Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN DAN PENGKAJIAN PADA LEHER

1. Pemeriksaan leher berorientasi pada beberapa hal:


 M. Sternokleidomastoideus
Dalam anatomi manusia, otot Sternokleidomastoideus, juga dikenal sebagai Sternomastoid
dan biasa disngkat SCM, adalah otot pasangan dalam dangkal lapisan anterior sebagian dari
leher. Karena berfungsi untuk melenturkan dan memutar kepala.
Hal ini juga bertindak sebagai otot aksesori inspirasi, Bersama dengan sisi tak sama Panjang
otot leher.
 Trakea
Trakea merupakan organ pernafasan berbentuk tabung yang panjangnya sekitar 12 cm
dimulai dari pangkal laring sampai pada percabangan. Trakea disebut juga tenggorokan,
terletak di rongga dada yang bersebelahan dengan esophagus. Trakea berperan
menghantarkan udara pernafasan dari laring ke paru-paru. Trakea mengadakan percabangan
percabangan dikotom yang memasuki paru-paru pada bagian pangkal yang disebut bronkus.
 Manubrium sterni
Manubrium sterni (kepala tulang dada), membentuk persendian dengan tulang selangka,
klavikula dan tulang rusuk pertama.
 Organ-organ arteri / vena / kelenjar yang terdapat sekitar leher, seperti arteri karotis, vena
jugularis kelenjar tiroid, dan kelenjar parotis.

2. Prosedur Pengkajian dan Nilai Normal


 Kelenjar Tyroid
Inspeksi :
Pasien tengadah sedikit, telan ludah, catat : bentuk dan kesimetrisan
Palpasi :
Pasien duduk dan pemeriksa di belakang, jari tengah dan telunjuk ke dua tangan ditempatkan
pada ke dua istmus, raba disepanjang trachea muali dari tulang krokoid dan kesamping,
catat : adanya benjolan ; konsidstensi, bentuk, ukuran.
Auskultasi :
Tempatkan sisi bell pada kelenjar tyroid, catat : adanya bising ( normal : tidak terdapat )
 Trakhea
Inspeksi :
Pemeriksa disamping kanan pasien, tempelkan jari tengah pada bagian bawah trachea, raba
ke atas dan ke samping, catat : letak trachea, kesimetrisan, tanda oliver ( pada saat denyut
jantung, trachea tertarik ke bawah ),
Normalnya : simetris ditengah.
 JVP ( tekanan vena jugularis )
Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan batas atas denyut vena jugularis,
beritahu pasien merubah posisi ke duduk dan amati pulsasi denyut vena. Normalnya : saat
duduk setinggi manubrium sternum.
Atau
Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan titik nol ( titik setinggi manubrium s. )
dan letakkan penggaris diatasnya, tentukan batas atas denyut vena, ukur tinggi denyut vena
dengan penggaris.
Normalnya : tidak lebih dari 4 cm.
 Bising Arteri Karotis
Tentukan letak denyut nadi karotis ( dari tengah leher geser ke samping ), Letakkan sisi bell
stetoskop di daerah arteri karotis, catat adanya bising. Normalnya : tidak ada bising.

Anda mungkin juga menyukai