bahwa bila floem mengelilingi xilem disebut kosentris terdapat pada paku
amfikibral, yaitu misalnya pada batang tumbuhan - Terdapat sebagai ikatan pembuluh
Pterodophyta. kecil pada bunga , buah, dan biji
Angiospermae.
- Posisi floem mengelilingi xilem yang
terdapat di tengah stele (Hidayat E. ,
1995, p. 158).
- lapisan korteks yang mempunyai
berkas pembuluh kecil yang menyebar
secara melingkar bertipe konsentris
amfikribal (Intan Frasiandini, 2012).
6. Tipe Berkas Berkas kolateral terbuka: Bila antara xilem dan floem - Antara xilem dan floem terdapat
Pembuluh : terdapat kambium disebut kolateral terbuka, jaringan kambium

57
Kolateral Terbuka pengankut ini berupa jaringan pengangkut lingkaran (dikotil - Pada kolateral terbuka kambium
dan gymospermae) (Setjo, 2004). Hal ini diperkuat dengan dibedakan menjadi dua yaitu kambium
pendapat dari (Dickison W. C., 2000, p. 126) yang fasikuler dan kambium interfasikuler
mengatakan bahwa berkas pembuluh jaringan aksial antara bila kambiumnya terletak di luar
kelompok gymnospermae dan angiospermae dikotil berkas pengangkut
sebenarnya tersusun seperti cincin atau lingkaran yang - kambium fasikuler, bila kambiumnya
terletak di perifer pada batang yang disebut ikatan kolateral terletak dalam berkas pengangkut
terbuka . - kambium interfasikuler bila
kambiumnya terletak di luar berkas
pengangkut
- Kambium fasikuler berperan dalam
pembentukan floem ke arah luar dan
xilem ke arah dalam
- Pembuluh jarinan aksialnya tersusun
seperti cincin atau lingkaran
- Biasanya terdapat pada batang dikotil
(Dickison W. C., 2000, p. 126).
7. Tipe Daun : Daun dorsiventral, daun pada banyak dikotil dan sebagian - Permukaan atas daun ini (adaxil) dan
Dorsiventral monokotil bersifat dorsiventral yaitu memiliki permukaan permukaan bawah (abaxial) berbeda
atas (adaxil) dan bawah (abaxial) yang berbeda secara secara morphologis.
morphologis (Tjitrosoepomo, 1993, p. 69). - Anatomi Daun Dorsiventral: Persea
americana, Ficus
58
elastica, dan Mangifera indica.
- Palisade dua lapis yaitu tipe daun
dorsiventral (Eka Budi Mursafitri,
2016).
8. Tipe Daun : Daun Unifasial; struktur dikedua sisi daun sama atau - Daun ini tidak dapat dibedakan antara
Unifasial jaringan mesofil tersusun atas sel-sel yang seragam dan tidak jarngan palisade dan sponsnya.
terdiferensiasi menjadi palisade dan spons. - Anatomi Daun Isobilateral
daun unifasial banyak ditemukan pada Spesies Rumput- (Unifacial): Zea mays, Oryza
rumputan (poaceae). Daun isobilateral (Unifacial) tidak sativa, dan Triticum aestivum (Eka
dapat dibedakan antara jaringan palisade dan jaringan spons Budi Mursafitri, 2016).
(Tjitrosoepomo, 1993, p. 69).

59
Daftar Pustaka

Dickison, W. C. (2000). Integrative Plant Anatomy. San Diego: Academic Press.

Eka Budi Mursafitri, E. K. (2016). ANALISIS KEKERABATAN TANAMAN CINCAU DI KABUPATEN GIANYAR, TABANAN DAN
BADUNG BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI. JOURNAL OF BIOLOGY, VOL. 20 NO. 2.

Hidayat, E. (1995). Antomi Tumbuhan Berbiji . Bandung: ITB.

Intan Frasiandini, R. P. (2012). Struktur Morfologi dan Anatomi Syringodium Isoetifolium di Pantai Kondang Merak Malang. jurnal LenteraBio
, Vol. 1 No. 2: 67–74.

Setjo, S. d. (2004). Common Textbook: AnatomiTumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sumardi, I. (1993). Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung: ITB Press.

Tjitrosoepomo, G. ( 1993). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

60
Lampiran Praktikum 6

Tabel 1. Jenis Daun

Gambar Jenis Daun Definisi Contoh Tanaman


5 Unifacial Daun yang memiliki jaringan Jagung (Zea mays)
palisade dobel yaitu disisi atas Padi (Oryza sativa)
daun dan sisi bawah daun,
sesangkan sisi tengahnya diisi
oleh jaringan spons. Tidak
dapat dibedakan sel palisade
dan spons sehingga dikatakan
parenkim mesofil (Dewanto,
2007:24)

Isobilateral Diantara epidermis atas dan Pada tumbuhan xerofit


6 epidermis bawah seperti, kaktus, lidah buaya,
mengandung parenkim lili gurun, pohon kurma,
palisade saja, tidak ada spons adenium, dan pohon buah
(Pramudi, 2015:35) naga.

61
DAFTAR PUSTAKA

Dewanto, H. A., & Ermayanti, T. M. (2007). Karakter Anatomi Daun dari Kultur Tunas Artemisia annua
L. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 35(3).

Djuita, N. R. (2017). ANATOMI DAUN RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L.) DAN


KERABATNYA. Floribunda, 5(6).

Febriani, W., Suwono, H., & Sunarmi, M. P. (2013). Kegiatan Belajar 4 Jaringan Daun dan Sifat Totipotensi Tumbuhan.

Pramudi, T. A., Yenita, Y., & Primairyani, A. (2015). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERDASARKAN STUDI
KOMPARASI STRUKTUR ANATOMI DAUN TUMBUHAN XEROFIT,
HIDROFIT, DAN MESOFIT (Doctoral dissertation, Universitas Bengkulu).

Wulansari, T. Y. I., Agustiani, E. L., & Tihurua, E. F. (2020). STRUKTUR ANATOMI DAUN SEBAGAI BUKTI DALAM
PEMBATASAN TAKSON TUMBUHAN BERBUNGA: STUDI KASUS 12 SUKU TUMBUHAN BERBUNGA INDONESIA. Buletin
Kebun Raya, 23(2), 146-161.

62

Anda mungkin juga menyukai