Museum (Final)
Museum (Final)
Anggota kelompok:
Maria Auleria XII MIA 3/ 20
Nifangelyau, Maria Regina XII MIA 3/ 22
Putri Tamia D. XII MIA 3/ 25
Teresa Lisa XII MIA 3/ 31
Dilihat dari namanya yaitu Museum Pendidikan Nasional, tentunya museum ini berisi sejarah
dari pendidikan di Indonesia dari masa ke masa. Mulai dari alat yang digunakan saat
pembelajaran di zaman dulu, seragam serta buku pelajaran murid Indonesia dari masa ke
masa terdapat di sana. Di sana pengunjung dapat pula mengenal tokoh-tokoh pendidikan
Indonesia melalui patung serta gambar yang ada. Namun tak hanya itu, beberapa benda dari
zaman prasejarah hingga inovasi-inovasi zaman modern pun melengkapi koleksi museum.
Berikut merupakan sejarah serta koleksi-koleksi yang terdapat pada Museum Pendidikan
Nasional.
A. Sejarah Museum
Universitas Pendidikan Indonesia
sendiri didirikan dan diresmikan pada
tanggal 20 Oktober 1954 di Bandung oleh
Menterti Pendidikan dan Pengajaran yaitu
Muhammad Yamin. Lembaga ini semula
bernama Perguruan Tinggi Pendidikan
Guru(PTPG) yang didirikan dengan tujuan mendidik dan mencerdaskan bangsa
sebagai bagian penting dalam mengisi kemerdekaan. Selain itu, Indonesia juga perlu
guru yang bermutu serta bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yang merupakan akar dari terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Pada 7 Oktober
1999, melalui Keputusan Presiden RI no. 124 tahun 1999 nama lembaga ini menjadi
Universitas Pendidikan Indonesia.
Ada dua teknik pencetakan logam yaitu bivolve dan a cire perdue. teknik bivolve dilakukan
dengan cara menggunakan cetakan-cetakan batu yang dapat dipergunakan berulang kali.
cetakan terdiri dari dua bagian yang diikat. Ke dalam rongga cetakan itu dibuka setelah
logamnya mengering. teknik kedua adalah dengan a cire perdue atau istilah lainnya cetak
lilin. cara yang dilakukan yaitu dengan membuat cetakan model benda dari lilin. cetakan
tersebut kemudian dibungkus dengan tanah liat. setelah itu tanah liat yang berisi lilin itu
dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang yang telah dibuat. maka terjadilah benda
tanah liat bakar yang berongga. bentuk rongga itu sama dengan bentuk lilin.
Pisau Pengrupak
atau disebut juga pengutik adalah
alat tulis untuk menulis di atas daun
lontar.
Seni Menulis di Daun Lontar
1. Peralatan yang dibutuhkan seperti,
daun lontar, prukpak, dulang, kasur
tangan, pengasah, dan kemiri gosong.
2. Letakkan daun lontar di tangan kiri,
persiapkan beberapa lembar.
3. Mulai menulis dengan cara
menggerakkan prukpak ke kanan, jari
manis tangan kanan akan mendorong
otomatis daun lontar ke kiri.
4. Layaknya orang tengah bermeditasi,
jari lebih banyak bekerja.
● Murid-murid
Karena siswa adalah pengemban hari depan Indonesia dalam rangka “kemakmuran bersama
Asia Raya”, kepada murid-murid dikenakan ketentuan dan indoktrinasi ketat. kepada mereka
antara lain dibebankan kewajiban dan keharusan sebagai berikut:
Pendidikan Indonesia saat itu menggunakan Rentjana Pendidikan 3 Boelan Boeat Tjalon-
tjalon Teristimewa dari “Barisan Pemoeda Asia Raja”.
Sekolah kejuruan antara tahun 1950 sampai 1990 merupakan sekolah yang diperuntukkan
bagi para siswa yang memiliki keminatan pada keterampilan khusus seperti antara lain
keguruan (SPG, SGO, SGA), ekonomi (SMEP, SMEA), pertanian (SPMA), farmasi (SMF),
teknik (ST, STM), dan keputrian (SKP, SKKA).
Terdapat pula salah satu sekolah yang menghasilkan tenaga pendidik Agama Islam untuk
tingkat sekolah dasar.
SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) terdapat beberapa jurusan yaitu diantaranya
akuntansi, manajemen, administrasi, atau bisnis.
Sekolah Menengah Farmasi (SMF) adalah sekolah menengah kejuruan di Indonesia untuk
mendidik asisten apoteker. pada awalnya, pendidikan kesehatan ditujukan untuk melatih dan
mendidik tenaga pribumi untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
yang dibutuhkan.
Di era tahun 1950 hingga tahun 1970, angkutan yang paling populer digunakan oleh para
guru, baik guru wanita maupun pria adalah sepeda dengan kelengkapan tas kerjanya. dengan
alat transportasi sederhana itu guru terus mengayuh dan memacu semangat pengabdian
mendidik anak-anak bangsa.
Dewi Sartika amat gigih dalam memperjuangkan nasib dan harkat kaum perempuan. pada 16
Januari 1904, dia mendirikan Sakola Istri atau sekolah untuk perempuan di Bandung. pada
tahun 1910, Sakola Istri berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri. pada tahun 1913,
berdiri pula organisasi Kautamaan Istri di Tasikmalaya. organisasi ini menaungi sekolah-
sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika. pada tahun 1929, Sakola Kautamaan Istri diubah
namanya menjadi Sekolah Raden Dewi dan oleh pemerintah Hindia Belanda dibangunkan
sebuah gedung tepatnya tanggal
11 September 1947, Dewi
Sartika yang sudah lanjut usia
wafat di Cinean, Jawa Barat.
setelah keadaan aman,
makamnya dipindahkan ke
Bandung. berdasarkan Surat
Keputusan Presiden RI No.
152/1966, Dewi Sartika
diangkat sebagai pahlawan
kemerdekaan nasional.
merupakan versi pertama dari mesin tik perkins, karena saat ini perkins braille mempunyai
versi yang lebih canggih dengan fitur yang lebih beragam.
Tongkat Penuntun untuk Pelatihan Tunanetra adalah tongkat penuntun model lama yang
dipergunakan untuk membantu mereka yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan
(tunanetra), bukan sebagai penopang berat badan. Fungsinya antara lain agar para tunanetra
dapat mengetahui batas jalan atau mengetahui adanya sesuatu yang mungkin bisa mereka
langgar. sekarang sudah banyak ditemui tongkat penuntun dengan berbagai variasi model
yang lebih praktis.
UPI
Pada museum ini terdapat lantai khusus mengenai Universitas Pendidikan Indonesia, dari
sejarahnya, hingga perencanaan pembangunan untuk ke depannya.
Selain itu terdapat pula teknologi-teknologi dalam berbagai bidang, misalnya virtual reality
untuk pembelajaran praktikum pada Kimia, serta alat-alat percobaan yang menggunakan
prinsip fisika. Tak hanya itu terdapat pula teknologi-teknologi lainnya dalam bidang
informatika, serta program-program yang interaktif yang dapat dicoba oleh pengunjung.
Gambar tersebut menunjukkan teknologi-teknologi interaktif yang dapat dicoba oleh
pengunjung.
Kunjungan ini mengingatkan kami kembali akan betapa sulitnya mendapat pendidikan di
zaman dulu, dan sekarang kami dapat dengan mudahnya mengenyam pendidikan. Pendidikan
merupakan kunci dari perubahan, seperti pada zaman dahulu dikala golongan terpelajar
membawa perubahan dan kebangkitan dari masa ke masa. Kami jadi termotivasi kembali
untuk menjalani pendidikan kami dengan sebaik-baiknya agar dapat membawa bangsa
Indonesia menjadi lebih baik lagi di masa depan. Kami termotivasi untuk selalu semangat
belajar, karena dengan belajar, kami mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang selalu
berguna bagi kami, sekecil apapun itu.