DISUSUN OLEH :
MUSLIMIN
M012019064
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Aalaamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang
telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Dimesi Organisasi dan Pengelolaan Kesekretariatan” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, mungkin saja dalam banyak tulisan, ketikan,
rangkain kalimat ditemukan kesalahan, maka semua itu kelemahan penulis,
sedangkan kebaikan yang ada hanya semata-mata petunjuk dan kecerahan berfikir
yang diberikan Allah yang maha mengetahui. Kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini ini diucapkan terima kasih. Selamat membaca,
somoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Organisasi
Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang
merupakan wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran
organisasi memiliki banyak komponen yang melandasi diantaranya terdapat banyak
orang, tata hubungan kerja, spesialis pekerjaan dan kesadaran rasional dari anggota
sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi mereka masing-masing. Menciptakan
organisasi yang semakin efektif, efisien, dan produktif merupakan salah satu
tantangan yang dihadapi manusia masa depan dan yang perlu dicermati adalah
bagaimana sehingga mutu dan pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan benar-
benar terpenuhi. Pelayaan yang dilakukan oleh organisasi yang baik haruslah sesuai
dengan tuntutan zaman yang semakin dinamis. Tuntutan pelanggan akan terus-
menerus berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kemajuan global yang pesat dalam berbagai bidang telah membentuk
harapan baru dari warga negara dalam menuntut haknya untuk mendapatkan
pelayanan publik. Untuk itu organisasi sebagai pelayan publik dituntut untuk
merevitalisasi cara mereka memberikan pelayanan publik. Pelayanan publik
diharapkan untuk dapat memberikan dampak perubahan kearah perbaikan bagi
setiap warga negara, sehingga penting bagi pemerintah untuk melakukan langkah
perkembangan yang revolusioner. Karena setiap pelayanan publik yang efektif dan
efisien adalah kunci dari pembangunan yang mampu memberikan kesempatan dan
harapan untuk masa depan dengan memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
keselamatan, perumahan yang layak, pekerjaan yang bermartabat, akses pelayanan
kesehatan yang baik dan memperoleh pelayanan pendidikan yang baik pula.
Salah satu tokoh manajemen modern dipenghujung abad ke-20, sekelas
Drucker (1999:80) menjelaskan bahwa kebijakan bagi pemimpin perubahan adalah
mengorganisasikan peningkatan mutu. Suatu perubahaan atau lembaga secara
internal dan eksternal membutuhkan untuk meningkatkan secara sistematis dan
berkelanjutan: produk dan pelayanan, proses produksi, pemasaran, pelayanan,
teknologi, pelatihan dan pengembangan orang-orang dan penggunaan informasi.
Organisasi membutuhkan peningkatan untuk masa kini dan masa depan.
Peningkatan berkelanjutan mensyaratkan keputusan utama, baik bidang yang
berkenaan dengan kinerja. Sebab jika kinerja ditingkatkan, maka tentu saja perlu
dipahami bagaimana peran kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja organisasi.
Hal ini harus dimulai dari peran kepemimpinan mengembangkan visi, misi dan
rencana strategi untuk mengarahkan perubahan yang bermakna dalam tubuh
organisasi.
Dimensi organisasi berkenaan dengan siapa atau kelompok mana yang harus
mengimplementasikan atau mengerjakan apa yang telah diputuskan. Ada 5 (lima)
aspek yang mendukung dimensi organisasi yakni, Aspek pertama yang ditekankan
adalah pembagian tugas,fungsi dan tanggung jawab dalam bekerja baik secara
vertikal (mulai dari jabatan paling atas sampai paling bawah) maupun horisontal
(berbagai unit-unit atau bidang-bidang yang dibentuk). Aspek kedua yang tidak kalah
penting adalah apakah pihak yang mengerjakan pekerjaan tersebut mampu atau
memiliki kompetensi yang memadai dalam mengerjakannya. Aspek ketiga adalah
apakah ada keseimbangan antara otoritas dalam mengerjakan suatu tugas dengan
kemampuan dalam mengerjakan tugas tersebut. Aspek keempat yaitu merebaknya
gejala “Parkinson” atau “Raising Pyramid, dimana jumlah orang yang menangani
suatu pekerjaan terus diperbesar jumlahnya meskipun besarnya beban dan
kompleksitas yang dikerjakan itu relatif tetap. Aspek kelima yang tidak kalah penting
yaitu apakah ada upaya berkesinambungan untuk menilai efektivitas dari organisasi
publik yang ada, termasuk unit-unit yang ada didalamnya.Upaya ini sangat jarang
dilakukan di tanah air, akibatnya tidak diketahui apakah desain organisasi publik
sudah tepat atau tidak.
Salah satu usaha untuk menjamin adanya fleksibilitas dan stabilitas dalam
rangka pengembangan organisasi, maka bentuk organisasi harus diusahakan
sesederhana mungkin.Dalam perkembangannyasampai sekarang ini pada pokoknya
ada enam (6) macam bentuk organisasi yang masing-masing mempunyai
kebaikandan keburukkanya. Keenam macam bentuk itu ialah, Organisasi Lini,
Organisasi Funsional, Organisasi Lini dan Staff Organisasi Fungsional dan Lini.
Dalam sebuah organisasi tentu pasti banyak konflik yang berkaitan dengan
perbedaan pendapat antara anggota dalam sebuah kelompok, banyaknya anggota
dalam sebuah kelompok sangat riskan adanya perbedaan pandangan, pemikiran
untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah di sepakati sebelum membangun sebuah
kelompok atau organisai untuk mencengah terjadinya konflik yang berkepanjangan
yang dapat membuat bubarnya sebuah organisasi ada beberapa cara untuk
mengatasi konflik dalam sebuah kelompok, antara lain :
a. Penentuan kebijakan yang berlaku bagi pegawai bawahan secara adil, yaitu
mengenai peraturan penempatan pegawai yang sesuai dengan kecakapan
dan kemampuan (rule of the place).
b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan
dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.
c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam
menjalankan pekerjaan.
d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah.
e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih
mengerahkan dan mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai bawahan.
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada setiap orang untuk
menjadi lebih baik, harus ada motivasi atau semangat kerja. Hal ini sangat penting
bagi sekretaris terutama sekretaris eksekutif atau manajer karena mereka
mempunyai tugas ganda, yaitu tugas terhadap kegiatan pimpinan sehari-hari dan
tugas terhadap koordinasi maupun pengendalian bawahan. Seorang sekretaris tidak
akan mencapai hasil yang baik tanpa adanya kerja sama pada semua pihak. Faktor-
faktor yang penting dan mempengaruhi jalannya kerja sama sekretaris terhadap
pihak lain, sebagai berikut :
2. Integrasi, yakni terciptanya sistem kerja yang menyatu dan terpadu secara
sistematik sehingga setiap pihak sangat saling terkait.
Dr. Halim, S.H,M.H, Materi Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI),
STIA - LAN Makassar, 2019.
H. Muhammad Rifai, Muhammad Fadli, Manajemen Organisasi, citapustaka media perintis, Medan
2013.
H. A.Yunus, Wahyuddin Nawawi, Teori Organisasi, unit penerbit Universitas Majalengka, 2013.
J.Winardi, Teori Organisasi dan Pengeorganisasian, divisi buku Perguruan Tinggi, Jakarta 2006.
Bahrur Sosyidi Duraisy, Manajemen Administrasi, https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com
http://yunisafitrianjarsari.blogspot.com/2013/10/dimensi-organisasi_31.html
http://sitisarahsuhendri.blogspot.com/2015/09/cara-mengatasi-konflik-internal-sebuah.html